Disusun oleh :
Kelompok II
Kelas A
Anggota kelompok :
1. Ani Nur Rohma
2015000006
2. Anis Lutfiah
2015000007
2015000009
5. Ardelia Giselle
2015000010
2015000141
7. Asima Rohana
2015000142
BAB I
ANATOMI MATA
A. Anatomi Mata
Saraf optikus atau saraf saraf kranial kedua adalah saraf sensorik untuk
penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung
untuk membentuk saraf optikus. Saraf ini bergerak ke belakang secara medial
dan melintasi kanalis optkus memasuki rongga cranium lantas kemudian menuju
khiasma opikum. Syaraf penglihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa
dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus sera
bergabung dengan skleara, lapisan tengah halus seperti arakhonoid, sementara
lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak pembuluh darah).
Bola mata adalah organ pengelihatan. Bola mata terletak dalam tulang
orbital serta dilindungi oleh sejumlah strukur seperti kelopak mata, alis,
konjungtiva, dan alat-alat lakrimal (apparatus lakrimasi). Umumnya mata
dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti bola.
Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya
bening serta terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar (fibrus) yang merupakan
lapisan penyangga, lapisan tengah (vaskuler) dan lapisan dalam (lapisan saraf).
Otot-otot oblik adalah otot inferior dan superior. Otot oblik superior
menggerakkan mata ke bawah dan ke sisi luar, sementara otot oblik inferior
menggerakkan mata ke atas dan ke sisi luar. Mata bergerak serentak, dalam arti
kedua mata bergerak secara bersamaan ke kanan atau ke kiri, ke atas atau ke
bawah dan seterusnya. Serebut serabut saraf yang melayani otot otot ini
adalah nervi motores okuli.
Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membantuk putih
mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang
bening yaitu kornea. Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus serta
membantu mempertahankan bentuk biji mata.
yang
mengantarkan implus saraf dari luar menuju diskus optic yang merupakan titik
di mana syaraf optik meninggalkan biji mata. Titik ini disebut titik buta, oleh
kerena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah
macula, yang terletak tepat external terhadap diskus optik, persis berhadapan
dengan pusat pupil.
Kornea adalah bagian yang merupakan bagian depan yang transparan dan
bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri
atas beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epitilium berlapis yang bersambung
dengan konjunkiva.
Bilik anterior (kamera okuli anterior), yang terletak antara kornea dan iris.
Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput
khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos.
Kelompok satu untuk mengecilkan ukuran pupil sementara kelompok dua untuk
melebarkan ukuran pupil itu.
Pupil, bintil tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris,
melalui mana cahaya masuk guna mencapai retina.
Bilik posterior (kamera okulim posterior) terletak diantara iris dan lensa.
Baik bilik anteroir, maupun bilik posterior diisi dengan aqueus humor.
Aqueus humor. Cairan ini berasal dari bahan siliari dan diserap kembali
kedalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang
dikenal sebagai Saluran Schlemm.
Lensa adalah sebuah benda transparan biokonkev (cembung depan
belakang) yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa terletak persis dibelakang
iris.
Viterus humor. Darah sebelah belakang biji mata, mulai lensa hingga retina,
diisi dengan cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-agar,
yaitu humor viterus. Humor viterus berfungsi untuk memberi bentuk kekokohan
pada mata, serta mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput
khoroid dan sklerotik.
B. Fungsi mata
Mata adalah indra pengelihatan. Mata dibentuk uuntuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, dengan perantara serabut-serabut
nervus opticus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat pengelihatan pada otak
untuk ditafsirkan.
Kornea berfungsi melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya,
serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung
pembuluh darah.
Iris berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina serta mengendalikan
jumlah cahaya yang memasuki mata.
BAB II
PENYAKIT PADA MATA
Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular. Jika penyakit
mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa menular, sedangkan jika penyebabnya
alergi tidak akan menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-macam
penyakit mata ini pun berbeda, tergantung penyebabnya. Berikut ini beragam
penyakit mata yang perlu diketahui:
A. Miopi
Miopi yakni seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh.
Biasanya terjadi pada pelajar. Penderita miopi dapat dibantu dengan kacamata
berlensa cekung.
B. Hipermetropi
Hipermetropi yaitu seseroang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak
dekat dari mata. Dapat dibantu dengan kacamata berlensa cembung.
C. Presbiopi
Presbiopi adalah seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat
maupun berjarak jauh.Dapat dibantu dengan kacamata berlensa rangkap. Biasa
terjadi pada lansia.
D. Kerabunan dan kebutaan
Buta berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali. Buta bisa
saja diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Rabun berarti seseorang hanya
dapat melihat dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun rabun
biasanya "membaca" dengan jari-jarinya. Ini disebut huruf Braille.
E. Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama sekali tidak dapat
membedakan warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan
putih. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan. Artinya jika seseorang
buta warna, hampir pasti anaknya juga buta warna.
F. Katarak
Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram karena
penebalan lensa mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
G. Astigmatis
Astigmatis merupakan ketidakaturan lengkung - lengkung permukaan bias mata
yang berakibat cahaya tidak fokus pada satu titik retina (bintik kuning). Dapat
dibantu dengan kacamata slinder/Operasi refraktif.
H. Rabun senja
Rabun senja adalah penyakit mata yang disebabkan karena mata kekurangan
vitamin A. Penderita biasanya tidak bisa melihat pada saat sore hari saja.
I.
Konjungtivitis (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian
selaput yang melapisi mata. Gejalanya mata memerah, berarir, terasa nyeri,
gatal, penglihatan kabur, dan keluar kotoran. Penyakit ini mudah menular dan
bisa berlangsung berbulan-bulan. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti
infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, angin, bulu atau asap),
pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu panjang dan kurang bersih. Bayi
pun bisa mengalami sakit mata, hanya penyebabnya berbeda yaitu karena infeksi
ketika melewati jalan lahir. Pada bayi, penyakit ini disebut konjungtivitis
gonokokal dan umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep
antibiotika untuk mematikan bakteri penyebabnya. Jika Anda atau keluarga
mengalami penyakit ini, lakukan penanganannya dengan cara berikut: Kompres
mata dengan air hangat, gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika seseui
resep dokter. Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar iritasi tidak
tambah parah. Cegah penularan penyakit ke orang lain dengan memisahkan alatalat yang digunakan oleh Anda dan orang-orang.
J.
Trakoma (menular)
Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang
berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
Penyakit ini sering menyerang anak-anak, khususnya di negara berkembang.
atau infeksi berasal dari gigi. Dokter biasanya akan melakukan rontgen gigi dan
mulut atau CT Scan sinus untuk memastikan penyebabnya. Jika tidak segera
mendapatkan penanganan, penyakit bisa berakibat fatal, seperti buta, infeksi
otak atau pembekuan darah di otak. Berikut penanganan yang bisa Anda
lakukan : Jika kasus tergolong ringan, dapat diberikan antibiotika secara oral.
Pada kasus berat akan diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau
melakukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah atau mengeringkan sinus
yang terinfeksi.
N. Blefaritis
Peradangan yang terjadi pada kelopak mata akibat produksi minyak berlebihan
dan berasal dari lapisan mata. Memiliki gejala berupa mata merah, panas, nyeri,
gatal, berarti, terdapat luka di bagian kelopak mata dan membengkak, bahkan
rontoknya bulu mata. Blefaritis terbagi dua jenis, yaitu blefaritis anterior
(peradangan mata bagian luar depan yaitu di melekatnya bulu mata, disebabkan
bakteri stafilokukus). Dan blefaritis posterior (peradangan di kelopak mata
bagian dalam, bagian kelopak mata dan bersentuhan dengan mata, disebabkan
adanya kelainan pada kelenjar minyak).
Penanganan: Rajin membersihkan sekitar kelopak mata untuk menghilangkan
kelebihan minyak dengan menggunakan pembersih khusus. Salep antibiotika
untuk membunuh bakteri.
O. Dakrosistitis
Penyakit mata yang disebabkan penyumbatan pada duktus nasolakrimalis
(saluran yang mengalirkan air mata ke hidung). Penyumbatan disebabkan alergi
sehingga menyebabkan infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan
nyeri, warna merah dan bengkak, bisa mengeluarkan nanah dan mengalami
demam.
Penanganan: Pemberian antiobiotika oral atau melalui pembuluh darah.
Pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata. Pembedahan perlu
dilakukan jika terjadi kantung nanah.
BAB III
SEDIAAN DAN PENGOBATAN
A. SEDIAAN OFTALMIK
Pengobatan pada mata sudah dikenal sejak zaman Mesir Purba. Orang Yunani
dan Roma menggunakan obat mata dengan cara melarutkannya dalam air, susu,
atau putih telur. Mereka menggunakan termonologi collyria untuk sediaan ini.
Terminologi belladona atau wanita bermata cantik yang mengandung
komponen untuk mendilatasi pupil mata untuk tujuan kosmetika. Koliria adalah
bentuk awal dari perkembangan larutan tetes mata modern.
Era tradisional bahwa obat mata berbentuk larutan berakhir tahun 1950-an,
dengan ditampilkannya bentuk suspensi obat mata. Partikel padat obat kortison
asetat disuspensikan, dan produk dalam bentuk suspensi dikomersialkan.
Percobaan klinik kemudian menemukan bahwa dengan menurunkan ukuran
partikel tersuspensi pada sediaan berbentuk suspensi dapat meningkatkan
ketersediaan hayati dari obat tidak larut atau obat dengan kelarutan terbatas
untuk mengurangi gangguan mata.
Di samping penggunaan larutan, suspensi, dan gel, perkembangan
selanjutnya adalah formulasi berbentuk krem dan salep, injeksi intraokular,
larutan viskoelastik, dan peralatan lebih baru. Dengan kekecualian injeksi
oftalmik dalam jumlah terbatas, sediaan mata adalah sediaan topikal untuk efek
lokal karenanya tidak perlu bebas pirogen. Karena metode penggunaan obat
yang berbeda, sediaan oftalmik berbeda dari sediaan yang diberikan secara
parenteral, baik dari segi bahan tambahan untuk meningkatkan aktivitas,
menjaga stabilitas dan sterilitas produk maupun dari segi kemasannya.
3. Collyrium
Sediaan ini adalah larutan yang digunakan untuk irigasi kantung konjungtiva.
Obat obat bekerja secara mekanisme membilas keluar iritan atau benda asing
sebagai tindakan pertolongan pertama.
4. Sediaan lain-lain
Injeksi subkonjungtiva dapat digunakan untuk pemberian antiinfeksi,
midriatik, atau kortikosteroid pada keadaan yang tidak menunjukkan respon
terhadap terapi topikal. Mekanisme kerja obat injeksi subkonjugtiva berdifusi
melalui kornea dan sklera ke kamar anterior dan posterior dan cairan vitreum
dalam kadar yang lebih tinggi dan dapat dicapai melalui absorbsi obat tetes
mata biasanya volume dosis terbatas tidal lebih dari 1 ml.
2.
Miotik
3.
Antimikroba
4.
Antiinflamasi
5.
Anestetika
6.
Obat-obat glaukoma
7.
8.
Dekongestan okular
9.
B. TETES MATA
Tetes mata adalah sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi yang
digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar
kelopak mata dari bola mata. Sediaan tetes mata dikemas dalam wadah botol
4. Untuk sediaan obat mata yang berbetuk cairan, kocok terlebih dahulu
sebelum digunakan.
5. Duduk di depan cermin atau minta bantuan orang lain untuk memakaikan
obat tetes mata agar lebih mudah.
6. Bersihkan mata terlebih dahulu dengan menggunakan tissue bersih untuk
membersihkan cairan dan kotoran di mata.
7. Buka tutup dari botol tetapi jangan pernah meletakkan tutupnya diatas meja
untuk menghindari kontaminasi. Simpanlah tutup botol disamping botol pada
saat penggunaan atau digenggam di tangan lainnya.
8. Tengadahkan kepala ke belakang tarik kelopak mata ke bawah sampai
terbentuk kantong mata. Teteskan obat dengan lembut dan perlahan ke dalam
kantong mata.
Jangan meneteskan secara langsung ke bola mata, hal ini dapat
membahayakan kornea dan mengkontaminasi obat tetes mata.
9. Tutup mata sekitar 2-3 menit.
10. Bersihkan sisa-sisa cairan obat tetes mata di sekitar mata dengan tissue
bersih.
2.
DAFTAR PUSTAKA
2. Anonim.
Ilmu
Penyakit
Mata.
Diambil
dari:
http://meetdoctor.com/article/penyakit-mata-di-usia-tua-1#. Diakses 15 September
2015 pkl 09.00.