Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki
diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup
manusia. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian,
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut
usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga
tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa
penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya.
Anamnesis
Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapat data tentang pasien melalu
pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu auto
anamnesis dan allo anamnesis. Auto anamnesis adalah anamesis yang dilakukan kepada
pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung darri
sumbernya. Sedangkan allo anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada keluarga
pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada keadaan darurat ketika
pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat.1
Dalam melakukan anamnesis tanyakanlah hal-hal yang logik mengenai penyakit pasien,
dengarkan dengan baik apa yang dikatakan pasien, jangan memotong pembicaraan pasien
bila tidak perlu. Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, dan anamnesis
pribadi yang meliputi keadaan social ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan dan
lingkungan.2
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : Interna publishing.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien yang mengalami ganguan berkemih dan penurunan
fungsi faali meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital dan keadaan umum, inspeksipalpasi,perkusi dan auskultasi.
Pemeriksaan kedaan umum pada pasien dapat dilakukan secara selintas pandang
dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu perlu dinilai secara umum tentang
kesadaran pasien yang tediri adas compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporokoma, atau
koma. Seorang dokter perlu mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang konsep
anatomi fisiologi umum sehingga dengan cepat dapat menilai keadaan umum, kesadaran, dan
pengukuran GCS bila kesadaran pasien menurun yang memerlukan kecepatan dan ketepatan
penilaian. Pada pasien tersebut didapatkan keadaan umum yaitu compos mentis.3
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien tersebut didapatkan suhu tubuh
normal (37oC), frekuensi pernapasan normal, denyut nadi normal, tekanan darah normal.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus tersebut adalah pemeriksaan
antropometri. Pemeriksaan antropometri yang dilakukan adalah pemeriksaan berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas dan lingkar perut serta rasionya dan indeks massa tubuh
(IMT).
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan
normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan
kecepatan tertentu. Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada
keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.4
Lingkar lengan atas dan lingkar pinggang/perut memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Rasio Lingkar perut(Lpe) dan lingkar
pinggul (Lpa) : rasio Lpe-Lpa digunakan untuk menentukan adanya distribusi lemak tubuh
sentral di daerah abdomen. Rasio Lpe:Lpa dikatakan tinggi : laki-laki lebih besar dari 0,95,
perempuan lebih besar dari 0,85.
IMT digunakan untuk memantau status gizi orang dewasa yang berumur diatas 18
tahun khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula
IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya, seperti adanya edema,
asites dan hepatomegali.4
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai
berikut:4
IMT =
Dari hasil perhitungan tersebut, massa tubuh seseorang dapat diinterpretasikan sesuai
tabel 1.1. Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi
menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria
dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan
jenis kelamin.
Tabel 1.1 Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
neuroendokrin dari penuaan. Pada suatu penelitian laboratorium diketahui bahwa sel normal
memiliki kapasitas yang terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal inilah
yang terjadi pada sel-sel tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua dan lemah, teori ini
menjadi dasar dari teori pembatasan replikasi sel. Mekanisme neuroendokrin mengatakan
bahwa ketika manusia menjadi tua, tubuh hanya mampu memproduksi hormon lebih sedikit
akibatnya fungsi tubuh terganggu dan muncul berbagai keluhan.
Teori Wear and Tear menganggap bahwa tubuh dan sel-selnya yang sering digunakan
dan disalahgunakan secara terus menerus akan menjadi lemah dan akan mengalami
kerusakan dan akhirnya meninggal. Organ tubuh seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan yang
lain akan menurun fungsinya karena toksin di dalam makanan dan lingkungan yang kita
terima setiap hari, selain itu juga akibat dari konsu msi lemak, gula, kafein, nikotin, alkohol
yang berlebihan. Dan yang tidak kalah penting adalah akibar dari paparan sinar matahari serta
stress fisik dan psikis. Yang harus diingat adalah bahwa kerusakan ini tidak terbatas pada
organ, melainkan juga terjadi pada tingkat sel.
Teori biologi proses menua meliputi teori seluler, genetik clock, sintesis protein
(kolagen dan elastin), keracunan oksigen, dan sistem imun.
Teori seluler menjelaskan bahwa kemampuan sel hanya dapat membelah dalam
jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika
sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi,
jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit.
(Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian
terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut
mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya
umur.
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel
pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena
rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut berisiko mengalami proses penuaan dan
mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki
diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami
kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel
tidak dapat diganti.
Menurut teori Genetik Clock menua telah diprogram secara genetik untuk speciesspecies tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang
telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti
kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit
akhir yang katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan
cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup
yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27
tahun, sapi 20 tahun)
Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa
waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat di
Jepang yaitu pria 76 tahun dan wanita 82 tahun .
Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini
Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa
ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk
membuktikan apakah yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka
dilakukan trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa
nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan
sitoplasmanya.
Teori sintesis protein (kolagen dan elastin), jaringan seperti kulit dan kartilago
kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan
adanya perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia
beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan
bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen
pada kartilago dan elastin pada klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih
tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih
mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan
cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem
muskuloskeletal.
Keracunan Oksigen, teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel
didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar
yang
tinggi,
tanpa
mekanisme
pertahan
diri
tertentu.Ketidak
mampuan
mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mangalami
perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik.
Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi
dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses
ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat
penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari
kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan
jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan kerusakan sistem tubuh.
Teori sistem imun menjelaskan tentang kemampuan sistem imun mengalami
kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang
terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang
berkontribusi dalam proses penuaan.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan
berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition).
Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal
ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan
tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar
terjadinya peristiwa autoimun .
Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibodi yang luas mengenai jaringanjaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada
banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto
antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia.
Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada
proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker
leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya umur.
Teori campurana atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir
penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang
progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk
beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi,
hipotermi, dan proses penyakit. (kronik dan akut).
Teori Psikologis proses menua yaitu teori pelepasan dan teori aktivitas. Teori
pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses
yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari
masyarakat. Sedangkan teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas
dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan
aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian.
Etiologi
Banyak faktor yang menyebabkan setiap orang menjadi tua melalui proses penuaan. Pada
dasarnya berbagai faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Beberapa faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang menurun kadarnya,
proses glikosilasi, sistem kekebalan tubuh yang menurun dan juga faktor genetik. Sedangkan
faktor eksternal adalah gaya hidup yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan hidup
yang salah, paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet, stress dan penyebab sosial lain
seperti kemiskinan. Kedua faktor ini saling terkait dan memainkan peran yang besar dalam
penyebab proses penuaan.
Tubuh kita membentuk suatu reaksi kimia kompleks yang membentuk suatu molekul
kimia yang tidak stabil yang disebut radikal bebas. Molekul radikal bebas ini dapat
menyebabkan kerusakan pada sel yang sehat melalui suatu proses yang disebut dengan
Oksidasi. Proses ini sama seperti proses yang kita lihat pada apel hijau yang berubah warna
menjadi coklat atau logam tembaga yang berubah warna dari emas kemerahan menjadi biru
kehijauan. Produksi radikal bebas ini dapat meningkat jumlahnya apabila kita sering terpapar
oleh sinar matahari, merokok, polusi udara dan mengkonsumsi makanan yang rendah nilai
gizinya. Produksi radikal bebas yang semakin meningkat dalam tubuh kita memberi
kontribusi yang besar terhadap terjadinya proses penuaan berbagai organ tubuh.
Stress juga berperan besar pada semakin cepatnya proses penuaan terjadi. Stress dalam
hal ini tidak hanya terkait dengan psikologis tetapi juga jasmani. Apabila tubuh kita
mengalami kerusakan, maka tubuh akan mencoba untuk memulihkan diri sendiri. Pada batas
tertentu tubuh dapat pulih namun tidak seratus persen dan tentu tidak pada semua kasus.
Semakin sering tubuh kita mengalami stress maka makin kecil kemungkinan tubuh untuk
pulih akibatnya tubuh semakin menua dan menjadi rentan terhadap penyakit. Apa yang
menyebabkan tubuh kita tidak bisa sepenuhnya memulihkan kerusakan tadi, sebagian besar
belum diketahui.
Perubahan yang Dialami pada Proses Menua
Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi perubahan fisik, mental, psikologis, dan
spiritual. Perubahan fisik yang terjadi antara lain pada sel, sistem persarafan, sistem
pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem pengaturan temperatur tubuh,
sistem respirasi, sistem gastrointestinal, sistem reproduksi, sistem genito urinaria, sistem
endokrin, sistem kulit, sistem muskuloskeletal
Perubahan pada sel yaitu sel menjasi lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya,
berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya
proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya
mekanisme perbaikan sel, otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
Perubahan pada sistem persarafan yaitu berat otak menurun 10-20% (setiap orang
berkurang sel otaknya dalam setiap harinya), cepatnyan menurun hubungan persarafan,
lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres, mengecilnya saraf
panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium
dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan
terhadap dingin. Dan kurang sensitif terhadap sentuhan.
Perubahan pada sistem pendengaran yaitu presbiakusis (gangguan pada pendengaran).
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi
suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia diatas 60 tahun. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis,
terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin, pendengaran
bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.
Perubahan pada sistem penglihatan antara lain fingter pupil timbul skelerosis dan
hilangnya tespon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
dan susah melihat dalam cahaya gelap. Hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapangan
pandang; berkurang luas pandangannya, dan berkurangnya daya membedakan warna biru
atau hijau pada skala.
Perubahan pada sistem kardiovaskuler antara lain lastisitas dinding aorta menurun,
katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung untuk memompa menurun 1%
setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak),
tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
Perubahan pada sistem pengtaturan temperatur tubuh, hipotalamus dianggap bekerja
sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai
faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain temperatur tubuh menurun
(hipotermia) secara fisiologik 35o ini akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan
refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktivitas otot.
Peubahan pada sistem respirasi yaitu otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas
residu meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun,
dan kedalaman bernafas menurun, alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang, O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg dan CO 2 pada arteri tidak berganti,
kemampuan untuk batuk berkurang, dan kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot
pernapasan akan menurun seiring degan bertambahnya usia.
Perubahan pada sistem gastrointestinal anatara lain kehilangan gigi; penyebab utama
adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indera pengecap menurun; adanya iritasi
yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari
saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit, esofagus melebar.
Pada lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu
mengosongkan menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absobsi
melemah (daya absobsi terganggu). Pada hati makin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
Perubahan pada sistem reproduksi yaitu menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara.
Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan
secara beransur-ansur, dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun, selaput lendir
vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.
Perubahan pada sistem genito urinaria, ginjal merupaan alat untuk mengeluarkan sisa
metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit
terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan
nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang
akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.
Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai
200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah
dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine, pembesaran prostat kurang lebih 75%
dialami oleh pria usia di atas 65 tahun dan artrofi vulva.
Perubahan pada sistem endokrin antara lain produksi hampir semua hormon menurun,
fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah. Pada pituitari; hormon pertumbuhan ada
tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi
dari ACTH, TSH, FSH, LH. Dan menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
Perubahan pada sistem kulit antara lain kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan
jaringan lemak, kulit kasar dan bersisik, dan mekanisme proteksi kulit menurun yaitu
produksi serum menurun dan gangguan pigmentasi kulit. Selain itu kulit kepala dan rambut
juga menipis, dan kelenjar keringat berkurang jumlahnya.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal antara lain tulang kehilangan density (cairan)
dan makin rapuh, kifosis, discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek, persendian
membesar dan menjadi pendek, tendon mengerut dan mengalami skelrosis
Perubahan mental juga terjadi, hal ini dipengaruhi oleh perubahan fisik, organ perasa,
kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, dan lingkungan. Memori jangka panjang
mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk.
Intelegensi tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal. Dan
berkurangnya keterampilan psikomotor.
Perubahan-perubahan Psikososial. Pensiun, nilai seseorang sering diukur oleh
produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang
pensiun (purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain finansial
(income berkurang), status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala fasilitasnya), teman/kenalan atau relasi dan pekerjaan/kegiatan. Merasakan
atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality), perubahan dalam cara hidup,
yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit. Ekonomi akibat pemberhentian dari
jabatan (economic deprivation), meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,
bertambahnya biaya pengobatan. Penyakit kronis dan ketidakmampuan, gangguan saraf
pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian, gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri, perubahan
konsep diri.
Perkembangan Spritual meliputi agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupan antara lain ansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun
menurut Folwer (1978), universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan.
Penyakit pada Proses Menua
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas
jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi otot pernafasan
sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada lanjut usia diantaranya
pneumonia, kematian cukup tinggi sampai 40 % yang terjadi karena daya tahan tubuh yang
menurun. Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup tinggi.
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit menurun. Yang paling
banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas
dan juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga menyebabkan
menurunnya kekuatan otot jantung. Pada lansia, tekanan darah meningkat secara bertahap.
Elastisitas jantung pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50 % dibanding orang
berusia 20 tahun. Tekanan darah pada wanita tua mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua
mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal.
Pada lansia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut jantung iskemi.
Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi adalah pada
pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis serta faktor pencetusnya bisa karena banyak
merokok, kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes mellitus dan berat badan berlebihan serta
kurang berolah raga. Masalah lain pada lansia adalah hipertensi yang sering ditemukan dan
menjadi faktor utama penyebab stroke dan penyakit jantung koroner.
Penyakit yang sering terjadi pada saluran pencernaan lansia antara lain gastritis dan
ulkus peptikum, dengan gejala yang biasanya tidak spesifik, penurunan berat badan, mualmual, perut terasa tidak enak. Namun keluhan seperti kembung, perut terasa tidak enak
seringkali akibat ketidakmampuan mencerna makanan karena menurunnya fungsi kelenjar
pencernaan. Sembelit/konstipasi kurang nafsu makan juga sering dijumpai.
Pada pria berusia lebih dari 50 tahun bisa terjadi pembesaran kelenjar prostat
(hipertrofi prostat), yang mengakibatkan gangguan buang air kecil, sedang pria lanjut usia
banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat. Pada wanita bisa dijumpai peradangan
kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat gangguan buang air kecil. Keadaan ini
disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor yang menyumbat saluran
kemih.
Dalam sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat
stress dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stress. Oleh karena itu, dengan
mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu menghadapi stress.
Menurunnya hormon tiroid juga menyebabkan lansia tampak lesu dan kurang bergairah.
Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya seperti adanya menopause pada wanita, sedang
pada pria terjadi penurunan sekresi kelenjar testis. Penyakit metabolik yang banyak dijumpai
ialah diabetas melitus dan osteoporosis.
Penyakit pada sendi diakibatkan oleh degenerasi atau kerusakan pada permukaan
sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia. Lansia sering mengeluhkan linu-linu,
pegal, dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah persendian pada jarijari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan panggul. Gangguan metabolisme asam urat
dalam tubuh (gout) menyebabkan nyeri yang sifatnya akut. Terjadinya osteoporosis menjadi
menyebab tulang-tulang lanjut usia mudah patah. Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut
usia tersebut jatuh, akibat kekuatan otot berkurang, koordinasi anggota badan menurun,
mendadak pusing, penglihatan yang kurang baik, dan bisa karena cahaya kurang terang dan
lantai yang licin.
Penyakit yang disebabkan proses keganasan, penyebab pasti belum diketahui hanya
nampak makin tua seseorang makin mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker
banyak dijumpai pada rahim, payudara dan saluran pencernaan, yang biasanya dimulai pada
usia 50 tahun. Kanker pada pria paling banyak dijumpai pada paru-paru, saluran pencernaan
dan kelenjar prostat.
Penyakit-penyakit lain yang juga dijumpai adalah penyakit saraf yang terpenting
adalah akibat kerusakan pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan perdarahan otak
atau menimbulkan kepikunan (senilis).
Working Diagnosis
Pada kasus tersebut, pasien tersebut tidak dapat menahan kencing karena mengalami
proses menua sehingga terjadi penurunan fungsi faal sistem urogenital.
Diferensial Diagnosis
Pencegahan