Anda di halaman 1dari 64

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,

PENELITIAN DAN STATISTIK

BAB XVII
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, PENELITIAN
DAN STATISTIK
A.

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENELITIAN


1.

Pendahuluan

Kebijaksanaan pembangunan di bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi


dan Penelitian dalam Repelita V didasarkan pada Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) 1988 yang menekankan pentingnya peningkatan pem bangunan dan kemampuan nasional di segala bidang serta mempercepat
proses pembaharuan menuju terciptanya masyarakat yang maju dan sejahtera
dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk itu
ditingkatkan kegiatan penelitian, pengkajian, penguasaan, pemanfaatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; sesuai dengan kebutuhan
masa kini dan masa depan. Peningkatan kegiatan tersebut disesuaikan pula
dengan prioritas dan penahapan pembangunan serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan dilaksanakan secara terpadu dengan semua sektor lainnya.
Strategi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
Repelita V dilaksanakan melalui 4 tahapan transformasi teknologi yang
meliputi (a) Tahap penggunaan teknologi yang telah ada; (b) Tahap integrasi

XVII/3

teknologi yang telah ada ke dalam desain dan produksi barang-barang baru;
(c) Tahap pengembangan teknologi baru; dan (d) Tahap penelitian dasar.
Sedangkan usaha-usaha transformasi teknologi tersebut dilaksanakan melalui
sembilan wahana industri, yaitu: (1) Industri penerbangan; (2) Industri
maritim dan perkapalan; (3) Industri alat-alat transportasi darat; (4) Industri
elektronika dan telekomunikasi; (5) Industri energi; (6) Industri rekayasa;
(7) Industri alat-alat dan mesin pertanian; (8) Industri pertahanan dan
keamanan; (9) Industri penunjang lainnya.
Usaha-usaha transformasi teknologi melalui berbagai wahana di atas
diwujudkan dalam program ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian yang
sejak Repelita III dikelompokkan dalam matriks Program Utama Nasional
(PUNAS) Riset dan Teknologi sebagai berikut: (1) Kebutuhan Dasar
Manusia; (2) Sumber Alam dan Energi; (3) Industrialisasi; (4) Pertahanan
dan Keamanan; (5) Sosial, Ekonomi, Budaya, Falsafah, Hukum dan
Perundang-undangan.
Berbagai indikator keberhasilan penting dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi sejak Repelita I sampai tahun keempat Repelita V antara lain
tampak di sektor pertanian pangan yang telah berhasil melepas 98 varitas
unggul padi dan 79 varitas unggul palawija. Sebagian besar varitas unggul
padi, sebesar 30 varitas, dilepas dalam Repelita IV dan berperan sangat
menentukan dalam tercapainya keadaan swasembada dalam pangan,
khususnya beras. Di sub sektor peternakan telah berhasil dilahirkan 15 ekor
anak sapi unggul dengan teknologi alih janin (embrio transfer). Di sub sektor
perikanan berhasil ditingkatkan produksi udang windu kualitas ekspor dan
produksi beberapa jenis ikan berkat diperkenalkannya penggunaan teknologi
hormon untuk memperbanyak frekuensi pemijahan.
Selanjutnya di sektor kesehatan sejak Repelita IV antara lain berhasil
dikembangkan kit diagnostik untuk pemeriksaan kimia darah, antibodi
monoklonal untuk pemeriksaan penyakit kaki gajah, metode dipstick dan
reagen Hepatitis Entebe untuk pemeriksaan kantong donor darah kalau-kalau
tercemar virus HIV/AIDS dan virus Hepatitis B, teknologi iradiasi amnion
chorion untuk pengobatan luka bakar, teknologi alih janin (bayi tabung)
untuk pasangan suami-isteri yang sulit memperoleh anak, dan produksi
antibiotika Cephalosphorin.

XVII/4

Dalam industri penerbangan telah berhasil diproduksi sejumlah


pesawat terbang. Sampai tahun 1992 jumlah pesawat terbang yang telah
diserahkan kepada pengguna tercatat 214 buah, termasuk yang telah
diekspor sebanyak 15 buah. Seluruh pesawat tersebut terdiri dari 101 buah
pesawat jenis NC 212 dan CN 235, dan 113 buah helikopter jenis NBELL
412, NBO 105, dan NAS 332. Di samping itu sejak tahun 1986 telah
ditandatangani kontrak pembuatan beberapa jenis suku cadang/komponen
untuk pesawat tempur F-16 dan pesawat komersial Boeing 737, 767, dan
F-100.
Di bidang industri transportasi darat telah berhasil diekspor sebanyak
150 gerbong kereta api. Di bidang industri maritim dan perkapalan telah
berhasil diluncurkan kapal layar bertenaga surya Maruta Jaya (900 dwt) dan
kapal Caraka Jaya (3.600 dwt) sebanyak 5 buah. Sementara itu di bidang
energi berhasil dikembangkan potensi panas bumi, tenaga surya, dan gambut
untuk tenaga listrik, dan briket batu bara untuk keperluan rumah tangga.
Berbagai contoh hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di beberapa sektor pembangunan tersebut di atas, antara lain
menunjukkan adanya kemajuan di bidang pengembangan teknik produksi
yang mengarah pada penguasaan proses produksi dengan memanfaatkan
teknologi bagi peningkatan proses pertambahan nilai. Selain itu juga
menunjukkan adanya peningkatan produktivitas, kemampuan dan
keterampilan tenaga peneliti Indonesia, termasuk adanya kemampuan
rancang bangun dan rekayasa di bidang industri transportasi khususnya
industri penerbangan. Kesemuanya itu merupakan kemajuan penting untuk
memacu proses industrialisasi dan meningkatkan efisiensi produksi dalam
rangka pertumbuhan ekonomi nasional.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), sejak Repelita I sampai dengan tahun keempat
Repelita V terus diupayakan peningkatan mutu penelitian dan pengembangan
melalui (a) pengembangan cumber daya manusia, (b) pembangunan
prasarana penelitian, dan (c) penyebaran dan pemasyarakatan IPTEK.
Sedangkan pengembangan kelembagaan diarahkan pada usaha untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas seluruh kegiatan
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melakukan penataan

XVII/5

pengelolaannya yang mencakup koordinasi, keterkaitan antar lembaga,


pembinaan etika profesi ilmiah, dan penciptaan iklim yang mendukung serta
perlindungan bagi ilmuwan.
Sementara itu pada tahun 1984 dibentuk Dewan Riset Nasional (DRN).
Dewan ini bertugas meningkatkan kegiatan koordinasi, perumusan,
pemantauan dan evaluasi terhadap program-program nasional Ristek. Untuk
itu sejak tahun 1991/92 program pengembangan IPTEK yang telah
dirumuskan oleh Dewan Riset Nasional tersebut dilaksanakan sebagai
program penelitian terpilih khusus untuk perguruan tinggi dan program riset
unggulan terpadu yang melibatkan berbagai sektor terkait. Dari program
tersebut diharapkan dapat dihasilkan suatu produk unggulan yang dapat
mendukung dan memenuhi kebutuhan pembangunan nasional sehingga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri. Selanjutnya pada.
tahun 1990 dibentuk Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yang
terutama bertugas untuk memberikan pertimbangan pada pemerintah
mengenai pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
a.

Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Bidang Ilmu


Pengetahuan dan Penelitian

Dalam rangka upaya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya


manusia, sejak Repelita II dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi
para peneliti dari lembaga-lembaga Ristek, seperti LIPI, LAPAN, BATAN,
BAKOSURTANAL, dan BPPT, baik di dalam maupun di luar negeri.
Dalam Repelita II pendidikan di dalam negeri untuk tenaga peneliti
pada lembaga-lembaga tersebut baru menghasilkan sebanyak 19 orang doktor
(S3), 88 orang master (S2), 114 sarjana (S1), dan 848 orang peserta kursus
berbagai disiplin ilmu. Jumlah tersebut makin bertambah sehingga pada tahun
keempat Repelita V telah berjumlah 249 orang doktor (S3), 811 master (S2),
2.345 sarjana (S1), dan 6.557 orang peserta kursus berbagai disiplin ilmu.
Sementara itu untuk pendidikan di luar negeri dalam Repe-lita II baru
dididik sebanyak 9 orang doktor (S3), 13 orang master (S2), dan 72 orang
peserta kursus. Pada tahun keempat Repelita V jumlah tersebut
telah
meningkat menjadi 277 orang doktor (S3), 1.434 orang magister (S2), dan
1.452 peserta kursus (Tabel XVII-1). Dengan makin meningkatnya jumlah
maupun mutu tenaga peneliti, dapat diharapkan akan meningkat pula
kemampuan kita dalam penelitian. Dengan demikian dapat pula diharapkan

XVII/6

TABEL XVII 1
1)
TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA PENELITI,
1968 1992/93
(orang)

1)
2)
3)

Angka kumulatif.
Angka diperbaiki dengan menambah 2.222 orang Doktor dari Perguruan Tinggi
yang belum dimasukkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Angka Sementara sampai bulan Desember 1992.

XVII/7

bahwa dalam PJPT II para peneliti kita akan dapat memberikan sumbangan
yang lebih besar dalam IPTEK dan dalam pembangunan nasional.
Dengan makin meningkatnya jumlah maupun mutu tenaga peneliti,
maka makin bertambah besar potensi untuk memperoleh tenaga peneliti yang
berkeahlian, berdedikasi, berprakarsa, kreatif, dan inovatif. Dengan tenaga
peneliti berkualifikasi seperti tersebut di muka maka akan dapat dipacu
proses pembangunan industri yang berorientasi IPTEK yang tinggi.
b. Pembangunan Prasarana Penelitian
Dalam rangka menunjang usaha transformasi teknologi dan industri,
maka dalam Repelita II di Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong telah dibangun 2 buah fasilitas
laboratorium, yaitu Laboratorium Uji Konstruksi (LUK) dan Laboratorium
Sumber Daya Energi (LSDE). Selanjutnya dalam Repelita III sampai dengan
tahun keempat Repelita V telah terbangun pula sebanyak 16 buah tambahan
fasilitas laboratorium, antara lain terdiri dari: Laboratorium Uji Konstruksi
(LUK)-BPPT, Laboratorium Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
(KIM)-LIPI, Laboratorium Sumber Daya Energi (LSDE)-BPPT,
Laboratorium Fisika Terapan (LFT)-LIPI, Laboratorium Aero-Gasdinamika
dan Getaran (LAGG)-BPPT serta Laboratorium Kimia Terapan
(LKT)-LIPI.
Di samping fasilitas laboratorium tersebut juga telah dibangun
fasilitas penelitian bidang nuklir, yaitu Instalasi Reaktor Serba Guna (RSG)
G. A. Siwabessy yang meliputi laboratorium-laboratorium produksi elemen
bakar reaktor, pengolahan limbah radioaktif, produksi radio isotop, bahan
bakar eksperimental, radio metalurgi, elektro mekano nuklir, keselamatan dan
keteknikan, neutron guide, dan spektrometri neutron. Pembangunan
laboratorium-laboratorium penelitian tersebut memungkinkan pelaksanaan
produksi isotop dan pengujian keandalan elemen bakar serta komponen
reaktor.
Selanjutnya pada tahun 1986 telah pula dibangun fasilitas penelitian
di bidang bioteknologi. Pada tahun keempat Repelita V fasilitas tersebut telah
mencakup laboratorium bioteknologi LIPI di Cibinong, laboratorium
bioteknologi industri di kawasan PUSPIPTEK Serpong, dan 3 buah
laboratorium bioteknologi di Pusat Antar Universitas (PAU). Sedangkan

XVII/8

untuk penelitian di bidang elektronika pada tahun 1981 di Bandung telah


dibangun laboratorium elektronika nasional (LEN) dan pada tahun 1992
dibangun pula laboratorium telekomunikasi, elektronika dan komponen
material (TELKOMA) LIPI. Di bidang kedirgantaraan dalam Repelita V
telah dibangun stasiun bumi di Biak, Irian Jaya, dan Pare-Pare, Sulawesi
Selatan, laboratorium pengolahan data satelit di Pekayon, Jakarta, serta
laboratorium propelan dan roket di Rumpin, Bogor.
Di bidang kelautan, pada akhir Repelita III dibangun 2 buah stasiun
kelautan di Ancol Jakarta dan Ambon. Dalam Repelita IV dibangun 2 buah
stasiun kelautan tambahan di Tual, Maluku dan pulau Pari, Jakarta. Dalam
Repelita V stasiun kelautan dibangun juga di Bitung, Sulawesi Utara, dan
Biak, Irian Jaya. Stasiun-stasiun penelitian kelautan tersebut berfungsi
sebagai sarana pengamatan dan sarana untuk menginventarisasi sumber daya
laut di seluruh pelosok nusantara. Untuk mendukung kegiatan penelitian
kelautan tersebut, sejak Repelita V telah dioperasikan kapal riset Baruna
Jaya I sebagai kapal riset oseanografi, Baruna Jaya II sebagai kapal riset
hidrografi, dan Baruna Jaya III sebagai kapal riset serba guna. Pada tahun
1990 juga dibangun laboratorium hidrodinamika di Surabaya untuk meneliti
gerakan air. Dengan terus bertambahnya prasarana penelitian yang dibangun
sejak Repelita II sampai dengan tahun keempat Repelita V maka kegiatan
penelitian di berbagai bidang terus dapat ditingkatkan dengan lebih efisien
dan produktif agar dapat meningkatkan kemampuan bangsa dalam
penguasaan dan penerapan IPTEK.
c.

Penyebaran dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi

Kegiatan penyebaran dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan


teknologi dilaksanakan sejak Repelita II. Kegiatan tersebut antara lain
dilakukan melalui media massa, baik media elektronik maupun cetak,
melalui pameran keliling, organisasi ilmiah, dan melalui himpunan profesi
ilmiah dan keilmuan. Setiap tahun sejak 1969 juga diadakan lomba karya
ilmiah bagi peneliti-peneliti muda dan kelompok ilmiah remaja. Selain itu
diadakan pertemuan-pertemuan ilmiah dan peningkatan publikasi dalam
bentuk berbagai majalah ilmiah dan pencetakan abstrak hasil-hasil penelitian
di LIPI, LAPAN, BATAN, BPPT dan BAKOSURTANAL. Sampai tahun
keempat Repelita V telah berhasil dipublikasikan 1.098 buah abstrak yang
terdiri dari 942 abstrak bidang analisis, 138 buah abstrak bidang desain dan
XVII/9

18 buah abstrak prototipe. Selain itu sejak Repelita I juga diadakan kerja
sama dengan organisasi ilmiah di luar negeri, termasuk di lingkungan
ASEAN dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam rangka menunjang pengembangan IPTEK di sektor industri,
sejak Repelita I telah dilaksanakan kegiatan pelayanan jasa IPTEK dalam
bentuk seperti kegiatan standardisasi, kalibrasi, instrumentasi dan metrologi,
serta jasa dokumentasi dan informasi IPTEK. Kegiatan standardisasi
meliputi penyediaan berbagai informasi dan layanan standardisasi,
pengendalian mutu, dan sertifikasi. Kegiatan kalibrasi, instrumentasi dan
metrologi meliputi penyediaan layanan perencanaan dan pengembangan
sistem serta perbaikan, pemeliharaan, pengujian instalasi sistem dan
peralatan. Dengan adanya upaya penyebaran dan pemasyarakatan bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dilakukan sejak Repelita I, telah
banyak informasi dan hasil-hasil dari berbagai penelitian yang dimanfaatkan
oleh masyarakat, baik untuk kebutuhan industri maupun pemanfaatan
lainnya. Penyebaran dan pemasyarakatan informasi hasil penelitian penting
artinya bagi upaya memacu peran serta masyarakat dalam mengembangkan
dan penerapan IPTEK sehingga akan terwujud masyarakat yang sadar akan
peran dan manfaat IPTEK dalam pembangunan nasional. Dengan demikian
secara bertahap IPTEK akan membudaya dan memasyarakat.
3.

Hasil Penelitian Yang Dicapai

a.

Program Utama Nasional Riset dan Teknologi dalam Bidang


Kebutuhan Dasar Manusia (PUNAS-Ristek I)

(1)

Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Teknologi


Pangan

(a)

Penelitian Tanaman Pangan

Penelitian di bidang tanaman pangan yang dilakukan dalam Repelita I berhasil melepas 6 varitas padi dan 5 varitas palawija. Dalam Repelita II, Repelita III dan Repelita IV penelitian di bidang ini terus dilakukan
dan selama lima tahun terakhir sampai dengan tahun keempat Repelita V
berhasil dilepas lagi sebanyak 20 varitas unggul padi dan 27 varitas unggul
palawija. Demikianlah jumlah seluruh varitas unggul padi yang telah dilepas
sejak Repelita I adalah 70 varitas padi sawah, 9 varitas padi pasang surut,

XVII/10

dan 19 varitas padi gogo. Sementara itu varitas-varitas unggul palawija yang
telah dilepas meliputi 17 varitas jagung, 9 varitas sorgum, 19 varitas kedele,
12 varitas kacang hijau, 10 varitas kacang tanah, 4 varitas kacang tunggak,
5 varitas ubi jalar dan 3 varitas ubi kayu.
Selain itu sejak tahun 1976 juga telah dilaksanakan penelitian
tanaman dengan menggunakan teknologi nuklir/teknik iradiasi. Dengan
teknologi ini dapat diperbaiki sifat tanaman padi, kedele, kacang hijau, dan
gandum. Sampai dengan tahun keempat Repelita V penelitian dengan teknik
nuklir tersebut telah menghasilkan varitas unggul padi Atomita-3 dan Atomita4 yang mempunyai sifat umur pendek, produksi tinggi, dan tahan terhadap
hama wereng.
(b) Penelitian Tanaman Hortikultura
Penelitian tanaman hortikultura dimaksudkan untuk mendukung
peningkatan jumlah produksi sayuran dan buah-buahan baik dalam arti
kuantitatip, keberagaman maupun mutunya. Kegiatan penelitian yang telah
dilakukan sejak Repelita II telah menghasilkan varitas unggul sayuran dan
buah-buahan sebanyak 14 varitas yang meliputi 1 varitas tomat, 1 varitas
kentang, 2 varitas bawang putih, 3 varitas alpukat, 1 varitas rambutan,
4 varitas durian, 1 varitas salak, dan 1 varitas langsat. Dalam Repelita IV
jumlah varitas keseluruhan telah meningkat menjadi 17 varitas. Selama lima
tahun terakhir ini telah dilepas lagi 2 varitas bawang putih.
Di bidang teknologi budi daya tanaman hortikultura, berkat
penelitian yang telah dilaksanakan, sejak 1980 telah dihasilkan antara lain
teknologi produksi bibit jeruk bebas penyakit melalui penyambungan tunas
pucuk dan pengendalian vektor secara terpadu, metode pengendalian hama
dan penyakit terpadu, teknik propagasi untuk kentang, pisang dan anggrek,
teknologi pengembangan sayuran yang telah dirakit, dan teknik pembibitan
buah-buahan. Berbagai hasil penelitian di atas, baik yang berbentuk varitas
unggul maupun yang berbentuk teknik pengolahan tanaman telah dilepas di
kalangan para petani. Dengan hasil penelitian tersebut, petani makin
dirangsang untuk terus meningkatkan produksinya.
Dengan peningkatan hasil penelitian hortikultura tersebut, maka makin
dapat dikembangkan potensi pertanian hortikultura sebagai bagian
dari pengembangan agribisnis dalam rangka memanfaatkan peluang dan
XVII/11

keunggulan komparatif berupa iklim yang bervariasi, tanah yang subur,


tenaga kerja yang banyak dan luasnya lahan yang tersedia.
(c) Penelitian Tanaman Perkebunan dan Tanaman Industri
Sejak Repelita II telah dilakukan penelitian tanaman perkebunan dan
tanaman industri untuk menemukan bibit unggul dan tanaman yang tahan
hama. Dalam Repelita IV penelitian tersebut telah menghasilkan 4 varitas
tanaman perkebunan. Selanjutnya selama lima tahun terakhir ini telah
dihasilkan 17 varitas tebu, 5 varitas teh, dan 8 klon. Berbagai varitas unggul
tersebut meliputi klon unggul karet yang mempunyai produktivitas 28-64%
lebih tinggi dari klon GT1 sebanyak 5 klon; hibrida kelapa sawit yang
berbatang pendek dengan produksi tinggi dan dapat mengurangi biaya panen
sebesar 30-40%; klon unggul kakao (DR-2) sebanyak 1 klon; klon unggul
kopi arabika, masing-masing klon BP 415 A dan BP 428 A, dengan
produktivitas lebih dari 3,5 ton/ha dan tahan terhadap penyakit kerat daun.
Sedangkan dalam penelitian tanaman industri selama lima tahun yang
lalu telah berhasil dilepas 7 varitas unggul yang terdiri dari 4 varitas lada
dan 3 varitas kapas. Dalam jangka waktu lima tahun yang lalu sampai
dengan tahun keempat Repelita V juga berhasil dilepas 5 galur tembakau
jepon kenek dan 4 jenis tanaman industri kelapa. Di samping itu juga
dihasilkan tanaman penghasil bahan kontrasepsi serta berbagai varitas
cengkeh yang mempunyai produktivitas tinggi. Selain itu penelitian teknik
budi daya dan perbanyakan tanaman industri yang dilaksanakan telah
menghasilkan teknik pencangkokan cengkeh yang mempunyai sifat unggul
dan penerapan teknik iradiasi untuk pengawetan beberapa biji-bijian dan
rempah-rempah.
Hasil penelitian dalam tanaman industri perkebunan seperti diuraikan
di atas merupakan bagian penting dari peranan pengembangan IPTEK dalam
mendukung kemajuan agroindustri dan meningkatkan ekspor non migas
dalam Repelita V.
(2) Penelitian bidang Peternakan
Penelitian bidang peternakan yang dimulai sejak Repelita III
diarahkan pada upaya pengembangan pakan ternak yang murah dan bernilai
gizi tinggi, peningkatan pemeliharaan kesehatan dan penanggulangan

XVII/12

penyakit ternak, dan pengembangan budi daya ternak. Dalam Repelita III
perhatian utama penelitian peternakan diberikan pada usaha untuk mene mukan pakan ternak yang dapat menambah berat badan sapi dan kerbau.
Untuk itu berhasil ditingkatkan berat badan sapi per hari sebesar 0,8 kg dan
kerbau sebesar 0,7 kg. Pada tahun 1987 berhasil ditemukan formula
suplemen berkualitas tinggi yang dinamakan Urea Molases Blok (UMB)
untuk pakan sapi dan kambing. Sejak itu sampai dengan tahun keempat
Repelita V penelitian tersebut disempurnakan dan terbukti di samping
menambah berat badan juga dapat merangsang pertumbuhan daging dan
meningkatkan produksi susu. Selain itu dalam Repelita IV berhasil
ditemukan manfaat daun lamtoro sebagai pengganti konsentrat untuk
kambing, cara peningkatan kualitas jerami sebagai pakan ternak dengan
penambahan urea atau amonia, serta pemanfaatan campuran jerami singkong
dan onggok sebagai pengganti rumput gajah besar. Sementara itu juga berhasil
ditemukan campuran konsentrat pakan ternak yang mengandung kacangkacangan Leguminosa Stylosanthes Huminis untuk meningkatkan berat badan
sapi.
Dalam Repelita IV penelitian di bidang kesehatan dan penyakit
ternak antara lain telah menghasilkan vaksin untuk mencegah penyakit
mulut dan kuku pada kerbau, isolasi virus penyebab penyakit Malignant
Catharral Fever (MCF), dan vaksin terhadap orf dan pox. Sedangkan dalam
tahun-tahun sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
berhasil dilakukan identifikasi kuman penyebab penyakit gumboro, dan
dikembangkan antara lain vaksin ND oral RIVS 2, RIVS 3, dan RIVS 4,
yang bermanfaat untuk pencegahan beberapa penyakit ternak.
Penelitian budi daya ternak dalam Repelita III berhasil meningkatkan
produksi laktasi melalui teknologi persilangan antara Friesen lokal dengan
semen impor. Dalam Repelita IV penelitian dalam teknologi inseminasi
buatan berhasil meningkatkan jumlah produksi sapi. Dengan teknologi alih
janin (embrio transfer) yang dikembangkan dalam tahun-tahun sejak akhir
repelita IV sampai dengan tahun keempat Repelita V berhasil dilahirkan
15 anak sapi yang berasal dari 15 ekor induk. Di samping itu selama jangka
waktu tersebut telah berhasil diatur jarak beranak yang optimal, diatasi
kendala reproduksi, dan diidentifikasi ciri pejantan berkualitas tinggi di
antara sapi Madura dan sapi Bali.
Selain itu pada tahun-tahun tersebut dalam penelitian budi daya
XVII/13

domba juga berhasil diisolasi gen "prolifikasi" yang dapat mengatur tingkat
kelahiran yang diinginkan. Sedangkan dalam penelitian mengenai sistem
pemeliharaan ayam buras berhasil ditemukan metodologi semi intensif.
Metode ini bersifat menyeluruh, meliputi pemberian bahan pakan lokal,
perbaikan kandang, vaksinasi secara teratur, pemisahan anak yang dapat
meningkatkan produksi telur, dan petunjuk bahwa. entog yang dipelihara di
lahan kering dapat memberikan hasil yang lebih baik.
(3) Penelitian bidang Perikanan
Kegiatan penelitian bidang perikanan ditujukan untuk menemukan
sumber-sumber ikan serta data dan informasi mengenai kepadatan jenis ikan
menurut musim dan daerah penyebaran di berbagai perairan Indonesia.
Dalam Repelita III berhasil ditemukan sumber ikan lemuru di Selat Bali,
Jawa Timur, dan Sulawesi. Pada tahun 1985 berhasil dilakukan hibridisasi
ikan mas Majalaya dan Taiwan, dan ditemukan teknik budi daya udang
galah, udang windu, udang penois, dan bandeng. Dalam Repelita IV
berhasil dikembangkan teknologi budi daya sangkar untuk ikan mas, teknik
pencegahan bahaya virus MBV terhadap udang, teknik pemeliharaan larva
udang dengan kelulusan 50%, dan teknik budi daya kerang dan kerang
hijau. Selain itu juga berhasil dikembangkan teknik hipofisasi untuk ikan
jelawat, ikan patin, dan ikan baung.
Dalam tahun-tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V berhasil diperoleh informasi tentang potensi produksi udang,
perkiraan kepadatan cadangan dan tingkat pengusahaan ikan demersal di
beberapa perairan laut. Dalam teknologi penangkapan ikan berhasil
dikembangkan alat tangkap purse-seine dan rumpon penarik gerombolan
ikan. Penelitian teknologi budi daya ikan telah menghasilkan cara-cara
pembenihan udang, bandeng, kakap, nila, jambal siam dan lele lokal serta
pematangan telur berbagai jenis ikan tersebut dan perbanyakan frekuensi
pemijahan melalui teknologi hormon.
Hasil penelitian di bidang perikanan penting artinya bagi upaya
peningkatan diversifikasi produksi ikan guna memenuhi kebutuhan pangan
sumber protein dan meningkatkan nilai ekspor antara lain melalui
pengembangan agribisnis perikanan.

XVII/14

(4) Penelitian bidang Kesehatan


Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan program-program pencegahan dan pemberantasan
penyakit, perbaikan gizi, farmasi, teknologi kedokteran, pelayanan
kesehatan, dan kebijaksanaan kesehatan. Dalam Repelita II dan III diadakan
berbagai usaha peningkatan kemampuan penelitian di bidang kesehatan
melalui kerja sama antar instansi di dalam negeri dan kerja sama
internasional. Jumlah penelitian yang dilaksanakan dalam Repelita II
sebanyak 143 judul dan dalam Repelita III sebanyak 220 judul. Dalam
Repelita IV untuk menunjang kebijaksanaan bidang kesehatan dilaksanakan
kegiatan Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Hasil survai tersebut
menunjukkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dibanding
kondisi dalam Repelita III. Sementara itu dalam periode tersebut di tujuh
rumah sakit mulai diterapkan pemanfaatan alat radioimmunoassay (RIA)
yang menggunakan radiasi nuklir.
Dalam tahun-tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V penelitian mengenai penanggulangan penyakit menular berhasil
mengidentifikasi kuman/spesimen penyebab infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA), mengembangkan klon DNA untuk pengembangan kit diagnostik,
menemukan manfaat ikan nila merah sebagai pengendali larva nyamuk
Malaria di tambak ikan air payau, dan menentukan struktur antibodi yang
terbentuk karena suntikan imunisasi. Di bidang gizi dalam tahun-tahun
tersebut berhasil diidentifikasi komponen dalam tempe yang dapat mencegah
penyakit diare.
Di bidang farmasi selama tahun-tahun 1988/89 sampai dengan
1992/93 dilakukan penelitian mengenai pola penggunaan obat terhadap
penyakit kardiovaskuler, mengenai manfaat ekstrak jahe untuk membunuh
cacing brugia malayi dalam pengobatan penyakit kaki gajah, mengenai
khasiat obat tradisional daun Pena dalam menanggulangi kerusakan sel hati,
dan mengenai pencemaran jamur pada jamu dalam jangka waktu tertentu. Di
samping itu dalam tahun-tahun tersebut juga diadakan studi mengenai
efektivitas antibiotika untuk digunakan secara rasional di berbagai rumah
sakit di Indonesia.
Penelitian di bidang teknologi kedokteran selama lima tahun terakhir
ini sampai tahun 1992/93 berhasil mengembangkan antibodi monoklonal
XVII/15

untuk pemeriksaan penyakit kaki gajah, untuk pemeriksaan kantong donor


darah kalau-kalau tercemar virus HIV/AIDS dan Hepatitis B, kit diagnostik
untuk pemeriksaan kimia darah, produksi antibiotika Cephalosporin, dan
teknologi alih janin untuk pasangan suami-isteri yang sulit memperoleh
anak. Selain itu dalam tahun-tahun tersebut juga telah dilakukan penelitian
iradiasi amnion chorion untuk menutup luka bakar yang dapat mempercepat
waktu penyembuhan, merangsang granulasi, dan mengurangi rasa sakit
penderita.
Untuk meningkatkan pemanfaatan hasil survai kesehatan rumah
tangga (SKRT) dalam menunjang kebijaksanaan dan perencanaan nasional di
bidang kesehatan, sejak 1991/92 kegiatan SKRT diintegrasikan dengan
SUSENAS. Integrasi ini memungkinkan analisa yang lebih luas mengenai
masalah-masalah kesehatan berdasarkan klasifikasi fungsional masyarakat,
seperti tingkat pendapatan, pendidikan, lokasi tempat tinggal, keadaan
lingkungan, pekerjaan, dan faktor-faktor lainnya.
(5) Penelitian Pemukiman dan Perumahan
Penelitian bidang pemukiman dan perumahan ditujukan untuk
menunjang program pengadaan perumahan rakyat, perbaikan kampung,
pemugaran desa, penyediaan air bersih, pembangunan saluran air limbah,
saluran air hujan, dan untuk penanganan masalah sampah. Dalam Repelita I
telah dihasilkan berbagai prototipe perumahan yang meliputi antara lain
perumahan dokter, perumahan veteran, perumahan pegawai DKI,
perumahan AURI, perumahan buruh, dan perumahan pegawai di Irian Jaya.
Dalam Repelita II dihasilkan berbagai jenis prototipe rumah sederhana yang
diproduksi secara masal oleh Perumnas.
Dalam Repelita III dihasilkan paket instalasi air bersih kecil dengan
produksi antara 2,5 liter per detik sampai dengan 10 liter per detik. Hasil
penelitian ini telah disebarluaskan melalui proyek air bersih Ibu Kota
Kecamatan (IKK). Sementara itu dalam Repelita IV telah dihasilkan
prototipe rumah tahan gempa dan rumah tahan angin untuk daerah yang
rawan gempa dan angin kencang. Sedangkan untuk mengantisipasi kebutuhan
akan perumahan di daerah perkotaan yang padat telah dihasilkan prototipe
rumah susun.
Dalam tahun-tahun sejak 1988/89 sampai dengan tahun keempat

XVII/I6

Repelita V dilanjutkan penelitian perbaikan kampung, pembangunan unit


rumah sederhana, pemugaran perumahan dan lingkungan desa secara
terpadu. Selain itu juga telah dilakukan penerapan teknologi untuk
membangun rumah sederhana dengan mutu yang memadai dan biaya rendah.
Untuk penanggulangan daerah kumuh dilakukan penelitian mengenai pola
umum penyiapan pengembangan perumahan di daerah pinggiran kota.
Di samping itu dalam tahun-tahun tersebut juga dilakukan evaluasi
atas pembangunan rumah sewa di 4 propinsi, studi investasi pembangunan
prasarana pemukiman desa, pengembangan lingkungan pemukiman suku
Asmat di Irian Jaya, uji coba pelaksanaan pola Kampung Improvement
Project (KIP), pengembangan potensi daerah di kawasan Timur Indonesia,
studi mengenai pengembangan program penanggulangan kemiskinan di
perkotaan, serta pengkajian mengenai strategi pengembangan dan
pengelolaan prasarana pemukiman baru di kota besar.
Dengan hasil-hasil penelitian pemukiman dan perumahan rakyat,
dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang upaya penanggulangan
kemiskinan dengan peningkatan perbaikan perkampungan kumuh dan
pembangunan perumahan sederhana. Selain itu penelitian di bidang ini
berguna bagi upaya pelestarian lingkungan pemukiman yang bersih dan
sehat.
(6) Penelitian Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Kegiatan penelitian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
diarahkan untuk mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum serta
sarana pendidikan. Untuk itu dalam Repelita II dan III telah dilaksanakan
kegiatan pengembangan tentang SD Pamong dan SD Kecil, SMP terbuka,
sistem pengujian, bank soal, sistem pendidikan luar biasa, dan pendidikan
pedesaan terpadu. Pada tahun 1985 dilaksanakan penelitian mengenai proses
belajar mengajar, pengembangan naskah-naskah akademik, pengembangan
kurikulum dan penelitian tentang relevansi pendidikan dengan dunia usaha.
Dalam Repelita IV dilaksanakan kegiatan penelitian untuk
menyempurnakan metode belajar dan mengajar di perguruan tinggi negeri.
Di samping itu juga dilaksanakan penelitian mengenai masyarakat desa
pantai guna mencari jenis pendidikan non formal yang sesuai untuk
pembangunan masyarakat desa pantai. Juga dilaksanakan penelitian

XVII/17

mengenai hambatan-hambatan pelaksanaan pembauran pendidikan di Riau.


Sementara itu dalam bidang kebudayaan, penelitian mengenai situs arkeologi
berhasil menemukan tanggul kuno yang dibangun dalam jaman pemerintahan
Airlangga di Kediri, Jawa Timur, dan penemuan tanggul kuno di Muara
Takus, Riau.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
penelitian di bidang pendidikan dan kebudayaan diarahkan terutama untuk
menunjang perumusan kebijaksanaan wajib belajar 9 tahun, dan untuk
meningkatkan mutu pendidikan serta proses belajar mengajar: Untuk itu
telah dilakukan penelitian mengenai pengelolaan pendidikan luar sekolah,
pemetaan sekolah, model sistem SMP Terbuka, dan partisipasi lulusan SD
yang melanjutkan ke SLTP. Di samping itu dalam tahun-tahun tersebut juga
dilakukan penelitian mengenai kemampuan guru bidang studi Matematika di
SMA, masalah dampak sistem ujian akhir terhadap kegiatan
belajar-mengajar, sistem pembinaan profesional guru dan cara belajar siswa
aktif, muatan lokal dalam kurikulum, dan uji coba alat IPA dan Matematika
untuk SD. Selanjutnya dalam tahun-tahun tersebut juga dilakukan penelitian
mengenai kebutuhan dan pengadaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, pengembangan model pengelolaan sekolah, dan pengembangan
pendidikan keterampilan di sekolah. Sedangkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan jarak jauh dalam tahun-tahun itu juga dilakukan
penelitian mengenai paket program multi media dan pemanfaatan program
siaran televisi pendidikan.
Dengan berbagai penelitian di bidang pendidikan dan kebudayaan
tersebut di atas, dapat diperoleh informasi yang makin lengkap untuk
perencanaan program pembangunan pendidikan dan kebudayaan, terutama
pendidikan dasar dan menengah. Untuk pendidikan tinggi mulai tahun
1991/92 dilaksanakan pengembangan penelitian terpilih terpadu dikalangan
perguruan tinggi. Dengan penelitian ini mutu penelitian di perguruan tinggi
dapat ditingkatkan dan dapat mendorong adanya persaingan positip di antara
peneliti untuk menghasilkan hasil penelitian unggulan.
b.

Program Utama Nasional Riset


dan Teknologi dalam
Bidang Sumber Daya Alam dan Energi dan Lingkungan
(PUNAS-Ristek II)

(1)

Survai dan Pemetaan Sumber Daya Alam

XVII/18

Survai dan pemetaan sumber daya alam bertujuan untuk mengadakan


inventarisasi dan evaluasi atas sumber daya alam yang ada serta untuk
melakukan pemantauan lingkungan sebagai bahan bagi perencanaan
pembangunan. Kegiatan survai dan pemetaan tersebut meliputi: (a) pemetaan
dasar nasional matra darat, (b) inventarisasi sumber daya matra laut, dan (c)
penelitian sumber daya lahan.
(a)

Pemetaan Dasar Nasional Matra Darat

1.

Peta Dasar Rupa Bumi

Kegiatan pemetaan dasar rupa bumi bertujuan untuk menghasilkan


informasi tentang keadaan permukaan bumi dalam bentuk peta dasar dalam
berbagai skala. Kegiatan pemetaan tersebut meliputi pengadaan jaring
kontrol geodesi nasional, jaring sifat datar dan jaring gaya berat, serta survai
geodinamika, penegasan perbatasan, penginderaan jauh, dan produksi peta.
Kegiatan pengadaan jaring. kontrol geodesi nasional yang dilaksanakan
dalam Repelita III berhasil membuat 636 stasiun jaring kontrol. Selanjutnya
dalam Repelita IV jumlah stasiun jaring kontrol meningkat menjadi 723
stasiun dan sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
telah bertambah lagi menjadi 1.229 stasiun. Sedangkan untuk jaring sifat
datar dan jaring gaya berat dalam Repelita III tercatat sebanyak 2.132 km
lari. Selanjutnya dalam Repelita IV meningkat menjadi 8.705 km lari dan
dalam lima tahun yang lalu bertambah menjadi 38.189 km lari (Tabel
XVII-2).
Dalam Repelita II kegiatan pemetaan dasar berhasil memproduksi
peta rupa bumi dengan skala 1:50.000 sebanyak 190 nomor peta. Dalam
Repelita III berhasil diproduksi lagi peta rupa bumi dengan skala 1:50.000
sebanyak 410 nomor peta, 100 nomor peta dengan skala 1:100.000, dan 58
nomor peta dengan skala 1:250.000. Selanjutnya dalam Repelita IV berhasil
diproduksi peta radar dengan skala 1:50.000 sebanyak 861 nomor peta, peta
radar dengan skala 1:250.000 sebanyak 76 nomor peta, peta rupa bumi
dengan skala 1:25.000 sebanyak 103 nomor peta dan peta rupa bumi dengan
skala 1:100.000 sebanyak 200 nomor peta.
Dalam lima tahun terakhir sampai dengan tahun keempat Repelita V
kegiatan pemetaan berhasil menambah produksi peta rupa bumi dengan skala
1:25.000 sebanyak 878 nomor peta dan skala 1:50.000 sebanyak 1.366
XVII/19

TABEL XVII 2
1)
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PEMETAAN DASAR,
1968 1992/93

1)
2)

XVII/20

Angka kumulatif sejak Repelita III


Angka Sementara sampai dengan bulan Desember 1992

nomor peta (Tabel XVII-3). Meningkatnya jumlah peta dasar yang telah
tersedia, diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar untuk
perencanaan di berbagai propinsi dalam rangka pemanfaatan sumber alam.
2. Peta Sumber Daya Alam (Tematik)
Dari peta dasar rupa bumi yang , tersedia selanjutnya dikembangkan
peta sumber daya yang memuat informasi tentang potensi sumber daya alam
dan lingkungan. Demikianlah maka kegiatan pemetaan sumber daya
mempunyai fungsi meningkatkan jumlah dan mutu informasi tentang sumber
daya alam dan lingkungan, mengembangkan neraca dan tata guna sumber
daya alam yang lebih baik, dan menjamin persediaan sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Dalam Repelita III dilaksanakan pemetaan geoarkeologi di Trowulan
dan produksi peta sumber daya sebanyak 50 nomor peta. Dalam Repelita IV
kegiatan pemetaan geoarkeologi dikembangkan di berbagai kabupaten di
Jawa Timur, propinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Selain itu dalam periode
tersebut berhasil diproduksi peta geomorfologi sebanyak 58 nomor peta,
geoekologi sebanyak 40 nomor peta, liputan lahan sebanyak 54 nomor peta,
peta sumber daya alam sebanyak 75 nomor peta.
Dalam tahun-tahun 1988/89 sampai dengan 1992/93 kegiatan
pemetaan geoarkeologi dilanjutkan di daerah Wonosobo (Jawa Tengah),
Penanggungan (Jawa Timur), Somba Opu (Sulawesi Selatan), dan
Liang-liang (Sulawesi Selatan). Dalam tahun-tahun tersebut berhasil
diproduksi peta sumber daya alam yang terdapat di Jawa Timur dan
Lampung sebanyak 27 nomor peta tambahan. Untuk kegiatan pemetaan
lahan basah dengan skala 1:1.000.000 berhasil dicetak sebanyak 34 nomor
peta. Selain itu berhasil disusun neraca sumber daya alam di Indonesia
sebanyak 12 tema.
Penelitian dalam bidang kehutanan meliputi inventarisasi hutan
tropis, tata guna hutan, hama dan penyakit, flora dan fauna, rehabilitasi
lahan dan konservasi tanah, pembenihan dan pembibitan, pembinaan
tegakan, pengembangan hutan tanaman industri, eksploitasi hutan,
pemanfaatan hasil hutan, distribusi dan pemasaran. Dalam Repelita III dan IV
dilaksanakan penelitian mengenai ekosistem hutan bakau. Hasil penelitian
menunjukkan peran hutan bakau sebagai penghubung ekosistem

XVII/21

TABEL XVII 3
PETA DASAR NASIONAL YANG SUDAH TERSEDIA
SAMPAI DENGAN TAHUN KEEMPAT REPELITA V,
1968 1992/93 1)
(Sheet/Nomor Peta)

1)
2)

XVII/22

Angka kumulatif sejak Repelita II


Angka Sementara sampai dengan bulan Desember 1992

antara darat dan laut tidak dapat digantikan oleh ekosistem lain.
Selama tahun-tahun 1988/89 sampai dengan 1992/93 dilaksanakan
kegiatan penelitian untuk melakukan seleksi dan evaluasi atas biak terpilih
tanaman hutan dan penanganan limbah hutan. Dalam tahun-tahun tersebut
berhasil diidentifikasi sejumlah isolat Rhizobium Rhizopus, Aspergillus,
Penicillium, paket protein dari sagu serta dikembangkan teknologi
biokonversi untuk penanganan limbah pulp dan kertas. Selain itu selama
lima tahun tersebut juga dilaksanakan kegiatan pemantauan reboisasi dan
penghijauan di 14 daerah aliran sungai (DAS). Penelitian-penelitian tersebut
di atas hasilnya dapat membantu usaha untuk meningkatkan koleksi tanaman
hutan dan upaya-upaya pelestarian hutan.
(b)

Inventarisasi dan Evaluasi Sumber Daya Matra Laut

Kegiatan inventarisasi sumber daya matra laut diupayakan


memperoleh informasi dalam rangka memanfaatkan sebesar-besarnya potensi
perairan laut bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu dilaksanakan kegiatan
pemetaan, survai, dan penelitian. Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun
1992/93 kegiatan pemetaan kelautan berhasil memproduksi peta lingkungan
laut nasional dengan skala 1:500.000 sebanyak 22 nomor peta, peta total
intensitas magnetik dengan skala 1:250.000 sebanyak 25 tema, dan peta
batimetri dengan skala 1:250.000 sebanyak 23 nomor peta. Di samping itu
juga telah dilakukan pengoperasian dan pemeliharaan 20 stasiun pasut.
Kegiatan survai dan penelitian kelautan dalam Repelita II dan III
berhasil mengumpulkan berbagai koleksi spesies rumput laut, seperti 28
jenis algae laut, 22 jenis algae coklat dan 30 jenis algae merah. Penelitian
moluska berhasil mengumpulkan sebanyak 122 jenis gastropoda keong dan
12 pelesipoda kerang. Selain itu berhasil pula dikumpulkan 95 jenis krustase
di pantai Utara dan Selatan pulau Jawa. Dalam Repelita IV dilaksanakan
penelitian biologik udang di perairan Maluku Utara untuk mengetahui
komposisi jenis, kelimpahan, dan potensi ekonomi. Ternyata jenis-jenis
yang mempunyai nilai ekonomi ialah jenis monodon, merguensis, indisus,
dan semisulcatus. Dalam Repelita IV juga telah diidentifikasi jenis plankton
di daerah pasang surut perairan Probolinggo.
Dalam tahun-tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V dilaksanakan survai potensi kelautan di pulau Lombok dan penelitian

XVII/23

terintegrasi ekosistem Delta Digul dan pulau Tanimbar (Maluku), dengan


menggunakan teknologi penginderaan jauh. Selain itu juga dilaksanakan
penelitian komunitas terumbu karang buatan di pulau Pari (Jakarta),
penelitian budi daya rumput laut, penelitian biologi udang karang, ikan kuro
dan biota laut berpotensi ekonomi, serta penelitian Red Tide di Selat Makasar.
Sedangkan untuk penanggulangan pencemaran pantai telah dilakukan
penelitian mengenai pengaruh cemaran minyak terhadap ekosistem pelagis
dalam mesokosme dan pembuatan sistem jaringan pemantauan pencemaran
laut.
Dalam rangka meningkatkan industri pariwisata dalam tahun-tahun
tersebut juga dilakukan penelitian mengenai kualitas air dan sifat-sifat
oseanologi di daerah-daerah tujuan wisata bahari Belitung, Ambon, Biak,
Maumere, Lombok, Bunaken, dan Lampung. Penelitian tersebut
menghasilkan inventarisasi tentang data mengenai susunan batuan alami
yang menawan, jenis keong laut, kerang raksasa, ikan pangan dan ikan hias
yang ada di kawasan laut di pulau-pulau tersebut. Sedangkan dalam bidang
geologi kelautan dalam tahun-tahun tersebut juga dilakukan survai
sedimentologi, hidrologi, dan vulkanologi di Samudera Hindia, Laut Timor
dan Irian Jaya. Data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan survai dan
penelitian tersebut berguna untuk pemanfaatan sumber daya laut dalam
rangka meningkatkan pariwisata dan pelestariannya.
(c)

Penelitian Sumber Daya Lahan

Kegiatan penelitian sumber daya lahan bertujuan untuk mengetahui


sifat dan karakterisasi lahan sehubungan dengan kemungkinannya agar dapat
diolah menjadi lahan produktif. Dalam Repelita III dilaksanakan penelitian
sumber daya tanah dan konservasi tanah serta reklamasi tanah kritis.
Penelitian sumber daya dan konservasi tanah berhasil menentukan
faktor-faktor kepekaan erosi dari beberapa jenis tanah. Penelitian reklamasi
tanah menghasilkan cara-cara untuk memperbaiki tanah-tanah kritis menjadi
produktif. Di samping itu survai kesuburan tanah berhasil mengukur kadar
hara dan faktor pembatas seperti P, K, Mg, Zn, Al, dan Fe.
Dalam Repelita IV dilanjutkan penelitian mengenai kesuburan tanah
untuk tanaman pangan dengan cara penambahan unsur hara Fosfor,
Kalsium, Magnesium, dan Kalium. Selain itu telah diteliti kesuburan tanah
di berbagai wilayah dengan menggunakan bahan organik magnesium, pupuk

XVII/24

Fosfor dan pemberian kapur kalsium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa


bahan organik tersebut mempunyai korelasi positif dengan pertumbuhan
tanaman jagung dan kedele.
Dalam lima tahun yang lalu dilaksanakan kegiatan pemetaan lahan,
penelitian kesesuaian lahan, dan penelitian rehabilitasi dan konservasi lahan.
Kegiatan pemetaan lahan menghasilkan peta tanah hijau di pulau Sumatera,
jalur pantura di Jawa Barat, areal HPH di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur, peta tanah di berbagai propinsi, dan peta perkebunan di
Flores. Selain itu juga dihasilkan peta status kadar Fosfor dan kadar Kalium
di pulau Jawa yang sangat bermanfaat untuk rekomendasi pemupukan yang
lebih rasional dan efisien. Dari penelitian kesesuaian lahan telah dihasilkan
peta kesesuaian lahan untuk tanaman pangan, buah-buahan dan tanaman
perkebunan dengan skala 1:250.000. Sedangkan dari penelitian rehabilitasi
dan konservasi lahan telah dihasilkan paket teknologi rehabilitasi dan
peningkatan produktivitas tanah lahan alang-alang. Hasil kegiatan tersebut
sangat menunjang usaha-usaha pengembangan lahan produktif baru.
(2) Penelitian Sumber Daya Energi dan Mineral
Kegiatan penelitian sumber daya energi bertujuan untuk melakukan
analisa mengenai kebutuhan dan penyediaan energi, dan kemungkinan untuk
mengembangkan energi alternatif. Dalam Repelita III telah dikembangkan
energi angin sebagai energi alternatif untuk memenuhi keperluan listrik rumah
tangga dan untuk menggerakkan pompa air. Untuk itu di berbagai daerah telah
diadakan penelitian mengenai peta energi angin guna mencatat kecepatan
angin setiap tahunnya. Dalam Repelita III juga telah berhasil diproduksi
prototipe jenis turbin angin dengan kekuatan 5 KW serta jenis baling-baling
pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 10 KW. Dalam Repelita IV
berhasil dikembangkan prototipe turbin angin dengan kapasitas 15 KVA yang
dapat memompa 200 liter air per menit. Di samping itu telah disusun peta
potensi energi matahari di seluruh Indonesia dan diteliti kemungkinan
pemanfaatan perbedaan suhu permukaan air laut dan suhu lapisan bawah air
laut sebagai sumber energi.
Dalam lima tahun terakhir ini dilaksanakan penelitian tentang
pemanfaatan briket batu bara untuk industri kecil dan keperluan rumah
tangga. Selain itu juga dilakukan pengkajian kokas mengenai karbon aktif
dan studi kelayakan mengenai kemungkinan dalam memanfaatkan energi
XVII/25

gambut untuk keperluan rumah tangga, industri, dan ekspor, serta


pemanfaatan gas alam dan tenaga panas bumi entalpi rendah untuk
pembangkit tenaga listrik.
Untuk penelitian skala perintisan, ethanol yang berasal dari ubi kayu
dan ubi jalar berhasil telah dikembangkan sebagai bahan bakar mesin mobil.
Dalam bidang nuklir sejak tahun 1990 terus dilanjutkan studi kelayakan
persiapan pembangunan PLTN di kabupaten Jepara. Selain itu dari ekplorasi
Uranium di daerah Kalan, Kalimantan Barat, berhasil diolah bijih uranium
menjadi pelet uranium yang sesuai dengan spesifikasi reaktor daya.
Penelitian dalam bidang sumber daya mineral dilaksanakan dalam
rangka upaya menguasai teknik pengolahan bahan-bahan mineral alam secara
ekonomis. Dalam Repelita IV dilaksanakan pemetaan penyebaran tembaga,
timbal, seng di Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara,
mangan di Jawa Tengah dan Kalimantan Barat. Selain itu telah diteliti pula
pemanfaatan arang kayu sebagai produksi dalam proses peleburan besi dan
nikel menjadi besi-nikel.
Selama lima tahun yang lalu dilaksanakan pengkajian mengenai
cara-cara pengolahan pasir silika, belerang, dolomit, dan bentonit untuk
diproses menjadi magnesia, pupuk kiserit, manner dan jarosit. Selama
tahun-tahun itu juga telah dilakukan pengkajian mengenai mineral logam
yang meliputi aluminium, timah hitam, tembaga, seng, sulfida, nikel,
mineral ikutan timah, pasir silika dan pasir besi di pantai Selatan
Yogyakarta.
c.

Program Utama Nasional Riset dan Teknologi dalam


Industri (PUNAS Ristek-III)

(a)

Wahana Industri Penerbangan

Bidang

Kondisi geografis Indonesia yang membentang luas dari Barat ke


Timur dan terdiri dari ribuan pulau, memerlukan riset dan teknologi untuk
mengkaji, mengembangkan dan menerapkan teknologi di bidang transportasi
udara. Sejak Repelita III sampai dengan tahun keempat Repelita V telah
berhasil diproduksi 214 buah pesawat terbang, yaitu pesawat terbang jenis
CN 235 sebanyak 24 buah, NC 212 sebanyak 91 buah, helikopter jenis
NBELL 412 sebanyak 19 buah, NBO 105 sebanyak 84 buah, dan NAS 332

XVII/26

sebanyak 10 buah. Dari jumlah pesawat dan helikopter yang telah


diproduksi tersebut, 15 buah di antaranya telah diekspor ke luar negeri.
Selain itu sejak tahun 1986 telah diproduksi dan diekspor komponen pesawat
F-16, Boeing 737, dan Boeing 767.
Untuk memenuhi standar pengujian pesawat-pesawat terbang tersebut
digunakan laboratorium uji konstruksi, laboratorium thermo motor dan
sistem propulsi, dan beberapa laboratorium lainnya di PUSPIPTEK.
Berbagai laboratorium tersebut berfungsi untuk melakukan uji kelelahan
pesawat terbang dalam skala penuh, uji toleransi kerusakan (damage
tolerance test), uji kekuatan sisa dari konstruksi pesawat (residual strength
test), uji komponen utama CN-235, dan uji pematangan desain pesawat
terbang jenis N-250. Dengan demikian pada tahun keempat Repelita V ini
Indonesia telah berhasil mencapai tahap integrasi teknologi dalam produksi
pesawat terbang. Selanjutnya Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk
memasuki tahap pengembangan teknologi untuk menuju ke tahap penciptaan
teknologi baru.
(b)

Wahana Industri Maritim dan Perkapalan

Penelitian serta pengembangan industri maritim dan perkapalan


diarahkan pada upaya menuju kemandirian dalam produksi kapal. Sejak
Repelita III sampai dengan tahun keempat Repelita V melalui wahana ini
telah berhasil diproduksi beberapa komponen kapal layar. Selain itu dalam
tahun-tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 dilakukan juga
pengujian terhadap kekuatan tiang layar dan sistem kapal layar Maruta Jaya,
penelitian mutu produksi komponen perkapalan, dan pengembangan desain
kapal Maruta Jaya dari 900 dwt menjadi 2.050 dwt. Selanjutnya juga
dilaksanakan pembuatan model kapal ikan Mina Jaya 15, 20, dan 30 GT,
pembuatan desain/pra desain kapal penangkap ikan yang sesuai dengan
keadaan perairan Indonesia, dan pengujian model kapal FPB-57 produksi PT
PAL Indonesia. Sejak tahun 1987 telah berhasil diproduksi sebanyak 5 buah
kapal Caraka Jaya dengan bobot 1000-3600 dwt.
(c)

Wahana Industri Transportasi Darat

Dalam wahana industri transportasi darat kegiatan yang dilakukan


sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V meliputi

XVII/27

penelitian dan pengujian komponen-komponen , kendaraan bermotor produksi


dalam negeri dan luar negeri, pengkajian dan penelitian dalam diversifikasi
energi untuk kendaraan bermotor, dan pengujian emisi gas buang bagi
kendaraan bermotor. Di bidang kereta api pada tahun 1985 berhasil
diproduksi kereta penumpang dan gerbong barang untuk angkutan pupuk dan
sejenisnya. Dan pada tahun 1991 telah berhasil diekspor sebanyak 150
gerbong kereta api. Sedangkan sampai tahun 1992 PT. INKA, PERUMKA
dan beberapa lembaga lainnya telah mampu melakukan pengujian atas
komponen prototipe kereta rel listrik, uji berkala kereta rel jenis gerbong
barang (wagon) dan kereta penumpang (passenger coach). Selain itu juga
telah dilakukan pengujian girder jalan layang Sosro Bahu dan bantalan rel
yang terbuat dari beton.
Dalam tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V telah
dihasilkan konsep jaringan angkutan umum untuk mengkaitkan hubungan
yang lebih efisien antara pusat kota dan kawasan-kawasan yang lain.
Sedangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana angkutan darat yang
makin meningkat, dalam tahun-tahun tersebut juga dilakukan pengkajian
industri karoseri, kendaraan bus, pembuatan tabung compressed natural gas
(CNG), rencana strukturisasi industri kendaraan bermotor, dan pengkajian
terhadap kendaraan angkutan pertanian/desa.
Selain itu selama ini sampai tahun keempat Repelita V telah dilakukan
penelitian mengenai standar penentuan investasi penyediaan jasa angkutan
perintis dengan hasil beberapa alternatif pemecahan untuk menentukan
investasi penyediaan jasa angkutan. Penelitian mengenai kebutuhan akan
adanya jaringan "feeder" sebagai sarana dan prasarana perhubungan
dilaksanakan di kawasan Barat Indonesia. Juga dilaksanakan penelitian
mengenai pengembangan perhubungan wilayah kawasan Timur Indonesia.
Bersamaan dengan itu juga diadakan penelitian mengenai standar teknis kapal
penumpang.
(d) Wahana Industri Telekomunikasi dan Elektronika
Penelitian dalam wahana industri telekomunikasi dan elektronika
diarahkan untuk mengurangi ketergantungan produksi telekomunikasi dan
elektronika pada luar negeri. Untuk itu dalam Repelita III dilaksanakan
penelitian tentang pengaruh lingkungan terhadap gelombang mikro pada 6/4
GHz dan dikembangkan peralatan pada kemampuan 12 GHz terhadap

XVII/28

propagasi gelombang radio. Selanjutnya dalam periode tersebut juga


dikembangkan pemanfaatan satelit siaran langsung untuk keperluan
pendidikan, kesehatan, penerangan, serta keperluan perhubungan laut dan
udara. Di samping itu dikembangkan pula komponen produksi dalam negeri,
seperti komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat daya isyarat
kecil dan besar, dan komponen semikonduktor untuk keperluan avionics.
Dalam Repelita IV dikembangkan produksi pemancar-pemancar radio
dan televisi untuk daerah-daerah terpencil dengan kapasitas 100 KW, dan
dikembangkan komunikasi telepon yang menggunakan frekuensi division
multiplexing (FDM). Berkat pengembangan di atas dapat diperluas
jangkauan penerangan dan ditingkatkan mutu komunikasi. Selain itu dalam
Repelita I juga diadakan penelitian mengenai pemanfaatan modulasi isyarat
satelit orbit kutub yang dapat mempermurah biaya perekaman data mengenai
Indonesia.
Dalam masa sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat
Repelita V berhasil dikembangkan produksi perangkat stasiun bumi kecil,
stasiun pemancar televisi, serta penerapan metode elemen hingga (MEH)
dalam bentuk perangkat lunak SHELL-PC dan DIN-PC. Sedangkan di
bidang penerapan sistem kontrol otomatik telah dihasilkan beberapa
prototipe robot untuk keperluan industri. Dewasa ini sedang dilakukan studi
pendahuluan untuk pembangunan industri komponen elektronika guna
memenuhi keperluan beberapa stasiun bumi dan otomatisasi mesin. Selain
itu juga dilakukan pengkajian industri komunikasi pertahanan dan keamanan
yang berkaitan dengan teknologi peralatan komunikasi.
(e) Wahana Industri Energi
Penelitian dan pengembangan teknologi di bidang industri energi
diarahkan untuk menunjang usaha penyediaan energi jangka menengah dan
jangka panjang. Untuk itu dalam Repelita II dan III dilaksanakan pembuatan
desain turbin uap batu bara untuk pembangkit listrik dengan kekuatan 50
KVA, penelitian tentang kayu bakar dan arang kayu untuk menghitung
konsumsi bahan bakar, penelitian mengenai kegiatan matahari dan
noda-noda matahari bersamaan dengan tahun kegiatan matahari (solar
maximum year).
Selain itu dalam jangka waktu tersebut juga dikembangkan model

XVII/29

pemanfaatan energi matahari untuk pembangkit tenaga listrik, penggerak


pompa irigasi dan pengolah air laut menjadi air tawar. Berkat penelitian di
atas makin terbuka peluang untuk memanfaatkan energi alternatif yang
dapat dikembangkan. Dalam Repelita IV dilaksanakan uji coba pembangkit
listrik dengan tenaga surya untuk stasiun penghubung televisi di gunung
Brengos Jawa Timur dan Sipirok Sumatera Utara, dan untuk pompa air di
Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tenggara. Di samping itu juga
dikembangkan pemanfaatan batu bara menjadi kokas dan sebagai karbon
aktif.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
dilaksanakan kegiatan penelitian mengenai konversi dan konservasi
penggunaan energi matahari, antara lain melalui studi solar thermic di
Lombok, Bogor dan PUSPIPTEK, studi fotovoltaik dengan pemasangan TV
Repeater Station di Gunung Tua (Sumatera Utara), dan penyebarluasan
pemakaian "solar sterilizer" terutama untuk Puskesmas. Untuk itu sejak
tahun 1990 telah dipasang sebanyak 100 unit pembangkit listrik tenaga surya
di desa Sukatani, Sukabumi, dan 3.000 unit lampu fotovoltaik di berbagai
desa-desa terpencil.
Selain itu selama tahun-tahun tersebut juga dilaksanakan studi
mengenai Enhanced Oil Recovery (EOR) yang telah diterapkan di beberapa
ladang minyak. Di samping itu juga dilakukan pengembangan "pilot plant"
mini hidro, peningkatan keandalan saluran interkoneksi, dan pengembangan
penelitian pembuatan briket gambut untuk industri keramik.
(f) Wahana Industri Rekayasa
Industri rekayasa merupakan industri yang bersifat padat teknologi
dan bergantung pada beberapa keahlian teknologi proses, manufakturing,
dan keahlian manajemen. Beberapa penelitian sejak Repelita II yang
berkaitan dengan manufakturing ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan adaptasi dan modifikasi mesin. Selanjutnya selama tahun-tahun
1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V penelitian diarahkan
untuk pengembangan kemampuan rekayasa dan rancang bangun pabrik
amonia dan urea, pabrik terpentin, pengering tapioka, digester biogas, dan
grinding hall. Selama tahun-tahun itu telah ditemukan konstruksi ringan
tahan gempa untuk gedung, pintu air ferosemen, dan saluran semen serat.

XVII/30

Selama lima tahun tersebut di bidang teknologi proses, dilaksanakan


kegiatan pengkajian dan pemanfaatan fosfat sebagai bahan baku industri
pupuk, dan pengkajian teknologi pengolahan dan pemanfaatan kaolin untuk
industri isolator tegangan tinggi. Selanjutnya juga telah dilakukan
pengkajian dan penerapan teknologi mineral logam Chromite di Timor
Timur, dan pengolahan hidrometalurgi Nikel di pulau Gag, propinsi Irian
Jaya.
Dalam lima tahun tersebut juga telah dikembangkan peningkatan
kinerja mesin untuk meningkatkan produksi gula, industri hilir minyak
kelapa sawit, pemanfaatan linum rami sebagai bahan baku tekstil dan kertas,
budi daya sagu dan "pilot plant" sagu, industri cor dan tempa, teknologi uji
tak merusak (non destructive testing), industri antibiotik, dan industri
pengolahan rumput laut. Hasil kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat
memantapkan proses alih teknologi dan meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia dalam memanfaatkan sumber alam secara tepat dan hemat.
Kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang nuklir mencakup
teknologi pengolahan, pemasokan, produksi bahan radio aktif bagi
pengoperasian reaktor nuklir di Indonesia dan pengelolaan limbahnya.
Untuk itu dalam Repelita II dan III berhasil dikembangkan 16 buah prototipe
detektor nuklir, 2 jenis prototipe implator ion, 13 buah prototipe instrumentasi
nuklir, 20 buah prototipe alat ukur dan kontrol elektronik, dan
7 unit
prototipe alat ukur suhu dan radio nuklir. Dalam Repelita IV berhasil
diproduksi 15 jenis radioisotop primer dan 33 macam senyawa bertanda
radioisotop, 7 unit prototipe peralatan elektronik nuklir, 2 unit perawatan
hasil reaktor, 16 buah detektor nuklir, dan 7 prototipe peralatan kedokteran
nuklir. Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
kegiatan ekplorasi, penambangan dan pengembangan bahan galian nuklir
berhasil menghasilkan taksiran mengenai sumber daya cadangan total
Uranium Oksida (U3O8) sebanyak 10 ribu ton dengan kedalaman 24.000
meter, kemampuan proses pengolahan bijih uranium, dan produksi peta-peta
petrografi, geologi, geokimia, natur singkapan dan radiometri, serta
gambaran mengenai penyebaran mineralisasi uranium. Di samping dalam
tahun-tahun tersebut juga telah diproduksi 3 bundel prototipe elemen bakar
silisida, 184 pelat elemen bakar, 70 elemen reaktor riset U3O8A1, 23 jenis
sediaan radiofarmasi, 16 macam senyawa bertanda radioisotop, 8 jenis
instrumentasi nuklir untuk pemeriksaan berbagai penyakit, 2 rakitan elemen
bakar, dan 9 jenis instrumentasi nuklir untuk pemantauan radiasi. Sedangkan

XVII/31

kegiatan di bidang limbah radio aktif berhasil meningkatkan kemampuan


pemantauan radioaktivitas sampai radius 20 km, penggunaan silicone anti
foam emulsion untuk penanggulangan buih akibat evaporasi limbah
radioaktif, dan penggunaan bahan aditif tricosal LP-liquid.
d.

Program Utama Nasional Riset dan Teknologi dalam


Bidang Pertahanan dan Keamanan (PUNAS-Ristek IV)

Program Utama Nasional Ristek dalam bidang Pertahanan dan


Keamanan negara diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam
pengelolaan pertahanan keamanan negara. Sehubungan dengan itu dalam
rangka mengurangi ketergantungan pada luar negeri, selama lima tahun yang
lalu telah dirintis usaha swadaya dalam produksi komponen senjata dan alat
komunikasi melalui kerja sama dengan BPIS dan lembaga-lembaga litbang.
Dalam tahun keempat Repelita V dilanjutkan upaya untuk meningkatkan
kemampuan dalam pengembangan bidang instrumentasi, elektronika, kimia
dan material untuk penelitian kelautan.
Sejak lima tahun yang lalu sampai dengan tahun keempat Repelita V
di bidang teknologi elektronika terus dilanjutkan uji coba dan peningkatan
kemampuan komunikasi untuk matra darat, laut, dan udara serta kepolisian.
Selain itu telah dilaksanakan pula penelitian mengenai kemampuan
pengawasan wilayah negara dengan memanfaatkan satelit. Sejak tahun 1991
juga diteliti kemampuan perlindungan bangsa kita atas sistem elektronika
nasional secara terintegrasi. Dalam bidang pengembangan sistem senjata,
dalam tahun-tahun tersebut juga dilakukan pengkajian dan uji coba senjata,
baik dari dalam maupun luar negeri dalam rangka meningkatkan kemampuan
ABRI. Kegiatan Ristek di bidang ini membuahkan peningkatan keahlian,
keterampilan, dan swadaya dalam penyediaan beberapa peralatan dan
komponen persenjataan.
e.

(1)

Program Utama Nasional Riset dan Teknologi dalam Bidang


Sosial-Budaya, Falsafah, Ekonomi, Hukum dan Perundangundangan (PUNAS-Ristek V)
Penelitian bidang Sosial-Budaya-Ekonomi

Penelitian bidang sosial, budaya dan ekonomi diarahkan untuk


menemukan masalah-masalah yang dapat menghambat kelancaran kegiatan

XVII/32

pembangunan. Dalam Repelita III diteliti perkembangan budaya dan politik


di Indonesia, perkembangan pemikiran sosial politik periode 1908-1928,
dan perkembangan dan prospek kerja sama ASEAN. Selain itu dalam masa
tersebut juga dilaksanakan studi orientasi mengenai nilai-nilai sosial budaya
dari berbagai masyarakat di Aceh, Jawa, Bugis, Ngada, dan lain-lain.
Sementara itu penelitian mengenai dampak industrialisasi terhadap nilai-nilai
sosial budaya berhasil mengumpulkan data silang antara perkembangan
industri dan sistem nilai budaya masyarakat.
Dalam Repelita IV dilaksanakan penelitian tentang perekonomian
desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dan jenis kredit pedesaan
semakin berkembang, dan bahwa di pedesaan terjadi pengalihan komoditi
pertanian dari padi ke sayur-sayuran, buah-buahan, dan palawija. Sementara
itu di Jawa Timur dilaksanakan penelitian tentang masalah perluasan pasar
untuk komoditi pangan. Sedangkan di Aceh Tengah diadakan penelitian
tentang pendapatan para petani dari hasil produksi kubis.
Selama lima tahun terakhir ini, sampai dengan tahun keempat
Repelita V dilaksanakan studi kebudayaan yang menyoroti peran serta aktif
keluarga dalam penyebaran nilai-nilai Pancasila dan penelitian mengenai
dinamika masyarakat yang berkaitan dengan aspek-aspek sosial, ekonomi,
politik, kependudukan, wanita dan anak-anak. Dari penelitian-penelitian
tersebut diperoleh data dan informasi mengenai perkembangan berbagai
aspek kehidupan masyarakat, termasuk kehidupan beragama dan
kecenderungan jangka panjang sosial politik Indonesia. Data dan informasi
tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyusunan berbagai kebijaksanaan.
Selain itu juga telah diperoleh data dan informasi tentang aspek sosial
ekonomi dan politik dalam konteks integrasi nasional, masalah sosial dan
perkembangan industri, masalah ekonomi nasional dan daya serap modal,
masalah sosio kultural masyarakat terpencil dalam proses pembangunan,
dampak teknologi dan komunikasi terhadap orientasi nilai budaya
masyarakat.
(2) Penelitian Tenaga Kerja
Penelitian tenaga kerja dalam Repelita III dan IV diutamakan untuk
menganalisa dampak industrialisasi dan kemampuan daya serap tenaga kerja
XVII/33

baru di berbagai kota besar. Selain itu juga dilaksanakan penelitian tentang
profil tenaga kerja wanita di sektor informal, penelitian tentang
perlindungan dan perawatan buruh tani, dan penelitian tentang tenaga kerja
anak-anak dan wanita. Selain itu juga dihasilkan data dan informasi tentang
dampak perkembangan industri pengolahan terhadap penyerapan tenaga
kerja dan pendapatan tenaga kerja.
Dalam tahun-tahun 1988189 sampai dengan 1992/93 kegiatan
penelitian diarahkan pada pendayagunaan tenaga kerja untuk menelaah profil
kesempatan kerja guna mencari alternatif dalam mengatasi pengangguran.
Hasil penelitian yang dilaksanakan bagi penduduk di pulau Batam
menunjukkan bahwa perkembangan pulau Batam berlangsung lebih cepat
dibanding dengan perkembangan kesempatan kerja yang tersedia.
(3) Penelitian Kependudukan dan Keluarga Berencana
Penelitian dalam program keluarga berencana (KB) meliputi
penelitian Biomedis, penelitian bidang KB, dan penelitian tentang
pengembangan kebijaksanaan KB. Penelitian Biomedis terutama ditujukan
untuk memahami aspek-aspek medis dalam pemakaian alat kontrasepsi dan
reproduksi manusia. Untuk itu dalam Repelita III dikembangkan kontrasepsi
oral solasidine yang berasal dari tanaman terong melalui proses ekstraksi.
Dalam Repelita IV dilaksanakan penelitian mengenai dampak kontrasepsi oral
terhadap metabolisme lemak, dan penelitian mengenai efektivitas dan
jangkauan penggunaan obat tradisional.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
dilakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan alat kontrasepsi di klinik,
metode kontrasepsi jangka panjang, peningkatan pelayanan pemakaian
kontrasepsi Norplant, uji coba pencabutan Norplant, dan penelitian
mengenai pelayanan kontrasepsi mantap (Vasektomi tanpa pisau). Selama
tahun-tahun tersebut juga dilakukan penelitian mengenai perubahan perilaku
reproduksi remaja di kota-kota besar,
Penelitian bidang keluarga berencana yang dilaksanakan sejak
Repelita I meliputi penelitian mengenai perkembangan indikator mutu
pelayanan KB di Jabar, Jateng, dan Sulsel, penelitian tentang keluarga kecil
sejahtera, penelitian tentang faktor sosial budaya yang mempengaruhi

XVII/34

jumlah anak ideal di Jabar, Sumut, Kaltim, dan analisa mengenai hasil
Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia. Sedangkan penelitian tentang
perkembangan kebijaksanaan KB bertujuan untuk memperoleh masukan bagi
kebijaksanaan KB dalam rangka mencapai keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Selanjutnya juga telah dilakukan penelitian pelaksanaan program KB
di daerah pantai, kepulauan, kumuh, transmigrasi, pemukiman baru serta
penelitian mengenai komunikasi, informasi dan edukasi (HIE) KB serta KIE
pencabutan dan pemasangan kembali pasca pelayanan. Di samping penelitian
mengenai perkembangan kebijaksanaan seperti tersebut di atas, juga
dilaksanakan kajian mengenai kebijaksanaan keterpaduan program KB.
Penelitian dalam program kependudukan meliputi penelitian
mengenai pengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk, penelitian
tentang perkembangan kualitas penduduk, dan penelitian mengenai
perkembangan informasi dan data kependudukan. Dalam penelitian
mengenai pengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk sejak
Repelita II sampai dengan tahun keempat Repelita V dilakukan beberapa
kajian, seperti kajian mengenai pertumbuhan penduduk dan pembangunan,
kajian mengenai perubahan struktur penduduk, analisa data sensus penduduk
1990, kajian tentang kebijaksanaan pedesaan dan metropolitan, dan kajian
tentang perkembangan kebijaksanaan pusat perkembangan wilayah.
Di bidang pengembangan kualitas penduduk, sejak Repelita II sampai
dengan tahun keempat Repelita V dilakukan kajian tentang indikator kualitas
fisik penduduk, kajian tentang perkembangan kualitas nir fisik penduduk,
kajian tentang pengembangan model keserasian kualitas kependudukan dan
lingkungan hidup, kajian tentang dampak sosial kebijaksanaan, kajian
mengenai kualitas kehidupan masyarakat, dan kajian tentang perangkat
keserasian sosial serta kajian tentang perencanaan kependudukan. Sedangkan
di bidang informasi dan data kependudukan dilakukan kajian tentang neraca
kependudukan dan lingkungan serta kajian tentang pengembangan sistem
informasi ketenagaan.
(4) Penelitian Transmigrasi
Dalam Repelita III dan IV dilaksanakan pengkajian mengenai strategi
transmigrasi dan kebijaksanaan perluasan lapangan kerja di daerah
XVII/35

transmigrasi. Selain itu dilakukan studi tentang transmigrasi industri dan


studi tentang pemukiman transmigrasi di Kalimantan dan Bengkulu. Dalam
masa tersebut juga dilaksanakan penelitian tentang konservasi lahan dengan
memanfaatkan stasiun agroklimatologi transmigrasi di Bengkulu.
Dalam tahun-tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V penelitian dalam bidang transmigrasi diutamakan untuk menemukan
model pengembangan usaha bagi para transmigran melalui introduksi
teknologi tepat guna. Untuk itu telah dilakukan uji coba mengenai
pemanfaatan berbagai teknologi pembuatan briket arang dari gambut yang
bernilai ekonomis, dan pemanfaatan teknologi fotovoltaik untuk
menggerakkan peralatan pompa air bersih. Kegiatan penelitian lainnya yang
dilakukan selama tahun-tahun tersebut meliputi evaluasi pola penyuluhan di
berbagai pemukiman transmigrasi, penelitian mengenai perubahan hubungan
kekerabatan di daerah transmigrasi, dan penelitian mengenai minat untuk
bertransmigrasi di daerah asal.
(5) Penelitian Koperasi
Dalam Repelita II dan III penelitian di bidang koperasi bertujuan
untuk memperoleh data guna menyusun kebijaksanaan dan pengembangan
berbagai jenis koperasi. Untuk itu telah dilaksanakan penelitian mengenai
perlindungan koperasi dan pengaturan kerja sama dengan dunia usaha, studi
mengenai sistem perkreditan yang sesuai, dan studi mengenai komoditi yang
akan disalurkan melalui koperasi. Selanjutnya dalam Repelita IV
dilaksanakan penelitian tentang pengembangan sistem informasi manajemen
koperasi dan pengembangan pola perkreditan dalam koperasi: Selain itu juga
telah diadakan penelitian mengenai perkembangan koperasi industri kecil
dan kerajinan, serta penelitian mengenai peran serta koperasi karyawan
dalam pemilikan saham BUMN dan perusahaan swasta. Sementara itu dalam
rangka pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD) telah diteliti berbagai
pola manajemen KUD, peranan KUD dalam pengadaan pangan, peran serta
kelompok strategis dalam pengembangan KUD dan pola swadaya KUD.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
dilakukan survai potensi pengembangan Koperasi/KUD di kawasan Timur
Indonesia dan evaluasi atas manfaat pelatihan perkoperasian dalam mencapai
kemandirian. Selain itu juga dilakukan analisa mengenai dampak bantuan

XVII/36

luar negeri terhadap perkembangan koperasi, dan pengkajian mengenai


peranan koperasi pasar dalam rangka pengembangan pedagang eceran. Di
samping itu juga telah dilakukan analisa mengenai tindak lanjut dari sistem
klasifikasi koperasi yang telah disusun pada tahun sebelumnya, kajian
empirik mengenai kebijaksanaan pengembangan perkoperasian, dan analisa
mengenai perkembangan KUD mandiri.
Beberapa penelitian lain meliputi penelitian mengenai peranan wanita
dan generasi muda dalam perkembangan koperasi, dan penelitian mengenai
peluang perkembangan agroindustri melalui koperasi. Hasil-hasil penelitian
di atas dapat dimanfaatkan untuk menguatkan sistem manajemen
perkoperasian dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
koperasi.
(6)

Penelitian Bidang Agama

Penelitian dalam bidang agama ditujukan untuk lebih memahami,


mendorong, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama. Untuk itu penelitian
yang dilaksanakan sejak tahun 1975 sampai dengan tahun keempat Repelita V meliputi penelitian mengenai perkembangan kehidupan beragama,
penelitian mengenai konfigurasi dan transformasi kehidupan beragama,
pengkajian tentang antisipasi kehidupan beragama terhadap pengaruh
globalisasi, serta penelitian mengenai konfigurasi dan transformasi
kehidupan beragama menjelang pembangunan jangka panjang tahap kedua.
(7)

Penelitian Bidang Hukum

Dalam bidang hukum sejak tahun 1974 sampai dengan tahun keempat
Repelita V telah dilakukan berbagai penelitian yang mencakup masalah
rahasia jabatan, ekonomi, kerja sama regional dan internasional, rumah
tangga, hukum adat, masalah lingkungan, keperdataan, dan lain-lain. Di
samping itu dalam tahun 1988/89 sampai dengan 1992/93 dilakukan studi
mengenai penerapan bantuan hukum, organisasi dan badan pelayanan
hukum, penelitian mengenai permasalahan hukum laut dan pemanfaatan
sumber daya laut, dan studi teknis mengenai peraturan-peraturan mengenai
regulasi teknologi.

XVII/37

(8) Penelitian bidang Komunikasi Sosial


Program penelitian bidang Komunikasi Sosial yang dilaksanakan
sejak Repelita I diarahkan pada penelitian sistem penerangan, media
penerangan, teknologi penerangan, serta pers dan pendapat umum. Hasil
yang dicapai dari tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
antara lain meliputi peningkatan materi dan kualitas siaran serta kualitas
teknologi perangkat keras yang digunakan dalam teknologi penerbitan,
siaran radio dan televisi, dan film video. Selain itu sejak Repelita II
dilakukan penelitian dan pengembangan jaringan operasional penerangan,
penelitian mengenai pemanfaatan berbagai sarana komunikasi tradisional dan
modem, dan penelitian mengenai daya guna dan hasil guna teknologi
komunikasi. Di samping itu juga dilanjutkan penelitian mengenai wilayah
"lepas jangkau" (blank-spot) siaran televisi dan alternatif untuk
mengatasinya. Hasil-hasil berbagai penelitian tersebut sangat mendukung
pelaksanaan program pemerataan informasi.
B. STATISTIK
Sesuai dengan pengarahan GBHN pengembangan perstatistikan
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan memenuhi kebutuhan data yang
lengkap dan dapat diandalkan, bermutu dan bermanfaat serta tepat waktu
sebagai sumber informasi yang diperlukan bagi pembangunan. Sehubungan
dengan itu perlu dikembangkan suatu sistem perstatistikan nasional yang
terpadu yang mencakup penyempurnaan tata cara pengumpulan dan
pengolahan data, pengembangan kelembagaan, peningkatan keahlian dan
keterampilan serta peningkatan penyediaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana.
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran tersebut dalam lima tahun
terakhir ini berbagai kegiatan telah dilaksanakan, antara lain : (1)
meningkatkan ketelitian dan ketepatan waktu penyajian statistik yang telah
ada; (2) memperluas dan memperbaiki data-data ekonomi pokok yang
meliputi berbagai lapangan usaha; (3) menyempurnakan penyusunan statistik
sosial dan kependudukan; (4) meningkatkan mutu data sehingga dapat
memenuhi kebutuhan data bagi kepentingan penelitian, pengkajian hasil
pembangunan, dan menyajikan keterangan kuantitatif yang memadai untuk

XVII/38

pemantauan program-program pembangunan yang sedang dilaksanakan;


serta (5) meningkatkan efektivitas organisasi pelaksana statistik, termasuk
usaha pembakuan metodologi, konsep dan definisi, klasifikasi dan prosedur,
serta koordinasi kegiatan pengumpulan statistik antar instansi.
Untuk mendukung terwujudnya perstatistikan nasional yang terpadu,
maka pembangunan perstatistikan nasional dilaksanakan dalam tiga program
pokok, yaitu: Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik,
Program Pendidikan Aparatur Pemerintah dan Program Penyempurnaan
Prasarana Fisik Pemerintah. Program-program tersebut didukung dengan
proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan statistik.
1. Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik
Tujuan utama program ini adalah mengembangkan dan
menyempurnakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis
data statistik ekonomi dan statistik sosial kependudukan. Lingkup program
ini meliputi: (1) pengumpulan dan pengolahan data statistik bidang pertanian
dan industri, bidang distribusi, bidang sosial kependudukan dan bidang
neraca nasional, (2) pengkajian dan analisis statistik, (3) penyempurnaan
teknik statistik, dan (4) pengembangan sistem pengolahan dan penyajian.
Dalam lingkup program ini juga termasuk pengembangan sistem
jaringan kegiatan perstatistikan nasional yang menitikberatkan pada asas
keterpaduan dalam hal teknis operasional dan pemantapan koordinasi bagian
statistik antar instansi. Upaya ini didukung dengan program penyempurnaan
teknik statistik yang dipusatkan pada usaha perbaikan rancang bangun
survai, seperti teknik pengambilan sampel, materi survai, cara pengumpulan
data serta pengolahan data.
Data statistik yang diperoleh, baik yang ,dipublikasikan maupun yang
tidak, digunakan untuk mendukung perencanaan, pemantauan dan evaluasi
hasil pembangunan nasional. Perkembangan publikasi yang tercatat pada
akhir Repelita I yang berjumlah sekitar 41 jenis telah meningkat pada tahun
terakhir Repelita II dan Repelita III masing-masing menjadi berjumlah 68
dan 66 jenis.

XVII/39

Hasil-hasil selama 5 tahun terakhir sampai dengan tahun keempat


Repelita V adalah sebagai berikut : pada tahun 1988/89 publikasi yang
diterbitkan adalah sebanyak 110 jenis, pada tahun 1989/90, 91 jenis,
1990/91 121 jenis, 1991/92, 86 jenis dan 1992/93 74 jenis (Tabel XVII-4).
Jumlah publikasi selama lima tahun terakhir semakin mengecil karena
terdapat hasil kegiatan yang tidak dipublikasikan dan beberapa jenis
publikasi dipadukan.
(1) Penyempurnaan dan Pengembangan Data
(a) Statistik Pertanian dan Industri
Proyek pengumpulan dan pengolahan data statistik pertanian dan
industri yang dilaksanakan mulai Repelita I meliputi kegiatan: Survai
Pertanian Tanaman Pangan, Survai Pertanian Non Tanaman Pangan, Survai
Perusahaan Pertanian, Sensus Pertanian, Survai Industri Besar dan Sedang,
Survai Industri Kecil dan Rumah tangga, Survai Konstruksi serta Survai
Pertambangan. Gambaran singkat dari proyek dan kegiatan-kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut.
(i) Survai Pertanian
Sejak tahun-tahun awal pelaksanaan Repelita I kegiatan pengumpulan
data mengenai luas tanaman, luas panen dan jumlah produksi pertanian
tanaman pangan mendapatkan prioritas utama. Ini sejalan dengan upaya
mengatasi masalah pangan yang dihadapi pada waktu itu. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan data untuk perencanaan pembangunan nasional,
maka data yang dikumpulkan diperluas mencakup Pertanian Non Tanaman
Pangan dan Perusahaan Pertanian. Pelaksanaan kegiatan ini terus
disempurnakan dengan memperbaiki sistem pemantauan produksi pertanian.
Selma 5 tahun terakhir, tahun 1987/88 sampai dengan tahun
1992/93, kegiatan-kegiatan ini makin dimantapkan. Hasil survai ini
disajikan secara berkala triwulanan, semesteran dan tahunan, antara lain
meliputi: Statistik Produksi Padi dan Palawija, Statistik Produksi Tanaman
Sayuran, Statistik Produksi Tanaman Buah-buahan, Statistik Luas Lahan
Menurut Penggunaan, Statistik Luas Intensitas Serangan Hama/Jasad
Pengganggu, Neraca Bahan Makanan, Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan

XVII/40

TABEL XVII 4
1)
UNIT PENGHASIL DAN JUMLAH PUBLIKASI,
1968 1992/93
(Jenis)

1)

Angka tahunan

XVII/41

Palawija, Pendapatan Petani, Statistik Perkebunan, Statistik Kehutanan,


Statistik Rumah Potong Hewan dan Produksi Perikanan Laut yang Dijual di
Tempat Pelelangan Ikan, Survai Perusahaan Peternakan, Perusahaan Unggas,
Perusahaan Sapi Perah, Tempat Pelelangan Ikan, Perusahaan Perikanan dan
Indikator Pertanian.
(ii) Sensus Pertanian
Kegiatan pengumpulan data pertanian melalui kegiatan sensus
dimaksudkan untuk merekam data-data struktural, balk data rumah tangga
petani, data perusahaan pertanian maupun data perwilayahan (potensi desa),
untuk digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di sektor
pertanian. Selama era PJPT I telah dilaksanakan dua kali Sensus Pertanian,
yaitu pada tahun 1973 dan tahun 1983; sedangkan Sensus Pertanian yang
ketiga kalinya akan dilaksanakan dalam bulan Oktober 1993 yang akan
datang. Persiapan-persiapan untuk pelaksanaan Sensus Pertanian 1993 telah
mulai dilaksanakan sejak tahun 1991/92. Kegiatan pengumpulan data Sensus
Pertanian dilaksanakan dengan dua cara, yaitu pencacahan lengkap (sensus)
dan pencacahan sampel. Pencacahan lengkap dilakukan terhadap semua
perusahaan pertanian, KUD dan Potensi Desa, sedangkan pencacahan
sampel dilakukan terhadap rumah tangga pertanian.
Jumlah rumah tangga petani yang dimasukkan dalam daftar sampel
Sensus Pertanian 1973 adalah sebanyak 10% dari seluruh rumah tangga
petani di 25 propinsi atau sekitar 400.000 rumah tangga petani. Rumah
tangga yang terpilih sebagai sampel kemudian dicacah secara penuh.
Kegiatan Sensus Pertanian 1973 ini mengikutsertakan sekitar 400 instruktur
nasional, 3.400 mantri statistik dan 11.808 mitra statistik.
Dalam kegiatan Sensus Pertanian 1983 jumlah rumah tangga petani
yang dimasukkan dalam daftar sampel ditingkatkan menjadi 20% dari blok
sensus atau sekitar 8,3 juta rumah tangga. Dari jumlah tersebut kemudian
diambil sekitar 991 ribu rumah tangga petani untuk dicacah secara lengkap.
Jumlah personil yang dilibatkan dalam kegiatan Sensus Pertanian 1983
adalah sebanyak 58.914 orang terdiri dari 398 instruktur nasional, 3.516
mantri statistik dan 55.500 mitra statistik (Tabel XVII-5). Dalam kegiatan
Sensus Pertanian 1993 yang akan datang usaha penyempurnaan terus
dilakukan. Jumlah rumah tangga petani yang dimasukkan ke dalam daftar

XVII/42

TABEL XVII 5
1)
PENYEMPURNAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK
1968 1992/93

1)
2)

Angka Tahunan
Sampel untuk Pertanyaan Detil di Luar Sensus Lengkap

XVII/43

TABEL XVII 5 (Lanjutan)

XVII/44

sampel ditingkatkan menjadi 7,7 juta rumah tangga di daerah pedesaan dan
2,3 juta rumah tangga di daerah perkotaan seluruh propinsi. Dari jumlah
tersebut kemudian dipilih sebanyak 1,2 juta rumah tangga untuk dicacah
secara penuh.
(iii) Survai Industri
Dengan makin meningkatnya peranan industri, data mengenai sektor
industri terus disempumakan. Data struktural sektor industri, khususnya
data tenaga kerja, tingkat produktivitas, struktur ongkos, permodalan, nilai
masukan dan nilai tambah, sangat diperlukan untuk perencanaan dan
evaluasi pembangunan sektor industri. Kegiatan pengumpulan data sektor
industri dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan
perusahaan industri dan pendekatan rumah tangga usaha industri. Mulai dari
tahun terakhir Repelita IV sampai dengan tahun keempat pelaksanaan
Repelita V data perusahaan industri telah dihimpun melalui kegiatan Survai
Industri Besar dan Sedang, Survai Konstruksi, Survai Listrik, Gas dan Air
Minum, dan Survai Pertambangan. Pengumpulan data perusahaan industri
dilakukan setiap triwulan dan setiap tahun. Sementara itu, data rumah tangga
usaha industri dikumpulkan melalui Survai Industri Kecil dan Rumah
Tangga yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan Sensus Ekonomi.
(b) Statistik Distribusi
Data statistik distribusi merupakan dasar yang utama dalam
perumusan dan mengevaluasi berbagai kebijaksanaan yang menyangkut
pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, perkembangan daya beli
masyarakat, serta perkembangan pendapatan dan pengeluaran pemerintah di
berbagai tingkat wilayah administrasi. Data statistik distribusi dikumpulkan
melalui kegiatan: Survai Biaya Hidup; Sensus Ekonomi; Survai Harga
Produsen; Survai Konsumen dan Perdagangan Besar; Survai Keuangan
Daerah Tingkat I, Tingkat II dan Desa; Survai Pariwisata; Kompilasi Data
Statistik Perdagangan Luar Negeri: Ekspor dan Impor; serta Survai dan
Kompilasi Data Statistik Perhubungan Darat, Laut dan Udara.
Perkembangan singkat dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut.
XVII/45

(i)

Survai Biaya Hidup

Kegiatan pengumpulan data melalui Survai Biaya Hidup mempunyai


peranan penting dalam mempersiapkan data statistik yang dapat digunakan
untuk merencanakan dan memantau kesejahteraan masyarakat. Kegiatan
Survai Biaya Hidup ditujukan untuk menyusun antara lain: (1) diagram
timbangan guna memperbaiki penghitungan Indeks Biaya Hidup dan Indeks
Harga Konsumen, dan (2) data dasar yang digunakan untuk meneliti
perkembangan pola konsumsi masyarakat dan menghitung pendapatan
nasional. Mulai tahun 1968/69 dan 1970/71 telah dilakukan penyempurnaan
terhadap kegiatan Survai Biaya Hidup sehingga barang dan jasa serta daerah
yang dicakup dalam survai ini dapat mewakili pola konsumsi masyarakat.
Sampai dengan tahun 1973/74 Survai Biaya Hidup hanya dilakukan di 11
kota besar yang mencakup 100 jenis barang dan jasa. Pada tahun 1977/78
dan 1978/79 untuk menyempurnakan survai ini, maka jumlah barang dan
jasa yang dicatat ditambah menjadi 150 jenis di 17 Ibu Kota Propinsi.
Seiring dengan meningkatnya hasil pembangunan pola konsumsi rumah
tangga juga berubah. Untuk menangkap perubahan itu, maka Survai Biaya
hidup disempurnakan kembali pada tahun 1988/89 untuk mencacah sekitar
225 jenis barang dan jasa yang tersebar di 27 Ibu Kota Propinsi. Kegiatan
pencacahan tersebut diawali dengan uji coba di 5 kota, yaitu Jakarta,
Yogyakarta, Padang, Balikpapan dan Kupang. Kegiatan ini berlanjut pada
tahun 1990/91 yang meliputi pengolahan lanjutan, analisis data dan
pelaksanaan pencacahan Studi Konsumsi Bahan Makanan Pokok/Makanan
Jadi. Dengan hasil ini, maka diagram timbangan untuk penyusunan Indeks
Biaya Hidup, Indeks Harga Konsumen dan penghitungan pendapatan
nasional disempurnakan.
(i)

Sensus Ekonomi

Sensus Ekonomi dilaksanakan untuk pertama kalinya pada tahun


1986. Sensus ini merupakan kegiatan pengumpulan data perusahaan di luar
perusahaan pertanian, antara lain perusahaan yang melakukan kegiatan di
sektor perdagangan, pengangkutan, industri pengolahan, konstruksi,
pertambangan, keuangan dan asuransi, perhotelan, hiburan termasuk
bioskop, perusahaan jasa lain dan subsektor kehutanan. Data yang dihimpun
dari kegiatan sensus ini meliputi bentuk badan hukum, status permodalan,

XII/46

jumlah tenaga kerja, upah dan gaji, struktur biaya, jumlah dan nilai
produksi dan nilai tambah. Informasi tersebut penting bagi perumusan
kebijaksanaan pengembangan dunia usaha.
Dalam tahun 1986/87 kegiatan sensus ini meliputi pencacahan dan
pengolahan awal yang didahului dengan pelaksanaan uji coba. Dalam tahun
1987/88 dilanjutkan dengan kegiatan pencacahan dan pengolahan data, dan
penyajian data dilaksanakan dalam tahun 1988/89. Publikasi data yang
diterbitkan antara lain mengenai listrik dan gas PLN dan non PLN,
informasi perusahaan berbadan hukum, pelayaran niaga/rakyat dan angkutan
sungai, angkutan jalan raya, pertambangan dan penggalian, pergudangan,
jasa perusahaan, distributor film dan bioskop, serta perhotelan.
Hasil penting lainnya dari pelaksanaan kegiatan Sensus Ekonomi
1986 adalah penyempurnaan direktori perusahaan industri besar/sedang dan
kecil yang kemudian digunakan sebagai dasar perhitungan ulang
(backcasting) terhadap data mengenai jumlah perusahaan, jumlah pekerja,
nilai produksi dan nilai tambah dari perusahaan industri hasil pencacahan
tahun-tahun sebelumnya. Direktori tersebut juga digunakan dalam
penghitungan kembali Produk Domestik Bruto dari tahun 1983 sampai dengan
tahun 1988 dan merupakan dasar perhitungan PDB setelah itu.
(iii) Survai Harga Produsen
Survai harga produsen dimaksudkan untuk menghimpun informasi
tentang perkembangan harga di pedesaan, penghitungan pendapatan nasional
dan pendapatan regional dari sektor pertanian, dan penghitungan nilai tukar
petani yang diperlukan untuk mengukur perkembangan daya beli petani.
Mulai tahun pertama Repelita III daftar isian, cara pengambilan sampel desa
yang terpilih, diagram timbangan dan sistem pengolahan data statistik ini
terus disempurnakan.
Hasil kegiatan statistik yang dicapai sejak tahun 1988/89 sampai
dengan tahun 1992/93 berupa publikasi, seperti : Indeks Nilai Tukar Petani
di Jawa dan Madura, Statistik Upah Buruh Tani di Pedesaan, Statistik Harga
dan Komponen Mutu Gabah, serta Indeks Nilai Tukar Petani 10 Propinsi
Luar Jawa.

XVII/47

(iv) Survai Konsumen dan Perdagangan Besar


Survai ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mutakhir
mengenai harga-harga, tingkat biaya hidup, perkembangan pola konsumsi
yang penting bagi pemantauan laju inflasi, dan tingkat hidup masyarakat
yang diperlukan untuk dasar penentuan kebijaksanaan. Untuk memenuhi
keperluan itu, penyempurnaan statistik harga konsumen terus dilakukan,
baik yang menyangkut metodologi pengumpulan dan pengolahan data,
diagram timbangan penyusunan indeks, jumlah sampel, metode
penghitungan indeks maupun yang mengangkut kemampuan tenaga di
lapangan. Hasil utama dari kegiatan statistik harga konsumen antara lain
adalah: Indeks Harga Konsumen (IHK) yang disajikan secara bulanan dan
digunakan untuk penghitungan laju inflasi, penyesuaian upah buruh,
perkembangan harga-harga konsumen di kota dan indeks harga 9 bahan
pokok.
Dalam Repelita II pengumpulan data harga eceran barang konsumsi
disempurnakan dengan memperluas jumlah kota yang dicacah dari 38
menjadi 96, dan memperluas cakupan pencacahan harga eceran pedesaan ke
desa-desa di luar Jawa. Perbaikan diagram timbangan dalam indeks harga
konsumen juga dilakukan melalui kegiatan Survai Biaya Hidup (SBH).
Dengan adanya penyempurnaan tersebut berarti Indeks Harga Konsumen
(IHK) dengan tahun dasar 1977/78 yang resmi dipakai sejak 1 April 1979
juga disempurnakan, sehingga mencakup indeks gabungan dari 17 kota (IHK
Indonesia). Pada tahun ketiga Repelita III, Biro Pusat Statistik dan Bank
Indonesia bekerja sama untuk menyempurnakan pengumpulan dan
penghitungan IHK di 22 kota lainnya dengan 1978/79 sebagai tahun dasarnya.
IHK yang disempurnakan mencakup 39 kota terdiri dari 26 Ibu Kota Propinsi
dan 13 kota lainnya. Pada tahun 1988/89 dilakukan lagi penyempurnaan
diagram timbangan penyusunan IHK melalui Survai Biaya Hidup tahun
1988/89 di 27 Ibu Kota Propinsi yang mencakup sekitar 225 jenis barang.
Dengan demikian IHK yang menggunakan tahun dasar
1978/79 yang
dipakai sejak tahun 1980 disempurnakan lagi sehingga
kegiatan
pengumpulan datanya dilakukan di 41 kota, yaitu 27 Ibu Kota Propinsi dan 14
kota lainnya.
Dalam rangka penyempurnaan statistik harga konsumen, pada tahun
pertama Repelita IV dilakukan survai tarif sewa/kontrak rumah, tarif

XVII/48

pembantu rumah tangga dan uang sekolah. Dan sampai dengan tahun
1992/93 publikasi dari hasil kegiatan statistik harga konsumen, antara lain
meliputi: Indeks Harga Konsumen dan Analisa Indeks Harga Konsumen yang
disajikan secara bulanan, Harga dan Indeks 9 Bahan Pokok disajikan secara
bulanan, Data bulanan disajikan dalam Indikator Ekonomi dan
Buletin
Ringkas, Perkembangan Harga Eceran Beberapa Jenis Bahan Pokok di 27 ibu
kota Propinsi secara bulanan, dan Publikasi tahunan yang dirangkum secara
runtut sampai dengan data tahun 1992.
(iv)

Survai Perdagangan Besar

Data statistik yang dihimpun melalui survai perdagangan besar


digunakan untuk memantau perkembangan harga-harga di tingkat
perdagangan besar yang dapat menjadi indikator awal dari perkembangan
harga konsumen. Data ini juga digunakan dalam penghitungan pendapatan
nasional.
Sejak tahun terakhir Repelita II telah dilakukan penyempurnaan
daftar isian yang digunakan, dan pada tahun kedua Repelita III dilakukan
penyempurnaan diagram timbangan untuk penyusunan indeks harga
perdagangan dengan mengganti tahun dasar dari tahun 1971 menjadi tahun
1975. Dari penyempurnaan tersebut jenis dan jumlah barang yang dicakup
dalam indeks harga perdagangan besar juga disempurnakan dari 220 jenis
menjadi 241 jenis.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 hasil kegiatan
statistik harga perdagangan besar berupa publikasi bulanan seperti: Harga
Perdagangan Besar Beberapa Propinsi di Indonesia, Angka Indeks Harga
Perdagangan Besar Indonesia, Data dan Indeks Harga yang disajikan secara
bulanan dalam Indikator Ekonomi dan Buletin Ringkas, dan Perkembangan
Harga Perdagangan Besar di Jakarta triwulanan sampai dengan triwulan II
1992.
(v)

Survai Keuangan Daerah Tingkat I, Tingkat II dan Desa

Statistik keuangan mencakup statistik keuangan pemerintah daerah


tingkat I, daerah tingkat II dan desa, juga perbankan dan lembaga-lembaga

XVII/49

keuangan lainnya. Data statistik keuangan pemerintah digunakan antara lain


untuk menghitung pendapatan nasional dan menyusun Tabel Input-Output.
Penyempurnaan terhadap daftar pertanyaan yang digunakan, metodologi
pengumpulan dan pengolahan data, jumlah sampel yang dipakai, khususnya
untuk statistik keuangan pemerintah tingkat desa diupayakan secara terus
menerus. Sejak tahun 1978/79 dilakukan penyempurnaan terhadap cara
pengambilan sampel dalam statistik pemerintah desa. Jumlah desa yang
dicacah semula ditetapkan sebanyak 2 desa untuk setiap kecamatan atau
meliputi 4.000 desa. Pada tahun 1979/80 jumlah sampel ditingkatkan
menjadi 6.000 desa, dan sejak tahun 1980/81 ditetapkan bahwa jumlah
sampel yang diambil secara acak beraturan adalah 10% dari jumlah desa
yang ada.
Hasil kegiatan statistik keuangan sejak tahun terakhir Repelita IV
sampai dengan tahun keempat Repelita V telah disajikan dalam bentuk
publikasi Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat I, Statistik
Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat II dan Statistik Keuangan Pemerintah
Tingkat Desa.
(vi)

Survai Pariwisata

Kegiatan statistik pariwisata yang telah dilakuan antara lain meliputi: Survai Biro Perjalanan 1977/78, Survai Restoran dan Katering 1978/79
dan Survai Penanaman Modal di Bidang Pariwisata 1979/80. Dalam tahun
1980 dilaksanakan kegiatan inventarisasi akomodasi di 26 propinsi di
Indonesia yang dilanjutkan pada tahun 1982/83. Pada tahun 1981/82
dilakukan survai perjalanan melalui pendekatan rumah tangga. Pengumpulan
data yang menunjang promosi dan produksi pariwisata terus ditingkatkan
dan dikembangkan. Hasil kegiatan-kegiatan yang telah diterbitkan sejak
tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 adalah publikasi Tingkat
Penghunian Kamar Hotel, Statistik Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia, Statistik Akomodasi Indonesia, dan Data Statistik Pariwisata lainnya
yang disajikan dalam Buletin Ringkas dan Indikator Ekonomi.
(vii) Kompilasi Data Statistik Perdagangan Luar Negeri
Kegiatan statistik perdagangan luar negeri ditujukan untuk
mendapatkan data ekspor dan impor yang mutakhir menurut jenis barang

XVII/50

dan negara asal dan tujuan yang digunakan sebagai dasar perumusan
kebijaksanaan ekonomi makro dan kebijaksanaan di bidang perdagangan luar
negeri. Sehubungan dengan itu, mutu data statistik perdagangan luar negeri
terus disempurnakan melalui perbaikan dokumen pengolahan, penambahan
cakupan data dan perbaikan prosedur pengiriman dokumen dari pelabuhan.
Dengan adanya perubahan tahun dasar dalam penghitungan PDB menjadi
1983, maka pada tahun 1987 dilakukan penyesuaian dalam penghitungan
angka indeks ekspor dan impor. Di samping itu, pada tahun 1989 statistik
perdagangan luar negeri yang semula menggunakan klasifikasi komoditi
Custom Cooperation Council Nomenclature (CCCN) diubah menjadi klasifikasi Harmonized Systems (HS) yang berlaku dalam pencatatan
perdagangan luar negeri dalam lingkup internasional.
Hasil kegiatan yang dicapai sejak tahun 1988/89 sampai dengan
tahun 1992/93 berupa publikasi Statistik Ekspor Menurut Jenis Barang,
Negara Tujuan dan Pelabuhan Ekspor, Statistik Impor Menurut Jenis
Barang, Negara Asal dan Pelabuhan Bongkar dan Statistik Ekspor-Impor
bulanan.
(viii)

Survai dan Kompilasi Data Statistik Perhubungan

Statistik perhubungan meliputi statistik angkutan darat, angkutan


laut, angkutan udara dan statistik komunikasi. Dengan makin meningkatnya
keperluan data statistik perhubungan yang erat kaitannya dengan pemerataan
pembangunan, maka pengembangan dan penyempurnaannya, baik dalam
metodologi, pengumpulan, pengolahan maupun penyajian datanya, terus
dilakukan.
Kegiatan statistik angkutan darat pertama kali dilakukan pada tahun
1977 di 11 propinsi kemudian sejak tahun 1982 diperluas cakupan survainya
menjadi 15 propinsi. Sampai dengan tahun 1992/93 hasil kegiatan yang telah
diterbitkan berupa publikasi Statistik Kendaraan Bermotor dan Panjang
Jalan, Statistik Angkutan Kereta Api, Direktori Perusahaan Truk di Jawa,
dan Direktori Perusahaan Bis Antar propinsi.
Data statistik angkutan laut selain diperlukan untuk analisa agregratif
juga diperlukan sebagai dasar untuk merumuskan kebijaksanaan
perhubungan, khususnya di bidang pelayaran nasional. Data lain yang

XVII/51

dikumpulkan dalam kegiatan ini adalah statistik angkutan antar pulau yang
bekerja sama dengan Dirjen Perhubungan Laut. Di bidang statistik angkutan
udara, sejak tahun terakhir Repelita IV sampai dengan tahun keempat
Repelita V telah berhasil diterbitkan publikasi tahunan yang memuat data
tentang jumlah pesawat terbang sipil menurut jenis dan ukuran, lalu lintas
angkutan penumpang, barang, bagasi dan pos di seluruh Indonesia, serta
publikasi bulanan Lalu Lintas Angkutan Udara. Sementara itu, statistik
komunikasi dihimpun dari instansi yang bersangkutan. Sistem pengumpulan,
pengolahan serta penyajian data statistik ini masih terus ditingkatkan. Setiap
tahun diterbitkan publikasi tentang statistik komunikasi yang membuat data
pokok tentang lalu lintas pos, jumlah pesawat radio, televisi, telepon.
telegram, telex dan jenis data komunikasi lainnya.
(c)

Statistik Sosial Kependudukan

Melalui proyek penyempurnaan dan pengembangan statistik sosial


kependudukan dilakukan kegiatan-kegiatan: Sensus Penduduk (SP), Survai
Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survai Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) yang terdiri dari SUSENAS-Inti dan SUSENAS-Modul, Survai
Tenaga Kerja Nasional (SAKERNAS), Survai Upah dan Statistik Potensi
Desa (PODES).
(i)

Sensus Penduduk

Peristiwa statistik yang sangat penting dalam 5 tahun terakhir ini


adalah dilaksanakannya Sensus Penduduk tahun 1990. Sensus Penduduk
merupakan kegiatan pengumpulan data kependudukan yang strategis dengan
menggunakan teknik sensus sampel dan sensus lengkap. Sensus sampel
mencatat data kependudukan yang lebih rinci, seperti pendidikan,
perumahan, ketenagakerjaan dan lainnya, sedangkan sensus lengkap
mencatat data kependudukan yang pokok.
Sejak Repelita I telah dilaksanakan 3 kali Sensus Penduduk, yaitu
pada tahun 1971, 1980 dan 1990. Cakupan sensus sampel dalam Sensus
Penduduk 1990 adalah 5% dari jumlah seluruh penduduk atau sekitar 2 juta
rumah tangga. Jenis data yang dikumpulkan dalam ketiga sensus tersebut
adalah tetap sama dengan perbaikan metodologi, sehingga dapat di perbandingkan. Penyempurnaan juga dilakukan atas unit pencacahan. Pada

XVII/52

SP 1971 dan SP 1980 unit pencacahan adalah blok sensus, sedangkan pada
SP 1990 unit pencacahan adalah wilayah pencacahan (wilcah) yang lebih
luas dibandingkan dengan blok sensus. Hasil lain dari Sensus Penduduk
1990 yang cukup penting adalah Kerangka Contoh Induk (KCI) yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan sampel pada SUSENAS, SAKERNAS
dan survai-survai rumah tangga lainnya.
Upaya mendayagunakan hasil sensus penduduk dilakukan melalui
pencetakan publikasi dan pengkajian yang lebih mendalam melalui kerja
sama dengan lembaga-lembaga penelitian universitas. Publikasi yang
dihasilkan dari Sensus Penduduk 1990, sampai dengan tahun 1992/93 antara
lain mengenai jumlah penduduk tiap kabupaten di seluruh Indonesia dan
karakteristik penduduk yang meliputi informasi pendidikan, perumahan dan
ketenagakerjaan.
(ii) Survai Penduduk Antar Sensus
Jarak antara pengumpulan data sensus penduduk yang dilakukan
setiap sepuluh tahun sekali dipandang terlalu lama karena kebutuhan akan
data kependudukan untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai
karakteristik kependudukan sering sangat mendesak. Oleh sebab itu, Survai
Penduduk Antar Sensus yang mengumpulkan data perkiraan jumlah
penduduk di antara 2 sensus, angka kelahiran, angka kematian dan tingkat
mobilitas penduduk dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Sejak
Repelita I telah diadakan 2 kali SUPAS, yaitu pada tahun 1976 dan pada
tahun 1985.
Dalam 5 tahun terakhir telah dilakukan berbagai kegiatan analisa dan
pemanfaatan data SUPAS. Beberapa publikasi penting dari proyek SUPAS
1985 di antaranya adalah: Tingkat dan Pola Perkembangan Fertilitas di
Indonesia sampai tahun 1985, Perkembangan dan Perbandingan Angka
Kematian Bayi Antar Daerah, Proyeksi Penduduk Indonesia 1985 - 1995
Menurut Propinsi, Migrasi Penduduk Indonesia berdasarkan Hasil SUPAS
1985 dan Ulasan Singkat Hasil SUPAS 1985.

XVII/53

(iii) Survai Upah


Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas data statistik upah
tenaga kerja yang diperlukan untuk perumusan kebijaksanaan di bidang
ketenagakerjaan, maka sejak tahun 1980/81 dilakukan pengumpulan data
upah di berbagai sektor ekonomi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data
statistik upah di berbagai sektor, yang antara lain meliputi: (1) upah
minimum dan diferensiasi upah di berbagai sektor menurut jenis
kegiatan/pekerjaan dan daerah, (2) trend dan indeks upah buruh, serta (3)
menunjang perhitungan angka pendapatan nasional dari sektor upah.
Sejak tahun 1986 telah dilakukan penyempurnaan, yaitu dengan
membedakan upah berdasarkan jenis kelamin dan mengubah tahun dasar.
Sampai dengan tahun 1992/93 hasil publikasi yang telah diterbitkan antara
lain meliputi: Distribusi Buruh Menurut Upah tahunan, Upah Buruh
Menurut Jenis Pekerjaan tahunan, Rata-rata Upah Pekerja Perkebunan, dan
Perkembangan Upah Pekerja Perkebunan.
Dalam rangka melengkapi informasi tentang upah, maka pada tahun
1984/85 dan tahun 1992/93 dilaksanakan pilot survai Tingkat Hidup Pekerja
di propinsi Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Survai ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan tingkat hidup pekerja yang
dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan dunia usaha.
Informasi yang dikumpulkan antara lain mengenai: pendidikan pekerja,
kesehatan pekerja, perumahan, penggunaan waktu di perusahaan dan sumber
penerimaan, baik yang diperoleh dari perusahaan maupun sumber lainnya .
(iv) Survai Sosial Ekonomi Nasional
Survai Sosial Ekonomi Nasional selama PJPT I telah dilaksanakan
hampir setiap tahun sejak tahun 1969/70. Sasaran utama dari SUSENAS
adalah untuk mengetahui pola pengeluaran rumah tangga, baik di pedesaan
maupun perkotaan. Oleh karena pola pengeluaran ini dalam waktu relatif
singkat tidak banyak berubah, maka pengumpulan data dengan modul
konsumsi (Modul A) sejak tahun 1981 hanya dilakukan setiap 3 tahun sekali
dalam bentuk SUSENAS-Modul. Dalam tahun-tahun yang tidak
menggunakan Modul A, data mengenai konsumsi dan pendapatan rumah

XVII/54

tangga dikumpulkan dengan Modul B yang meliputi data kesejahteraan


rakyat, sosial budaya, kriminalitas dan wisata, serta Modul C yang
mencakup data mengenai pendidikan, kesehatan dan perumahan.
Guna memenuhi keperluan data yang mendesak dan sekaligus untuk
mendapatkan kesinambungan data runtun waktu, maka telah dilakukan
penyempurnaan pengumpulan data, baik dalam cakupan materi maupun
cakupan wilayahnya. Sejak SUSENAS 1992 data yang dikumpulkan dipilah
menjadi 2, yaitu data SUSENAS-Inti dan data SUSENAS-Modul. Data
dalam SUSENAS-Inti adalah data-data pokok yang secara rinci dikumpulkan
dalam masing-masing modul. Dengan SUSENAS-Inti maka informasi pokok
yang merupakan ringkasan dari informasi yang tercakup dalam ketiga modul
tersebut dapat dihimpun setiap tahun bersamaan dengan pelaksanaan setiap
modul. Data SUSENAS-Inti meliputi karakteristik demografi, pendidikan,
angkatan kerja, kesehatan balita, fertilitas, mortalitas, konsumsi pangan/non
pangan, perumahan dan akses terhadap media massa. Sejak tahun 1992
diadakan perluasan sampel sehingga memungkinkan dilaksanakannya
estimasi pada tingkat propinsi; bahkan dalam SUSENAS 1993 estimasi dapat
dilakukan pada tingkat kabupaten.
Sampai dengan tahun 1992/93 publikasi yang dapat dihasilkan dari
kegiatan SUSENAS antara lain adalah: Profil Statistik Ibu dan Anak
tahunan, Indikator Kesejahteraan Rakyat tahunan, Model Ekonomi
Demografi, Analisa Potensi dan Peranan Wanita di Indonesia 1982, Statistik
Lingkungan Hidup Indonesia tahunan, Statistik Kesejahteraan rumah tangga
di Indonesia 1982 dan 1986, Analisa Pendidikan Putus Sekolah di Tingkat
SD dan SMTP, Analisa Perumahan, Analisa Hubungan antara Pendidikan dan
Angkatan Kerja, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia dan
Propinsi 1984, 1987 dan 1990, Konsumsi Kalori Protein Penduduk
Indonesia per Propinsi 1984, 1987 dan 1990, Status Gizi Balita 1986, 1987
dan 1989, Analisa Status Gizi Balita menurut Baku Harvard dan WHONCHS 1986, 1987 dan 1989.
Salah satu kegiatan pengumpulan data yang termasuk dalam proyek
SUSENAS adalah Survai Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Kegiatan
ini, yang dilaksanakan mulai tahun 1976 secara tahunan, pada awalnya
merupakan bagian dari kegiatan SUSENAS. Data angkatan kerja yang

XVII/55

diperoleh dari survai tahunan ini dipandang kurang menggambarkan


fluktuasi tenaga kerja secara musiman, sehingga mulai tahun 1986
SAKERNAS dilakukan secara triwulanan dan terpisah dari SUSENAS.
Dalam SAKERNAS 1986 dan 1987 cara pengambilan sampelnya
menggunakan sistem rotasi, yaitu 50% rumah tangga yang terpilih pada
suatu triwulan dipilih kembali pada triwulan berikutnya. Mulai SAKERNAS
1988 hingga saat ini cara pengambilan sampel tidak lagi menggunakan
sistem rotasi. Rumah tangga yang dicacah setiap triwulannya selalu berbeda
dengan rumah tangga yang dicacah pada triwulan berikutnya. Sejak tahun
1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 publikasi yang dihasilkan dari
kegiatan SAKERNAS adalah Indikator Ketenagakerjaan Tingkat Nasional
triwulanan dan Indikator Ketenagakerjaan Tingkat Propinsi tahunan.
(v) Potensi Desa
Data statistik Potensi Desa/Kelurahan (PODES) disebut juga dengan
data komunitas. Statistik PODES mencakup berbagai keterangan tentang
desa antara lain: kondisi fisik, sarana dan prasarana yang dibangun, keadaan
sosial budaya masyarakat dan kelembagaan yang ada dalam setiap desa. Data
PODES yang lengkap dapat digunakan untuk menggambarkan potensi
ekonomi masyarakat dan juga daerah kantong kemiskinan di desa.
Pengumpulan data statistik PODES dilaksanakan bersama-sama dengan
pelaksanaan Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Ekonomi.
PODES pertama kali dilaksanakan pada tahun 1980 bersamaan dengan
Sensus Penduduk. Pada tahun 1986 PODES dilaksanakan untuk kedua
kalinya bersamaan dengan pelaksanaan Sensus Ekonomi.
Dalam tahun kedua Repelita V (1990/91) dilaksanakan pengumpulan
data PODES bersamaan dengan Sensus Penduduk. Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari daftar pertanyaan PODES 1990 dapat dipilih 3 kelompok
variabel terpenting. Ketiga kelompok variabel tersebut adalah : (1) kondisi
desa yang terdiri dari variabel: fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi,
komunikasi, pasar, LKMD, lokasi desa, mata pencaharian penduduk dan
penguasaan tanah oleh rumah tangga tani; (2) keadaan perumahan dan
lingkungan hidup yang meliputi variabel: kepadatan penduduk, air bersih,
jamban, bencana alam, wabah penyakit, pembuangan

XVII/56

limbah, tempat ibadah, bahan bakar dan perlistrikan, dan (3) keadaan
penduduk yang terdiri dari variabel : tingkat kelahiran, tingkat kematian,
tingkat partisipasi pendidikan dan tingkat putus sekolah. Dengan
menggunakan data PODES (data komunitas) yang digabungkan dengan data
SUSENAS (data rumah tangga), maka dapat diperoleh informasi untuk
perumusan kebijaksanaan pembangunan prasarana dan sarana bagi
masyarakat desa.
(d)

Statistik Neraca Nasional

Kegiatan statistik yang termasuk dalam lingkup proyek ini adalah


penyusunan Statistik Pendapatan Nasional, Regional dan Tabel Input-Output
yang digunakan sebagai indikator pembangunan ekonomi secara makro.
Setiap tahun secara terus menerus dilakukan penyempurnaan dan perbaikan
dalam penyusunan statistik tersebut. Langkah-langkah penyempurnaan yang
dilaksanakan mencakup perbaikan angka-angka dasar yang masih bersifat
sementara, kelengkapan data yang belum tersedia, serta penyempurnaan
ruang lingkup, definisi dan metode estimasi sektoral yang digunakan. Di
samping itu, senantiasa diupayakan pembakuan konsep, metodologi, sumber
data dan cara-cara perhitungan statistik pendapatan regional yang disusun
dan disajikan oleh masing-masing daerah.
Hasil dari kegiatan statistik proyek ini adalah publikasi Tabel
Input-Output 1971, 1975, 1980 dan 1985, Sistem Neraca Sosial Ekonomi
(SNSE) 1980 dan 1985, Klasifikasi Komoditi Indonesia, Neraca Produksi
Komoditi Penting, Neraca Badan Usaha Milik Negara, Neraca Pemerintahan
Umum, Studi Neraca Arus Dana, Studi Penyusunan Angka-angka
Pendapatan Nasional Triwulan, dan beberapa jenis neraca lainnya. Pada
tahun 1992/93 dilakukan survai khusus input-output dan survai triwulanan
kegiatan usaha untuk menyusun Tabel Input Output 1990 dan SNSE 1990.
Survai ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang sangat rinci
mengenai susunan input, komposisi output dan indikator produksi. Dari
penyusunan berbagai neraca tersebut diperoleh indikator pembangunan
dalam bentuk neraca yang penting artinya dalam menunjang proses
perencanaan ekonomi nasional, baik secara sektoral maupun regional.

XVII/57

(2)

Pengkajian dan Analisis Statistik

Kegiatan statistik yang tercakup dalam proyek ini antara lain adalah
analisis deskriptif terhadap hasil sensus dan survai, analisis data makro lintas
sektoral, pengembangan dan pembakuan konsep dan definisi dan klasifikasi,
serta evaluasi pasca sensus dan survai. Dalam lima tahun terakhir sejak
1988/89 publikasi yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah Penyusunan
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia, Studi Reliabilitas/SKM, Studi
Khusus GDP/STKU, Penyempurnaan Direktori Perusahaan Pertanian dan
Non Pertanian, Pelaksanaan Studi Perintisan Perikanan Laut, Studi
Perintisan Usaha rumah tangga Non Pertanian, Studi Perintisan Statistik
Kriminil, Studi Penyempurnaan Pengumpulan Harga Eceran Perkotaan dan
Pedesaan, Studi Penyempurnaan Pengumpulan Harga Perdagangan Besar
dan Harga Produsen, Studi Penyempurnaan Direktori Perusahaan/Usaha
Berbadan Hukum Non Pertanian, Studi Penyempurnaan Usaha rumah tangga
Non Pertanian, Studi Penyempurnaan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia
(KLUI) dan Klasifikasi Komoditi (KKI), Studi Penyempurnaan Direktori
Bank Perkreditan Rakyat, Penyusunan Metode Ramalan Jangka Pendek
Berbagai Indikator Ekonomi, Studi Khusus Pola Pengeluaran Penduduk di
Mataram, Survai Pembangunan Pedesaan (Pemantauan Program
Pengembangan Kawasan Terpadu), Studi Penyempurnaan Distribusi
Pendapatan, Penghitungan Penduduk Miskin dan Distribusi Pendapatan,
Analisis Biaya Pendidikan, Analisis Data Gizi Balita, Studi Perintisan
Statistik Bioskop, Studi Perintisan Kesehatan, serta Studi Perintisan
Panti/Sasana Penyandang Cacat. Berbagai studi yang bersifat pengembangan
dan penyempurnaan mutu data statistik terus diupayakan.
(3)

Penyempurnaan Teknik Statistik

Melalui kegiatan ini dilakukan penyempurnaan teknik sampling,


penyusunan kuesioner, buku pedoman dan teknik wawancara, pemilihan dan
pelatihan petugas lapang, pengawasan lapang, serta penyempurnaan
pengolahan dan penyajian. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain
meliputi: pembentukan dan penyempurnaan Kerangka Contoh Induk (KCI)
sebagai dasar dalam proses perencanaan kegiatan statistik, khususnya dalam
pengambilan sampel. KCI dibentuk bersamaan dengan pelaksanaan Sensus
Penduduk 1990, yaitu dalam pembentukan wilayah pencacahan (wilcah).

XVII/58

Dengan tersusunnya KCI, maka pengambilan sampel untuk setiap kegiatan


pengumpulan data sensus, survai dan kegiatan khusus, baik tingkat nasional,
propinsi maupun wilayah administrasi yang lebih kecil, dapat dilakukan
secara lebih komprehensif dan efisien. Selain KCI untuk survai sosial dan
kependudukan, maka melalui Sensus Pertanian 1993 dan Sensus Ekonomi
1996 dapat dibentuk KCI yang lebih lengkap untuk perencanaan
survai-survai di bidang pertanian dan bidang ekonomi. KCI dikaji dan
disempurnakan secara terus-menerus sehingga pelaksanaan survai dapat
dilakukan secara makin terpadu dan efisien.
(4)

Pengembangan Sistem Pengolahan dan Penyajian

Pengumpulan data statistik diprioritaskan pada jenis-jenis data yang


diperlukan secara berlanjut dan memiliki manfaat yang luas bagi pengguna
data. Sehubungan dengan itu, sistem pengolahan dan penyajian statistik
terus disempurnakan. Dalam rangka pengembangan sistem pengolahan mulai
Repelita V telah disediakan komputer mainframe di BPS, mini komputer di
6 Kantor Statistik (KS) Propinsi tipe A, personal komputer di setiap KS
Propinsi, Kabupaten/Kotamadya dan di setiap satuan kerja BPS Pusat.
Penambahan perangkat komputer dilakukan untuk mempercepat pengolahan
data di pusat dan pengolahan di KS daerah yang dilakukan secara bertahap.
Upaya lain untuk mempercepat pengolahan data adalah
pengembangan sistem jaringan komunikasi data dengan LAN (local area
network) dan WAN (wide area network). Sementara itu, untuk melayani
kebutuhan pemakai data, fasilitas diseminasi data juga disempurnakan dalam
bentuk media cetak (publikasi buku), media elektronik (disket dan pita
magnetis), serta layanan data dasar melalui LAN dan WAN. Dari berbagai
bentuk diseminasi data tersebut, yang sudah dilaksanakan sampai dengan
tahun 1992/93 adalah diseminasi dalam bentuk publikasi buku yang berisi
data nasional dan propinsi, baik data bulanan, triwulanan maupun tahunan.
Jumlah publikasi dalam bentuk ini rata-rata 150 publikasi pertahun ditambah
dengan publikasi Kantor Statistik Daerah (propinsi, kabupaten dan
kecamatan) kurang lebih sebanyak 50 publikasi. Sementara itu, publikasi
dalam bentuk disket terutama tersedia untuk data indikator ekonomi bulanan
yang tercantum dalam Buletin Ringkas.

XVII/59

2.

Program Pendidikan Aparatur Pemerintah

Syarat utama bagi pengembangan sistem perstatistikan nasional yang


terpadu adalah adanya dukungan aparat dan petugas statistik yang terampil
baik di Pusat maupun di Daerah. Oleh sebab itu, kemampuan dan
keterampilan pegawai Biro Pusat Statistik dan pegawai bagian statistik di
berbagai Instansi Pemerintah, khususnya bagi petugas pengumpul data di
lapangan, tenaga pengolahan dan penyajian data statistik, secara terus
menerus ditingkatkan. Pengembangan keterampilan dan keahlian tenaga
statistik tidak hanya dilakukan untuk tenaga statistik yang bertugas di
lapangan, tetapi juga untuk tenaga statistik di bidang perencanaan dan
pengendalian, pengolahan, analisa dan pengembangan statistik. Selain itu
juga diselenggarakan kursus pengetahuan statistik dasar, madya dan lanjutan,
pendidikan program diploma statistik, pendidikan sarjana statistik,
pendidikan pascasarjana statistik dan kursus bidang penunjang.
Perkembangan jumlah tenaga statistik yang telah dididik dan dilatih
mulai tahun terakhir Repelita I sampai dengan tahun keempat Repelita V
dapat dilihat dalam Tabel XVII-6. Pada akhir Repelita I, berhasil dididik
163 orang Sarjana Muda Statistik, dan pada akhir Repelita II jumlahnya
bertambah menjadi 195 orang Sarjana Muda Statistik ditambah 296 orang
lulusan kursus Pengetahuan Statistik Umum. Pada akhir Repelita III, telah
dididik Pengetahuan Statistik Umum sebanyak 432 orang, Pengetahuan
Statistik Khusus dan Komputer sebanyak 225 orang, Administrasi
Manajemen sebanyak 201 orang, serta berhasil diluluskan 204 orang Sarjana
Muda Statistik, 24 Sarjana Statistik dan 2 orang Doktor. Pada akhir Repelita IV, Biro Pusat Statistik telah berhasil meluluskan 35 orang dari kursus
Statistik Madya, 255 orang dari Akademi Ilmu Statistik (AIS), dan 19 orang
lulus dari Pendidikan Sarjana Statistik dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri
ditambah satu orang Doktor.
Dalam Repelita V program penyempurnaan aparatur petugas statistik
terus dikembangkan dan lebih ditingkatkan kualitasnya. Jumlah tenaga
statistik yang telah dididik kursus Pengetahuan Statistik Umum pada tahun
1988/89 dan tahun 1989/90 masing-masing sebanyak 35 orang. Mulai tahun
1990/91 sampai dengan tahun keempat Repelita V tenaga statistik yang
dididik kursus Pengetahuan Statistik Umum jumlahnya ditingkatkan menjadi

XVII/60

TABEL XVII 6
1)
JENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG
MENDAPATKAN PENDIDIKAN STATISTIK
1968 1992/93
(Orang)

1) Angka kumulatif 5 tahunan pada setiap tahun yang bertuliskan Akhir Repelita

XVII/61

sebanyak 1.030 orang pada tahun 1990/91, sebanyak 1.197 orang pada
tahun 1991/92 dan 1.181 orang pada tahun 1992/93 ditujukan untuk
penyegaran bagi mantri statistik menghadapi pelaksanaan Sensus Penduduk
1990 dan Sensus Pertanian 1993. Dalam tiga tahun terakhir Repelita V
tersebut juga dilaksanakan kursus Pengetahuan Statistik Khusus bagi
sebanyak 77 orang pada tahun 1990/91, 30 orang pada tahun 1991/92 dan
303 orang pada tahun 1992/93. Kegiatan kursus Administrasi Manajemen
telah berhasil mendidik sebanyak 40 orang pada tahun 1990/91 dan
1991/92, dan 30 orang pada tahun 1992/93. Dalam pada itu, jumlah Sarjana
Muda Statistik, Sarjana Statistik dan Doktor yang dihasilkan senantiasa
meningkat. Sarjana Muda Statistik yang dihasilkan meningkat dari 255
orang pada tahun 1988/89 menjadi 350 orang pada tahun 1992/93,
sedangkan Sarjana Statistik meningkat dari 19 orang menjadi 43 orang.
Selama lima tahun terakhir sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun
keempat Repelita V jumlah tenaga statistik yang menyelesaikan pendidikan
doktor bertambah sebanyak 5 orang.
Dalam setiap pelaksanaan sensus dan survai yang berskala besar
selalu diikutsertakan petugas luar yang dikenal dengan mitra statistik. Mitra
statistik terdiri dari para guru dan mahasiswa yang memenuhi syarat sebagai
petugas statistik. Pada akhir Repelita IV jumlah mitra statistik yang
diikutsertakan adalah sebanyak 87.755 orang. Selama dua tahun Repelita V
tenaga mitra statistik yang ditugaskan di lapangan berjumlah 54.525 orang
pada tahun pertama dan 303.036 orang pada tahun kedua. Jumlah mitra
statistik yang meningkat dalam tahun kedua Repelita V tersebut disebabkan
oleh sangat banyaknya kebutuhan akan tenaga yang diperlukan dalam
pengumpulan data Sensus Penduduk (Tabel XVII-4).
Sementara itu untuk mendukung program pendidikan aparatur
pemerintah dilaksanakan Pengembangan Kelembagaan Statistik. Tujuannya
adalah untuk menyempurnakan organisasi di tingkat Pusat dan Daerah,
sehingga satuan kerja yang dibentuk dapat menampung dan melaksanakan
kegiatan statistik yang semakin baik dan beragam. Penyempurnaan
organisasi BPS sebagai pelaksanaan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 1992
menyangkut penyempurnaan tugas, fungsi, kedudukan, susunan organisasi
dan tata kerja agar mampu menangani kegiatan perstatistikan yang makin
luas. Penyempurnaan juga dilakukan terhadap peraturan perundangundangan yang mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan statistik,

XVII/62

TABEL XVII 7
1)
PENYEMPURNAAN PRASARANA FISIK
1968 1992/93
(Unit)
KEGIATAN

1. Pembangunan Gedung Kantor

Akhir

Akhir

Akhir

Akhir

1968

Repelita I
1973/74

Repelita II
(1978)79)

Repelita. III
(1983/84)

Repelita IV
(1988/89)

1987/88

194

25

55

58

33

61

2. Perluasan Gedung Kantor

Repelita V
1988/89
1989/90
13

1990/91

1991/92

1992/93

12

18

15

17

3. Rehabilitasi Gedung Kantor

45

31

18

46

17

54

32

4. Pengadaan Rumah Dinas

36

33

204

2)
5. Pengadaan Komputer(PC)

203

203

21

505

a. Roda Empat

50

10

137

b. Roda Dua

12

1.234

1.062

167

698

273

40

418

6. Pengadaan Kendaraan
3)

1) Angka Kumulatif 5 Tahunan Pada setiap Tahun Yang Bertuliskan Akhir Repelita
2) Pada tahun 1968 terdapat pengadaan mainframe computer ICL, kemudian pada tahun 1979 terdapat pengadaan mainframe computer
NEC-Acos 500, dan terakhir pada tahun 1989 terdapat pengadaan mainframe computer NEC-1500
3) 130 buah diperuntukan bagi Kantor Statistik Kabupaten

XVII/63

pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas beberapa kegiatan kepada


KS daerah, serta pengembangan jabatan fungsional.
Pengembangan kelembagaan perstatistikan di daerah, baik di tingkat
propinsi, kabupaten/kotamadya maupun kecamatan, diimbangi dengan
peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga statistik yang bertugas di
bidang perencanaan dan pengendalian, pencacahan, pengolahan, analisis dan
pengembangan data untuk memenuhi kebutuhan perencanaan pembangunan
daerah. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi antara Kantor Statistik
Propinsi dan Pemerintah Daerah makin meningkat.
3. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintah
Dalam rangka memperlancar tugas-tugas pengolahan statistik secara
bertahap telah diadakan berbagai keperluan sarana penunjang kegiatan.
Program penyempurnaan prasarana fisik meliputi pembangunan dan
rehabilitasi ruang kerja, ruang dokumen dan kelengkapannya serta
penyediaan sarana mobilitas di Pusat maupun Daerah. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk meningkatkan mutu, kelengkapan dan kecepatan
penyajian data statistik. Untuk kelancaran pengumpulan data di lapangan
dalam 5 tahun terakhir ini, sampai dengan tahun keempat Repelita V, secara
bertahap telah disediakan kendaraan operasional, khususnya bagi para
petugas di lapangan. Dan untuk mempercepat proses pengolahan data juga
telah disediakan tambahan perangkat komputer untuk propinsi tipe A,
propinsi tipe B dan kabupaten (Tabel XVII-7). Dengan demikian dapat
diharapkan bahwa di masa yang akan datang penyajian data statistik dapat
lebih cepat tersedia.

XVII/64

Anda mungkin juga menyukai