Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan era reformasi dan era globalisasi di Indonesia saat ini, dan juga
diikuti dengan perubahan pemahaman terhadap konsep sehat-sakit, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi tentang determinan kesehatan
yang bersifat multifaktorial. Kondisi ini mendorong pembangunan kesehatan nasional
kearah paradigma baru yaitu paradigma sehat dengan pengetahuan dan terampil.
(Himid.A ,2000)
Salah satu tolak ukur kualitas dari Perawat di dunia Internasional adalah
kemampuan untuk bisa lulus dalam Uji Kompetensi keperawatan seperti ujian
NCLEX-RN dan EILTS sebagai syarat mutlak bagi seorang perawat untuk dapat
bekerja di USA. Dalam hal ini kualitas dan kemampuan perawat Indonesia masih
sangat memprihatinkan, meskipun di Indonesia sendiri telah dilakukan uji kompetensi
tetapi masih berada pada level yang rendah. Hal ini menunjukkan pentingnya
pendidikan terhadap perubahan keperawatan yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
Untuk itu penyusun tertarik untuk mendiskusikan mengenai Langkah Strategis
dalam Menhadapi Trend Issue Perubahan Keperawatan di Masa Depan, khususnya
perabahan dalam dunia pendidikan keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penyusun mampu memahami konsep mengenai Langkah Strategis dalam
Menghadapi Trend Issue Perubahan Keperawatan di Masa Depan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami Trend Issue Perubahan Keperawatan di Masa Depan.
b. Mampu memahami Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue
Peubahan Keperawatan di Masa Depan.
c. Penyusun mampu membuat analisa konsep.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Trend Issue Keperawatan di Masa Depan

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa
atau salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi dan akan menjadi populer di
masyarakat. Sedangkan issue adalah sesuatu hal yang dibicarakan dan yang akan
dibicarakan yang belum jelas faktanya.
Dalam pendidikan salah satu trend issuenya adalah, bahwa Indonesia telah
memilih untuk menata sistem pendidikan keperawatan sebagai upaya awal dan kunci
peletakan landasan pengembangan profesi keperawatan. Tujuan lain diharapkan bisa
memperkecil gap (perbedaan) antara perawat dan dokter sehingga perawat tidak lagi
menjadi perpanjangan tangan dokter (Prolonged physicians arms) tapi sudah bisa
menjadi mitra kerja dalam pemberian pelayanan kesehatan. (Mohamad Naziel, 2009)
B. Konsep Perubahan dalam Dunia Keperawatan
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang
berhubungan dengan perubahan, yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah atau
mereka yang di ubah oleh suatu keadaan atau situasi. Perawat harus mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan, sesuatu yang aneh atau tidak semestinya terjadi
apabila masyarakat umum dan lingkungannya terus-menerus berubah sedangkan
keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam
menata kehidupan keprofesiannya. Perubahan adalah suatu cara keperawatan dalam
mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era
kesejagatan (Milenium III). (Nursalam, 2000)
Ada 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi dan harus di
antisipasi dengan baik oleh profesi Keperawatan Indonesia (Maarifin Husin, 1999)
1. Masyarakat berkembang
2. Rentang masalah kesehatan melebar
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Tuntutan profesi terus meningkat
C. Konsep Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue Perubahan
Keperawatan di Masa Depan
Alternatif strategi perawat Indonesia dalam menghadapi asuhan keperawatan
di masa mendatang adalah the nurse should do no harm to your self (Nightingale).
Pernyataan ini berarti semua tindakan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan
pasien tanpa adanya resiko negatif yang ditimbulkan. Strategi yang harus ditempuh
meliputi :
1. Peningkatan Pendidikan Bagi Perawat Practicioners
Langkah awal yang perlu ditempuh oleh Perawat Profesional adalah
mengembangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan, diantaranya :
2

a. Penyusunan kompetensi sesuai dengan standar Pendidikan Keperawatan

Indonesia, Organisasi Profesi dan ICN (International Council of Nursing).


b. Penyusunan kurikulum institusional berdasarkan kurikulum nasional (yang
ada) terdiri atas dua tahap, yaitu tahap program akademik dan keprofesian.
c. Mengembangkan staf akademik terutama dalam bidangbidang kelompok
Ilmu Keperawatan Dasar.
d. Mengembangkan sarana dan pra sarana pendidikan, termasuk tempat praktik
klinik dan komunitas keperawatan serta mampu mengembangkan organisasi
pengelolaan di instansi pendidikan.
2. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Ilmu keperawatan harus secara terus-menerus dikembangkan. Prioritas utama
dalam pengembangan ilmu keperawatan adalah tantangan untuk mengembangkan
substansi isi ilmu melalui pengkajian yang mendalam.
Keperawatan harus dapat menjabarkan isi dari disiplin ilmu untuk dapat
memberikan

justifikasi

dan

promosi

secara

langsung

dalam

kegiatan

keperawatan. Pengembangan ilmu keperawatan melalui riset akan dapat


berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain dan membedakan kontribusi keperawatan
terhadap tim kesehatan lainnya.
3. Perubahan Paradigma dan Lingkup Riset Keperawatan
Pelaksanaan riset merupakan dasar ilmu dan seni didalam praktik keperawatan
profesional. Pelaksanaan riset keperawatan berdasarkan praktik keperawatan
dapat memengaruhi dan mengubah arah perkembangan pendidikan serta praktik.
Riset keperawatan harus dilihat dari sebagai bagian integrasi dari praktik
keperawatan. (Nursalam, 2002)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Trend Issue Perubahan Keperawatan di Masa Depan
Ada beberapa dilematik maupun problematik perubahan keperawatan.
Pertama, dalam berinteraksi dengan profesi lain (seperti Dokter) dalam dunia
pelayanan di rumah sakit, kita harus sudah menghilangkan budaya dan kebiasaankebiasaan kontraproduktif, seperti masih sering kita jumpai rekan sejawat (perawat) di
dunia pelayanan yang dengan bangganya mengambilkan stetoskop, tissue, sarung
tangan untuk para Dokter, ini urgent dan harus segera di hilangkan dari budaya dan
kebiasaan perawat.
Masih banyak para perawat yang masih tidak percaya diri dengan berjalan
membungkuk-bungkuk seperti orang ketakutan ketika berhadapan dengan dokter,
semua itu adalah jelas merupakan kebiasaan dan kebudayaan yang sangat
3

kontraproduktif karena perawat tidak cukup percaya diri dengan ilmu yang sudah
dimilikinya. Kita harus melakukan perubahan secara total dan berlaku sebagai mitra
profesi dan bukan sebagai asisten atau pembantu bagi profesi lain.
Kedua, membangun idealisme dalam dunia pendidikan keperawatan dengan
menghindari proses KKN dalam segala proses sistem pendidikan mulai dari
penerimaan mahasiswa sampai dengan proses kelulusan mahasiswa dengan
mengedepankan mutu dan kualitas. Ini sangat penting karena dari dunia pendidikan
inilah akan dilahirkan generasi penerus profesi keperawatan Indonsia di masa yang
akan datang.
Ketiga,

membangun

presepsi

positif

masayarakat

terhadap

profesi

keperawatan melalui segala upaya pembelajaran masyarakat terhadap profesi


keperawatan. Dalam hal ini yang paling mendesak adalah memberikan pendidikan
dan informasi kepada masyarakat bahwa Perawat adalah suatu profesi berbeda dengan
dokter atau profesi kesehatan lain. Bentuk nyata dalam usaha ini adalah menghentikan
segala bentuk malpraktik yang dilakukan oleh kawan-kawan perawat terutama di
daerah tertinggal yang masih membuka pelayanan praktek kedokteran.

B. Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue Perubahan Keperawatan di


Masa Depan
Keberhasilan perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh agen
pembawa perubahan. Hal yang paling pentig harus Mulai
1. Mulai Diri Sendiri
Perubahan dan pembenahan pada diri sendiri, baik sebagai individu maupun
sebagai profesi merupakan titik sentral yang harus dimulai. Sebagai anggota
profesi, perawat tidak akan pernah berubah atau bertambah baik dalam mencapai
suatu tujuan profesionalisme jika perawat belum memulai pada dirinya sendiri.
Selalu mengintrospeksi dan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang ada
akan sangat membantu terlaksananya pengelolaan keperawatan di masa depan.
2. Mulai Dari Hal-Hal Yang Kecil
Perubahan yang besar untuk mencapai profesionalisme manajemen
keperawatan Indonesia tidak akan pernah berhasil, jika tidak dimulai dari hal-hal
yang kecil. Hal-hal yang kecil yang harus dijaga dan ditanamkan perawat
Indonesia adalah menjaga citra perawat yang sudah membaik dihati masyarakat
dengan tidak merusaknya sendiri. Sebagai contoh dalam manajemen bangsal,
seorang manajer harus menjaga diri dari perilaku yang negatif, misalnya dengan
4

berbicara kasar, tidak disiplin waktu, dan tidak melakukan tindakan tanpa
memerhatikan prinsip aseptik-antiseptik. Begitu juga dengan manajemen didalam
instansi pendidikan keperawatan, sebagai calon perawat yang profesional
perawatpun harus mampu terampil menjadi diri sendiri.
3. Mulai Sekarang, Jangan Menunggu-Nunggu
Sebagaimana disampaikan oleh Nursalam (2000), lebih baik sedikit daripada
tidak sama sekali, lebih baik sekarang daripada harus terus menunggu dan
menunggu. Memanfaatkan kesempatan yang ada merupakan konsep manajemen
keperawatan saat ini dan masa yang akan datang. Kesempatan tidak akan datang
dua kali dengan tawaran yang sama.
Langkah strategi dalam menghadapi trend issue perubahan keperawatan di masa
depan adalah the nurse should do no harm to your self ( Nightingale). Artinya semua
tindakan keperawatan harus memenuhi kebutuhan pasien tanpa adanya resiko
negative yang di timbulkan. Oleh karena itu strategi yang harus di tempuh adalah :
1. Peningkatan pendidikan bagi perawat practicioners
2. Pengembangan ilmu keperawatan
3. Pelaksanaan riset yang berorientasi pada masalah di klinik atau komunitas
4. Identifikasi peran manajer perawat profesional di masa depan
5. Menerapkan model dan metode praktik keperawatan profesinal terbaru.
Oleh karena itu, keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan, hal ini berkaitan dengan tuntutan
profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesionalisme dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi di Indonesia. (Nursalam, 2007)
C. Analisa
Pengembangan sistem pendidikan tinggi keperawatan yang bemutu merupakan
cara untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang profesional dan memenuhi standar
global. Menurut kelompok hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
mutu lulusan pendidikan keperawatan sehingga mampu bersaing dengan dunia
Internasional, seperti :
a. Mutu SDM dan kurikulum dari institusi pendidikan yang perlu disesuaikan
dengan standar yang baku.
b. Semua Dosen dan staf pengajar di institusi pendidikan keperawatan perlu
merubah bahasa pengantar dengan menggunakan bahasa inggris.
c. Sebaiknya perlu menutup institusi keperawatan yang tidak berkualitas.
d. Institusi harus dipimpin oleh seorang Leader dengan latar belakang pendidikan
keperawatan.

Masalah lain yang sering muncul adalah ketika perawat sudah mau berubah
dengan mampu mencapai jenjang pendidikan perawat spesialis dan bisa membuktikan
mampu menjadi mitra seorang dokter, akan tetapi lingkungan kinerja perawat itu
sendiri masih menerapkan paradigma lama bahwa perawat itu adalah pembantu
dokter. Jadi tidak heran jika perawat yang telah dikatakan kompeten dan mampu
untuk menjadi mitranya seorang dokter kembali menjadi pembantu dokter.
Untuk itu sangat perlu adanya perubahann perubahan itu akan lahir jika dimulai
dari diri sendiri. Karena perawat merupakan role model dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan itu harus dimulai dari diri sendiri. Orang lain tidak akan bisa berubah
atau kita tidak akan bisa merubahnya jika tidak dimulai dari diri sendiri.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan suatu profesi yang memiliki organisasi profesi yang
sangat bermanfaat dalam menetapkan standar praktek, pelayanan dan pendidikan
keperawatan. Keperawatan sebagai sebuah profesi yang didalamnya terdapat Body of
Knowledge yang jelas, memiliki dasar pendidikan yang kuat sehingga dapat
dikembangkan setinggi-tingginya.
Masih banyak para perawat yang masih tidak percaya diri dengan berjalan
membungkuk-bungkuk seperti orang ketakutan ketika berhadapan dengan dokter,
semua itu adalah jelas merupakan kebiasaan dan kebudayaan yang sangat tidak
produktif. Hal itu terjadi karena perawat tidak cukup percaya diri dengan ilmu yang
sudah dimilikinya dan tidak ada kemauan dari diri sendiri untuk berubah.
Untuk itu kita harus melakukan perubahan secara total dan berlaku sebagai
mitra profesi dan bukan sebagai asisten atau pembantu bagi profesi lain. Hal tersebut
merupakan dampak karena masih rendahnya pengetahuan perawat, masih belum
menyeluruhnya keinginan untuk berubah, sehingga percaya diri perawat untuk
dikatakan sebagai mitra dokter menjadi tidak ada.
B. Saran
Untuk mendapatkan Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend Issue
Perubahan Keperawatan di Masa Depan. Untuk itu diharapkan adanya suatu kemauan
dari diri perawat sendiri untuk berubah dan adanya penerapan secara langsung
6

pendidikan yang akan diterapkan dalam suatu pelayanan keperawatan yang


profesional kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, A. (2000) Kedudukan dan Peran Perhimpunan Profesi Keperawatan dalam


Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Ners di Masa Depan dan Era Kesejagatan.
Seminar. Jakarta.
Maarifin Husin (1999). Perubahan dan Keperawatan di Indonesia. Makalah Seminar
Nasional. Jakarta.
Mohammad Nabilels 2009. Informasi Pendidikan Keperawatan di Indonesia. In the
kmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/_working/No.2_dwi%20ananto_01_05.pdf. Last up date 9

juni

2009
Nursalam (2000). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. 1st. Ed. C.V. Sagung
Seto. Jakarta.
Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika. Jakarta
Nursalam

.2007.Manajemen

Keperawatan,

Aplikasi

Dalam

Praktek

Keperawatan

Professional, Edisi Kedua. Salemba Medika. Jakarata

Anda mungkin juga menyukai