Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGARUH VARIABEL TERHADAP KEKUATAN GENGGAMAN

TANGAN DAN SISTEM KERJA PADA PENGANGKATAN KARDUS ROYCO


DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BIOMEKANIKA
GRIP STRENGTH VARIABLE ANALYSIS AND LIFTING ROYCO BOX IN WORK
SYSTEM WITH BIOMECHANIC APPROACH
Ulvatuz Zahro, Victor Pradana Budi Putra, Amirah, Dhia Naqqiya Salsabila
JurusanTeknikIndustri, UniversitasBrawijaya
Jl. MayjenHaryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : vatuz.zahra@gmail.com , victorpradana@gmail.com , amiralhdd@yahoo.co.id,
dhianaqqiya@gmail.com
ABSTRAK
Aktvitas yang dilakukan oleh manusia selalu berhubungan dengan mekanisme kerja tubuh manusia. Apabila
aktivititas yang dilakukan salah, maka akan berdampak pada kerusakan organ pada tubuh salah satunya adalah
cidera pada tulang belakang. Pada dasarnya, analisis biomekanika melibatkan sistem rangka otot manusia sebagai
sistem mekanis sesuai dengan prinsip fisika. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja di masa sekarang ini
masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati
faktor-faktor fisik tubuh untuk mengetahui besarnya grip strength yang dihasilkan dengan variasi jenis kelamin,
posisi, serta panjang diameter dari grip strength dynamometer sendiri dan pengaruh lingkungan kerja terhadap
aspek manual material handling. Didalam studi kasus ini, diidentifikasi ada tidaknya permasalahan dalam
pengangkatan dua kardus royco pada operator dengan menggunakan Biomekanika dan konsep perhitungan dari
Manual Material Handling. Evaluasi dilakukan terhadap nilai multi task lifting job yang dihasilkan. Hasil yang
didapat dari kedua pengamatan tersebut menunjukan bahwa faktor-faktor fisik tubuh seperti tinggi badan, rentang
telapak tangan dan jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap grip strength yang dihasilkan dan hasil
pengolahan data manual material handling pada operator. Hal ini cukup perlu diperhatikan mengingat nilai
maksimum CLI yang ditetapkan oleh NIOSH harus < 1, dan sebagai perbaikan maka aspek jarak horizontal dan
vertikal pada lingkungan kerja harus dilakuakan evaluasi dan perbaikan serta jam kerja yang harus dilihat ulang
agar memenuhi aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja
Kata Kunci: Manual material handling, Biomekanika, CLI

1.

Pendahuluan
Dalam kegiatan sehari hari, manusia sering
melakukan pengangkatan barang yang berat.
Apabila hal ini dilakukan secara terus menerus
maka akan berdampak jangka panjang pada
kesehatan tubuh manusia. Maka dari itu perlu
dilakukan
pendekatan
ergonomi
untuk
mendapatkan solusi perbaikan sehingga dapat
mengantisipasi cidera akibat pengankatan beban
yang biasanya terjadi pada tulang belakang.
Cidera pada tulang belakang dapat
mengakibatkan penderita sulit untuk berdiri,
berjalan bahkan kelumpuhan. Hal ini sangat
disayangkan karena dapat mengurangi tingkat
efektifitas dari stasiun kerja itu sendiri.
Dalam ergonomi salah satu yang dibahas
adalah biomekanika, biomekanika sendiri adalah
ilmu yang mempelajari aktivitas mekanik dalam
tubuh ketika melakukan kerja fisik, serta

pengaplilkasianya seperti kekuatan genggam


(Grip strength) dan Manual Matrial Handling.
Biomekanika mempelajari perilaku mekanis dari
sistem rangka otot dan jaringan tubuh manusia.
Dengan mempelajari biomekanika maka dapat
memberikan pemahaman mengenai aplikasi
prinsip fisika pada aktivitas di perindustrian
kardus Royco.
2.

Landasan Teori
Berikut merupakan landasan teori yang
mendasari dilaksanakannya penelitian ini,
landasan teori berupa penjelasan mengenai
Biomekanika, Grip Strength dan Manual Material
Handling

2.1.

Biomekanika
Menurut Chaffin, Andersson, dan Martin
(1999), biomekanika kerja adalah ilmu yang
berkaitan dengan perilaku mekanis dari sistem
rangka otot dan jaringan tubuh manusia ketika
melakukan pekerjaan fisik. Pada intinya, analisis
biomekanika melibatkan sistem rangka otot
manusia sebagai sistem mekanis sesuai dengan
prinsip fisika.
2.2.

Kekuatan Genggam (Grip Strength)


Kekuatan genggaman tangan (grip strength)
memerlukan kombinasi aksi dari sejumlah otot
tangan dan lengan bawah, dan aksi ini sangat
penting untuk banyak aktivitas sehari-hari. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kekuatan
genggam antara lain:
a.
Usia individu
b.
Berat badan,
c.
Tinggi badan
d.
Body Mass Index (BMI
e.
Rentang tangan (Hand Span)
2.3.

Manual Material Handling


NIOSH Lifting Equation adalah metode
yang digunakan untuk mengevaluasi resiko dari
cidera punggung dengan pekerjaan aktifitas lifting
dengan dua tangan dan merekomendasikan solusi
untuk bahaya yang teridentifikasi.

Pengangkatan atau penurunan benda


dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
Pengangkatan atau penurunan benda tidak
boleh dilakukan saat duduk atau berlutut.
Tempat kerja tidak sempit.
Persamaan untuk menentukan beban yang
direkomendasikan untuk diangkat seseorang
dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah
sebagai berikut:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x CM x FM
(pers.1)
2.3.2. Multi Task Lifting Job
Pekerjaan
pemindahan
material
dikategorikan sebagai multi task lifting job adalah
ketika posisi pemindahan antara origin dan
destination memiliki selisih jarak vertical yang
cukup signifikan. Berikut merupakan beberapa
persamaan yang ada pada Multi Task Lifting Job;
FIRWL = LC x HM x VM x DM x AM

(pers. 2)

STRWL = FIRWL x FM

(pers.3)

FILI = L / FIRWL

(pers.4)

STLI = L /STRWL

(pers.5)

CLI = STLI1 + 1

(pers.6)

Sumber:Waters (1994:42)

2.3.1. Single Task Lifting Job


Pekerjaan
pemindahan
material
dikategorikan sebagai single task lifting job ketika
aktivitas
pengangkatan
beban
dengan
pengangkatan berikutnya tidak signifikan.
Perhitungan dalam single task lifting job antara
lain :
a.
Recomended Weight Limit
Recommended Weight Limit merupakan
rekomendasi batas beban yang diangkat oleh
manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun
pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan
dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL
ditetapkan oleh NIOSH tahun 1991.Persamaan
NIOSH berlaku pada keadaan :
Beban yang diberikan adalah beban statis.
Beban diangkat dengan dua tangan.

3.

Pembahasan
Pada pembahasan ini akan diberikan hasil
analisis studi kasus yg diamati.
3.1.

Permasalahan Umum
Cidera tulang belakang sangat riskan bagi
keberlanjutan
perindustrian.
Cidera
ini
menyebabkan berbagai masalah diantaranya
adalah susah berdiri, berjalan hingga mengalami
kelumpuhan pada operator. Penyebab cidera
tulang belakang diantaranya dipengaruhi oleh
pengangkatan beban yang tidak ergonomis.
Pengangkatan beban ini dipengaruhi oleh faktor
pengali seperti jarak horizontal, vertikal, besar
sudut perpindahan, dan klasifikasi kualitas
benda. Objek yang diamati adalah multi task
lifting, dimana studi kasus yang dihitung adalah

pengangkatan kardus Royco di UD Sari Manis


jalan Pasar Besar Malang. Total beban yang
diangkat adalah 11,5 kg dan operator berjenis
kelamin
laki-laki.
Grip
strength
juga
mempengaruhi berat maximal yang dapat dibawa
oleh operator. Grip strength dipengaruhi oleh
faktor diantaranya adalah usia, berat badan, tinggi
badan, Body Mass Index, dan rentang tangan.
Sehingga diharapkan ketika faktor faktor
penyebab cidera tulang belakang diketahui maka
dapat mengantisipasi cidera dengan melakukan
perbaikan aktivitas kerja. Batasan observasi ini
adalah alat yang digunakan yaitu grip strength
dynamometer dengan variasi diameter 4,5cm,
5,5cm dan 7cm, serta pengangkatan beban yaitu
dua kardus Royco dengan berat 11,52 kg.

Berikut merupakan ilustrasi pengangkatan


kardus Di UD. Sari Manis Jalan Pasar Besar.
Task

Tabel 3.3 Ilustrasi Pengangkatan


Origin
Destination

3.2.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah dengan
melakukan pengamatan di stasiun kerja selaama
15 menit untuk setiap task.
3.2.1. Pengumpulan Data Grip Strength
Pengumpulan data Grip Strength dilakukan
dengan menggunakan grip strength dynamometer,
stopwatch, kertas dan bulpen .Langkah
pengambilan data adalah sebagai berikut;
1.
Membagi sumber daya, satu orang laki-laki
dan satu orang perempuan sebagai objek,
pencatat, dan pemegang stopwatch.
2.
Menggunakan grip strength pada posisi
duduk dengan diameter 7cm, 5,5cm dan 4,5
cm, selama 15 detik.
3.
Mencatat hasil
3.2.2 Pengumpulan Data Manual Material
Handling
Pengambilan data manual material
handling dilakukan Di UD. Sari Manis Jalan Pasar
Besar saat pekerja melakukan pengangkatan dua
kardus Royco. Pengangkatan yang dilakukan
pekerja terdiri dari tiga task. Task pertama pekerja
mengangkat kardus dari lantai ke tumpukan
kardus. Task kedua, pekerja mengangkat kardus
dari tumpukan ke meja timbangan. Task ketiga,
pekerja mengangkat kardus dari meja timbangan
ke kendaraan.

Berikut merupakan data manual material


handling.
Tabel 3.1 Data Manual Material Handling
Task No
Task Task Task
1
2
3
11,52 11,52 11,52
Object Weight (kg)
51
46
Hand
Ori.
H 51
location
155
123
V 29
46
39
Dest. H 51
123
101
V 155
34
15
Vertical
D 126
Distance
43
103
Asy.
Ori.
A 0
Angle
43
103
Dest. A 0
0,6
1,8
Freq.Rt
Ori.
F 1,4
1
1
1
Duration (Hours)
1
1
Coupling
C 1

3.3

Pengolahan Data
Berikut merupakan pengolahan data dari
observasi.
3.3.1 Grip Strength
Berikut merupakan hasil pengolahan data
grip strength.
Tabel 3.2 Rata-rata Grip Strength Laki-laki dan
Perempuan pada Posisi dan Diameter yang Berbeda
L
P
Diameter
Posisi
24,9
14,7
7 cm
Duduk
30,4
19,4
5.5 cm
32,6
23,0
4.5 cm
22,3
14,4
7 cm
Posisi
28,2
18,0
5.5 cm
Berdiri
34,5
20,5
4.5 cm

Berikut ini merupakan grafik rata-rata grip


strength untuk putra

Grip Strength (Putra)

Grip Strength (Putri)


24
22
20
18
16
14
12
4,5 cm 5,5 cm 7 cm
Posisi Duduk

Posisi Berdiri

Gambar 3.2 Grip Strength Putri pada Posisi dan


Diameter yang Berbeda

Dari grafik di atas dapat lihat bahwa nilai


grip strength tertinggi adalah pada posisi duduk
dan diameter 7 cm dengan nilai 23.0. Dan nilai
terendah pada diameter 7cm posisi berdiri yaitu
14,4.
Analisa korelasi faktor jenis kelamin, tinggi
badan, berat badan, BMI dan hand span
menggunakan SPSS.
3.3.2 Pengolahan Data Manual Material
Handling
Berikut merupakan hasil pengolahan data
Manual Material Handling

38
35
32
29
26
23
20
4,5 cm 5,5 cm
Posisi Duduk

7 cm
Posisi Berdiri

Gambar 3.1 Grip Strength Putra pada Posisi dan


Diameter yang Berbeda

Dari grafik di tas dapat lihat bahwa nilai


grip strength tertinggi adalah pada posisi berdiri
dan diameter 7 cm dengan nilai 34,5. Dan nilai
terendah pada diameter 7cm posisi berdiri yaitu
22,3.
Berikut ini merupakan grafik rata-rata grip
strength untuk putri

Tabel 3.3 Perhitungan FIRWL, STRWL, FILI, dan


STLI
Task
2
3
5
LC

23

23

23

HM

0.49

0.49

0.54

VM

0.76

0.76

0.85

DM

0.85

0.95

1.12

AM

0.86

0.67

CM

FIRWL

7.2

6.99

7.92

STRWL

6.93

6.82

7.63

FILI

1.58

1.64

1.45

STLI

1.66

1.68

1.5

N.T

1.4

0.6

1.8

Tablel 3.4 Perhitungan CLI


C
L
I

C
L
I

STLI + FILI

FILI3

ST
LI1

FILI2

FILI3

(1/FM12 - 1/FM1)

(1/FM123 - 1/FM12)

1.69

1,58
(1/0,91-1/0,97)

1,45
(1/0,84-1/0,91)

1.69

0.107555883

0.133166963

Tot

1.93

3.4

Analisa Hasil
Berikut merupakan analisa hasil penelitian
grip Strength dan MMH.
3.4.1 Analisa Grip Strength
Bedasarkan teori mengenai grip strength
banyak aspek yang dapat mempengaruhi kekuatan
genggaman seseorang. Salah satunya apabila
dikaitkan denga ilmu fisika mengenai gravitasi dan
tekanan, kedua posisi (duduk dan berdiri) saat
pengukuran grip strength ini memiliki nilai hasil
kekuatan genggam yang berbeda. Posisi duduk
memiliki kekuatan genggaman lebih kecil
dibandingkan dengan posisi berdiri. Hal itu terjadi
karena saat posisi duduk tekanan yang diberikan
manusia jauh lebih besar yaitu tekanan pada kaki
dan tempat duduk, sedangkan saat berdiri tekanan
yang diberikan manusia lebih kecil karena hanya
memberi tekanan pada kaki.
Bedasarkan percobaan grip strength yang
dilakukan didapatkan hasil analisa yang berbeda
dengan teoritis. Bedasarkan percobaan kami pada
kedua praktikan, diketahui bahwa posisi duduk
menghasilkan kekuatan genggam yang lebih besar
dibanding kekuatan genggam saat berdiri. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
beragamnya diameter penggenggaman yang
bervariasi (4,5 ; 5,5 ; 7 cm) , replikasi yang
beruntun secara langsung, dan kondisi fisik
praktikan.
Berdasarkan data praktikum biomekanika
mengenai
terdapat
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kekuatan genggam, diantaranya
umur, tinggi badan, berat badan, BMI, dan
handspan. Kemudian dilakukan uji menggunakan

software SPSS dengan menggunakan korelasi


pearson.
Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan
hubungan grip strength dengan faktor-faktor
lainnya diantaranya adalah faktor umur yang
memiliki korelasi yang cukup karena menunjukan
hasil -0.620 dan berada pada parameter nilai 0.4<x<=-0,7. Faktor tinggi badan
memiliki
korelasi yang cukup yaitu menunjukan nilai
sebesar 0,554 yang berada berada pada parameter
nilai 0.4<x<=0,7. Faktor berat badan memiliki
korelasi yang cukup yakni sebesar 0,534 dan
berada diantara parameter nilai 0.4<x<=0,7.
Faktor BMI sebesar 0,148 sehingga termasuk
faktor dengan korelasi sangat lemah karena berada
diantara 0<= 0,2. faktor kelima mengenai
handspan yang memiliki korelasi yang cukup
karena memiliki nilai grip sebesar 0,468 dan
berada pada parameter 0.4<x<=0,7. Sehingga
dapat disimpulkan dari kelima aspek hanya 1
aspek yaitu BMI memiliki korelasi yang sangat
lemah dengan kekuatan genggam.
3.4.2 Analisa Perhitungan Manual Material
Handling
Dari hasil perhitungan Manual Material
Handling, didapatkan hasil STLI yang nantinya
diurutkan berdasarkan tiga nilai terbesar, yaitu
urutan tebesar pertama bernilai 1.67 pada origin
kedua dengan frekuensi 0.6, kemudian 1.65 pada
destination pertama dengan frekuensi 1.4, dan
urutan ketiga 1.49 pada origin ketiga dengan
frekuensi 1.8. Nilai tersebut yang digunakan pada
perhitungan CLI. Pada perhitungan didapat hasil
CLI sebesar 1.93 dan melebihi index standar yakni
1 namun tidak terpaut jauh.

3.5

Kesimpulan

Dari
hasil
pembahasan
mengenai
biomekanika didapatkan hasil bahwa semua
variabel meliputi jenis kelamin, hand span, berat
badan, tinggi badan, dan Body Mass Index
berpengaruh terhadap nilai grip strength yang
dihasilkan.
Sedangkan pada pembahasan studi kasus
manual material handling didapatkan hasil yang
CLI yaitu 1.93 melebihi batas maksimal namun
tidak terpaut jauh. Adapun rekomendasi perbaikan
yang diperlukan untuk meminimalisir terjadinya

resiko cedera tulang belakang pada saat


pengangkatan beban adalah dengan memperkecil
faktor sudut perpindahan serta mengurangi beban
yang diangkat, karena nilai standar beban yang
direkomendasikan lebih besar dari pada beban
yang diangkat operator.
Daftar Pustaka
Ayoub, M. M. and Dampsey, P.G.1999. The
Psychophysical Approach to Material Handling
Task Design. Ergonomic Vol. 42. No.1, pp: 17-31
Chaffn, D., Andersson, G., & Martin, B. (1999).
Occupational Biomechanics (3rd Ed.). New York:
Wiley.
NIOSH. (1981). Work Practices Guides for the
Design of Manual Handling Tasks. NIOSH.
Waters, T., et al., 1994. Applications manual for
the revised NIOSH Lifting Equation.
Wignjosoebroto, Sritomo; 1996. Tata Letak Pabrk
dan Pemindahan Bahan, Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai