Bab-17-Pj-1993-Cek 20090203104550 1788 17
Bab-17-Pj-1993-Cek 20090203104550 1788 17
BAB XVII
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, PENELITIAN
DAN STATISTIK
A.
Pendahuluan
XVII/3
teknologi yang telah ada ke dalam desain dan produksi barang-barang baru;
(c) Tahap pengembangan teknologi baru; dan (d) Tahap penelitian dasar.
Sedangkan usaha-usaha transformasi teknologi tersebut dilaksanakan melalui
sembilan wahana industri, yaitu: (1) Industri penerbangan; (2) Industri
maritim dan perkapalan; (3) Industri alat-alat transportasi darat; (4) Industri
elektronika dan telekomunikasi; (5) Industri energi; (6) Industri rekayasa;
(7) Industri alat-alat dan mesin pertanian; (8) Industri pertahanan dan
keamanan; (9) Industri penunjang lainnya.
Usaha-usaha transformasi teknologi melalui berbagai wahana di atas
diwujudkan dalam program ilmu pengetahuan, teknologi dan penelitian yang
sejak Repelita III dikelompokkan dalam matriks Program Utama Nasional
(PUNAS) Riset dan Teknologi sebagai berikut: (1) Kebutuhan Dasar
Manusia; (2) Sumber Alam dan Energi; (3) Industrialisasi; (4) Pertahanan
dan Keamanan; (5) Sosial, Ekonomi, Budaya, Falsafah, Hukum dan
Perundang-undangan.
Berbagai indikator keberhasilan penting dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi sejak Repelita I sampai tahun keempat Repelita V antara lain
tampak di sektor pertanian pangan yang telah berhasil melepas 98 varitas
unggul padi dan 79 varitas unggul palawija. Sebagian besar varitas unggul
padi, sebesar 30 varitas, dilepas dalam Repelita IV dan berperan sangat
menentukan dalam tercapainya keadaan swasembada dalam pangan,
khususnya beras. Di sub sektor peternakan telah berhasil dilahirkan 15 ekor
anak sapi unggul dengan teknologi alih janin (embrio transfer). Di sub sektor
perikanan berhasil ditingkatkan produksi udang windu kualitas ekspor dan
produksi beberapa jenis ikan berkat diperkenalkannya penggunaan teknologi
hormon untuk memperbanyak frekuensi pemijahan.
Selanjutnya di sektor kesehatan sejak Repelita IV antara lain berhasil
dikembangkan kit diagnostik untuk pemeriksaan kimia darah, antibodi
monoklonal untuk pemeriksaan penyakit kaki gajah, metode dipstick dan
reagen Hepatitis Entebe untuk pemeriksaan kantong donor darah kalau-kalau
tercemar virus HIV/AIDS dan virus Hepatitis B, teknologi iradiasi amnion
chorion untuk pengobatan luka bakar, teknologi alih janin (bayi tabung)
untuk pasangan suami-isteri yang sulit memperoleh anak, dan produksi
antibiotika Cephalosphorin.
XVII/4
XVII/5
XVII/6
TABEL XVII 1
1)
TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA PENELITI,
1968 1992/93
(orang)
1)
2)
3)
Angka kumulatif.
Angka diperbaiki dengan menambah 2.222 orang Doktor dari Perguruan Tinggi
yang belum dimasukkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Angka Sementara sampai bulan Desember 1992.
XVII/7
bahwa dalam PJPT II para peneliti kita akan dapat memberikan sumbangan
yang lebih besar dalam IPTEK dan dalam pembangunan nasional.
Dengan makin meningkatnya jumlah maupun mutu tenaga peneliti,
maka makin bertambah besar potensi untuk memperoleh tenaga peneliti yang
berkeahlian, berdedikasi, berprakarsa, kreatif, dan inovatif. Dengan tenaga
peneliti berkualifikasi seperti tersebut di muka maka akan dapat dipacu
proses pembangunan industri yang berorientasi IPTEK yang tinggi.
b. Pembangunan Prasarana Penelitian
Dalam rangka menunjang usaha transformasi teknologi dan industri,
maka dalam Repelita II di Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong telah dibangun 2 buah fasilitas
laboratorium, yaitu Laboratorium Uji Konstruksi (LUK) dan Laboratorium
Sumber Daya Energi (LSDE). Selanjutnya dalam Repelita III sampai dengan
tahun keempat Repelita V telah terbangun pula sebanyak 16 buah tambahan
fasilitas laboratorium, antara lain terdiri dari: Laboratorium Uji Konstruksi
(LUK)-BPPT, Laboratorium Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi
(KIM)-LIPI, Laboratorium Sumber Daya Energi (LSDE)-BPPT,
Laboratorium Fisika Terapan (LFT)-LIPI, Laboratorium Aero-Gasdinamika
dan Getaran (LAGG)-BPPT serta Laboratorium Kimia Terapan
(LKT)-LIPI.
Di samping fasilitas laboratorium tersebut juga telah dibangun
fasilitas penelitian bidang nuklir, yaitu Instalasi Reaktor Serba Guna (RSG)
G. A. Siwabessy yang meliputi laboratorium-laboratorium produksi elemen
bakar reaktor, pengolahan limbah radioaktif, produksi radio isotop, bahan
bakar eksperimental, radio metalurgi, elektro mekano nuklir, keselamatan dan
keteknikan, neutron guide, dan spektrometri neutron. Pembangunan
laboratorium-laboratorium penelitian tersebut memungkinkan pelaksanaan
produksi isotop dan pengujian keandalan elemen bakar serta komponen
reaktor.
Selanjutnya pada tahun 1986 telah pula dibangun fasilitas penelitian
di bidang bioteknologi. Pada tahun keempat Repelita V fasilitas tersebut telah
mencakup laboratorium bioteknologi LIPI di Cibinong, laboratorium
bioteknologi industri di kawasan PUSPIPTEK Serpong, dan 3 buah
laboratorium bioteknologi di Pusat Antar Universitas (PAU). Sedangkan
XVII/8
18 buah abstrak prototipe. Selain itu sejak Repelita I juga diadakan kerja
sama dengan organisasi ilmiah di luar negeri, termasuk di lingkungan
ASEAN dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam rangka menunjang pengembangan IPTEK di sektor industri,
sejak Repelita I telah dilaksanakan kegiatan pelayanan jasa IPTEK dalam
bentuk seperti kegiatan standardisasi, kalibrasi, instrumentasi dan metrologi,
serta jasa dokumentasi dan informasi IPTEK. Kegiatan standardisasi
meliputi penyediaan berbagai informasi dan layanan standardisasi,
pengendalian mutu, dan sertifikasi. Kegiatan kalibrasi, instrumentasi dan
metrologi meliputi penyediaan layanan perencanaan dan pengembangan
sistem serta perbaikan, pemeliharaan, pengujian instalasi sistem dan
peralatan. Dengan adanya upaya penyebaran dan pemasyarakatan bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dilakukan sejak Repelita I, telah
banyak informasi dan hasil-hasil dari berbagai penelitian yang dimanfaatkan
oleh masyarakat, baik untuk kebutuhan industri maupun pemanfaatan
lainnya. Penyebaran dan pemasyarakatan informasi hasil penelitian penting
artinya bagi upaya memacu peran serta masyarakat dalam mengembangkan
dan penerapan IPTEK sehingga akan terwujud masyarakat yang sadar akan
peran dan manfaat IPTEK dalam pembangunan nasional. Dengan demikian
secara bertahap IPTEK akan membudaya dan memasyarakat.
3.
a.
(1)
(a)
Penelitian di bidang tanaman pangan yang dilakukan dalam Repelita I berhasil melepas 6 varitas padi dan 5 varitas palawija. Dalam Repelita II, Repelita III dan Repelita IV penelitian di bidang ini terus dilakukan
dan selama lima tahun terakhir sampai dengan tahun keempat Repelita V
berhasil dilepas lagi sebanyak 20 varitas unggul padi dan 27 varitas unggul
palawija. Demikianlah jumlah seluruh varitas unggul padi yang telah dilepas
sejak Repelita I adalah 70 varitas padi sawah, 9 varitas padi pasang surut,
XVII/10
dan 19 varitas padi gogo. Sementara itu varitas-varitas unggul palawija yang
telah dilepas meliputi 17 varitas jagung, 9 varitas sorgum, 19 varitas kedele,
12 varitas kacang hijau, 10 varitas kacang tanah, 4 varitas kacang tunggak,
5 varitas ubi jalar dan 3 varitas ubi kayu.
Selain itu sejak tahun 1976 juga telah dilaksanakan penelitian
tanaman dengan menggunakan teknologi nuklir/teknik iradiasi. Dengan
teknologi ini dapat diperbaiki sifat tanaman padi, kedele, kacang hijau, dan
gandum. Sampai dengan tahun keempat Repelita V penelitian dengan teknik
nuklir tersebut telah menghasilkan varitas unggul padi Atomita-3 dan Atomita4 yang mempunyai sifat umur pendek, produksi tinggi, dan tahan terhadap
hama wereng.
(b) Penelitian Tanaman Hortikultura
Penelitian tanaman hortikultura dimaksudkan untuk mendukung
peningkatan jumlah produksi sayuran dan buah-buahan baik dalam arti
kuantitatip, keberagaman maupun mutunya. Kegiatan penelitian yang telah
dilakukan sejak Repelita II telah menghasilkan varitas unggul sayuran dan
buah-buahan sebanyak 14 varitas yang meliputi 1 varitas tomat, 1 varitas
kentang, 2 varitas bawang putih, 3 varitas alpukat, 1 varitas rambutan,
4 varitas durian, 1 varitas salak, dan 1 varitas langsat. Dalam Repelita IV
jumlah varitas keseluruhan telah meningkat menjadi 17 varitas. Selama lima
tahun terakhir ini telah dilepas lagi 2 varitas bawang putih.
Di bidang teknologi budi daya tanaman hortikultura, berkat
penelitian yang telah dilaksanakan, sejak 1980 telah dihasilkan antara lain
teknologi produksi bibit jeruk bebas penyakit melalui penyambungan tunas
pucuk dan pengendalian vektor secara terpadu, metode pengendalian hama
dan penyakit terpadu, teknik propagasi untuk kentang, pisang dan anggrek,
teknologi pengembangan sayuran yang telah dirakit, dan teknik pembibitan
buah-buahan. Berbagai hasil penelitian di atas, baik yang berbentuk varitas
unggul maupun yang berbentuk teknik pengolahan tanaman telah dilepas di
kalangan para petani. Dengan hasil penelitian tersebut, petani makin
dirangsang untuk terus meningkatkan produksinya.
Dengan peningkatan hasil penelitian hortikultura tersebut, maka makin
dapat dikembangkan potensi pertanian hortikultura sebagai bagian
dari pengembangan agribisnis dalam rangka memanfaatkan peluang dan
XVII/11
XVII/12
penyakit ternak, dan pengembangan budi daya ternak. Dalam Repelita III
perhatian utama penelitian peternakan diberikan pada usaha untuk mene mukan pakan ternak yang dapat menambah berat badan sapi dan kerbau.
Untuk itu berhasil ditingkatkan berat badan sapi per hari sebesar 0,8 kg dan
kerbau sebesar 0,7 kg. Pada tahun 1987 berhasil ditemukan formula
suplemen berkualitas tinggi yang dinamakan Urea Molases Blok (UMB)
untuk pakan sapi dan kambing. Sejak itu sampai dengan tahun keempat
Repelita V penelitian tersebut disempurnakan dan terbukti di samping
menambah berat badan juga dapat merangsang pertumbuhan daging dan
meningkatkan produksi susu. Selain itu dalam Repelita IV berhasil
ditemukan manfaat daun lamtoro sebagai pengganti konsentrat untuk
kambing, cara peningkatan kualitas jerami sebagai pakan ternak dengan
penambahan urea atau amonia, serta pemanfaatan campuran jerami singkong
dan onggok sebagai pengganti rumput gajah besar. Sementara itu juga berhasil
ditemukan campuran konsentrat pakan ternak yang mengandung kacangkacangan Leguminosa Stylosanthes Huminis untuk meningkatkan berat badan
sapi.
Dalam Repelita IV penelitian di bidang kesehatan dan penyakit
ternak antara lain telah menghasilkan vaksin untuk mencegah penyakit
mulut dan kuku pada kerbau, isolasi virus penyebab penyakit Malignant
Catharral Fever (MCF), dan vaksin terhadap orf dan pox. Sedangkan dalam
tahun-tahun sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
berhasil dilakukan identifikasi kuman penyebab penyakit gumboro, dan
dikembangkan antara lain vaksin ND oral RIVS 2, RIVS 3, dan RIVS 4,
yang bermanfaat untuk pencegahan beberapa penyakit ternak.
Penelitian budi daya ternak dalam Repelita III berhasil meningkatkan
produksi laktasi melalui teknologi persilangan antara Friesen lokal dengan
semen impor. Dalam Repelita IV penelitian dalam teknologi inseminasi
buatan berhasil meningkatkan jumlah produksi sapi. Dengan teknologi alih
janin (embrio transfer) yang dikembangkan dalam tahun-tahun sejak akhir
repelita IV sampai dengan tahun keempat Repelita V berhasil dilahirkan
15 anak sapi yang berasal dari 15 ekor induk. Di samping itu selama jangka
waktu tersebut telah berhasil diatur jarak beranak yang optimal, diatasi
kendala reproduksi, dan diidentifikasi ciri pejantan berkualitas tinggi di
antara sapi Madura dan sapi Bali.
Selain itu pada tahun-tahun tersebut dalam penelitian budi daya
XVII/13
domba juga berhasil diisolasi gen "prolifikasi" yang dapat mengatur tingkat
kelahiran yang diinginkan. Sedangkan dalam penelitian mengenai sistem
pemeliharaan ayam buras berhasil ditemukan metodologi semi intensif.
Metode ini bersifat menyeluruh, meliputi pemberian bahan pakan lokal,
perbaikan kandang, vaksinasi secara teratur, pemisahan anak yang dapat
meningkatkan produksi telur, dan petunjuk bahwa. entog yang dipelihara di
lahan kering dapat memberikan hasil yang lebih baik.
(3) Penelitian bidang Perikanan
Kegiatan penelitian bidang perikanan ditujukan untuk menemukan
sumber-sumber ikan serta data dan informasi mengenai kepadatan jenis ikan
menurut musim dan daerah penyebaran di berbagai perairan Indonesia.
Dalam Repelita III berhasil ditemukan sumber ikan lemuru di Selat Bali,
Jawa Timur, dan Sulawesi. Pada tahun 1985 berhasil dilakukan hibridisasi
ikan mas Majalaya dan Taiwan, dan ditemukan teknik budi daya udang
galah, udang windu, udang penois, dan bandeng. Dalam Repelita IV
berhasil dikembangkan teknologi budi daya sangkar untuk ikan mas, teknik
pencegahan bahaya virus MBV terhadap udang, teknik pemeliharaan larva
udang dengan kelulusan 50%, dan teknik budi daya kerang dan kerang
hijau. Selain itu juga berhasil dikembangkan teknik hipofisasi untuk ikan
jelawat, ikan patin, dan ikan baung.
Dalam tahun-tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V berhasil diperoleh informasi tentang potensi produksi udang,
perkiraan kepadatan cadangan dan tingkat pengusahaan ikan demersal di
beberapa perairan laut. Dalam teknologi penangkapan ikan berhasil
dikembangkan alat tangkap purse-seine dan rumpon penarik gerombolan
ikan. Penelitian teknologi budi daya ikan telah menghasilkan cara-cara
pembenihan udang, bandeng, kakap, nila, jambal siam dan lele lokal serta
pematangan telur berbagai jenis ikan tersebut dan perbanyakan frekuensi
pemijahan melalui teknologi hormon.
Hasil penelitian di bidang perikanan penting artinya bagi upaya
peningkatan diversifikasi produksi ikan guna memenuhi kebutuhan pangan
sumber protein dan meningkatkan nilai ekspor antara lain melalui
pengembangan agribisnis perikanan.
XVII/14
XVII/I6
XVII/17
(1)
XVII/18
1.
TABEL XVII 2
1)
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PEMETAAN DASAR,
1968 1992/93
1)
2)
XVII/20
nomor peta (Tabel XVII-3). Meningkatnya jumlah peta dasar yang telah
tersedia, diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar untuk
perencanaan di berbagai propinsi dalam rangka pemanfaatan sumber alam.
2. Peta Sumber Daya Alam (Tematik)
Dari peta dasar rupa bumi yang , tersedia selanjutnya dikembangkan
peta sumber daya yang memuat informasi tentang potensi sumber daya alam
dan lingkungan. Demikianlah maka kegiatan pemetaan sumber daya
mempunyai fungsi meningkatkan jumlah dan mutu informasi tentang sumber
daya alam dan lingkungan, mengembangkan neraca dan tata guna sumber
daya alam yang lebih baik, dan menjamin persediaan sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Dalam Repelita III dilaksanakan pemetaan geoarkeologi di Trowulan
dan produksi peta sumber daya sebanyak 50 nomor peta. Dalam Repelita IV
kegiatan pemetaan geoarkeologi dikembangkan di berbagai kabupaten di
Jawa Timur, propinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Selain itu dalam periode
tersebut berhasil diproduksi peta geomorfologi sebanyak 58 nomor peta,
geoekologi sebanyak 40 nomor peta, liputan lahan sebanyak 54 nomor peta,
peta sumber daya alam sebanyak 75 nomor peta.
Dalam tahun-tahun 1988/89 sampai dengan 1992/93 kegiatan
pemetaan geoarkeologi dilanjutkan di daerah Wonosobo (Jawa Tengah),
Penanggungan (Jawa Timur), Somba Opu (Sulawesi Selatan), dan
Liang-liang (Sulawesi Selatan). Dalam tahun-tahun tersebut berhasil
diproduksi peta sumber daya alam yang terdapat di Jawa Timur dan
Lampung sebanyak 27 nomor peta tambahan. Untuk kegiatan pemetaan
lahan basah dengan skala 1:1.000.000 berhasil dicetak sebanyak 34 nomor
peta. Selain itu berhasil disusun neraca sumber daya alam di Indonesia
sebanyak 12 tema.
Penelitian dalam bidang kehutanan meliputi inventarisasi hutan
tropis, tata guna hutan, hama dan penyakit, flora dan fauna, rehabilitasi
lahan dan konservasi tanah, pembenihan dan pembibitan, pembinaan
tegakan, pengembangan hutan tanaman industri, eksploitasi hutan,
pemanfaatan hasil hutan, distribusi dan pemasaran. Dalam Repelita III dan IV
dilaksanakan penelitian mengenai ekosistem hutan bakau. Hasil penelitian
menunjukkan peran hutan bakau sebagai penghubung ekosistem
XVII/21
TABEL XVII 3
PETA DASAR NASIONAL YANG SUDAH TERSEDIA
SAMPAI DENGAN TAHUN KEEMPAT REPELITA V,
1968 1992/93 1)
(Sheet/Nomor Peta)
1)
2)
XVII/22
antara darat dan laut tidak dapat digantikan oleh ekosistem lain.
Selama tahun-tahun 1988/89 sampai dengan 1992/93 dilaksanakan
kegiatan penelitian untuk melakukan seleksi dan evaluasi atas biak terpilih
tanaman hutan dan penanganan limbah hutan. Dalam tahun-tahun tersebut
berhasil diidentifikasi sejumlah isolat Rhizobium Rhizopus, Aspergillus,
Penicillium, paket protein dari sagu serta dikembangkan teknologi
biokonversi untuk penanganan limbah pulp dan kertas. Selain itu selama
lima tahun tersebut juga dilaksanakan kegiatan pemantauan reboisasi dan
penghijauan di 14 daerah aliran sungai (DAS). Penelitian-penelitian tersebut
di atas hasilnya dapat membantu usaha untuk meningkatkan koleksi tanaman
hutan dan upaya-upaya pelestarian hutan.
(b)
XVII/23
XVII/24
(a)
Bidang
XVII/26
XVII/27
XVII/28
XVII/29
XVII/30
XVII/31
(1)
XVII/32
baru di berbagai kota besar. Selain itu juga dilaksanakan penelitian tentang
profil tenaga kerja wanita di sektor informal, penelitian tentang
perlindungan dan perawatan buruh tani, dan penelitian tentang tenaga kerja
anak-anak dan wanita. Selain itu juga dihasilkan data dan informasi tentang
dampak perkembangan industri pengolahan terhadap penyerapan tenaga
kerja dan pendapatan tenaga kerja.
Dalam tahun-tahun 1988189 sampai dengan 1992/93 kegiatan
penelitian diarahkan pada pendayagunaan tenaga kerja untuk menelaah profil
kesempatan kerja guna mencari alternatif dalam mengatasi pengangguran.
Hasil penelitian yang dilaksanakan bagi penduduk di pulau Batam
menunjukkan bahwa perkembangan pulau Batam berlangsung lebih cepat
dibanding dengan perkembangan kesempatan kerja yang tersedia.
(3) Penelitian Kependudukan dan Keluarga Berencana
Penelitian dalam program keluarga berencana (KB) meliputi
penelitian Biomedis, penelitian bidang KB, dan penelitian tentang
pengembangan kebijaksanaan KB. Penelitian Biomedis terutama ditujukan
untuk memahami aspek-aspek medis dalam pemakaian alat kontrasepsi dan
reproduksi manusia. Untuk itu dalam Repelita III dikembangkan kontrasepsi
oral solasidine yang berasal dari tanaman terong melalui proses ekstraksi.
Dalam Repelita IV dilaksanakan penelitian mengenai dampak kontrasepsi oral
terhadap metabolisme lemak, dan penelitian mengenai efektivitas dan
jangkauan penggunaan obat tradisional.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun keempat Repelita V
dilakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan alat kontrasepsi di klinik,
metode kontrasepsi jangka panjang, peningkatan pelayanan pemakaian
kontrasepsi Norplant, uji coba pencabutan Norplant, dan penelitian
mengenai pelayanan kontrasepsi mantap (Vasektomi tanpa pisau). Selama
tahun-tahun tersebut juga dilakukan penelitian mengenai perubahan perilaku
reproduksi remaja di kota-kota besar,
Penelitian bidang keluarga berencana yang dilaksanakan sejak
Repelita I meliputi penelitian mengenai perkembangan indikator mutu
pelayanan KB di Jabar, Jateng, dan Sulsel, penelitian tentang keluarga kecil
sejahtera, penelitian tentang faktor sosial budaya yang mempengaruhi
XVII/34
jumlah anak ideal di Jabar, Sumut, Kaltim, dan analisa mengenai hasil
Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia. Sedangkan penelitian tentang
perkembangan kebijaksanaan KB bertujuan untuk memperoleh masukan bagi
kebijaksanaan KB dalam rangka mencapai keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Selanjutnya juga telah dilakukan penelitian pelaksanaan program KB
di daerah pantai, kepulauan, kumuh, transmigrasi, pemukiman baru serta
penelitian mengenai komunikasi, informasi dan edukasi (HIE) KB serta KIE
pencabutan dan pemasangan kembali pasca pelayanan. Di samping penelitian
mengenai perkembangan kebijaksanaan seperti tersebut di atas, juga
dilaksanakan kajian mengenai kebijaksanaan keterpaduan program KB.
Penelitian dalam program kependudukan meliputi penelitian
mengenai pengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk, penelitian
tentang perkembangan kualitas penduduk, dan penelitian mengenai
perkembangan informasi dan data kependudukan. Dalam penelitian
mengenai pengendalian pertumbuhan dan persebaran penduduk sejak
Repelita II sampai dengan tahun keempat Repelita V dilakukan beberapa
kajian, seperti kajian mengenai pertumbuhan penduduk dan pembangunan,
kajian mengenai perubahan struktur penduduk, analisa data sensus penduduk
1990, kajian tentang kebijaksanaan pedesaan dan metropolitan, dan kajian
tentang perkembangan kebijaksanaan pusat perkembangan wilayah.
Di bidang pengembangan kualitas penduduk, sejak Repelita II sampai
dengan tahun keempat Repelita V dilakukan kajian tentang indikator kualitas
fisik penduduk, kajian tentang perkembangan kualitas nir fisik penduduk,
kajian tentang pengembangan model keserasian kualitas kependudukan dan
lingkungan hidup, kajian tentang dampak sosial kebijaksanaan, kajian
mengenai kualitas kehidupan masyarakat, dan kajian tentang perangkat
keserasian sosial serta kajian tentang perencanaan kependudukan. Sedangkan
di bidang informasi dan data kependudukan dilakukan kajian tentang neraca
kependudukan dan lingkungan serta kajian tentang pengembangan sistem
informasi ketenagaan.
(4) Penelitian Transmigrasi
Dalam Repelita III dan IV dilaksanakan pengkajian mengenai strategi
transmigrasi dan kebijaksanaan perluasan lapangan kerja di daerah
XVII/35
XVII/36
Dalam bidang hukum sejak tahun 1974 sampai dengan tahun keempat
Repelita V telah dilakukan berbagai penelitian yang mencakup masalah
rahasia jabatan, ekonomi, kerja sama regional dan internasional, rumah
tangga, hukum adat, masalah lingkungan, keperdataan, dan lain-lain. Di
samping itu dalam tahun 1988/89 sampai dengan 1992/93 dilakukan studi
mengenai penerapan bantuan hukum, organisasi dan badan pelayanan
hukum, penelitian mengenai permasalahan hukum laut dan pemanfaatan
sumber daya laut, dan studi teknis mengenai peraturan-peraturan mengenai
regulasi teknologi.
XVII/37
XVII/38
XVII/39
XVII/40
TABEL XVII 4
1)
UNIT PENGHASIL DAN JUMLAH PUBLIKASI,
1968 1992/93
(Jenis)
1)
Angka tahunan
XVII/41
XVII/42
TABEL XVII 5
1)
PENYEMPURNAAN DAN PENGEMBANGAN STATISTIK
1968 1992/93
1)
2)
Angka Tahunan
Sampel untuk Pertanyaan Detil di Luar Sensus Lengkap
XVII/43
XVII/44
sampel ditingkatkan menjadi 7,7 juta rumah tangga di daerah pedesaan dan
2,3 juta rumah tangga di daerah perkotaan seluruh propinsi. Dari jumlah
tersebut kemudian dipilih sebanyak 1,2 juta rumah tangga untuk dicacah
secara penuh.
(iii) Survai Industri
Dengan makin meningkatnya peranan industri, data mengenai sektor
industri terus disempumakan. Data struktural sektor industri, khususnya
data tenaga kerja, tingkat produktivitas, struktur ongkos, permodalan, nilai
masukan dan nilai tambah, sangat diperlukan untuk perencanaan dan
evaluasi pembangunan sektor industri. Kegiatan pengumpulan data sektor
industri dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan
perusahaan industri dan pendekatan rumah tangga usaha industri. Mulai dari
tahun terakhir Repelita IV sampai dengan tahun keempat pelaksanaan
Repelita V data perusahaan industri telah dihimpun melalui kegiatan Survai
Industri Besar dan Sedang, Survai Konstruksi, Survai Listrik, Gas dan Air
Minum, dan Survai Pertambangan. Pengumpulan data perusahaan industri
dilakukan setiap triwulan dan setiap tahun. Sementara itu, data rumah tangga
usaha industri dikumpulkan melalui Survai Industri Kecil dan Rumah
Tangga yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan Sensus Ekonomi.
(b) Statistik Distribusi
Data statistik distribusi merupakan dasar yang utama dalam
perumusan dan mengevaluasi berbagai kebijaksanaan yang menyangkut
pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, perkembangan daya beli
masyarakat, serta perkembangan pendapatan dan pengeluaran pemerintah di
berbagai tingkat wilayah administrasi. Data statistik distribusi dikumpulkan
melalui kegiatan: Survai Biaya Hidup; Sensus Ekonomi; Survai Harga
Produsen; Survai Konsumen dan Perdagangan Besar; Survai Keuangan
Daerah Tingkat I, Tingkat II dan Desa; Survai Pariwisata; Kompilasi Data
Statistik Perdagangan Luar Negeri: Ekspor dan Impor; serta Survai dan
Kompilasi Data Statistik Perhubungan Darat, Laut dan Udara.
Perkembangan singkat dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut.
XVII/45
(i)
Sensus Ekonomi
XII/46
jumlah tenaga kerja, upah dan gaji, struktur biaya, jumlah dan nilai
produksi dan nilai tambah. Informasi tersebut penting bagi perumusan
kebijaksanaan pengembangan dunia usaha.
Dalam tahun 1986/87 kegiatan sensus ini meliputi pencacahan dan
pengolahan awal yang didahului dengan pelaksanaan uji coba. Dalam tahun
1987/88 dilanjutkan dengan kegiatan pencacahan dan pengolahan data, dan
penyajian data dilaksanakan dalam tahun 1988/89. Publikasi data yang
diterbitkan antara lain mengenai listrik dan gas PLN dan non PLN,
informasi perusahaan berbadan hukum, pelayaran niaga/rakyat dan angkutan
sungai, angkutan jalan raya, pertambangan dan penggalian, pergudangan,
jasa perusahaan, distributor film dan bioskop, serta perhotelan.
Hasil penting lainnya dari pelaksanaan kegiatan Sensus Ekonomi
1986 adalah penyempurnaan direktori perusahaan industri besar/sedang dan
kecil yang kemudian digunakan sebagai dasar perhitungan ulang
(backcasting) terhadap data mengenai jumlah perusahaan, jumlah pekerja,
nilai produksi dan nilai tambah dari perusahaan industri hasil pencacahan
tahun-tahun sebelumnya. Direktori tersebut juga digunakan dalam
penghitungan kembali Produk Domestik Bruto dari tahun 1983 sampai dengan
tahun 1988 dan merupakan dasar perhitungan PDB setelah itu.
(iii) Survai Harga Produsen
Survai harga produsen dimaksudkan untuk menghimpun informasi
tentang perkembangan harga di pedesaan, penghitungan pendapatan nasional
dan pendapatan regional dari sektor pertanian, dan penghitungan nilai tukar
petani yang diperlukan untuk mengukur perkembangan daya beli petani.
Mulai tahun pertama Repelita III daftar isian, cara pengambilan sampel desa
yang terpilih, diagram timbangan dan sistem pengolahan data statistik ini
terus disempurnakan.
Hasil kegiatan statistik yang dicapai sejak tahun 1988/89 sampai
dengan tahun 1992/93 berupa publikasi, seperti : Indeks Nilai Tukar Petani
di Jawa dan Madura, Statistik Upah Buruh Tani di Pedesaan, Statistik Harga
dan Komponen Mutu Gabah, serta Indeks Nilai Tukar Petani 10 Propinsi
Luar Jawa.
XVII/47
XVII/48
pembantu rumah tangga dan uang sekolah. Dan sampai dengan tahun
1992/93 publikasi dari hasil kegiatan statistik harga konsumen, antara lain
meliputi: Indeks Harga Konsumen dan Analisa Indeks Harga Konsumen yang
disajikan secara bulanan, Harga dan Indeks 9 Bahan Pokok disajikan secara
bulanan, Data bulanan disajikan dalam Indikator Ekonomi dan
Buletin
Ringkas, Perkembangan Harga Eceran Beberapa Jenis Bahan Pokok di 27 ibu
kota Propinsi secara bulanan, dan Publikasi tahunan yang dirangkum secara
runtut sampai dengan data tahun 1992.
(iv)
XVII/49
Survai Pariwisata
Kegiatan statistik pariwisata yang telah dilakuan antara lain meliputi: Survai Biro Perjalanan 1977/78, Survai Restoran dan Katering 1978/79
dan Survai Penanaman Modal di Bidang Pariwisata 1979/80. Dalam tahun
1980 dilaksanakan kegiatan inventarisasi akomodasi di 26 propinsi di
Indonesia yang dilanjutkan pada tahun 1982/83. Pada tahun 1981/82
dilakukan survai perjalanan melalui pendekatan rumah tangga. Pengumpulan
data yang menunjang promosi dan produksi pariwisata terus ditingkatkan
dan dikembangkan. Hasil kegiatan-kegiatan yang telah diterbitkan sejak
tahun 1988/89 sampai dengan tahun 1992/93 adalah publikasi Tingkat
Penghunian Kamar Hotel, Statistik Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia, Statistik Akomodasi Indonesia, dan Data Statistik Pariwisata lainnya
yang disajikan dalam Buletin Ringkas dan Indikator Ekonomi.
(vii) Kompilasi Data Statistik Perdagangan Luar Negeri
Kegiatan statistik perdagangan luar negeri ditujukan untuk
mendapatkan data ekspor dan impor yang mutakhir menurut jenis barang
XVII/50
dan negara asal dan tujuan yang digunakan sebagai dasar perumusan
kebijaksanaan ekonomi makro dan kebijaksanaan di bidang perdagangan luar
negeri. Sehubungan dengan itu, mutu data statistik perdagangan luar negeri
terus disempurnakan melalui perbaikan dokumen pengolahan, penambahan
cakupan data dan perbaikan prosedur pengiriman dokumen dari pelabuhan.
Dengan adanya perubahan tahun dasar dalam penghitungan PDB menjadi
1983, maka pada tahun 1987 dilakukan penyesuaian dalam penghitungan
angka indeks ekspor dan impor. Di samping itu, pada tahun 1989 statistik
perdagangan luar negeri yang semula menggunakan klasifikasi komoditi
Custom Cooperation Council Nomenclature (CCCN) diubah menjadi klasifikasi Harmonized Systems (HS) yang berlaku dalam pencatatan
perdagangan luar negeri dalam lingkup internasional.
Hasil kegiatan yang dicapai sejak tahun 1988/89 sampai dengan
tahun 1992/93 berupa publikasi Statistik Ekspor Menurut Jenis Barang,
Negara Tujuan dan Pelabuhan Ekspor, Statistik Impor Menurut Jenis
Barang, Negara Asal dan Pelabuhan Bongkar dan Statistik Ekspor-Impor
bulanan.
(viii)
XVII/51
dikumpulkan dalam kegiatan ini adalah statistik angkutan antar pulau yang
bekerja sama dengan Dirjen Perhubungan Laut. Di bidang statistik angkutan
udara, sejak tahun terakhir Repelita IV sampai dengan tahun keempat
Repelita V telah berhasil diterbitkan publikasi tahunan yang memuat data
tentang jumlah pesawat terbang sipil menurut jenis dan ukuran, lalu lintas
angkutan penumpang, barang, bagasi dan pos di seluruh Indonesia, serta
publikasi bulanan Lalu Lintas Angkutan Udara. Sementara itu, statistik
komunikasi dihimpun dari instansi yang bersangkutan. Sistem pengumpulan,
pengolahan serta penyajian data statistik ini masih terus ditingkatkan. Setiap
tahun diterbitkan publikasi tentang statistik komunikasi yang membuat data
pokok tentang lalu lintas pos, jumlah pesawat radio, televisi, telepon.
telegram, telex dan jenis data komunikasi lainnya.
(c)
Sensus Penduduk
XVII/52
SP 1971 dan SP 1980 unit pencacahan adalah blok sensus, sedangkan pada
SP 1990 unit pencacahan adalah wilayah pencacahan (wilcah) yang lebih
luas dibandingkan dengan blok sensus. Hasil lain dari Sensus Penduduk
1990 yang cukup penting adalah Kerangka Contoh Induk (KCI) yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan sampel pada SUSENAS, SAKERNAS
dan survai-survai rumah tangga lainnya.
Upaya mendayagunakan hasil sensus penduduk dilakukan melalui
pencetakan publikasi dan pengkajian yang lebih mendalam melalui kerja
sama dengan lembaga-lembaga penelitian universitas. Publikasi yang
dihasilkan dari Sensus Penduduk 1990, sampai dengan tahun 1992/93 antara
lain mengenai jumlah penduduk tiap kabupaten di seluruh Indonesia dan
karakteristik penduduk yang meliputi informasi pendidikan, perumahan dan
ketenagakerjaan.
(ii) Survai Penduduk Antar Sensus
Jarak antara pengumpulan data sensus penduduk yang dilakukan
setiap sepuluh tahun sekali dipandang terlalu lama karena kebutuhan akan
data kependudukan untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai
karakteristik kependudukan sering sangat mendesak. Oleh sebab itu, Survai
Penduduk Antar Sensus yang mengumpulkan data perkiraan jumlah
penduduk di antara 2 sensus, angka kelahiran, angka kematian dan tingkat
mobilitas penduduk dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Sejak
Repelita I telah diadakan 2 kali SUPAS, yaitu pada tahun 1976 dan pada
tahun 1985.
Dalam 5 tahun terakhir telah dilakukan berbagai kegiatan analisa dan
pemanfaatan data SUPAS. Beberapa publikasi penting dari proyek SUPAS
1985 di antaranya adalah: Tingkat dan Pola Perkembangan Fertilitas di
Indonesia sampai tahun 1985, Perkembangan dan Perbandingan Angka
Kematian Bayi Antar Daerah, Proyeksi Penduduk Indonesia 1985 - 1995
Menurut Propinsi, Migrasi Penduduk Indonesia berdasarkan Hasil SUPAS
1985 dan Ulasan Singkat Hasil SUPAS 1985.
XVII/53
XVII/54
XVII/55
XVII/56
limbah, tempat ibadah, bahan bakar dan perlistrikan, dan (3) keadaan
penduduk yang terdiri dari variabel : tingkat kelahiran, tingkat kematian,
tingkat partisipasi pendidikan dan tingkat putus sekolah. Dengan
menggunakan data PODES (data komunitas) yang digabungkan dengan data
SUSENAS (data rumah tangga), maka dapat diperoleh informasi untuk
perumusan kebijaksanaan pembangunan prasarana dan sarana bagi
masyarakat desa.
(d)
XVII/57
(2)
Kegiatan statistik yang tercakup dalam proyek ini antara lain adalah
analisis deskriptif terhadap hasil sensus dan survai, analisis data makro lintas
sektoral, pengembangan dan pembakuan konsep dan definisi dan klasifikasi,
serta evaluasi pasca sensus dan survai. Dalam lima tahun terakhir sejak
1988/89 publikasi yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah Penyusunan
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia, Studi Reliabilitas/SKM, Studi
Khusus GDP/STKU, Penyempurnaan Direktori Perusahaan Pertanian dan
Non Pertanian, Pelaksanaan Studi Perintisan Perikanan Laut, Studi
Perintisan Usaha rumah tangga Non Pertanian, Studi Perintisan Statistik
Kriminil, Studi Penyempurnaan Pengumpulan Harga Eceran Perkotaan dan
Pedesaan, Studi Penyempurnaan Pengumpulan Harga Perdagangan Besar
dan Harga Produsen, Studi Penyempurnaan Direktori Perusahaan/Usaha
Berbadan Hukum Non Pertanian, Studi Penyempurnaan Usaha rumah tangga
Non Pertanian, Studi Penyempurnaan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia
(KLUI) dan Klasifikasi Komoditi (KKI), Studi Penyempurnaan Direktori
Bank Perkreditan Rakyat, Penyusunan Metode Ramalan Jangka Pendek
Berbagai Indikator Ekonomi, Studi Khusus Pola Pengeluaran Penduduk di
Mataram, Survai Pembangunan Pedesaan (Pemantauan Program
Pengembangan Kawasan Terpadu), Studi Penyempurnaan Distribusi
Pendapatan, Penghitungan Penduduk Miskin dan Distribusi Pendapatan,
Analisis Biaya Pendidikan, Analisis Data Gizi Balita, Studi Perintisan
Statistik Bioskop, Studi Perintisan Kesehatan, serta Studi Perintisan
Panti/Sasana Penyandang Cacat. Berbagai studi yang bersifat pengembangan
dan penyempurnaan mutu data statistik terus diupayakan.
(3)
XVII/58
XVII/59
2.
XVII/60
TABEL XVII 6
1)
JENIS DAN JUMLAH TENAGA YANG
MENDAPATKAN PENDIDIKAN STATISTIK
1968 1992/93
(Orang)
1) Angka kumulatif 5 tahunan pada setiap tahun yang bertuliskan Akhir Repelita
XVII/61
sebanyak 1.030 orang pada tahun 1990/91, sebanyak 1.197 orang pada
tahun 1991/92 dan 1.181 orang pada tahun 1992/93 ditujukan untuk
penyegaran bagi mantri statistik menghadapi pelaksanaan Sensus Penduduk
1990 dan Sensus Pertanian 1993. Dalam tiga tahun terakhir Repelita V
tersebut juga dilaksanakan kursus Pengetahuan Statistik Khusus bagi
sebanyak 77 orang pada tahun 1990/91, 30 orang pada tahun 1991/92 dan
303 orang pada tahun 1992/93. Kegiatan kursus Administrasi Manajemen
telah berhasil mendidik sebanyak 40 orang pada tahun 1990/91 dan
1991/92, dan 30 orang pada tahun 1992/93. Dalam pada itu, jumlah Sarjana
Muda Statistik, Sarjana Statistik dan Doktor yang dihasilkan senantiasa
meningkat. Sarjana Muda Statistik yang dihasilkan meningkat dari 255
orang pada tahun 1988/89 menjadi 350 orang pada tahun 1992/93,
sedangkan Sarjana Statistik meningkat dari 19 orang menjadi 43 orang.
Selama lima tahun terakhir sejak tahun 1988/89 sampai dengan tahun
keempat Repelita V jumlah tenaga statistik yang menyelesaikan pendidikan
doktor bertambah sebanyak 5 orang.
Dalam setiap pelaksanaan sensus dan survai yang berskala besar
selalu diikutsertakan petugas luar yang dikenal dengan mitra statistik. Mitra
statistik terdiri dari para guru dan mahasiswa yang memenuhi syarat sebagai
petugas statistik. Pada akhir Repelita IV jumlah mitra statistik yang
diikutsertakan adalah sebanyak 87.755 orang. Selama dua tahun Repelita V
tenaga mitra statistik yang ditugaskan di lapangan berjumlah 54.525 orang
pada tahun pertama dan 303.036 orang pada tahun kedua. Jumlah mitra
statistik yang meningkat dalam tahun kedua Repelita V tersebut disebabkan
oleh sangat banyaknya kebutuhan akan tenaga yang diperlukan dalam
pengumpulan data Sensus Penduduk (Tabel XVII-4).
Sementara itu untuk mendukung program pendidikan aparatur
pemerintah dilaksanakan Pengembangan Kelembagaan Statistik. Tujuannya
adalah untuk menyempurnakan organisasi di tingkat Pusat dan Daerah,
sehingga satuan kerja yang dibentuk dapat menampung dan melaksanakan
kegiatan statistik yang semakin baik dan beragam. Penyempurnaan
organisasi BPS sebagai pelaksanaan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 1992
menyangkut penyempurnaan tugas, fungsi, kedudukan, susunan organisasi
dan tata kerja agar mampu menangani kegiatan perstatistikan yang makin
luas. Penyempurnaan juga dilakukan terhadap peraturan perundangundangan yang mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan statistik,
XVII/62
TABEL XVII 7
1)
PENYEMPURNAAN PRASARANA FISIK
1968 1992/93
(Unit)
KEGIATAN
Akhir
Akhir
Akhir
Akhir
1968
Repelita I
1973/74
Repelita II
(1978)79)
Repelita. III
(1983/84)
Repelita IV
(1988/89)
1987/88
194
25
55
58
33
61
Repelita V
1988/89
1989/90
13
1990/91
1991/92
1992/93
12
18
15
17
45
31
18
46
17
54
32
36
33
204
2)
5. Pengadaan Komputer(PC)
203
203
21
505
a. Roda Empat
50
10
137
b. Roda Dua
12
1.234
1.062
167
698
273
40
418
6. Pengadaan Kendaraan
3)
1) Angka Kumulatif 5 Tahunan Pada setiap Tahun Yang Bertuliskan Akhir Repelita
2) Pada tahun 1968 terdapat pengadaan mainframe computer ICL, kemudian pada tahun 1979 terdapat pengadaan mainframe computer
NEC-Acos 500, dan terakhir pada tahun 1989 terdapat pengadaan mainframe computer NEC-1500
3) 130 buah diperuntukan bagi Kantor Statistik Kabupaten
XVII/63
XVII/64