Anda di halaman 1dari 24

1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kota pada masa sekarang ini semakin tidak memperhatikan sisi-sisi kemanusiaan dan
hubungan sosial dengan masyarakat sekitar,dengan semakin terbukanya lahan di kota
yang dapat berfungsi sebagai tempat orang-orang dapat memanusiakan dirinya
setelah melewati harinya yang monoton,penuh dengan persaingan dan berbagai
macam tuntutan hidup yang menekan.
Sekarang ini dapat dilihat di kota-kota besar,kesibukan dan ketegangan masyarakat
semakin

meningkat

dengan

persaingan

dalam

berbagai

macam

aspek

kehidupan.Hampir sebagian besar waktu yang dimiliki oleh manusia saat ini
dihabiskan

di

dalam

kepenatan,ketegangan,dan

ruangan

dan

tekanan

dalam

untuk

bekerja.Untuk

pekerjaan

serta

melepaskan

untuk

mencapai

keseimbangan rohani dan jasmani seseorang,maka diperlukan suatu peralihan


suasana dan kegiatan yang bersifat rekreatif di luara ruangan,untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan kepenatan setelah melakukan berbagi macam aktivitas.
Dengan tingkat kepadatan yang tinggi yang diikuti dengan aktivitas yang padat dan
melelahkan membuat masyarakat kota Medan mudah jenuh dan stress. Oleh karena
itu masyarakat membutuhkan sarana hiburan dan rekreasi yang dapat membantu
menghilangkan kepenatan dan merilekskan diri. Tempat hiburan dan rekreasi yang
dapat

menampung

kegiatan

bersosialisasi

dipandang

efisien

karena

aktivitas

masyarakat yang tinggi yang dapat mengurangi waktu untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan sesama.
Sementara itu sarana rekreasi di Medan sangatlah minim.Sarana hiburan setingkat
taman

Impian

Jaya

Ancol,Sea

world,TMII

dan

sebagainya

hanya

terdapat

di

Jakarta.Oleh karena itu perlunya sebuah Theme Park yang direncanakan dan
diharapkan menjadi salah satu pusat hiburan dan rekreasi yang ada di kota
Medan,diharapkan dapat berguna bagi masyarakat di kota Medan sebagai salah satu
pusat hiburan terbesar yang ada di kota Medan yang lebih dalam lagi dapat
diharapkan menjadi sebuah ruang dalam kota.Secara umum,pusat hiburan ini dapat
digunakan oleh kalangan masyarakat di luar ataupun di sekitar kota Medan.

TUJUAN
Tujuan didirikannya atau dibuatnya tempat rekreasi Borneo Theme Park di kota
Palangkaraya adalah:

2
1. Menciptakan suatu tempat rekreasi yang benar-benar dapat memenuhi
kebutuhan rekreasi masyarakat kota Palangkaraya khususnya bahkan turis
domestik dan turis mancanegara dalam bentuk suasana tradisional Borneo atau
pulau Kalimantan.
2. Memberikan image/citra baru bagi kota Palangkaraya.
3. Menciptakan suatu tempat yang berkualitas dan bervariasi bagi aktifitas pusat
kota.
4. Ikut mendukung visi dan kebijakan pemerintah dalam keanekaragaman objek
pariwisata dan rekreasi dalam usahanya untuk berbenah menata diri yang
akhirnya dapat menambah devisa daerah.
5. Dengan perencanaan tempat rekreasi Theme Park ini di kota Palangkaraya
dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat,menarik,dan menyenangkan.
6. Tempat rekreasi ini akan dapat menjadi salah satu alternatif tujuan wisata dan
meningkatkan kreatifitas serta imajinasi pengunjung.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara membuat suatu tempat rekreasi Borneo Theme Park
dengan menghadirkan dan memberikan suasana tradisional Borneo atau pulau
Kalimantan, baik berupa budaya dan peninggalan sejarah.
2. Bagaimana membuat suatu tempat rekreasi permainan Theme Park dengan
tema ARSITEKTUR POSTMODERN yang dapat berfungsi sebagai tempat
rekreasi yang menyenangkan,ideal,nyaman dan mudah dijangkau dan dapat
menarik minat pengunjung.
3. Bagaimana menyediakan dan mengakomodir fasilitas rekreasi yang dapat
dijangkau dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan mayarakat dan dapat
meningkatkan kreatifitas masyarakat.
4. Bagaimana memilih struktur yang tepat yang mampu mendukung bangunan
nantinya baik bentuk maupun kekuatannya sehingga sesuai dengan kebutuhan
bangunan tersebut di kota Medan.
5. Bagaimana membuat tempat rekreasi permainan di kota Palangkaraya ini
menjadi suatu saran rekreasi yang menyenangkan sehingga setiap pengunjung
ingin kembali menikmatinya secara berulang-ulang.

METODOLOGI PENELITIAN
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses
perencanaan dan perancangan Borneo Theme Park ini dilakukan beberapa pendekatan
desain yaitu :
a. Pengumpulan Data

3
Dalam metode pengumpulan data, dilakukan dengan beberapa cara yaitu studi
pustaka atau studi literature, studi banding serta dengan studi lapangan. Studi
pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang
diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai
dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. Studi
banding

terhadap

proyek

dan

tema

sejenis

dengan

melakukan

pendekatan

perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada , sumber dapat berupa buku,
majalah, internet, dan sebagainya. Sedangkan studi lapangan mengenai kondisi
sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.
b. Analisa
Dalam metode analisa, dilakukan dengan cara menstrukturkan data serta membuat
analisa terhadap tapak dan di sekitarnya. Menstrukturkan data yang berasal dari data
literatur dengan data yang ada di lapangan. Setelah itu membuat analisa dan
membuat konseptual bangunan yang disesuaikan dengan tema dan fungsi bangunan
sejenis.
c. Pelaporan
Pada metode pelaporan, yang dilakukan yaitu membuat desain yang lengkap yang
bisa dijadikan gambaran arsitektur berikut dengan foto maketnya.

DEFINISI BORNEO THEME PARK


Borneo Theme Park merupakan Sebuah taman rekreasi yang memiliki karakteristik
untuk menampilkan suasana tradisional, budaya, dan sejarah mengenai Borneo atau
Pulau Kalimantan.

KRITERIA DESAIN
1. Menghadirkan dan memberikan suasana tradisional Borneo atau pulau
Kalimantan, baik berupa budaya dan peninggalan sejarah
2. Menyenangkan, ideal, nyaman dan mudah dijangkau dan dapat menarik minat
pengunjung
3. Memaksimalkan fasilitas rekreasi yang dapat dijangkau dan dapat dinikmati
oleh

seluruh

masyarakat.

lapisan

masyarakat

dan

dapat

meningkatkan

kreatifitas

4. Menjadi suatu saran rekreasi yang menyenangkan sehingga setiap pengunjung


ingin kembali menikmatinya secara berulang-ulang.

GAYA PERANCANGAN
Konsep yang diterapkan pada perancangan Borneo Theme Park ini adalah Gaya
Arsitektur Postmodern.

Arsitektur Postmodern adalah percampuran antara tradisional dengan non


tradisional,gabungan setengah modern dengan setengah modern,perpaduan
antara lama dan baru.Arsitektur Postmodern mempunyai style yang hybrid
(perpaduan

dua

unsur)

dan

bermuka

ganda

atau

sering

disebut

double

coding.Timbulnya era baru ini dapat juga dilihat sebagai hasil kombinasi antara
Romantic

dan

sedangkan

modernist,yang

yang

kedua

pertama

menunjukkan

memperlihatkan

keragaman

kesamaan

budaya

budaya
yang

universal(Stern,1980).
Dua ciri pokok Arsitektur Postmodern adalah anti rasional dan neo sculptural,berbeda
dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional.Ciri-ciri bangunan sculptural
sangat menonjol kerena dihiasi dengan ornamen-ornamen dari zaman Baroque dan
Renaissance.
Budi Sukada (1988) menyebutkan ada 10 ciri Arsitektur Postmodern yaitu:
1. Mengandung unsur komunikatif yang bersifat lokal atau populer
2. Membangkitkan kembali kenangan historik
3. Berkonteks urban
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi
5. Bersifat representasional
6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain)
7. Dihasilkan dari partisipasi
8. Mencerminkan aspirasi umum
9. Bersifat plural
10.Bersifat ekletik

5
Untuk dapat dikategorikan sebagai Arsitektur Postmodern tidak harus memenuhi
kesepuluh ciri diatas.Sebuah karya arsitektur yang mempunyai enam atau tujuh ciri di
atas sudah dapat dikategorikan ke dalam Arsitektur Postmodern.
Aliran-aliran Arsitektur Postmodern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan
reaksi terhadap lingkungannya.Charles Jenks mengelompokkan Arsitektur Postmodern
menjadi enam aliran.Aliran-aliran ini menurutnya sudah mulai sejak tahun
1960an.keenam aliran tersebut adalah:
1. Historicism : Pemkaian lemen-elemen klasik (misalnya ionic,doric,dan
corinthian)pada bangunan yang digabungkan dengan pola-pola modern.
Contoh:Aero Saarinen,Philip Jhonson,Robert Venturi,Kisho kurokawa,Kyonori
kikutake.
2. Straight Revivalism : Pembangkitan kembali langgam neo-klasik ke dalam
bangunan yang bersifat monumental dengan irama komposisi yang berulang
dan simetris. Contoh:Aldo Rossi,Monta Mozuna,Ricardo Bofill,Mario Botta.
3. Neo-Vernacularism : Menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional
dengan membuat bentuk dan pola-pola bangunan lokal. Contoh:darborne
&Darke,joseph Esherick,Aldo van Eyck.
4. Contextualism(Urbanist+Ad Hoc) : Memperhatikan lingkungan dalam
penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi lingkungan yang
serasai.Aliran ini disebut juga Urbanism. Contoh:Lucien Kroll,leon Krier,James
Stirling.
5. Metaphor & Metaphisical : Mengekspresikan secara eksplisit dan implisit
ungkapan metafora dan metafisika (spiritual)ke dalam bentuk bangunan.
Contoh:Stanley Tigerman,Antonio Gaudi,Mimoru Takeyama.
6. Postmodern space : Memperlihatkan pembentukan ruang dengan
mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri. Contoh:Peter

Eisman,Robert Stern,Charles More,Kohn,Pederson-Fox.

STUDI LITERATUR

DEFINISI THEME PARK


Taman bertema (Theme Park) merupakan jenis taman yang memiliki karakteristik yang
berbeda dari jenis taman lainnya. Karakteristik untuk setiap taman bertema tidaklah
sama dengan taman bertema lainnya, karakteristik taman disesuaikan dengan tema
taman yang digunakan.
Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas dari pada sekedar taman
bertema. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku A Variation on Theme Park:
The New American City and the End of Public Space, memberikan definisi tentang
Theme Park sebagai dunia atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat
pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan
stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).

7
Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong munculnya
konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian masyarakat akan suatu
kondisi dimana dunia mereka nampak atau jadi lebih baik inilah yang menyebabkan
naiknya popularitas konsep ini.
Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali meski
seringkali

menggunakan

bentuk/wujud

artistik

yang

cenderung

menipu

atau

memperdaya merupakan suatu pengganti kenyataan demokrasi publik dan bahkan


menjadi lebih menarik karena orang diberi stimulasi dan simulasi tentang keadaan
yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial,
kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen
dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan.
Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa munculnya
konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt Disney, membuat
Michael Eisner (pimpinan Disney yang baru) mengeluarkan ide untuk membangun
sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan, hotel, resort, pusat
perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan idetersebut membuat banyak pihak mencoba
mengikutinya dengan konsep yang hampir sama. Beberapa bahkan bereksperimen
lebih jauh dengan mengintegrasikan juga area kerja mereka seperti studio, setting
lokasi pengambilan gambar, kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam
kawasan terpadu tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu
menarik dan hidup.

PENERAPAN KONSEP THEME PARK

8
Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan atau
rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan kota.
Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama, diharapkan
mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota (bangunan dan ruang
kota) akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan fungsi saja dan menghidupkan
kembali aktivitas dan peranannya.

GERBANG UTAMA
Gerbang

adalah

tempat

keluar atau masuk ke dalam


suatu kawasan tertutup yang
dikelilingi pagar atau dinding.
Gerbang

berguna

mencegah

atau

mengendalikan
masuknya
dapat
hanya

untuk

arus

orang.

bersifat
berupa

keluarGerbang

sederhana
bukaan

sederhana pada sebuah pagar, maupun dekoratif dan bahkan monumental. Istilah
lainnya untuk gerbang adalah pintu dan gapura.

PARKIR AREA
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara
karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di

9
tengah jalan raya; namun parkir di sisi
jalan

umumnya

Fasilitas

parkir

sama

dengan

untuk

diperbolehkan.

dibangun
kebanyakan

memfasilitasi

pemakai

bersamagedung,

kendaraan

gedung.Termasuk

dalam

pengertian

parkir

adalah

setiap

kendaraan

yang

berhenti

pada

tempat-tempat

tertentu

baik

yang

dinyatakan dengan rambu lalu lintas


ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau
menurunkan orang dan/atau barang.
Ada tiga jenis utama parkir, yang berdasarkan mengaturan posisi kendaraan, yaitu
parkir paralel, parkir tegak lurus, dan parkir serong.
Fasilitas parkir berbentuk:

Parkir di pinggir jalan


Parkir di luar badan jalan

SCULPTURE
Adalah

karya

seni

tiga

dimensi

yang

dibuat

dengan

membentuk atau menggabungkan keras, bahan plastik,


kawat, suara, teks, cahaya, biasanya batu (entah batu atau
marmer), logam, kaca, atau kayu. Beberapa patung dibuat
langsung

dengan

digabungkan,

mencari

bangun

atau

bersama

ukiran
dan

yang

menembak,

lainnya
dilas,

dicetak, atau buanglah. Patung sering dicat.

FUNGSI SCULPTURE

Menghiasi sebuah ruangan (interior maupun eksterior)


Melambangkan sebuah kesan ciri khas dari suatu

wilayah; bangunan, ruangan, taman, tempat-tempat bersejarah, dll.


Memberikan petunjuk sebuah perjalanan sejarah dari suatu wilayah.

HOTEL

Hotel marketing (suatu pengantar) :

(A. Joen, Oka, Hotel Marketing, suatu pengantar)

10

Kata Hotel berasal dari bahasa


Yunani yaitu Hotells yang berarti
memberi tempat perlindungan
kepada pengunjung dengan
imbalan upah atau hadiah bagi
pemiliknya

Peraturan usaha dan


penggolongan hotel,
keputusan MENPARPOSTEL
RI No. 37/PW304/MPPT-89
tentang Peraturan Usaha
Penggolongan Hotel :

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau


seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum
dan jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersil

American Encyclopedia :

(American Encyclopedia)

Hotel adalah suatu badan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan


serta menyediakan sarana lainnya bagi wisatawan
KLASIFIKASI HOTEL BINTANG 4
Klasifikasi hotel adalah suatu sistem pengelompokkan hotel kedalam berbagai
kelas dan tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Sistem klasifikasi
hotel didunia berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Di
Indonesia berdasarkan MENPARPOSTEL No.KM.94/HK.103/MPTT-87, dan
keputusan DIRJEN PARIWISATA No.14/U/11/88, tentang pelaksanaan ketentuan
usaha dan penggolongan hotel, menentukan klasifikasi hotel berdasarkan
penilaian-penilaian :
a. Besar kecilnya hotel atau banyak sedikitnya jumlah kamar
b. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penerimaan untuk
tamu, dapur, toilet dan telepon umum
c. Peralatan
pengelola
baik yang
keperluan

yang tersedia, baik bagi karyawan, tamu, maupun bagi


hotel, peralatan yang dimiliki oleh setiap department/bagian,
dipergunakan untuk keperluan pelayanan tamu maupun untuk
pelaksanaan para karyawan

d. Kualitas lokasi dan lingkungan bangunan


e. Kualitas bangunan,kualitas bahan-bahan bangunan yang dipergunakan
seperti kualitas lantai, dinding termasuk juga tingkat kekedapan terhadap
suara yang datang dari luar maupun dari dalam hotel

11

f. Tata letak ruang dan ukuran ruang


g. Pelayanan yang diberikan dengan mengacu pada kebutuhan-kebutuhan
dan keinginan-keinginan para tamu.

BERDASARKAN PENGGOLONGAN
1.

Umum
: Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, function
room,restoran, dan kamar tidur.

2. Kamar Tidur

Terdapat minimal 50 kamar standard dengan luas 24 m2/kamar

Terdapat minimum 3 kamar suite dengan luas 48 m2/kamar

Ukuran Tempat tidur :

Single bed :
Double bed :

24 m2
28 m2

Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai

Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar

Dilengkapi dengan Wi Fi untuk mengakses internet (hotel bisnis).

3. Ruang Makan : Mempunyai minimum 2 buah dining room, salah satunya


berupa coffee shop.
4. Bar

Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan pengatur


udara mekanik (AC) dengan suhu 240C

Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m.

5. Ruang Fungsional

Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan
kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar

Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby

Terdapat Pre function room.

6. Lobby

Mempunyai luasan minimum 100 m2

12

Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita
dengan perlengkapannya

Lebar koridor minimum 1,6 m.

7. Drug Store

Minimum terdapat drug store, bank, money charger, air line agent,
souvenir shop, biro perjalanan, perkantoran, butik dan salon

Tersedia poliklinik dan paramedis.

8. Sarana Rekreasi dan Olahraga

Minimum 1 buah dengan pilihan: tennis, bowling, golf, fitness, sauna,


billiard, jogging, diskotik, atau taman bermain anak

Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak

Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari alternatif


berperahu, menyelam, selancar atau ski air

Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat dipilih dari alternatif hiking,
berkuda atau berburu.

Diskotik/night club kedap suara dengan AC dan toilet.

9. Utilitas Penunjang

Transportasi vertikal mekanis

Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari

Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin

Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal

Tersedia PABX

Dilengkapi dengan sentral video/TV, radio, paging, carcall.

PERUMUSAN PROGRAM AKTIVITAS &


RUANG

13

PELAKU KEGIATAN
Pelaku kegiatan dalam Borneo Theme park ini terdiri dari:
Pengunjung : Dari kelompok pegunjung terbagi lagi atas:
Anak-anak : Baik yang bermain, berlatih maupun menonton orang yang

sedang bermain
Remaja : Baik yang bermain, berlatih maupun menonton orang yang

sedang bermain
Dewasa : Baik sebagai pemain,staf, penyewa dan penonton.
Orang tua : Baik yang datang dan bermain serta menonton, berbelanja

dan mencari hiburan.


Pengelola.
Service.

KEGIATAN
Kegiatan utama : Rekreatif , Tempat bermain segala jenis permainan
Kegiatan pendukung :
Souvenir dan retail shop : Menjual barang-barang tradisional Borneo
Restoran dan kafe : Tempat yang menyediakan makanan dan minuman
tradisional

DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG


Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam
maupun luar bangunan. Aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan
fungsi yang tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua
jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung.

1. Fasilitas Utama
a. Gerbang Utama
b. Parkir Area
c. Sclupture (Pada Bundaran)
d. Tree Hotel (Maks. 4 Lantai)
2. Fasilitas Pendukung
a. Kegiatann rekreasi
Tradisional Borneo Culture
Rumah Pohon
Taman Tematik
b. Fasilitas Pengunjung
Foodcourt
Restoran

c. Fasilitas pendukung dan penerima

14
Lobby utama
Pengelola
Security
d. Servis dan utilitas
Ruang mechanical dan elektrikal
e. Gedung parkir dan basement

PRESEDEN
THEME PARK
Pada abad ke-18 terjadi
revolusi

industri

yang

diawali di negara-negara
Eropa.

Peristiwa

ini

membuat berbagai negara


menghasilkan
inovasi

di

inovasiberbagai

industri. Penemuan mesinmesin industri membuat


tenaga

kerja

manusia

digeser oleh tenaga mesin. Penemuan mesin ini juga mendukung terjadinya produksi
masal, sehingga material bangunan seperti besi, baja, dan kaca yang diproduksi
secara masal menjadi sering digunakan di berbagai bangunan. Berbagai negara
bersaing untuk saling menunjukkan kehebatannya masingmasing di bidang industri.
Hal inilah yang memicu adanya Worlds Fair, asal-usul dari adanya theme park di
dunia. Pameran industri dari berbagai negara ini dilangsugkan beberapa kali, salah

15
satunya berlangsung pada pertengahan abad ke- 18, tepatnya pada tahun 1851 di
London. Yang membuatnya istimewa adalah pameran besar ini diselenggarakan di
Crystal Palace rancangan Joseph Paxton yang terkenal pada masa itu sebagai
perwujudan revolusi industri.
Worlds Fair inilah yang memicu adanya theme park di masa sekarang ini. Dengan
membuat replika dari tempat tertentu, akan membuat orang merasakan berada di
tempat yang dimaksud. Worlds Fair adalah salah satu contoh theme park. Pada tahuntahun berikutnya diselenggarakan Worlds Fair dengan tempat yang berbeda-beda.
Seperti pada tahun 1853 di New York dan 1855 di Paris. Saat keunggulan dari seluruh
dunia berada dalam satu atap kaca yang besar dalam satu space arsitektural
menjadikan pameran ini menjadi sebuah theme park7 . Setelah adanya Worlds Fair,
terjadi pengembangan dari sebuah theme park. Theme park bukan hanya diterapkan
pada sebuah taman rekreasi atau eksibisi, namun juga di dalam struktur sebuah kota.

Phuket FantaSea -The Ultimate Cultural Theme Park

16

Sebuah desain Perjalanan ke desa Karnaval untuk rekreasi, serta melihat budaya dan
kerajinan serta pertunjukan gaja. Berjalan-jalan melalui desa Carival terpesona adalah
perjalanan melalui sejarah architextural Thailand. Setiap fasad yang menarik
menjanjikan pengalaman belanja yang unik di mana pengunjung dapat berbelanja hati
mereka keluar.

17

DISNEY WORLD PARKING & MAIN GATE


Pada kawasan rekreasi Disney World
terlihat gerbang utama dengan
desain simetri dan warna cerah
menciptakan kecerian pengunjung
yang akan masuk.
Pada Area Parkir Disney World, akan
terlihat jalur parkir yang
memanjang agar menghindari
antrian panjang.

SCLUPTURE CHINESE FUN STEFANO CERIO


Patung kehidupan, merupakan patung populer
menggambarkan beberapa orang Cina yang
senang

mengenakan

tradisional. Di

Cina,

pakaian
warna

pernikahan

merah

adalah

simbol cinta, kemakmuran, dan kebahagiaan.

18

ACACIA HOTEL JAKARTA


Sebuah

hotel

berbintang

empat

yang

beralamat di Jl. Kramat No. 81, Jakarta ini


menjadi salah satu tempat favorit memiliki
214 kamar, yang terdiri dari Deluxe Rooms,
A-Club

Rooms,

Executive

Rooms,

Suite

Rooms dan Penthouse. Selalu menjadi pionir


dalam

kenyamanan

pelanggan,

FREE

dan

koneksi

kepuasan

Internet

yang

diberikan di setiap kamar, dengan kecepatan


up to 1MB, untuk A-Club room disediakan
komputer pribadi dan fasilitas individually
controlled air conditioning, IDD, Satellite TV
dan dua channel film hiburan, Coffee and Tea maker In-room Bars dan kulkas, kamar
mandi elegan, kotak deposit.
Salah satu tempat menarik di hotel ini dalah Pharaoh Pub dan Discotique, tempat yang
cocok bagi mereka yang suka Clubbing. Tempat bersantai lainnya adalah The
Promenade Caf, yang menawarkan spesialisties dari Asian dann Western. Ada lagi
Fountain

Bar,

tempat

yang

elegan

untuk

menikmati

koktail

favorit

sambil

mendengarkan live piano. Golden Ming Chinnese Restaurant menyajikan masakan


Kanton

dan

Sichuan.

Golden

Berkapasitas 1.200 orang.

Rose

Ballroom

merupakan

tempat

pertemuan

19

FASILITAS HOTEL ACACIA JAKARTA

Frontdesk 24h

Bar/Lounge

Laundry

Fitness Centre

Business Centre Lift/Elevator

Concierge

Ballroom

Deposit Box

Non-smoking Fl

Cold Pool

Restaurant

Sauna / Spa Room Service

Internet Meeting Room

Conference Rm

Car Parking

Cable TV

Fax Machine

20

LOKASI
KRITERIA PEMILIHAN LOKASI
Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan tengah kota yang merupakan


bangunan yang dirancang memiliki fungsi
rekreasi dan komersil yang berskala kota.
Berada di dekat jalan besar.

Pencapaian

Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik


angkutan umum maupun pribadi ( karena itu
harus berada pada jalan besar atau jalan arteri
kota ).

Area pelayanan

Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola


Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota adalah antara
2-3 km. Adapun kriteria untuk area
pelayanannya yaitu merupakan lingkungan
permukiman dan banyak terdapat kompleks
perumahan.

Peraturan

Tanah milik pemerintah atau pribadi.


Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah
komersil.
Untuk daerah komersil akan dikembangkan di
WPP E.
KDB bangunan 60 %

21

LOKASI

Lokasi

: Jl. Piere Tendekan

Luas Lahan

: 9.394 m2 = 0,94 ha

22

DESKRIPSI KONDISI EKSISTING LOKASI

EKSISTING LOKASI
Judul Proyek : Borneo Theme Park
Fungsi : tempat rekreasi dan hiburan

23
Lokasi Lahan : Jl. Piere Tendekan
KDB : 60%
Kondisi Lahan : Pasir, Berkontur Ringan
Arah Lalu Lintas : 2 arah
Batasan Site
o Utara
Movie Theme

: Lahan Kosong pepohonan, Perencanaan Zona

o Selatan

: Jl. Utama Piere Tendekan

o Timur
Theme

: Lahan Kosong pepohonan, Perencanaan Zona Animal

o Barat
: Lahan Kosong pepohonan, Perencanaan Zona
Futuristic Theme
Luas Site Keseluruhan : 9.394 m2 = 0,94 ha
Luas Site yang diolah : 9.394 m2 = 0,94 ha
Tinggi Bangunan : 1 - 4 lantai
Potensi Site :

Site terdapat banyak pepohonan


Transportasi lancar dan baik
Site dekat dengan sungai

24

Anda mungkin juga menyukai