1.
Pendahuluan
Dalam kegiatan sehari hari, manusia sering
melakukan pengangkatan barang yang berat.
Apabila hal ini dilakukan secara terus menerus
maka akan berdampak jangka panjang pada
kesehatan tubuh manusia. Maka dari itu perlu
dilakukan
pendekatan
ergonomi
untuk
mendapatkan solusi perbaikan sehingga dapat
mengantisipasi cidera akibat pengankatan beban
yang biasanya terjadi pada tulang belakang.
Cidera pada tulang belakang dapat
mengakibatkan penderita sulit untuk berdiri,
berjalan bahkan kelumpuhan. Hal ini sangat
disayangkan karena dapat mengurangi tingkat
efektifitas dari stasiun kerja itu sendiri.
Dalam ergonomi salah satu yang dibahas
adalah biomekanika, biomekanika sendiri adalah
ilmu yang mempelajari aktivitas mekanik dalam
tubuh ketika melakukan kerja fisik, serta
Landasan Teori
Berikut merupakan landasan teori yang
mendasari dilaksanakannya penelitian ini,
landasan teori berupa penjelasan mengenai
Biomekanika, Grip Strength dan Manual Material
Handling
2.1.
Biomekanika
Menurut Chaffin, Andersson, dan Martin
(1999), biomekanika kerja adalah ilmu yang
berkaitan dengan perilaku mekanis dari sistem
rangka otot dan jaringan tubuh manusia ketika
melakukan pekerjaan fisik. Pada intinya, analisis
biomekanika melibatkan sistem rangka otot
manusia sebagai sistem mekanis sesuai dengan
prinsip fisika.
2.2.
(pers. 2)
STRWL = FIRWL x FM
(pers.3)
FILI = L / FIRWL
(pers.4)
STLI = L /STRWL
(pers.5)
CLI = STLI1 + 1
(pers.6)
Sumber:Waters (1994:42)
3.
Pembahasan
Pada pembahasan ini akan diberikan hasil
analisis studi kasus yg diamati.
3.1.
Permasalahan Umum
Cidera tulang belakang sangat riskan bagi
keberlanjutan
perindustrian.
Cidera
ini
menyebabkan berbagai masalah diantaranya
adalah susah berdiri, berjalan hingga mengalami
kelumpuhan pada operator. Penyebab cidera
tulang belakang diantaranya dipengaruhi oleh
pengangkatan beban yang tidak ergonomis.
Pengangkatan beban ini dipengaruhi oleh faktor
pengali seperti jarak horizontal, vertikal, besar
sudut perpindahan, dan klasifikasi kualitas
benda. Objek yang diamati adalah multi task
lifting, dimana studi kasus yang dihitung adalah
3.2.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah dengan
melakukan pengamatan di stasiun kerja selaama
15 menit untuk setiap task.
3.2.1. Pengumpulan Data Grip Strength
Pengumpulan data Grip Strength dilakukan
dengan menggunakan grip strength dynamometer,
stopwatch, kertas dan bulpen .Langkah
pengambilan data adalah sebagai berikut;
1.
Membagi sumber daya, satu orang laki-laki
dan satu orang perempuan sebagai objek,
pencatat, dan pemegang stopwatch.
2.
Menggunakan grip strength pada posisi
duduk dengan diameter 7cm, 5,5cm dan 4,5
cm, selama 15 detik.
3.
Mencatat hasil
3.2.2 Pengumpulan Data Manual Material
Handling
Pengambilan data manual material
handling dilakukan Di UD. Sari Manis Jalan Pasar
Besar saat pekerja melakukan pengangkatan dua
kardus Royco. Pengangkatan yang dilakukan
pekerja terdiri dari tiga task. Task pertama pekerja
mengangkat kardus dari lantai ke tumpukan
kardus. Task kedua, pekerja mengangkat kardus
dari tumpukan ke meja timbangan. Task ketiga,
pekerja mengangkat kardus dari meja timbangan
ke kendaraan.
3.3
Pengolahan Data
Berikut merupakan pengolahan data dari
observasi.
3.3.1 Grip Strength
Berikut merupakan hasil pengolahan data
grip strength.
Tabel 3.2 Rata-rata Grip Strength Laki-laki dan
Perempuan pada Posisi dan Diameter yang Berbeda
L
P
Diameter
Posisi
24,9
14,7
7 cm
Duduk
30,4
19,4
5.5 cm
32,6
23,0
4.5 cm
22,3
14,4
7 cm
Posisi
28,2
18,0
5.5 cm
Berdiri
34,5
20,5
4.5 cm
Posisi Berdiri
38
35
32
29
26
23
20
4,5 cm 5,5 cm
Posisi Duduk
7 cm
Posisi Berdiri
23
23
23
HM
0.49
0.49
0.54
VM
0.76
0.76
0.85
DM
0.85
0.95
1.12
AM
0.86
0.67
CM
FIRWL
7.2
6.99
7.92
STRWL
6.93
6.82
7.63
FILI
1.58
1.64
1.45
STLI
1.66
1.68
1.5
N.T
1.4
0.6
1.8
C
L
I
STLI + FILI
FILI3
ST
LI1
FILI2
FILI3
(1/FM12 - 1/FM1)
(1/FM123 - 1/FM12)
1.69
1,58
(1/0,91-1/0,97)
1,45
(1/0,84-1/0,91)
1.69
0.107555883
0.133166963
Tot
1.93
3.4
Analisa Hasil
Berikut merupakan analisa hasil penelitian
grip Strength dan MMH.
3.4.1 Analisa Grip Strength
Bedasarkan teori mengenai grip strength
banyak aspek yang dapat mempengaruhi kekuatan
genggaman seseorang. Salah satunya apabila
dikaitkan denga ilmu fisika mengenai gravitasi dan
tekanan, kedua posisi (duduk dan berdiri) saat
pengukuran grip strength ini memiliki nilai hasil
kekuatan genggam yang berbeda. Posisi duduk
memiliki kekuatan genggaman lebih kecil
dibandingkan dengan posisi berdiri. Hal itu terjadi
karena saat posisi duduk tekanan yang diberikan
manusia jauh lebih besar yaitu tekanan pada kaki
dan tempat duduk, sedangkan saat berdiri tekanan
yang diberikan manusia lebih kecil karena hanya
memberi tekanan pada kaki.
Bedasarkan percobaan grip strength yang
dilakukan didapatkan hasil analisa yang berbeda
dengan teoritis. Bedasarkan percobaan kami pada
kedua praktikan, diketahui bahwa posisi duduk
menghasilkan kekuatan genggam yang lebih besar
dibanding kekuatan genggam saat berdiri. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
beragamnya diameter penggenggaman yang
bervariasi (4,5 ; 5,5 ; 7 cm) , replikasi yang
beruntun secara langsung, dan kondisi fisik
praktikan.
Berdasarkan data praktikum biomekanika
mengenai
terdapat
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kekuatan genggam, diantaranya
umur, tinggi badan, berat badan, BMI, dan
handspan. Kemudian dilakukan uji menggunakan
3.5
Kesimpulan
Dari
hasil
pembahasan
mengenai
biomekanika didapatkan hasil bahwa semua
variabel meliputi jenis kelamin, hand span, berat
badan, tinggi badan, dan Body Mass Index
berpengaruh terhadap nilai grip strength yang
dihasilkan.
Sedangkan pada pembahasan studi kasus
manual material handling didapatkan hasil yang
CLI yaitu 1.93 melebihi batas maksimal namun
tidak terpaut jauh. Adapun rekomendasi perbaikan
yang diperlukan untuk meminimalisir terjadinya