Anda di halaman 1dari 13

Nama : Nurul Izlah Th.

Abas
Nim : 156401010007
Mata kuliah : Agama Islam/ BK.A

JAWABAN

1.

Karena tugas utama manusia selain menjadi khalifah yaitu beribadah kepada Allah SWT.
Manusia Allah turunkan ke bumi dengan segala fasilitasnya yang telah Allah sediakan
dan tentunya bukan untuk dipergunakan begitu saja, melainkan untuk dijaga,
dilestarikan, dimanfaatkan keberadaannya. Yang menjadi pertanyaannya di sini mengapa
hanya manusia saja yang menjadi khalifah mengapa bukan malaikat?. Karena sama
sama makhluk ciptaan allah meskipun malaikat mempunyai kelebihan yang sangat luar
biasa dan sangat mematuhi perintah Allah, alasannya karena malaikat menyaksikan
kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut pandangan
malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah, malaikat
beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi adalah dirinya. Malaikat
merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah, karena pada dasarnya Allah
lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat, menurut dalil mengapa
manusia pantas menjadi khalifah di bumi ini di bandingkan malaikat penjelasan dalil
dalam surat Tafsir ayat 30-33 :






30 ]
Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau
hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan
darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ?
Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
2.

Tujuan manusia beragama adalah Bertuhan. Artinya permasalahan pertama yang dijawab
oleh agama yaitu penjelasan mengenai siapa tuhan yang sebenarnya, bagaimana sifat-

sifatnya. Lebih jauh agama menjelaskan apa yang dikehendaki oleh tuhan kepada
manusia, dan bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku di muka bumi ini.
Sejarah munculnya agama yaitu jika orang-orang yang mengikuti petunjuk disebut
muslim (artinya tunduk, patuh, berserah diri mengikuti aturan Tuhan) sedangkan orang
yang tidak mengikuti disebut kafir (artinya menolak, mengingkari atau mendustakan).
Pada saat itu Adam, Hawa dan anak keturunannya menerima dan mengikuti petunjuk
yang diterimanya dari Tuhan, sementara Iblis tetap tidak mau mengikuti bahkan terus
saja berusaha mempengaruhi anak cucu Adam untuk menentang aturan yang ada dalam
petunjuk Tuhan tersebut. Jadi agama merupakan petunjuk Tuhan kepada manusia agar
manusia tahu apa yang mesti dikerjakannya semasa di dunia, sehingga kelak bisa
selamat kembali kepada Tuhannya. Ketika petunjuk yang diturunkan Tuhan itu disalin ke
dalam tulisan, menjadi sebuah buku, maka buku itulah yang disebut Kitab Suci. Bentuk
yang lebih sederhana dari sebuah kitab biasa disebut sukhuf atau lembaran-lembaran.
Diantaranya yang terkenal adalah sukhuf Ibrahim dan sukhuf Musa. Sedangkan Kitab
Suci yang disebutkan di dalam Quran adalah Taurat Musa, Zabur Daud, Injil Isa dan
Quran.
3.

Menurut pendapat saya itu bisa saja terjadi karena yang mati itu jasadnya bukan ruhnya,
contoh jika orang yang sudah diletakkan di kuburan orang yang meninggal itu bisa
mendengar suara sandal kita yang mengantarkan, itu berarti orang yang sudah meninggal
bisa saja menemui keluarganya mungkin saat didoakan, memperingati hari kematiannya
dan lain sebagainya. Dalilnya sbb : Diriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas
radhiyallahu anhuma, beliau menjelaskan tafsir ayat tersebut,








Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka
saling mengenal sesuai yang Allah kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke
jasadnya, Allah menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan
ruh orang yang masih hidup ke jasadnya. (Tafsir At-Thabari 21/298, Al-Qurthubi 15/260,
An-Nasafi 4/56, Zadul Masir Ibnul Jauzi 4/20, dan beberapa tafsir lainnya).
4. Menurut pendapat saya, saya mengambil dari ajaran islam bahwasannya jika kita
mengingat bahwa rukun iman ada 6 :

Percaya kepada Allah

Percaya kepada Rasul Allah

Percaya kepada Malaikat Allah

Percaya kepada kitab Allah

Percaya kepada hari akhir atau hari kiamat

Percaya kepada qadha dan qadhar

Dan disini bisa kita lihat dari ke-enam pilar ini, yang pertama kita harus mempercayai
adanya Allah swt yang mana seluruh alam beserta isinya itu adalah milik Allah, dan itu
pun bersifat sementara tetapi sebagai seorang muslim sudah hak mutlak atau hal yang
paten bahwa kita mempercayai adanya Allah, kita tidak hanya mempercayai saja tapi juga
mengimani dalam bentuk misalnya :
Mentauhidkan Allah, bertaqwa, shalat, dan mempercayai bahwa semua seisi alam ini
adalah ciptaan Allah, memang di dunia ini tidak semua orang beragama islam tetapi
setidaknya disini kita mempercayai adanya tuhan, yang mana telah memberi kita
kehidupan dan masih bisa melakukan aktivitas yang lainnya, dan di sini yang menjadi
pertanyaannya adalah mengapa masih ada orang yang atheis yang mana artinya sama
sekali tidak mempercayai adanya tuhan. Yang pertama kali mengaku sebagai ateis
muncul pada abad ke-18. Pada zaman sekarang, sekitar 2,3 % populasi dunia mengaku
sebagai ateis, manakala 11,9 % mengaku sebagai nonateis. Sekitar 65 % orang Jepang
mengaku sebagai ateis, agnostik, ataupun orang yang tak beragama, dan sekitar 48 %-nya
di Rusia. Ini sudah menunjukan bahwa apa yang dijelaskan di no. 1 bahwa manusia
sebagai khalifah adalah untuk mengatur atau menjadi pemimpin di bumi ini karena
manusia suka membuat kerusakan. Dapat disimpulkan bahwa manusia tidak hanya
merusak alam saja, namun orang orang atheis ini juga rusak dalam moralnya karena
tidak menyadari bahwa tuhan itu ada, memang Tuhan tidak bisa dilihat oleh kasat mata
manusia, tetapi dapat dirasakan bahwa Tuhan itu selalu ada untuk kita, dimanapun dan
kapanpun, lalu bagaimana dengan konsep pemahaman orang atheis?
Pemahaman orang atheis mengenai ketuhanan ialah sesuatu yang di luar diri manusia itu
tidaklah ada, mereka memetingkan sesuatu yang hanya dapat dilihat dengan panca indra.
Terkadang diakibatkan juga oleh proses pencarian tuhan yang tidak dibekali dengan ilmu.
5. Pendapat saya bahwasanya, terkadang orang mempunyai alasan tersendiri, mengapa
seseorang itu harus menutupi keyakinannya?,

Manusia pada dasarnya pasti melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak
disengaja. Jadi, jika manusia melupakan adanya tuhan yang memberikannya kesenangan
ia melupakan adanya tuhan, dan jika diberi kesusahan ia akan mengingat. Mungkin ada
beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya hal tersebut missal: terlena dengan harta
duniawi, bersenang senang / dugem (dunia gemerlap) dan lain sebagainya, jadi untuk
lebih dekat dengan Allah dan menjauhi laranganNYA, maka kita harus membentengi diri
kita dengan iman dan taqwa kepada Allah dan berusaha menjauhi segala larangannya
6. Salah satu dalil tentang proses kejadian manusia adalah Surah Al-Hajj ayat 5



Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur)
kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
Pada ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya
dan kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai berikut:
1. Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari tanah.
Kemudian dari Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis ini berkembang biak
manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan
Allah berasal dari sel mani, yaitu perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam
rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan yang
dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan ada
yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain. Semuanya itu berasal
dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika
dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah.
2. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari nuthfah. Yang dimaksud
dengan nuthfah ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beriburibu sperma yang tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar.
Salah satu dari sperma ini bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan
perantaraan persetubuhan yang dilakukan oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan
sperma dan ovum ini merupakan perkawinan yang sebenarnya, dan pada waktu itulah
terjadi proses pertama dari kejadian manusia yang serupa terjadi pula pada binatang.

3. Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergantung pada dinding rahim si ibu
dan setelah beberapa lama berubah menjadi segumpal darah.
4. Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
5. Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacad dan
kekurangan pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging
yang tidak sempurna, terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna
dan tidak sempurna inilah menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia,
perbedaan tinggi dan pendeknya manusia dan sebagainya. Proses kejadian nuthfah
menjadi alaqah adalah empat puluh hari, dari alaqah menjadi mudghah
(segumpal daging) juga empat puluh hari. Kemudian setelah lewat empat puluh hari
sesudah ini, Allah s.w.t meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal, bahagia dan
sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadits:
Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul
dalam perut ibunya selama 40 malam, kemudian menjadi segumpal darah selama itu
(pula) lalu menjadi segumpal daging selama itu (pula) kemudian Allah mengutus
malaikat, setelah Allah meniupkan ruh ke dalamnya. maka malaikat itu
diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu menuliskan rezekinya,
ajalnya. amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim)
6. Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih kecil itu dari
dalam rahim ibunya. Masa kandungan yang sempurna ialah sembilan bulan, tetapi jika
Allah menghendaki masa kandungan itu dapat berkurang menjadi enam bulan atau
lebih dan ada pula yang lebih dari sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu
manusia dalam keadaan lemah, baik jasmani maupun rohaninya, lalu Allah
menganugerahkan kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit, bertambah lama
bertambah besar, hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian sampai masa dewasa.
Pada masa manusia sempurna jasmani dan rohaninya, badannya sedang kuat,
pikirannya sedang berkembang, kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang
diingininya sedang ada pula. Kemudian manusia menjadi tua, bertambah lama
bertambah lemah, seakan-akan kembali lagi kepada masa kanak-kanak dan menjadi
pikun, akhirnya iapun meninggalkan dunia yang fana ini; ada di antara manusia yang
meninggal sebelum mencapai umur dewasa, ada pula yang meninggal di waktu
dewasa dan ada yang diberi Allah umur yang lanjut, sampai tua bangka.
Pendapat saya tentang manusia yang berasal dari kera yaitu Orang yang meyakini hal itu
adalah kafir, karena ia telah mempersekutukan Allah dalam rububiyah (seperti,
pengaturan alam semesta). Bahkan ia lebih kafir dibandingkan kebanyakan kaum
musyrikin yang telah mempersekutukan Allah bersama yang lain dalam uluhiyah
(penyembahan dan ibadah) seperti yang dikemukakan oleh darwin bahwasannya manusia
berasal dari kera. Jika manusia itu memang berasal dari kera, lalu kera itu berasal dari
mana? Kalau semua hewan melalui proses evolusi apakah ada sumber asal dari satu
makhluk? Apakah tanaman juga mengalami proses (evolusi) perubahan? Mengapa kita
tidak pernah melihat proses perubahan pada hewan dan tumbuhan?. Kita harus
membatahnya. Jawabnya mudah. Mana bukti yang dialami kera dalam proses menjadi
manusia? Mengapa kera yang ada sekarang tidak berproses menjadi manusia?

Ada. Mahluk yang diciptakan Allah selain manusia sebelum nabi Adam AS. Adalah
malaikat dan jin.
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan Allah khusus untuk 'membantu' Allah
mengurus alam semesta ciptaanNya. Bukan berarti Allah 'kewalahan' dalam mengurus
alam semesta ini dan kemudian butuh bantuan malaikat. Allah berfirman dalam surat
arrahman ayat 29 bahwa Dia selalu dalam kesibukan mengurusi alam semesta.

Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan.
Begitupula Allah berfirman dalam Surat al baqarah ayat 34.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada
Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah: 34).
Allah Ta`ala menciptakan malaikat dari cahaya. Hal tersebut sebagaimana terdapat dalam
hadits dari Ummul Mu`minin `Aisyah radhiyallah `anha, dia mengatakan bahwasanya
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: Malaikat diciptakan dari cahaya.
(HR. Muslim) .
Jin adalah makhluk Allah yang diciptakan sesudah malaikat. Jika malaikat berbadan
cahaya, maka badan Jin dibuat Allah dari nyala api yang sangat panas, lantas ditiupkan
RuhNya. Allah berfirman dalam QS. Al-hijr: 27

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.
Dengan kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas. la.memiliki kualitas dan
tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan malaikat. Badan malaikat sangat ringan,
sehingga bisa melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi, tetapi jin memiliki badan
yang lebih berat dan lebih lamban.
Dan yang paling membedakan antara jin dan malaikat adalah dimensinya. Malaikat adalah
makhluk berdimensi 9 yang hidup di langit ke tujuh, sedangkan jin adalah makhluk
berdimensi 4 yang hidup di langit kedua. Malaikat bisa masuk menjelajah alam jin, tetapi
sebaliknya jin tidak bisa memasuki dunia malaikat. Karena itu, Al Qur'an
menggambarkan, kadang kadang jin mencoba mengintip dan mencuri dengar informasi
dari alam malaikat, sebagaimana ayat berikut ini. QS.Ash Shaaffaat:10

akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia
dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
7. Dalam membudayakan ilmu yang dilakukan seseorang itu berbeda beda baik metode
pembelajaran maupun rencana pembelajaran yang dilakukannya, dan untuk upaya
membudayakan ilmu agar dapat diterima oleh siswa dapat dilakukan dengan cara :
Memberikan kenyamanan dalam pembelajaran pada siswa (misal saat siswa merasa jenuh
dalam lingkungan kelas) dan memilih melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) di
luar kelas.
8. Kata ijtihad berasal dari kata ijtahada yajtahidu ijtihadan yang berarti mengerahkan
segala kemampuan untuk menanggung beban. Menurut bahasa, ijtihad artinya
bersungguh-sungguh dalam mencurahkan pikiran. Sedangkan menurut istilah pengertian
ijtihad adalah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara bersungguh-sungguh untuk
menetapkan suatu hukum. Oleh karena itu, tidak disebut ijtihad apabila tidak ada unsur
kesulitan di dalam suatu pekerjaan. Secara terminologis, berijtihad berarti mencurahkan
segenap kemampuan untuk mencari syariat melalui metode tertentu. Ijtihad dipandang
sebagai sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al-Quran dan hadis, serta turut
memegang fungsi penting dalam penetapan hukum Islam.
Tidak semua orang menerima ijtihad dikarenakan ijtihad adalah masalah bakat (malakah)
yang ada pada seseorang yang dengannya dia mampu menarik hukum (istinbath) dari
sumber-sumbernya (kitab Rasail, karya imam Khumainy), maka tidak realistis kalau
semua muslim harus berijtihad. Karena setiap orang mempunyai bakat dan
kecenderungan yang berbeda-beda. Sangat tidak realistis seseorang yang sangat sibuk
dengan keahliannya dalam bidangnya seperti dokter, insinyur, dan lainnya dituntun untuk
berijtihad. Demikian pula seorang buruh yang bersusah payah membanting tulang untuk
mencari nafkah seharian penuh, dituntut berijtihad. Oleh karena itu, ijtihad tidak
diharuskan untuk setiap muslim, akan tetapi seorang yang mempunyai bakat dan
kemampuan karena penguasaannya terhadap beberapa disiplin ilmu.
Contoh ijtihad yaitu tentang bayi tabung, pada zamannya Rasulullah bayi tabung belum
ada. Akhir-akhir ini bayi tabung dijadikan solusi oleh orang yang memiliki masalah
kesuburan, jadi dengan cara ini berharap dapat memenuhi pemecahan masalah agar dapat
memperoleh keturunan. Para ulama telah merujuk kepada hadits-hadits agar dapat
menemukan hukum yang telah dihasilkan oleh teknologi ini, dan MUI menyatakan bahwa
bayi tabung dengan sperma dan ovum suami istri yang sah hukumnya Mubah (boleh).

Karena hal ini merupakan ikhtiar yang berdasarkan agama. Allah sendiri mengajarkan
kepada manusia untuk selalu berusaha dan berdoa. Sedangkan para ulama melarang
penggunaan teknologi bayi tabung dari suami istri yang menitipkan ke rahim perempuan
lain, jika ada yang demikian maka hal ini memiliki hukum haram. Alasannya karena akan
menimbulkan masalah yang rumit dikemudian hari terutama masalah warisan. Dalam
islam, anak yang berhak mendapatkan warisan adalah anak kandung.
Ijma' artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum
hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi.
Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk
kemudian dirundingkan dan disepakati. Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan
bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
Contoh Ijma :

Yaitu penetapan awal ramadhan dan syawal berdasarkan ruyatul hilal.

Nenek mendapat harta 1/6 dari cucunya.

Hak waris seorang kakek dalam hal seseorang meninggal dengan meninggalkan anak

dan ayah yang masih hidup.


Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu
perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan
dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga
dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal
hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya.
Beberapa definisi qiyas (analogi)
1. Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada cabangnya, berdasarkan titik
persamaan di antara keduanya.
2. Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui suatu persamaan
di antaranya.
3. Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di dalam [Al-Qur'an]
atau [Hadis] dengan kasus baru yang memiliki persamaan sebab (iladh).
4. Menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu hal yg belum di terangkan oleh al-qur'an
dan hadits.
Contoh qiyas :

Setiap minuman dan makanan yang memabukkan disamakan dengan khamar, ilatnya
sama-sama memabukkan.

Harta anak wajib dikeluarkan zakat disamakan dengan harta dewasa. Menurut Syafii
karna sama sama dapat tumbuh berkembang dan dapat menolong fakir miskin.

Beberapa definisi Istihsan


1. Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fqih (ahli fikih), hanya karena dia merasa hal
itu adalah benar.
2. Argumentasi dalam pikiran seorang fqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan
olehnya
3. Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang banyak.
4. Tindakan memutuskan suatu perkara untuk mencegah kemudharatan.
5. Tindakan menganalogikan suatu perkara di masyarakat terhadap perkara yang ada
sebelumnya
Istihsan menurut bahasa berarti menganggap baik atau mencari yang baik. Menurut ulama
ushul-fiqh, ialah meninggalkan hukum yang telah ditetapkan kepada hokum yang lainnya,
pada suatu peristiwa atau kejadian yang ditetapkan berdasar dalil syara. Jadi istihsan
adalah salah satu cara atau sumber dalam mengambil hukum islam. Berbeda dengan AlQuran, Hadits, Ijma dan qiyas, yang kedudukannya sudah disepakati oleh para ulama
sebagai sumber hukum islam, istihsan adalah salah satu metodologi yang digunakan
hanya oleh sebagian ulama, tidak semuanya.
Contoh istihsan, menurut madzhab Abu Hanifah, bila seorang mewaqafkan sebidang
tanah pertanian, maka dengan menggunakan istihsan, yang termasuk diwaqafkan adalah
hak pengairan, hak membuat saluran air di atas tanah itu dsb. Sebab kalau menurut qiyas
(jali), hak-hak tersebut tidak mungkin diperoleh, karena tidak boleh mengqiaskan, waqaf
itu dengan jual beli. Pada jual beli yang penting adalah pemindahan hak milik dari
penjual kepada pembeli. Bila waqaf, diqiaskan kepada jual beli, berarti yang penting ialah
hak milik itu. Sedang menurut istihsan, hak tersebut diperoleh dengan mengqiaskan
waqaf itu kepada senya menyewa. Pada sewa menyewa yang penting adalah pemindahan
hak memperoleh manfaat dari pemilik barang kepada penyewa barang.
Maslahah murshalah menurut bahasa berarti mencapai kemaslahatan dan menurut istilah
yaitu yang tidak disyariatkan hukum oleh syariat untuk mewujudkannya dan tidak ada
dalil syara yang menganggapnya atau mengabaikannya. Jadi maslahah mursalah adalah
sesuatu kejadian yang syara atau ijma tidak menetapkan hukumnya dan tidak pula nyata

ada ilat yang menjadi dasar syara menetapkan satu hukum, tetapi ada pula sesuatu yang
menasabah untuk kemaslahatan dan kebaikan umum.
Contoh Maslahah murshalah :
Tindakan Abu bakar terhadap orang-orang yang ingkar membayar zakat, itu adalah
demi kemaslahatan.
Masyarakat adanya surat kawin, untuk sahnya gugatan dalam soal perkawinan.
Menulis huruf Al-Quran kepada huruf latin.
Membuang barang yang ada di atas kapal laut tanpa izin yang punya barang, karena
ada gelombang yang besar yang menjadikan kapal oleng. Demi kemaslahatan penumpang
dan menolak bahaya.
Sadd adzzariah menurut bahasa kata sad berarti menutup dan al-zariah berarti
wasilah atau jalan ke suatu jalan kesuatu tujuan. Dengan demikian sadd adzzariah berarti
menutup jalan yang mencapaikan kepada tujuan. Dalam kajian ushul fiqh sebagaimana
dikemukakan Abdul karim zaidah, sadd adzzariah adalah menutup jalan yang membawa
kebinasaan atau kejahatan. Sebagian ulama mengkhusukan pengertian dzariah dengan
sesuatu yang membawa pada perbuatan yang dilarang dan mengandung kemudharatan.
Akan tetapi, pendapat tersebut ditantang oleh para ulama ushul lainnya diantaranya Ibnu
Qottim Aj-jauziah yang menyatakan bahwa dzariah itu tidak hanya menyangkut sesuatu
yang dilarang, tetapi ada juga yang dianjurkan.
Contoh Sadd adzzariah :

Haul (genap setahun) ia menghibahkan hartanya kepada anaknya sehingga dia

terhindar dari kewajiban zakat itu.

Hibbah (memberikan sesuatu kepada orang lain, tanpa ikatan apa-apa) dalam syariat

islam, merupan perbuatan baik yang mengandung kemaslahatan, akan tetapi bila tujuanya
tidak baik, misalnya untuk menghindakan dari kewajiban zakat. Maka hukum zakat
adalah wajib, sedangkan hibbah adalah sunnah.
urf ialah sesuatu yang telah dikenal oleh masyarakat dan merupakan kebiasaan di
kalangan mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan. Oleh sebagian ulama ushul
fiqh, 'urf disebut adat (adat kebiasaan). Sekalipun dalam pengertian istilah tidak ada
perbedaan antara 'urf dengan adat (adat kebiasaan). Sekalipun dalam pengertian istilah
hampir tidak ada perbedaan pengertian antara 'urf dengan adat, namun dalam pemahaman
biasa diartikan bahwa pengertian 'urf lebih umum dibanding dengan pengertian adat,

karena adat disamping telah dikenal oleh masyarakat, juga telah biasa dikerjakan di
kalangan mereka, seakan-akan telah merupakan hukum tertulis, sehingga ada sanksisanksi terhadap orang yang melanggarnya.
Kata Urf secara etimologi berarti Sesuatu yang di pandang baik danditerima oleh akal
sehat. Sedangkan secara terminology, seperti yang dikemukakan oleh Abdul karim
Zaidah, istilah Urf berarti : Sesuatu yang tidak asing lagi bagi suatu masyarakat karena
telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan
atau perkataan.
Oleh sebagian ulama ushul fiqh, urf disebut adat (adat kebiasaan). Itu berarti urf adalah
sesuatu yang yang telah dikenal oleh masyarakat pada suatutempat tertentu, dan mereka
menjadikannya sebagai tradisi. Misalnya akad jual beli dalam fiqh Islam, akan sah jual
beli tersebut bila ada kalimat ijab qobul (serahdan terima). Namun karena menurut
kebiasaan, tanpa adanya serah terima penjualan dianggap telah terjadi transaksi, maka
jual beli tanpa kalimat ijab kobul jual beli sudah dianggap sah.
Urf dapat dibagi atas beberapa bagian. Ditinjau dari segi sifatnya. 'urf terbagi kepada:
a. 'Urf qauli
Ialah 'rf yang berupa perkataan' seperti perkataan walad, menurut bahasa berarti anak,
termasuk di dalamnya anak laki-laki dan anak perempuan. Tetapi dalam percakapan
sehari-hari biasa diartikan dengan anak laki-laki saja. Lahmun, menurut bahasa berarti
daging termasuk di dalamnya segala macam daging, seperti daging binatang darat dan
ikan Tetapi dalam percakapan sehari-hari hanya berarti binatang darat saja tidak termasuk
di dalamnya daging binatang air (ikan).
b. 'Urf amali
Ialah 'urf yang berupa perbuatan. Seperti jual beli dalam masyarakat tanpa mengucapkan
shighat akad jual beli. Padahal menurut syara', shighat jual beli itu merupakan salah satu
rukun jual beli. Tetapi karena telah menjadi kebiasaan dalam masyarakat melakukan jua
beli tanpa shighat jual beli dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diingini, maka syara'
membolehkannya.
Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya 'urf, terbagi atas:
a. 'Urf shahih
Ialah 'urf yang baik dan dapat diterima karena tidak bertentangan dengan syara'. Seperti
mengadakan pertunangan sebelum melangsungkan akad nikah, dipandang baik, telah
menjadi kebiasaan dalam masyarakat dan tidak bertentangan dengan syara'.
b. 'Urf asid
Ialah 'urf yang tidak baik dan tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan syara'.
Seperti kebiasaan mengadakan sesajian untuk sebuah patung atau suatu tempat yang
dipandang keramat. Hal ini tidak dapat diterima, karena berlawanan dengan ajaran tauhid
yang diajarkan agama Islam.
Ditinjau dari ruang lingkup berlakunya, 'urf terbagi kepada:
a. 'Urf 'm

Ialah 'urf yang berlaku pada suatu tempat, masa dan keadaan, seperti memberi hadiah
(tip) kepada orang yang telah memberikan jasanya kepada kita, mengucapkan terima
kasih kepada orang yang telah membantu kita dan sebagainya.
Pengertian memberi hadiah di sini dikecualikan bagi orang-orang yang memang menjadi
tugas kewajibannya memberikan jasa itu dan untuk pemberian jasa itu, ia telah
memperoleh imbalan jasa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, seperti
hubungan penguasa atau pejabat dan karyawan pemerintah dalam urusan yang menjadi
tugas kewajibannya dengan rakyat/masyarakat yang dilayani.
b. Urf khash
Ialah 'urf yang hanya berlaku pada tempat, masa atau keadaan tertentu saja. Seperti
mengadakan halal bi halal yang biasa dilakukan oleh bangsa Indonesia yang beragama
Islam pada setiap selesai menunaikan ibadah puasa bulan Ramadhan, sedang pada negaranegara Islam lain tidak dibiasakan.
9. Sejatinya manusia adalah mahluk yang tidak sempurna dalam artian semua manusia tidak
luput dari dosa. sehingga Jika seseorang berbuat dosa, hendaklah orang tersebut bertaubat
dengan sebenar-benarnya taubat yaitu taubatan nasuha seprti dalam QS.Al-Maidah
Ayat:39

Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan


kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Selama seseorang masih hidup, maka dia memiliki dua hubungan yaitu hablum minallah
dan hablum minannas. Apalagi jika orang tersebut telah berkeluarga, menjadikan satu
kewajiban sebagai seorang suami untuk menafkahi keluarganya.
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara
yang maruf. (QS.Al-Baqarah 228)
10. Nana Asma'u (Nigeria, 1793-1864)
Beliau adalah Sufi wanita, anggota Tarekat Qadiriyyah, yang juga terkenal sebagai
penyair, ulama, guru dan aktivis perempuan. Beliau menjadi legenda di kalangan wanita
Muslim di Afrika Barat karena perjuangannya dalam memajukan pendidikan wanita,
karena kegiatannya dalam persoalan-persoalan sosial dan juga kecerdasan dan
kesalehannya.
Asmau binti Utsman Dan Fodiyo lahir pada 1793, putri dari Shehu Utsman Dan Fodiyo,
pemimpin gerakan Sokoto Jihad di Afrika Barat. Sebagai anggota dari klan Fulani
Fodiyo, Asmau menganut Islam Sunni dan menjadi anggota Tarekat Qadiriyyah. Ajaran
tarekat inilah yang menjadi pedoman hidupnya di sepanjang hayatnya. Saat masih anakanak, beliau tinggal bersama dua istri lain ayahnya, Aisha dan Hauwa. Mereka
mengajarinya praktik suluk tarekat dan zuhud. Sejak kecil beliau telah menyadari bahwa

tugas mengurusi rumah adalah bagian dari pelatihan spiritualnya. Selain mempelajari
berbagai macam ilmu agama dan umum, beliau juga belajar menghafal al-Quran hingga
menjadi hafizah. Beliau mempelajari empat bahasa (Arab, Fulfude, Hausa dan Tamchek).
Belakangan beliau menjadi penyair dan cendekiawan yang terkenal hingga ke luar
wilayah maghribi.
Asmau berperan penting dalam proses transformasi tatanan sosial Hausa-Fulani setelah
terjadi pergolakan yang disebabkan oleh jihad yang dilancarkan oleh ayahnya. Beliau
mengorganisir guru perempuan yang dikenal sebagai jajis untuk mengajar wanita
pedesaan. Sajak-sajaknya dipakai sebagai alat untuk mengajarkan prinsip Islam kepada
para pengungsi dan wanita pedesaan. Salah satu puisi panjangnya memuat beragam tema
seperti pentingnya al-Quran, Tauhid, Wali Allah wanita, tanda-tanda kiamat, jihad, cinta
kepada Rasulullah SAW, dan puji-pujian kepada para Awliya. Sebagai penganut Tarekat
Qadiriyyah beliau menganjurkan kepada umat agar mencari kebenaran tertinggi (hakikat),
mementingkan kehidupan akhirat dan bersikap zuhud terhadap dunia. Beliau meninggal
pada 1864, dan makamnya yang berada Sokoto, Nigeria, masih menjadi tempat ziarah
banyak umat Muslim. Pada tahun 1830, ia membentuk sebuah kelompok guru perempuan
yang berangkat seluruh wilayah untuk mendidik perempuan di daerah miskin dan
pedesaan. Dengan publikasi karya-karyanya, yang menekankan pendidikan perempuan, ia
telah menjadi inspirator bagi perempuan Afrika.
Nana Asma'u mengajarkan kepada kita akan keberanian, kegigihan, keikhlasan akan
berbagi ilmu pengetahuan guna mencerdaskan sesama.

Anda mungkin juga menyukai