Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

CIRI-CIRI FISIK DAN KIMIA MINERAL

Disusun Oleh :
REFFIKA LISMA (410013051)
GEOLOGI 01

Jurusan Teknik Geologi

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Yogyakarta
2013

CIRI-CIRI FISIK DAN KIMIA MINREAL

Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk
mendapatkan mineral-mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa
yang umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan
penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu
hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang
paling dominan adalah oksigen dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok
mineral yang sangat umum yaitu mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen
dan silikon, kecuali kuarsa, ditambah dengan satu atau lebih unsur lainnya untuk membentuk
sifat kelistrikan yang netral. Setelah mineral silikat, group mineral yang umum adalah
mineral karbonat dengan mineral kalsit merupakan mineral yang paling umum. Mineral yang
umum sebagai pembentuk batuan adalah gipsum dan halit.
Beberapa mineral pembentuk batuan merupakan mineral-mineral yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Mineral-mineral tersebut biasanya merupakan mineral bijih dari logam
seperti hematit (besi), sfalerit (seng) dan galena (timbal). Selain itu group mineral hanya
disusun oleh satu unsur saja yang disebut native mineral seperti emas, platina dan karbon
(intan). Perlu juga dicatat, mineral pembentuk batuan lainnya juga banyak mempunyai nilai
ekonomis tinggi, seperti mineral kuarsa dapat digunakan untuk industri kaca, mineral kalsit
sebagai mineral utama dalam industri semen.
Kelimpahan
46,6%, Silicon(Si)

dari

unsur-unsur

dalam

27,7%, Aluminium(Al)

kerak

bumi antara

8,1%,Iron(Fe)

lain

: Oxygen(O)

5,0%, Calcium(Ca)

3,6%, Sodium(Na) 2,8 %,Potassium (K) 2,6 %, Magnesium (Mg) 2,1%, dan Lainnya 1,5 %.
Mineral dan ciri-ciri fisik

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifatsifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1.

L.G. Berry dan B. Mason, 1959


Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.

2.

D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972


Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

3.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977


Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau
dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu
kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak termasuk
didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi
kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa

mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan
berupa unsur tunggal atau senyawa.
Definisi mineral kompilasi: mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis
dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada
umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas .
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik
maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta mempunyai
susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan kimia asli adalah bahwa
mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam laboratorium.
Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi,
mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam
hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida .
Kalsit, adalah sebuah mineral yang biasanya terdapat dalam batuan gamping dan merupakan
mineral pembentuk batuan yang penting. Zat yang dibuat dalam laboratorium dan
mempunyai sifat- sifat yang sama dengan mineral kalsit adalah CaCO3.
Demikian pula halnya dengan garam-garam yang terdapat sebagai lapisan-lapisan dalam
batuan. Garam dapur dalam ilmu mineralogi disebut halit sedangkan dalam laboratorium
garam dapur disebut dengan natrium-khlorida.
Mineral-mineral mempunyai struktur atom yang tetap dan berada dalam hubungan yang
harmoni dengan bentuk luarnya. Mineral-mineral inilah yang merupakan bagian-bagian pada
batuan-batuan dengan kata lain batuan adalah asosiasi mineral-minera
MINERAL DAN PENGGOLOGANNYA

Sebagian besar mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat juga
berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral-mineral padat itu biasanya

terdapat dalam bentuk-bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya
dibatasi oleh bidang-bidang datar.
Bidang-bidang geometri ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang
bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi
adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk
amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal sendiri. Pengenalan atau
determinasi mineral-mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral-mineral
tersebut.
Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. Mineral ada yang merupakan unsur bebas
dan ada juga yang merupakan bentuk pesenyawaan. Berikut ini adalah contoh mineral
sebagai unsur bebas dan juga mineral yang merupakan bentuk persenyawaan :
a. Mineral sebagai unsur bebas (element) :
Cu = Cuprum = Copper = Tembaga
Au = Aurum = gold = Emas
Fe = Ferrum = Iron = Besi
Ag = Argentum = Silver = Perak
S = Sulphur = Sulfur = Belerang
C = Carbon = Diamond = Intan
C = Carbon = Graphite = Grafit
Sebagai catatan bahwa intan dan grafit merupakan bentuk yang Allotropi yaitu mineral
dengan rumus kimia da sifat kimia sama, tetapi mempunyai sifat-sifat fisis yang berbeda.
b. Mineral sebagai bentuk persenyawaan (Compounds) :
a) Persenyawaan oksida
SnO2 = Cassiterite
Al2O3 = Corundum
Fe2O3 = Hematite
Fe3O4 = Magnetite
b) Persenyawaan sulfida
Cu2S = Chalcocite
PbS = Galena

FeS2 = Pyrite
ZnS = Sphalerite
c) Persenyawaan Karbonat
CaCO3 = Calcite
Ca Mg(CO3)2 = Dolomite
MgCO3 = Magnesite
d) Persenyawaan sulfat
CaSO4 = Anhydrite
CaSO4 2(H2O) = Gypsum
e) Persenyawaan Non Ferro Magnesian Silicates
SiO2 = Kuarsa
K Al Si3O8 = Ortochlase
Ca (Al Si3O8) = Anorthite
Na (Al Si3O8) = Albit
K Al3 Si3O10 (OHF)2 = Muscovite/mika putih
f) Persenyawaan Ferro Magnesian Silicates
K2 (MgFe)2 (OH)2 (Al Si3 O10) = Biotit
(MgFe)2 SiO4 = Olivin
SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan
mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)
Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:
1.

Kilap (luster)

2.

Warna (colour)

3.

Kekerasan (hardness)

4.

Cerat (streak)

5.

Belahan (cleavage)

6.

Pecahan (fracture)

7.

Bentuk (form)

8.

Berat Jenis (specific gravity)

9.

Sifat Dalam

10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya Lebur Mineral
KILAP merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat
terkena cahaya (Sapiie, 2006)
Kilap secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti
logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

Gelena

Pirit

Magnetit

Kalkopirit

Grafit

Hematit

b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.

Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada
mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.

Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.

Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.

Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam
menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap

mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena
batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).
WARNA mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak
dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari
satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai
contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau
demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu)


(SiO2)

Kuning : Belerang (S)

Emas

: Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)

Hijau

: Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)

Biru

: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

Merah

: Jasper, Hematit (Fe2O3)

Coklat

Abu-abu : Galena (PbS)

Hitam

: Garnet, Limonite (Fe2O3)


: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

KEKERASAN
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10
skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .
Skala Kekerasan Mohs
Skala Kekerasan
1
2
3
4
5
6

Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoklase

Rumus Kimia
H2Mg3 (SiO3)4
CaSO4. 2H2O
CaCO3
CaF2
CaF2Ca3 (PO4)2
K Al Si3 O8

7
8
9
10

Quartz
Topaz
Corundum
Diamond

SiO2
Al2SiO3O8
Al2O3
C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari
alat penguji standar :
Alat Penguji

Derajat Kekerasan

Kuku manusia
Kawat Tembaga
Paku
Pecahan Kaca
Pisau Baja
Kikir Baja
Kuarsa

Mohs
2,5
3
5,5
5,5 6
5,5 6
6,5 7
7

CERAT adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu
mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun
warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.

Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.

Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan

Biotite : Ceratnya tidak berwarna

Orthoklase : Ceratnya putih


Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga
dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
BELAHAN merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih
arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang
oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi

bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai
istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat
atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang
tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan
teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan
sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.
b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.
c. Belahan tiga arah, contoh

: halit dan kalsit.

PECAHAN adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur
apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat
permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus
dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar
ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan,


seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.

Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,


hipersten

Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada
kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar,
contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcingruncing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
BENTUK, mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut

mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf
(Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a.

Bangun kubus

: galena, pirit.

b.

Bangun pimatik

: piroksen, ampibole.

c.

Bangun doecahedon : garnet

Mineral amorf misalnya

: chert, flint.

Pada wujudnya sebuah kristal dapat ditentukan dengan mengetahui sudut-sudut bidangnya.
Dalam ilmu Kristalografi, geometri dipakai enam jenis sistem sumbu, yaitu :
a. Sistem sumbu isometrik
Ketiga sumbu kristal terletak tegak lurus satu dengan yang lain, mempunyai panjang yang
sama. Contohnya : mineral yang mempunyai sistem, kordinat demikian adalah pirit,
magnetik, garam dapur.
b. Sistem sumbu Tetragonal
Jumlah sumbu 3 buah, 2 buah sumbu mendatar sama panjang, satu tegak lurus dengan
kesatuan sumbu lain, ketiga -tiganya saling tegak lurus sesamanya. Contohnya sirkon atau
keseterit.
c. Sitem sumbu Ortorombik
Jumlah sumbu tiga bsaling tegak lurus, ketiganya mempunyai panjang yang berbeda.
Contohnya : Olivim atau Topas.
d. Sistem Sumbu Monoklin
Jumlah sumbu 3 buah, mempunyai panjang tidak sama, salah satu sumbu terletak tegak lurus
pada sebuah sumbu mendatar. Contohnya : Ortoklas, horenblenda, mika, gipsum.
e. Sistem Sumbu Triklin
Jumlah sumbu 3 buah tidak sama panjang, tidak tegak lurus sesamanya. Contohnya :
Plagioklas
f. Sistem Sumbu Heksagonal

Jumlah sumbu 4 buah, 3 buah sumbu herizontal dan sama panjang membuat sudut-sudut yang
sama besarnya. Contohnya : Kalsit, kuarsa, aparit.
Kristal dengan bentuk panjang bisa dijumpai, karena pertumbuhan kristal sering mengalami
gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi
sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri
sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral
dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:

Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang
mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat
dibedakan menjadikriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa).
Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.

Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut
begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat.
Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler),
struktur bintang (stelated) dan radier.

Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu


mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi
struktur konsentris, foliasi.

Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain.
Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian
atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).
BERAT JENIS adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih
dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam
air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat
miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral
tersebut.
Sifat Dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas,
kalsit, pirit.

Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.

Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.

Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.

Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat
kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.
Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila
mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral
yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat
tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan
garis vertical.
Kelistrikan adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus
atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas
tertentu.
Daya lebur mineral yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat
keleburan.

Sifat Fisik Mineral


Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan cara
mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1) bentuk kristalnya,
(2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun
cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada
umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama.

Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral secara
cepat, yaitu:
1.

Bentuk kristal (crystall form): Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk
berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang
khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya
juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang
merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya
didalam. Bentuk bentuk kristal antara lain adalah (gambar 3.1): Triklin, Monoklin,
Tetragonal, Orthorombik, Hexagonal, Kubik, Trigonal dll.

Gambar 3.1 Berbagai bentuk bangun struktur kristal


Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana suatu bahan padat yang terdiri dari mineral
dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita contohkan suatu cairan panas yang
terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhunya tetap dalam keadaan tinggi,
maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan lainnya. Namun begitu
suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang,
selanjutnya mereka mulai terikat dan berkelompok untuk membentuk persenyawaan
Natrium Chlorida.
Dengan semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut
semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral Halit yang padat. Mineral kuarsa,

dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya pertumbuhannya terbatas.
Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur tersebut masih tetap dapat memperlihatkan
susunan ion-ionnya yang ditentukan oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang
berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena
pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut antara
bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. Kristal mineral intan, dapat dikenali dari
bentuknya yang segi-delapan atau oktahedron dan mineral grafit dengan segi-enamnya
yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya
terdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom
karbonnya yang berbeda.
2. Berat jenis (specific gravity): Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya
ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut
dalam susunan kristalnya. Umumnya mineral-mineral pembentuk batuan, mempunyai berat
jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5.
Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.
3. Bidang belah (fracture): Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu
bidang yang mempunyai arah tertentu. Arah tersebut ditentukan oleh susunan dalam dari
atom-atomnya. Dapat dikatakan bahwa bidang tersebut merupakan bidang lemah yang
dimiliki oleh suatu mineral.
4. Warna (color): Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada warna-warna
yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu didalamnya. Sebagai
contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain
mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5. Kekarasan (hardness): Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan
mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap
kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Kekerasan suatu
mineral bersifat relatif, artinya apabila dua mineral saling digoreskan satu dengan lainnya,
maka mineral yang tergores adalah mineral yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan

mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang
terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Tabel 3.1
Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)

Kekerasan
(Hardness)

Mineral

Rumus Kimia

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoclase
Quartz
Topaz
Corundum
Diamond

Mg3Si4O10(OH)2
CaSO42H2O
CaCO3
CaF2
Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
KAlSi3O8
SiO2
Al2SiO4(OH,F)2
Al2O3
C

6. Goresan pada bidang (streak): Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya,
seperti pada mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster): Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu
mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-Logam.
Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan
kilap tanah.
Sifat Kimiawi Mineral
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan
mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat, yaitu kelompok
Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat (lihat tabel
3.3). Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai dalam batuan
adalah seperti terlihat pada tabel 3.2. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari
2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja

yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral


pembentuk batuan, atau Rock-forming minerals, yang merupakan penyusun utama batuan
dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1)
Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.

Wulfenite

Mimetite

Sperssatite

Flourite

Azurite

Gypsum

Quarzts

Pyrite

Gambar 3.2 Berbagai jenis mineral yang memperlihatkan struktur kristal


1. Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya
yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir
100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan
bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan
malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Berikut adalah Mineral Silikat:
1.

Kuarsa: ( SiO )

2.

Felspar Alkali: ( KAlSiO )

3.

Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSiO)

4.

Mika Muskovit: (KAl(SiAlO)(OH,F)

5.

Mika Biotit: K(Mg,Fe)SiO(OH)

6.

Amfibol: (Na,Ca)(Mg,Fe,Al)(Si,Al)O(OH)

7.

Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)SiO

8.

Olivin: (Mg,Fe)SiO
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral
ferromagnesium.

Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat

MINERAL

RUMUS KIMIA

Olivine
Pyroxene
Amphibole

(Mg,Fe)2SiO4
(Mg,Fe)SiO3
(Ca2Mg5)Si8O22(O

Mica

Feldsp
ar

Muscovi

H)2
KAl3Si3O10(OH)2

te
Biotite

K(Mg,Fe)3Si3O10(

Orthocl

OH)2
K Al Si3 O8

ase
Plagiocl

(Ca,Na)AlSi3O8

ase
Quartz
2.

SiO2

Mineral ferromagnesium:
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang olive. Berat jenis berkisar antara 3.27 3.37,
tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 3.4 dengan
bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk
membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang
berpotongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat membantu dalam cara
mengenalnya.

Biotite: adalah mineral mika bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam
keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 3.2.
3. Mineral non-ferromagnesium.
Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijau
atau merah. BD. berkisar antara 2.8 3.1.
Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga
mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Feld dalam bahasa
Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama
yang diberikan kepada felspar adalah plagioklas dan orthoklas. Plagioklas kemudian juga
dapat dibagi dua, albit dan anorthit. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit
mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.
Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD. 2.57.
Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat

KELOMPO

ANGGOTA

Oxides

Sulfides

SENYAWA
KIMIA

Hematite

Fe2O3

Magnetite

Fe3O4

Corrundum

Al2O3

Chromite

FeCr2O4

Ilmenite
Galena

FeTiO3
PbS

Sphalerite

ZnS

Pyrite

FeS2

Chalcopyrite

CuFeS2

Bornite

Cu5FeS4

Cannabar

HgS

Gypsum

CaSO4,2H2O

Anhydrite

CaSO4

Barite

BaSO4

Gold

Au

Cooper

Cu

Native

Diamond

Elements

Sulfur

Graphite

Silver

Ag

Platinum
Halite

Pt
NaCl

Flourite

CaF2

Sylvite
Calcite

KCl
aCO3

Dolomite

CaMg(CO3)2

Malachite

Cu2(OH)2CO3

Azurite
Limonite

Cu3(OH)2(CO3)2
FeO(OH).nH2O

Hydroxides

Bauxite
Apatite

Al(OH)3.nH2O
Ca5(F,Cl,OH)PO4

Phosphates

Turquoise

CuAl6(PO4)4(OH)

Sulfates

Halides

Carbonates

Kuarsa: Kadang disebut silika. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang
terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap
atau smooky, disebut juga smooky quartz. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau
merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut amethyst, merah massip
atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan
karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.
4. Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur
tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang
paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa

mineral oksida yang paling umum adalah es (HO), korondum (AlO), hematit (FeO)
dan kassiterit (SnO).
5. Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu
dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa
dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih,
seperti pirit (FeS), chalcocite (CuS), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).
6. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion (CO), dan
disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat,
CaCO dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen.
Pada gambar 3.3 diperlihatkan mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan beku,
yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite mica, biotite
mica,amphibole, olivine, dan calcite. Mineral mineral tersebut mudah dikenali, baik secara
megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing.
Adapun ciri dari mineral mineral tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 3.3 Berbagai jenis mineral yang umum dijumpai sebagai penyusun batuan

Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat
yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan
magnesium (Mg). Mineral olivine
berwarna hijau, dengan kilap gelas,
terbentuk pada temperatur yang tinggi.
Mineral ini umumnya dijumpai pada
batuan basalt dan ultramafic. Batuan
yang keseluruhan mineralnya terdiri
dari mineral olivine dikenal dengan
batuan Dunite.
Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral
silikat yang berbentuk prismatik atau
kristal yang menyerupai jarum. Mineral
amphibole umumnya mengandung besi
(Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan
Oksigen (O). Hornblende tampak pada
foto yang berwarna hijau tua kehitaman.
Mineral ini banyak dijumpai pada
berbagai jenis batuan beku dan batuan
metamorf.
Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih,
bentuk kristal berlembar menyerupai
buku dan merupakan bidang belahan
(cleavage) dari mineral biotite. Mineral
biotite umumnya berwarna gelap, hitam
atau coklat sedangkan muscovite
berwarna terang, abu-abu terang.

Mineral mika mempunyai kekerasan


yang lunak dan bisa digores dengan
kuku.
Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari
kelompok mineral feldspar. Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau
Natrium. Kristal feldspar berbentuk
prismatik, umumnya berwarna putih
hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas
yang mengandung Natrium dikenal
dengan mineral Albite, sedangkan yang
mengandung Ca disebut An-orthite
Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari
mineral feldspar. Seperti halnya
plagioclase feldspar, potassium
feldspars adalah mineral silicate yang
mengandung unsur Kalium dan bentuk
kristalnya prismatik, umumnya
berwarna merah daging hingga putih.
Mica
Micas adalah kelompok
mineral silicateminerals dengan
komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron
(Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan
air (H2O).

Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang
umum yang banyak dijumpai pada
kerak bumi. Mineral ini tersusun dari
Silika dioksida (SiO2), berwarna putih,
kilap kaca dan belahan (cleavage) tidak
teratur (uneven) concoidal.
Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium
carbonate (CaCO3). Umumnya
berwarna putih transparan dan mudah
digores dengan pisau. Kebanyakan dari
binatang laut terbuat dari calcite atau
mineral yang berhubungan dengan
'lime' dari batugamping.

Anda mungkin juga menyukai