Pendahuluan
Salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya harga
minyak mentah (crude oil) adalah kadar air. Makin rendahnya
kadar airnya nilaiya makin tinggi. Air, didalam crude oil bisa
berupa air bebas (free water) atau sering juga sebagai emulsi.
Dalam proses produksi, sering ditemukan adanya scale,
pasir, paraffin, dan solid lainnya. Kandungan solid tersebut
merupakan faktor terbentuknya emulsi. Selain itu pemakaian
pompa, gas lift, dan pengunaan pipa yang kurang tepat juga
merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
emulsi.
Proses untuk memisahkan air dari emulsi ini disebut dengan
dehydrasi. Banyak metoda-metoda yang digunakan, bahkan
setiap metoda mempunyai karakteristik yang berlainan. Namun
prinsip utamanya dalah memecahkan dan memisahkan emulsi
yang terbentuk dalam proses produksi, baik produksi tu berupa oil
in water emultion maupun berupa water in oil emultion.
Metoda-metoda yang digunakan untuk pemisahan emulsi
tersebut antara lain, metoda kimiawi, metoda settling, metoda
pemanasan, metoda listrik dan metoda sentrifugal. Kesemuanya
ini dalam satu prinsip, yaitu memecahkan dan memisahkan
emulsi.
BAB II
EMULSI MINYAK BUMI
Emulsi dapat didefinisikan sebagai suatu system yang
mengandung dua fasa cairan, dimana fasa yang satu tersebar di
dalam fasa yang lain sebagai butiran-butiran kecil. Atau dapat
juga diberikan definisi lain, yaitu sebagai campuran dari dua
cairan yag tidak dapat bersatu dikarenakan Karena kehadiran
emulsifying agent. Partikel-partikel cairan yang masuk dalam
cairan lain disebut dispherse phase sedangkan cairan yang
dimasuki disebut continous phase.
Seperti disebut pada definisi yang kedua timbulnya emulsi
tersebut memerlukan tiga syarat, yaitu :
1. Adanya dua macam zat cair yang tidak dapat bercampur
(immiscible).
2. Adanya emulsifying agent.
3. Adanya agitasi (gerakan mencampur).
Adanya dua macam zat cair yang tidak dapat bercampur, kiranya
sudah cukup jelas, missal antara minyak dengan air. Sedangnya
adanya emulsifying agent memungkinkan dua macam zat cair
yang tidak dapat bercampur membentuk emulsi.
Pada gambar 2.1 dan 2.2 memperlihatkan emulsi dengan
partikel-partikel air yang terdispersi di dalam crude oil dengan API
gravity dan water cut yang berbeda. Pada partikel-partikel yang
tersdispersi terdapat lapisan film yang merupakan selubung
(gambar 2.3). lapisan film ini dibentuk oleh
Susunan polar molekul-molekul yang bersifat keras dan mudah
pecah. Pembentuk lapisan film ini lah yang disebut dengan
emulsifying agent.
Gambar 2.1
Emulsi dengan API gravity minyak 14.5 dan water cut 40%
Gambar 2.2
Emulsi dengan API gravity minyak 28 dan water cut 24%
Gambar 2.3
Lapisan film yang menyelubungi parrtikel air
Gambar 2.4
Letak emulsi pada crude oil
2.1
3. Berdasarkan phasenya
Untuk klasifikasi ini emulsi dapat dibagi menjadi :
a. Water in oil emulsion
Yaitu jika minyak merupakan phase kontinyu dan air
merupakan phase diskotinyu di dalam minyak.
b. Oil in water emulsion
Yaitu jika air merupakan phase kontinyu(phase external)
dan minyak merupakan phase diskontinyu (phase
tersebar)
2.3 PEMBENTUKAN EMULSI
Pada water drive reservoir, selama proses produksi
berlangsung
WOR-nya
akan
terus
meningkat.
Dengan
meningkatnya WOR ini akan menyebabkan terbentuknya emulsi.
Pada permulaan pembahasan ini telah disebutkan adanya tiga
syarat bagi terbentuknya emulsi, yaitu adanya dua macam zat
cair yang tidak bisa bercampur, adanya emulsifying agent (suatu
zat koloid yang membantu terbentuknya emulsi) dan adanya
agitasi (gerakan yang menyebabkan percampuran). Ketiga syarat
ini adalah mutlak. Sehingga salah satu saja dari syarat ini tidak
ada maka emulsi tidak akan terjadi. Adapun faktor-faktor yang
lain yang sifatnya membantu bagi terbentuknya emulsi adalah
1. Penurunan tekanan dan temperature.
2. Naiknya persentase air (water cut)
3. Adanya peralatan yang menyebabkan turbulensi sehingga
air dan miyak terpencar kesegala arah dan terbentuklah
emulsi. Kesetabilan emulsi ini akan semakin besar setelah
fluida melewati peralatan permukaan.
6
antara dua caran minyak dan air, dan juga antara zat-zat
tersebut dengan emulsifying agentnya yang terkonsentrasi
pada kedua fasa cairan tersebut. Menurut Uren, emulsi yang
stabil
dipengaruhi
oleh
kadar
air/minyak
dalam
campurannya yang mempunyai battas maksimal. Bila air
lebih dari batas maksimal maka tidak berupa emulsi lagi
Sifat-sifat minyak juga berpengaruh pada pengemulsian
seperti misalnya, jenis nepthene (base) yang mengandung
zat-zat aspalt lebih mudah membentuk emulsi daripada
parrafine base crude. Makin besar viskositas dan residu
karbonnya, makin mudah terbentuk emulsi. Demikian juga
tegangan permukaan minyaknya, semakin besar semakin
mudah pula terbentuk emulsi.
Beberapa studi menunjukkan bahawwa emulsi juga
bermuatan listrik. Kdang-kadang juga sampai mencapai 0.0s
volt. Muatan ini meempersulit pengabunggan (coalescence)
antara butir emulsi yang satu dengan yang lainnya.sifat ini
kelak dijadika dasar unttuk memecahkan emulsinya
2.6 PENCEGAHAN EMULSI
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya emulsi. Bila terjadinya emulsi terjadi karena banyaknya
gas yang keluardari cairan didalam tubing pada sumur-sumur
flowing, maka yang dapat dilakukan adalah :
1. Mengontrol tekanan flowing dan menurunkan kecepatan
menyembur selama sumur itu berproduksi.
2. Jika sumur itu memerlukan gas sebagai pendorong fluida,
sebaiknya melakukan gas lift intermiten. Dengan cara ini gas
berfungsi sebagai piston yang dapat mengurangi adanya
agitasi.
Untuk kasus oleh perbedaan tekanan karena aliran melalui pipa
terbuka dan kecil, yang dapat dilakukan adalah :
1. Memasang choke pada dasar sumur.
9
BAB III
DEHIDRASI MINYAK BUMI
Dehidrasi minyak bumi adalah proses pemisahan antara
miyak dengan air yang tercampur didalamnya. Pemisahan air ini
harus dilakukan karena :
1. Permintaan dari refinery sebelum minyak diproses.
2. Dapat menurunkan kapasitas pipeline.
3. Dapat menimbulkan korosi pada pipeline, dan sebagainya.
Phase air yang tercampur di dalam minyak dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
1. Air bebas.
2. Air sebagai emulsi dalam minyak.
Air bebas pada umumnya lebih mudah dipisahkan dari minyak,
yaitu dengan cara settling (diendapkan) pda suatu tempat atau
dengan cara pemanasan atau juga dengan menggunakan
centrifuge. Sedangkan untuk kasus yang kedua, yaitu berupa
10
METODA KIMIAWI
TABEL III-1
SIKLUS PENGGUNAAN TANGKI PADA SETTLING PROCESS
TANGKI I
TANGKI II
Diisi
Settling
pengaktifan
Settling
Dikosongkan
Dikosongkan
Diisi
TANGKI III
dan Dikosongkan,minya
k
yang
bersih
dipompa
ke
pengilangan
Diisi
Settling
13
Di isi
Settling
dikosongkan
14
3.1.2WASHING PROCESS
Emulsi yang diberi demulsifier dialirkan ke dalam air yang
berada di dalam wash tank. Aliran masuk emulsi terletak di dasar
tangki yang dilengkapi dengan slotted atau perofated spreader,
yang berfungsi menguraikan (menyebarkan) butiran-butiran yang
berada dalam emulsi. Tinggi air di dalam tangki di jaga konstan.
Di dalam tangki akan terbentuk suatu lapisan antara air dan
miyak bebas air. Demulsifier yang dipakai dalam proses ini lebih
sedikit di bandingkan dengan settling process. Dapat di
bandingkan diagram aliran antara settling process (gambar 3.6)
dan washing process( gambar 3.7)
17
GA
gGAMBAR 3.7 SKEMA DIAGRAM ALIR DEHYDRASI DENGAN WASHING PROCESS
Hal-hal yang perlu diperhatikan agara hasil dari washing process ini menjadi
baik adalah :
1. Membuat aliran turbulen pada system flow line.
2. Membuat aliran turbulen pada system tangki penerimaan ketika proses
pengisian berlangsung.
3. Adakan agitasi mekanik di dalam tangki penerimaan dengan memakai
slotted atau spreader.
Hal-hal lain yang perlu diketahui di dalam pemisahan emulsi dengan cara kimiawi
ini adalah :
1. Butir air dalam emulsi memiliki muatan listrik, sehingga akan menyulitkan
penyatuan partikel-partikel. Pemisahan akan terjadi jika diberikan zat
elektrolit ke dalamnya.
2. Emulsifying agent sangat mempengaruhi terbentuknya dan kesetabilan
emulsi. Untuk emulsi antara air dan minyak, dapat berupa aspaltic dan
sejenisnya yang mempunyai sifat basah oleh minyak. Jiika ada suatu zat
yang dapat bercampur dengan emulsi dan mempunyai sifat dapat
menghancurkan emulsifying agent maka pemisahan akan terjadi.
3. Pada permukaan air akan terkumpul zat-zat koloid maka dengan zat-zat
pengumpal seperti misalnya ,NaCl, FeSO 4, emulsifying agent dapat dirusak
atau dinetralkan, selanjutnya pemisahan akan terjadi.
Pemilihan reagent yang cocok, itu ditentukan oleh sifat-sifat emulsinya.
Dengan test laboratorium dapat ditentukan sifat-sifat emulsi tersebut. Test-test di
laboratorium itu meliputi :
1. Specific gravity minyak
2. Titik didih (pour poit)
3. Tittik beku
18
4. Persentase air
5. Hubungan antara temperature dan viskositas
3.2METODA THERMIS
Metoda ini merupakan metoda yang paling sering digunakan, tetapi jarang
sekali metoda ini digunakan tanpa menghubungkan dengan metoda lain, misalnya
metoda kimia dan listrik.
Metoda thermIs dilakukan pada tekanan atmosfer, dimana pemecahan emulsi
dengan metode ini bisa dibagi menjadi dua proses yaitu flashing dan pemanasan
pada temperature di bawah 100 c.
Dasar atau falsafah dapat digunakannya metoda thermos untuk pemisahan
emulsi ialah bahwa panas :
1. Mengurangi viskositas minyak
2. Mempengaruhi sifat-sifat koloidal emulsifying agent
3. Emperlemah tegangan permukaan antara miyak dengan air
Dengan ketiga faktor itulah panas dapat membantu pemisahan minyak dengan air.
Alat yang digunakan untuk memisahkan antara air dengan miyak (dalam bentuk
emulsi) dengan metoda thermis adalah heater treater (gambar 3.8)
19
20
uo=10x-1
dimana :
uo
= viskositas minyak, cp
T
= temperature, o f
X
=YT-1.163
Y
=10z
Z
=3.0324-0.020235 G
21
23
24
25
11-400 API dan water cut sampai 85% dapat dibersihkan menjadi
kurang dari 2 atau 1% saja. Losse minyak dari metode ini kurang
dari 0 API, sedangkaan losse volume adalah kurang dari 2-1%.
Pada gambar 3.14 dapat dilihat dapat dilihat bagian-bagian
darisaalah satu jenis dehydrator. Diagram alirannya ditunjukkan
pada gambar 3.14
31
32
BAB IV
KESIMPULAN
Dari urutan pada bab-bab sebelumnya maka dapat
diambil dari tulisan ini suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Kandungan (kadar) air didalam crude oil dapat
berupa air bebas maupun sebagai emulsi.
2. Emulsi dapat terbentuk dalam reservoir, tubing
maupun flowline(pipeline).
3. Kadar air didalam crude oil perllu dihilangkan. Proses
penghilangan disebut dehydrasi.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
35