Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh Kelompok 3 :
Alberta Vinanci R.
(15/391593/PEK/21039)
Diana Putri
(15/391615/PEK/21061)
(15/391639/PEK/21085)
Kisty Mincahyawati
(15/391646/PEK/21092)
(15/391675/PEK/21121)
Pengembalian buku juga jauh lebih mudah sekarang, karena peminjam hanya dengan
menaruhkan buku-buku yang mereka pinjam kedalam drop box yang telah disediakan di
perpustakaan. Selanjutnya scanner yang ada di dalam drop box tersebut akan memindai tag
RFID dan menandainya sebagai buku tersebut kembali ke dalam sistem.
Tugas lain dari staf perpustakaan adalah mengatur rak dalam perpustakaan. Karena
jumlah dari pengguna yang dapat mengakses perpustakaan sangatlah banyak dan pelanggan
tidak mengembalikan buku pada rak buku yang semestinya, sehingga pengaturan pada rak
buku akan susah untuk dikelola. Sistem manajemen dalam pengaturan rak buku di dalam
perpustaakan AUCMS terdiri dari scanner portabel dan base station. Solusi yang dirancang
untuk mengcover tiga operasi utama yaitu mencari buku individu, pemeriksaan stok
persediaan perpustakaan, dan menemukan buku yang telah disimpan dengan benar. Informasi
yang disimpan dalam database pusat terhadap informasi dan tag RFID buku yang ada dalam
perpustakaan, serta yang terkait dengan OPAC.Scanner portabel ini akan mengambil
informasi yang tersimpan pada buku yang memiliki tag RFID, serta menggunakan informasi
yang telah tersimpan didalam database, sehingga staf perpustakaan dapat memindahkan buku
pada tempatnya. Buku-buku yang hilang juga dapat diidentifikasi menggunakan scanner
portable ini dengan mencari data dari setiap buku pada rak tertentu. Informasi yang
dikumpulkan dari scanner portable ini akan memberikan laporan buku-buku apa saja yang
hilang dan tidak pada raknya. Sistem ini telah meningkatkan keakuratan dan kecepatan dalam
mencari informasi buku pada raknya (20 buku dapat diidentifikasi per-menitnya).
Salah satu masalah yang dapat terjadi pada perpustakaan adalah pencurian. Tag RFID
sangatlah berguna untuk mencegah terjadinya pencurian karena adanya instalasi sistem
Electronic Article Surveillance (EAS) pada pintu keluar perpustakaan. Seperti sistem alarm
keamanan pada pertokoan, bila anggota perpustakaan berusaha untuk keluar tanpa meminjam
terlebih dahulu maka sistem pengaman tersebut akan membaca tag RFID yang ada pada buku
dan akan memberikan signal pada alarm, sistem ini dapat mengidentifikasi tag RFID pada
jarak 1 meter tanpa gangguan dari barang-barang yang memiliki magnet. Sistem EAS ini
akan tersambung pada penjaga perpustakaan. Deteksi pencurian ini adalah teknologi yang
terpisah dari database perpustakaan, namun hal ini merupakan bagian dari mengatur sistem
perpustakaan pada AUCMS.
Dengan RFID proses pelabelan menjadi lebih mudah dan akurat karena datadata penting mengenai buku seperti penerbit, judul buku, dan pengarangnya
dibantu
dengan
sistem
melalui
sintesis
Untuk proses peminjaman buku, peminjam akan mencari buku yang akan dipinjam
atau menghubungi langsung bagian perpustakaan MAKSI untuk mengambilkan buku
yang akan dipinjam. Kemudian, petugas akan menscan barcode yang ada di kartu
anggota perpustakaan peminjam dan yang ada dibuku sehingga informasi peminjam
dan buku yang dipinjam termuat dalam akun sintesis petugas perpustakaan. Tidak ada
pencatatan manual atau stempel tanggal pembukuan buku karena ukuran perpustakaan
MAKSI yang kecil dan jumlah inventaris buku yang masih sedikit. Petugas akan
memantau data peminjam buku dan kapan buku harus dikembalikan.
Apabila peminjam ingin memperpanjang waktu peminjaman buku, bisa dilakukan
secara online lewat akun sintesis pribadi peminjam. Perpanjangan online ini hanya
bisa dilakukan oleh mahasiswa MAKSI saja, untuk mahasiswa di luar MAKSI tidak
bisa melakukan perpanjangan online.
Untuk proses pengembalian buku, peminjam langsung membawa buku yang
akan dikembalikan ke petugas perpustakaan MAKSI, dan petugas akan menscan kartu
anggota perpustakaan peminjam dan barcode yang ada dibuku kemudian
mengkonfirmasi bahwa buku dikembalikan lewat akun sintesis petugas perpustakaan,
dan petugas akan melakukan pengecekan terkait dengan denda.
c. Buku Terlambat Dikembalikan dan Denda
Di akun sintesis petugas perpustakaan MAKSI, terdapat menu yang berfungsi
menampilkan daftar buku yang dipinjam beserta jumlah hari keterlambatan. Petugas
akan menghubungi mahasiswa yang terlambat mengembalikan buku apabila jumlah
hari keterlambatan sudah mencapai 3 hari. Mahasiswa yang terlambat mengembalikan
buku akan diminta oleh petugas untuk membayar denda pengembalian ke bank sesuai
dengan jumlah dari keterlambatan dikalikan Rp5.000. Setelah membayar, bukti
pembayaran denda diberikan kepada petugas perpustakaan dan buku dapat
dikembalikan.
d. Penambahan Buku Baru
Apabila ada buku baru yang baru datang, petugas akan melakukan input melalui
sintesis pada menu katalogue, kemudian penambahn buku. Input dilakukan 2x, yang
pertama bertujuan untuk mendata buku baru, dan yang kedua bertujuan untuk
mengeluarkan label barcode yang ditempel pada buku. Selain itu, petugas juga akan
menempelkan nomor inventaris untuk mempermudah dalam mencari dan melakukan
pengecekan buku.
e. Sistem Rak Buku
karena perpustakaan MAKSI yang terbilang cukup kecil dan jumlah inventaris buku
yang sedikit, sistem rak dilakukan secara manual oleh petugas dengan cara
mengurutkan buku sesuai abjad judul dan nomor inventaris yang diberikan untuk
setiap buku juga dapat membantu petugas dalam melakukan pengecekan di rak buku.
Setelah selesai, buku tersebut diletakkan pada rak inventaris dan buku sudah bisa
dipinjam.
f. Pencurian Buku/Buku Hilang
dalam kasus hilangnya buku yang dipinjam oleh mahasiswa, petugas akan meminta
pertanggungjawaban penggantian buku yang baru. Untuk kasus pencurian, sampai
saat ini belum pernah terjadi karena rak buku di perpustakaan MAKSI dikunci oleh
petugas.
IT memainkan peran penting dalam pengelolaan perpustakaan karena dapat
menggantikan kegiatan yang awalnya dilakukan secara manual menjadi IT based.
Misalnya dalam daftar peminjam buku, jumlah keterlambatan, daftar buku yang
dipinjam, semuanya bisa dipantau oleh petugas melalui akun sintesisnya.
Sistem scan dan barcode dapat memudahkan pengidentifikasian informasi
buku dan informasi peminjam. Sistem perpustakaan yang terintegrasi di seluruh FEB
dapat dijadikan pengendalian pihak perpustakaan mengenai aturan peminjaman buku,
misalnya jumlah maksimal buku yang dipinjam adalah 3. Apabila di perpustakaan
MAKSI peminjam telah meminjam 2 buku, kemudian peminjam meminjam 3 buku di
perpustakaan S1 reguler, maka sistem hanya akan mengijinkan peminjaman 1 buku
saja.