Anda di halaman 1dari 30

V.

Data Pengamatan dan Perhitungan


Tabel 1.1 Pengamatan Diameter Hambat Ampisilin terhadap S.aureus dan E.coli (I)
Kadar Ampisilin (g/cakram kertas)

5
2,5
1
0,5
0,25
0,1
0,01
Kontrol (aquades steril tanpa antibiotika)

Diameter Hambatan SD (mm)


S.aureus
E.coli
(Metode Perforasi)
41
38
35
29
25
22
-

(Metode Cakram Kertas)


26,25
27,6
27,15
20,95
20,55
18,85
16,65
-

Gambar

S.aureus

C
B

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 2,5
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 41 mm.
B : Pada kadar ampisilin 0,01
g/cakram kertas dengan metode

perforasi tidak terdapat zona


bening.
C : Pada kadar ampisilin
0,1g/cakram
kertas
dengan
metode perforasi terdapat zona
bening dengan diameter 22 mm.

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,5
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 29 mcm.
B : Pada kadar ampisilin 5
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening

dengan diameter 41 mm.

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 1
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 41 mm.
B : Pada kontrol (aquades tanpa
larutan
antibiotika)
dengan
metode perforasi tidak terdapat
zona bening.
C : Pada kadar ampisilin 0,25

g/cakram kertas dengan metode


perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 25 mm.
E.coli

C
B

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,01
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 16,65
mm.
B : Pada kadar ampisilin 2,5
g/cakram kertas dengan metode

cakram kertas terdapat zona


bening dengan diameter 27,6 mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,1
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 18,85
mm.

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,5
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona

bening dengan diameter 20,95


mm.
B : Pada kadar ampisilin 1
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 27,15
mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,25
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 20,55
mm.

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 5
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 26,25
mm.
Nilai KHM Ampisilin terhadap S.aureus

: 0,1 g/cakram kertas

Nilai KHM Ampisilin terhadap E.coli

: 0,01 g/cakram kertas

Tabel 1.2 Pengamatan Diameter Hambat Ampisilin terhadap S.aureus dan E.coli (II)
Kadar Ampisilin (g/cakram kertas)
5
2,5
1
0,5
0,25
0,1
0,01
Kontrol (aquades steril tanpa antibiotika)

Diameter Hambatan SD (mm)


S.aureus (Metode Perforasi)
40,6
37,1
36,4
33,3
-

Gambar
S.aureus

B
A

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 0,01 g/cakram
kertas dengan metode perforasi tidak
terdapat zona bening.
B : Pada kadar ampisilin 5 g/cakram
kertas dengan metode perforasi terdapat
zona bening dengan diameter 40,6 mm.
C : Pada kadar ampisilin 0,25 g/cakram
kertas dengan metode perforasi tidak
terdapat zona bening.

Keterangan :
A : Pada kontrol (aquades steril tanpa
larutan antibiotika) dengan metode
perforasi tidak terdapat zona bening.
B : Pada kadar ampisilin 1 g/cakram

kertas dengan metode perforasi terdapat


zona bening dengan diameter 36,4 mm.

Keterangan :
A : Pada kadar ampisilin 2,5 g/cakram
kertas dengan metode perforasi terdapat
zona bening dengan diameter 37,1 mm.
B : Pada kadar ampisilin 0,5 g/cakram
kertas dengan metode perforasi terdapat

zona bening dengan diameter 33,3 mm.


C : Pada kadar ampisilin 0,1 g/cakram
kertas dengan metode perforasi tidak
terdapat zona bening.

Nilai KHM Ampisilin terhadap S.aureus

: 0,5 g/cakram kertas

Tabel 1.3 Pengamatan Diameter Hambat Tetrasiklin terhadap S.aureus dan E.coli
Kadar Tetrasiklin (g/cakram kertas)

5
2,5
1
0,5
0,25
0,1
0,01
Kontrol (aquades steril tanpa antibiotika)

Diameter Hambatan SD (mm)


S.aureus
E.coli
(Metode Perforasi)
32,67
30,33
28,33
28,67
28,3
25,3
23
-

(Metode Cakram Kertas)


42,3
44,4
47,1
28,7
35,4
13,1
27,2
-

Gambar

S.aureus

Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 2,5
g/cakram kertas dengan metode

perforasi terdapat zona bening


dengan diameter 30,33 mm.
B : Pada kadar tetrasiklin 0,1
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 25,3 mm.
C : Pada kadar tetrasiklin
0,01g/cakram kertas dengan
metode perforasi terdapat zona
bening dengan diameter 23 mm.

Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 5
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 32,67 mm.
B : Pada kontrol (aquades steril
tanpa larutan antibiotika) dengan
metode perforasi tidak terdapat

zona bening.

C
B

Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 0,25
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 28,3 mm.
B : Pada kadar ampisilin 1
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 28,33 mm.

C : Pada kadar ampisilin 0,5


g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 28,67 mm.

E.coli

Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 0,25
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona

bening dengan diameter 35,4 mm.


B : Pada kadar tetrasiklin 0,01
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 27,2 mm.
C : Pada kadar tetrasiklin 2,5
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 44,4 mm.

Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 1
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 47,1 mm.

B : Pada kontrol (aquades tanpa


larutan
antibiotika)
dengan
metode cakram kertas tidak
terdapat zona bening di sekitar
cakram kertas.

Keterangan :
A : Pada kadar tetrasiklin 0,5
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 28,7 mm.
B : Pada kadar tetrasiklin 0,1

g/cakram kertas dengan metode


cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 13,1 mm.
C : Pada kadar tetrasiklin 5
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 42,3 mm.
Nilai KHM Tetrasiklin terhadap S.aureus

: 0,01 g/cakram kertas

Nilai KHM Tetrasiklin terhadap E.coli

: 0,01 g/cakram kertas

Tabel 1.4 Pengamatan Diameter Hambat Kloramfenikol terhadap S.aureus dan E.coli
Kadar Kloramfenikol (g/cakram kertas)

5
2,5
1
0,5
0,25
0,1
0,01
Kontrol (aquades steril tanpa antibiotika)

Diameter Hambatan SD (mm)


S.aureus
E.coli
(Metode Perforasi)
12,33
10,14
-

(Metode Cakram Kertas)


11,6
11
10,85
6,9
5,95
3,2
-

Gambar

S.aureus
A

Keterangan :
A : Pada kontrol (aquades steril
tanpa antibiotika) dengan metode
perforasi tidak terdapat zona
bening.
B : Pada kadar kloramfenikol 5
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening
dengan diameter 12,33 mm.

Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 2,5
g/cakram kertas dengan metode
perforasi terdapat zona bening

dengan diameter 10,14 mm.


B : Pada kadar kloramfenikol 0,1
g/cakram kertas dengan metode
perforasi tidak terdapat zona
bening.
C : Pada kadar kloramfenikol 0,25
g/cakram kertas dengan metode
perforasi tidak terdapat zona
bening.

Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 0,5
g/cakram kertas dengan metode

perforasi tidak terdapat zona


bening.
B : Pada kadar kloramfenikol 0,01
g/cakram kertas dengan metode
perforasi tidak terdapat zona
bening.
C : Pada kadar kloramfenikol 1
g/cakram kertas dengan metode
perforasi tidak terdapat zona
bening.

E.coli

Keterangan :
A : Pada kadar kloramfenikol 0,1

g/cakram kertas dengan metode


cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 59,5 mm.
B : Pada kadar kloramfenikol 0,01
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 32 mm.
C : Pada kadar kloramfenikol 5
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 11,6 mm.

Keterangan :

A : Pada kadar kloramfenikol 1


g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 10,85
mm.
B : Pada kontrol (aquades steril
tanpa larutan antibiotika) dengan
metode cakram kertas tidak
terdapat zona bening disekitar
cakram kertas.

B
C

Keterangan :

A : Pada kadar kloramfenikol 0,5


g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas tidak terdapat zona
bening disekitar cakram kertas.
B : Pada kadar kloramfenikol 2,5
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 11 mm.
C : Pada kadar kloramfenikol 0,25
g/cakram kertas dengan metode
cakram kertas terdapat zona
bening dengan diameter 69 mm.

Nilai KHM Kloramfenikol terhadap S.aureus

: 2,5 g/cakram kertas

Nilai KHM Kloramfenikol terhadap E.coli

: 0,01 g/cakram kertas

Tabel 1.5 Pengamatan Pertumbuhan Bakteri S.aureus dan E.coli pada Media yang Mengandung Ampisilin
Konsentrasi Ampisilin (g/mL)
0,3 (Kelompok 5)
0,45 (Kelompok 1)
0,9 (Kelompok 2)
1,8 (Kelompok 3)
1,8 (Kelompok 6)
3,6 (Kelompok 4)

Pertumbuhan Bakteri (+/-)


E.coli
+
+
+
+
+
+

Gambar
Konsentrasi 0,3

3,6 (Kelompok 7)

Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 0,3 g/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.

Konsentrasi 0,45

Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 0,45 g/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 0,9

Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 0,9 g/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 1,8

Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 1,8 g/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 1,8

Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 1,8 g/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 3,6

Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 3,6 g/mL dengan
bakteri E.coli terdapat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 3,6

Keterangan :
A : Pada konsentrasi ampisilin 3,6 g/mL dengan
bakteri E.coli tidak terdapat pertumbuhan bakteri.

DATA PERHITUNGAN
Tabel 1.1 Perhitungan Diameter Hambat Ampisilin terhadap S.aureus dan E.coli
Kadar Ampisilin
(g/cakram kertas)
5

Diameter Hambatan SD (mm)


S.aureus (Metode Perforasi)
E.coli (Metode Cakram Kertas)
5,4 +3,4+5,2
=4,60,5=4,1 cm=41 mm
3

25,3+ 27,2
=26,25mm
2

2,5

5,2+ 4,7+3,3
=4,40,6=3,9 cm=39 mm
3

28,9+ 26,3
=27,6 mm
2

4+ 4,1+4,5
=4,20,7=3,5 cm=35 mm
3

27,5+ 26,8
=27,15 mm
2

0,5

4,2+4,2+2,1
=3,50,6=2,9 cm=29 mm
3

20,1+21,8
=20,95 mm
2

0,25

3,7 +3,3+2,5
=3,10,6=2,5 cm=25 mm
3

22,8+ 18,3
=20,55 mm
2

0,1

3,5+ 3,1+ 2,6


=30,8=2,2 cm=22 mm
3

18,7+ 15
=18,85 mm
2

0,01

17,2+16,1
=16,65 mm
2

Kontrol (aquades

steril tanpa
antibiotika)

Tabel 1.2 Perhitungan Diameter Hambat Tetrasiklin terhadap S.aureus


Kadar Tetrasiklin
(g/cakram kertas)
5

Diameter Hambatan SD (mm)


S.aureus (Metode Perforasi)
3,3+ 3,1+ 3,4
=3,267 cm=32,67 mm
3

2,5

3,2+3+ 2,9
=3,033 cm=30,337 mm
3

2,6 +2,9+3
=2,833 cm=28,33 mm
3

0,5

2,9+ 2,8+2,9
=2,867 cm=28,67 mm
3

0,25

2,8+ 2,9+2,8
=2,85 cm=28,5 mm
3

0,1

2,6 +2,5+2,5
=2,53 cm=25,3 mm
3

0,01

2,2+2,4 +2,3
=2,3 cm=23 mm
3

Kontrol (aquades

steril tanpa
antibiotika)

Tabel 1.3 Perhitungan Diameter Hambat Kloramfenikol terhadap S.aureus dan E.coli
Kadar
Kloramfenikol

Diameter Hambatan SD (mm)


S.aureus (Metode Perforasi)

E.coli (Metode Cakram Kertas)

(g/cakram
kertas)
5

1,720+1,466+ 2,227
=1,80430,571=1,233 cm=12,33 mm
3

1,11+ 1,21
=1,16 cm=11,6 mm
2

2,5

1,578+1,815+ 1,361
=1,58460,571=1,0146 cm=10,01mm
3

1,10+1,10
=1,1cm=11 mm
2

1,4 +0,77
=1,085 cm=10,85 mm
2

0,5
0,25

0,71+ 0,67
=0,69 cm=6,9 mm
2

0,1

0,68+0,51
=0,595 cm=5,95 mm
2

0,01

0,43+ 0,21
=0,32 cm=3,2 mm
2

Kontrol

(aquades steril
tanpa
antibiotika)

Kadar Kloramfenikol (g/cakram kertas)


5
2,5
1

Perhitungan
500
10=5 g/cakram kertas
1000
250
10=2,5 g/cakram kertas
1000
100
10=1 g /cakram kertas
1000

0,5

50
10=0,5 g/cakram kertas
1000

0,25

25
10=0,25 g/cakram kertas
1000

0,1

10
10=0,1 g /cakram kertas
1000

0,01
1
10=0,01 g / cakram kertas
1000

Tabel 1.3 Perhitungan Kadar Kloramfenikol

Anda mungkin juga menyukai