I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 1-7-1976
RM
: 743839
Alamat
: Sompe Wajo
Ruang
: Lontara 3 Bawah Belakang
MRS
: 1-2-2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Lemah Kedua Tungkai
Anamnesis Terpimpin:
Dialami secara perlahan-lahan sejak 2 minggu sebelum datang ke poliklinik di
RSWS. Satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien tiba-tiba merasakan kedua
tungkainya tidak bisa digerakkan sehingga untuk bangun dari posisi baring ke posisi
duduk saja memerlukan bantuan orang lain. Pasien mengeluhkan nyeri pinggang sejak 2
hari yang lalu setelah mengangkat benda berat. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke
kedua tungkai. Nyeri terutama dirasakan apabila membungkuk atau berbaring dan
berkurang jika duduk. Pasien tidak mengeluhkan kurang rasa ataupun hilang rasa pada
kedua tungkai. Pasien tidak mengeluhkan kesulitan BAB ataupun BAK. Tidak ada
demam, tidak ada riwayat trauma. Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal. Tidak
ada riwayat pengobatan sebelumnya.
III.
PEMERIKSAAN FISIS
Status Generalisata :
Keadaan umum : Sakit sedang / Gizi cukup / Compos mentis
Status Vitalis:
Tekanan darah
: 140/80 mmHg
Nadi
Pernapasan
Suhu (axilla)
: 36,7C
Status Interna :
Kepala
Normosefali, tidak ada tanda trauma atau benjolan. Rambut hitam, tidak
mudah tercabut.
Mata
Telinga
Bentuk normal, tidak ada sekret, cairan, luka maupun perdarahan. Fungsi
pendengaran masih baik.
Hidung
Mulut
Thorax
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas atas jantung
Abdomen
Auskultasi
Inspeksi
Ekstremitas
Perkusi
: Timpani.
Auskultasi
Akral hangat, deformitas tidak ada, edema tidak ada pada semua
ekstremitas.
Status Neurologis
Kesadaran
: GCS E4V5M6
Fungsi Luhur
: Normal
Nervus Cranialis
Fungsi Sensorik
- Rasa Eksteroseptik : Normal
- Rasa Propioseptik
: Normal
Tes Laseque
: (+)
Tes Patrick
: (+)
Tes Contra-Patrick
: (+)
Foto Klinis:
IV.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 1-2-2016
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
WBC
8.18
4.00-10.0
103/uL
RBC
4.6
4.00-6.00
106/uL
HGB
11.2
12.0-16.0
g/dL
HCT
35.8
37.0-48.0
Darah Rutin
179
150-400
103/uL
Natrium
144
136-145
mmol
Kalium
4.5
3.5-5.1
mmol
Klorida
108
97-111
mmol
PT
10.1
10-14
detik
APTT
23.4
22.0-30.0
detik
GDS
168
140
mg/dL
Ureum
23
10-50
mg/dL
0.46
L(<1.3) ; P(<1.1)
mg/dL
SGOT
35
< 38
U/L
SGPT
40
< 41
U/L
Albumin
3.6
3.5-5.0
gr/dL
PLT
Elektrolit
Koagulasi
Kimia Darah
Kreatinin
V.
RESUME
Seorang wanita usia 41 tahun datang di poliklinik RSWS dengan keluhan lemah
pada kedua tungkai yang dialami secara perlahan-lahan sejak 2 minggu sebelum datang
ke poliklinik di RSWS. Satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien tiba-tiba merasakan
kedua tungkainya tidak bisa digerakkan sehingga untuk bangun dari posisi baring ke
posisi duduk saja memerlukan bantuan orang lain. Pasien mengeluhkan nyeri pinggang
sejak 2 hari yang lalu setelah mengangkat benda berat. Nyeri dirasakan menjalar hingga
ke kedua tungkai. Nyeri terutama dirasakan apabila membungkuk atau berbaring dan
berkurang jika duduk. Pasien tidak mengeluhkan kurang rasa ataupun hilang rasa pada
kedua tungkai. Pasien tidak mengeluhkan kesulitan BAB ataupun BAK.
VI.
DIAGNOSIS
Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
VII.
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 28tpm
Ranitidin 50mg/8j/iv
Ketorolac 30mg/8j/iv
Mecobalamin 1gr/12j/im
Fisioterapi
Pemakaian korset medis
TINJAUAN PUSTAKA
Diskus intervertebralis dibentuk oleh dua komponen yaitu: (1) nukleus pulposus yang
terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan dibentuk oleh (2)
annulus fibrosus yang mengelilingi nukleus pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat
yang kuat.
Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebralis pada daerah
lumbosakral yang biasa ditemukan dalam praktek neurologi. Hal ini biasa berhubungan
dengan beberapa cedera pada tulang belakang atau oleh tekanan yang berlebihan, biasanya
disebabkan oleh karena mengangkat beban/ mengangkat tekanan yang berlebihan (berat).
Hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral, juga dapat terjadi pada
daerah servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP sangat jarang terjadi pada
anak-anak dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20 tahun.
Menjebolnya (hernia) nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra di atas atau di
bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis. Menjebolnya sebagian dari
nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat dari foto roentgen polos dan
dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan sirkumferensial dan radikal pada nucleus
fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus Schmorl merupakan
kelainan mendasari low back pain sub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh
nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai khokalgia atau siatika
Definisi
Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI) adalah
suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis
vertebralis (protrusi diskus) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di
dalam kanalis vertebralis (ruptur discus).
Epidemiologi
HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 S1 kemudian pada C5-C6 dan paling
jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tapi
kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun.
Insidens
- Hernia Iumbo Sakral lebih dari 90 %
- Hernia Sercikal 5-10 % .
Etiopatofisiologi
Nukleus pulposus terdiri dari jaringan penyambung longgar dan sel-sel kartilago yang
mempunyai kandungan air yang tinggi. Nukleus pulposus bergerak, cairan menjadi padat
dan rata serta melebar dibawah tekanan dan menggelembungkan annulus fibrosus.
Dijumpai juga hilangnya tonus vasomotor, keringat dan piloereksi serta fungsi
seksual.
2. Aktivitas refleks yang meningkat
Setelah beberapa minggu respons refleks terhadap rangsang mulai timbul, mula-mula
lemah makin lama makin kuat. Secara bertahap muncul refleks fleksi yang khas yaitu
tanda Babinsky dan fleksi tripel (gerak menghindar dari rangsang dengan mengadakan
fleksi pada sendi pergelangan kaki, sendi lutut, dan sendi pangkal paha).
Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka posisi fleksi,
tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma adalah kejadian yang
berulang. Proses penyusutan nukleus pulposus pada ligamentum longitudinal posterior dan
annulus fibrosus dapat diam di tempat atau ditunjukkan/dimanifestasikan dengan ringan,
penyakit lumbal yang sering kambuh. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan
nucleus pulposus prolaps, mendorong ujungnya/jumbainya dan melemahkan anulus
posterior. Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus atau
menjadi extruded dan melintang sebagai potongan bebas pada canalis vertebralis. Lebih
sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol sampai pada celah anulus, biasanya pada
satu sisi atau lainnya (kadang-kadang ditengah), dimana mereka mengenai menimpa
sebuah serabut atau beberapa serabut syaraf. Tonjolan yang besar dapat menekan serabutserabut saraf melawan apophysis artikuler.
Hernia Servikalis
Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan kolumma
vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal menghilang. Otototot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun atau menghilang Hernia ini
melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan C6 dan diikuti C4 dan C5 atau C6
dan C7. Hernia ini menonjol keluar posterolateral mengakibatkan tekanan pada pangkal
syaraf. Hal ini menghasilkan nyeri radikal yang mana selalu diawali gejala-gejala dan
mengacu pada kerusakan kulit.
Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-gejalannya
terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia dapat menyebabkan
melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang paraparese kadang-kadang
serangannya mendadak dengan paraparese.
Penonjolan pada sendi intervertebral toracal masih jarang terjadi (menurut love dan
schorm 0,5 % dari semua operasi menunjukkan penonjolan sendi). Pada empat thoracal
paling bawah atau tempat yang paling sering mengalami trauma jatuh dengan posisi tumit
atau bokong adalah faktor penyebab yang paling utama.
Gambaran Klinik
Hernia Lumbosakralis
Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan periodik
kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan tertentu, ketegangan
hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga kadang-kadang terdapat skoliosis.
Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau ketokan yang terbatas antara 2
prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar kedalam bokong dan tungkai. Low back
pain ini disertai rasa nyeri yang menjalar ke daerah iskhias sebelah tungkai (nyeri
radikuler) dan secara refleks mengambil sikap tertentu untuk mengatasi nyeri tersebut,
sering dalam bentuk skilosis lumbal.
Syndrom Perkembangan lengkap syndrom sendi intervertebral lumbalis yang prolaps
terdiri :
1.
2.
3.
Hernia servicalis
-
Hernia thorakalis
-
Nyeri radikal
Gambaran Radiologis
Dapat dilihat hilangnya lordosis lumbal, skoliosis, penyempitan intervertebral, spur
formation dan perkapuran dalam diskus
Bila gambaran radiologik tidak jelas, maka sebaiknya dilakukan punksi lumbal yang
biasanya menunjukkan protein yang meningkat tapi masih dibawah 100 mg %.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, gambaran klinis dan gambaran
radiologis. Ada adanya riwayat mengangkat beban yang berat dan berualangkali,
timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya herniasi.
Diagnosa pada hernia intervertebral , kebocoran lumbal dapat ditemukan secepat
mungkin. Pada kasus yang lain, pasien menunjukkan perkembangan cepat dengan
penanganan konservatif dan ketika tanda-tanda menghilang, testnya tidak dibutuhkan lagi.
Myelografi merupakan penilaian yang baik dalam menentukan suatu lokalisasi yang
akurat yang akurat.
Diagnosis Banding
1 Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang berprotein
tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.
2. Arthiritis
3. Anomali colum spinal.
Penatalaksanaan
a. Obat
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma
dan segera diikuti dengan nyeri hebat di punggung dan kaki, obat pengurang rasa
nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti
kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya diberikan. Pada pasien dengan nyeri hebat
berikan analgesik disertai zat antispasmodik seperti diazepam.
b. Rehabilitasi
Tirah baring (bed rest) 3-6 minggu bila anulus fibrosus masih utuh (intact), sel bisa
kembali ke tempat semula.
Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.
Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan neurologis, indikasi
operasi.
Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan mengangkat benda berat,
tidur dengan alas keras atau landasan papan.
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti
bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan traksi dengan
tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam kecepatan
penyembuhan.
Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme otot.
Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila
terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun
dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada NPB akut namun dapat digunakan untuk
mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri pada NPB kronis. Sebagai
penyangga korset dapat mengurangi beban pada diskus serta dapat mengurangi
spasme.
Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal pada punggung seperti
jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan
penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan
otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan
otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin meningkat.
Proper body mechanics: Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh
yang baik untuk mencegah terjadinya cedera maupun nyeri.
c. Operasi
Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya gangguan
neurologis. Bilamana penderita HNP dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat
penyelidikan mielografi. Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur
memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan
menggunakan ray dan chemonucleosis. Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang
disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang
menonjol.ilitasi pekerjaan.