Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,
telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya
kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur
harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut
meningkat dan cenderung bertambah lebih cepat. Panjang pendeknya usia
seseorang merupakan fitroh dari Tuhan Yang Maha Esa, namun berbagai
faktor seperti:Pelayanan Kesehatan, Pendidikan, Tingkat kesejahteraan serta
keberhasilan pembangunan secara menyeluruh ternyata mampu
meningkatkan umur harapan hidup (Life Expectancy) masyarakat di
Indonesia saat ini.
Di indonesia menurut hasil sensus tahun 2000, total penduduk dengan usia
55 tahun ke atas meningkat menjadi 99,9% dari seluruh penduduk
(22.277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun (Wahyudi
Nugroho, 1995)
Dengan melihat perkembangan jumlah penduduk lansia pada saat ini
cenderung berdampak timbulnya masalah-masalah sosial dan masalah
kesehatan lansia. Maka dari itu, kami sebagai mahasiswa keperawatan, perlu
menerapkan konsep teori lansia yang di dapatkan saat kuliah dengan tujuan
agar mahasiswa mampu mengaplikasikan teori dengan praktek lapangan.
Secara individu proses menjadi tua menimbulkan berbagai masalah baik
secara fisik, biologis, mental, sosialnya.Melihat keragaman masalah
kesehatan pada lansia, upaya pencegahan terus di upayakan.

Keperawatan Gerontik

Page 1

Percepatan pertumbuhan jumlah penduduk lansia (Population Aging) di


Indonesia bukan hanya menjadi fenomena di Indonesia, namun merupakan
suatu fenomena di berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21
akan terjadi diIndonesia yang mana Indonesia akan terjadi pertumbuhan
penduduk lansia tercepat jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Fenomena tersebut diatas sangat menarik dan mendesak untuk
memperoleh penanganan secepat mungkin. Masalah yang dapat timbul akibat
fenomena tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisikbiologis, aspek mental psikologis maupun aspek sosio ekonomis. Dengan
demikian maka perlu mengantisipasi berbagai masalah yang nantinya akan
ditimbulkan sedini mungkin (Prihastuti, 2001).
1.2 Tujuan
Dengan melihat kesenjangan yang ada pada lansia khususnya lansia maka
sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu melihat secara menyeluruh
masalah masalah pada lansia perempuan. Dengan demikian asuhan yang
diberikan dapat ditangani secara komprehensif, baik itu faktor fisik,
psikologis, sosial dan emosional

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian

Keperawatan Gerontik

Page 2

Keperawatan gerontik menurut koriez, 1987 adalah ilmu yang


mempelajari seluruh aspek menua sedangkan menurut Nugroho, 2000
gerontik adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor
faktor menyangkut lansia
Menurut Constantinidies,1994 menua ( menjadi tua ) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan
fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho,2000:13).Menurut
organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan
( middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut ( elderly )
adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok
usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua ( very old) adalah kelompok usia
diatas 90 tahun.
2.2 Teori teori Proses Menua
Sebenarnya secara individual
1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2. masing masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua
Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain:
1.

Teori Genetic Clock


Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies tertentu . Setiap spesies mempunyai di dalam nukleinya
suatu jam genetik yang telah di putar menurut suatu replikasi
tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan
replikasi sel bila tidak berputar.. Jadi menurut konsep ini jika jam
ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan

Keperawatan Gerontik

Page 3

lingkungan atau penyakit terminal. Konsep genetic clock


didukung oleh kenyatan bahwa ini cara menerangkan mengapa
pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup
yang nyata.
2.

Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori )


Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul molekul DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi.

3.

Teori pemakaian dan rusak


Kelebihan usaha dan stres menyebabkan se sel tubuh lelah
terbakar.

4.

Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut


teori akumulasi dari produk sisa.

5.

Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

6.

Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan


gizi.

7.

Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori)


Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit.

8.

Teori imonologi saw virus


Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh.

Keperawatan Gerontik

Page 4

9.

Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel sel yang bisa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kesetabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel sel tubuh lelah terpakai.

10. Teori radikal bebas


Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal
bebas ( kelompok atom ) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan
bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel sel tidak dapat regenerasi.
11. Teori rantai silang
Sel sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan
yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan
kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
12. Theori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah
setelah sel sel mati.
2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Penuaan
Meliputi : hereditas adalah keturunan atau genetik, nutrisi atau
makanan, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan stres.

2.5 Perubahan perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia


Perubahan perubahan fisik
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya

Keperawatan Gerontik

Page 5

b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan


intramuskuler
c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati
d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem pernafasan
a. Cepat menurunnya persarafan
b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya
dengan stres.
c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa,.
Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
d. Kurangnya sensitif pada sentuhan
3. Sistem Pendengaran
a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya
kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi dan atau nada nada tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65 tahun.
b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkanya kreatin
d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa atau stres

Keperawatan Gerontik

Page 6

4. Sistem penglihatan
a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau
kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan
gangguan penglihatan
c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya
gelap
d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang,
menurunnya membedakan warna biru atau hijau.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan
menjadi kaku.
b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan
volumenya.
c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan
pusing mendadak).
d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg,
diastolik normal kurang lebih 90 mmHg
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh

Keperawatan Gerontik

Page 7

Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai


termostat, yaitu menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat
berbagai faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui antara
lain:
a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis
kurang lebih 35 derajat celcius ini akibat metabolisme menurun.
b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
7. Sistem Respirasi
a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunnya aktifitas silia
b. Paru paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum
menurun dan kedalaman bernafas menurun.
c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida
pada arteri tidak berganti
e. Kemampuan untuk batuk berkurang
f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan
akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
8. Sistem gastrointestinal
a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease
b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar
c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun
Keperawatan Gerontik

Page 8

d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi


e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah
f. Menciutnya ovari dan uterus
g. Atropi payudara
h. Pada laki laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanya penurunan secara berangsur angsur.
i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
j. Selaut lendir menurun
9. Sistem Genitourinaria
Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50% fungsi tubulus berkurang.
a.

Vesika urinaria : otot otot menjadi lemah, kapasitas menurun


sampai 200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil
meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga
mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

b.

Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas


65 % tahun

c.

Atrofi vulva

10. Sistem Endokrin


a.

Produksi dari hampir semua hormon menurun.

b.

Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

Keperawatan Gerontik

Page 9

c.

Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan


hanya didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari
ACT,TSH,FSH dan LH.

d.

Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya


pertukaran zat

e.

Menurunnya produksi aldosteron

f.

Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron,


estrogen dan testosteron

11. Sistem kulit


a.

Kulit keriput atau mengkerut

b.

Permukaan kulit kasar dan bersisik

c.

Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit


menurun.

d.

Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

e.

Rambut dan hidung dan telinga menebal.

f.

Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan


dan vaskularitas

g.

Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan


rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi
pudar dan kurang bercahaya.

h.

Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

12. Sistem muskoloskeletal


a.

Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh

Keperawatan Gerontik

Page 10

b.

Kiposis, pinggang lutut dan jari jari pergelangan terbatas


geraknya.

c.

Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.

d.

Persendian membesar dan kaku

e.

Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

f.

Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram


dan tremor.

2.6 Permasalahan yang timbul Pada Lansia


Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia.
1. Permasalah Umum
a. Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase
kenaikan lansia memerlukan upaya peningkatan kualitas
pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia. Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi
209.535.49. jiwa dan jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28%
(Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993)
peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar
41% dan merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1).
b. Jumlah lansia miskin makin banyak
c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin
individualistik
d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang
melayani lansia
e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia
Keperawatan Gerontik

Page 11

f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi


dan popuilasi pada kehidupan dan penghidupan lansia.
2. Permasalahan Khusus
a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia
Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya
perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan
medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti:
kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok,
penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga
berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan menyusut
karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang
keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang dan mudah
patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas menjadi pendek,
terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding
pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah,
otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ
reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan
reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak
selalu menurun
b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia
Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan
melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi
misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan
inkotenensia
2.7 Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan Lansia
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan lansia, upaya yang dilakukan
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi :
a. Upaya pembinaan kesehatan
Keperawatan Gerontik

Page 12

b. Upaya pelayanan kesehatan, meliputi: upaya promotif, upaya


preventif, upaya diagnosa dini dan pengobatan, pencegahan
kecacatan, upaya rehabilitatif, upaya perawatan dan upaya
pelembagaan lanjut usia ( Setiabudhi,1999).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan gerontik menurut koriez, 1987 adalah ilmu yang
mempelajari seluruh aspek menua sedangkan menurut Nugroho, 2000
gerontik adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor
faktor menyangkut lansia.
Menurut Constantinidies,1994 menua ( menjadi tua ) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan
mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
3.2 Saran
-

Keperawatan Gerontik

Page 13

Keperawatan Gerontik

Page 14

Anda mungkin juga menyukai