Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

I.
II.

PENDAHULUAN.. 2
PEMBAHASAN .... 4
1. KONSEP DESAIN 5
2. GAYA GAYA YANG BEKERJA .... 7
3. GAYA GAYA TAMBAHAN .... 8
III.
PENUTUP.. 9
1. KESIMPULAN DAN SARAN. 10
2. DAFTAR PUSTAKA ... 11

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat
kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi
yang menarik. Suatu jembatan tunggal diatas sungai kecil akan dipandang berbeda
oleh tiap orang, sebab penglihatan/ pandangan masing-masing orang yang melihat
berbeda pula. Seseorang yang melintasi jembatan setiap hari pada saat pergi bekerja,
hanya dapat melintasi sungai bila ada jembatan, dan ia menyatakan bahwa jembatan
adalah sebuah jalan yang diberi sandaran pada tepinya. Tentunya bagi seorang
pemimpin pemerintahan dan dunia bisnis akan memandang hal yang berbeda pula.
Dari keterangan diatas, dapat dilihat bahwa jembatan merupakan suatu sistem
transportasi untuk tiga hal, yaitu:
1. Merupakan pengontrolan kapasitas dari sistem,
2. Mempunyai biya tertinggi per mil dari sistem,
3. Jika jembatan runtuh, sistem akan lumpuh.
Bila lebar jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang
diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas. Dalam hal ini
jembatan akan menjadi pengontrol volume dan
Dari keterangan diatas, dapat dilihat bahwa jembatan merupakan suatu sistem
transportasi untuk tiga hal, yaitu:
1. Merupakan pengontrolan kapasitas dari sistem,
2. Mempunyai biya tertinggi per mil dari sistem,
3. Jika jembatan runtuh, sistem akan lumpuh.

Bila lebar jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang
diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas. Dalam hal ini
jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani
oleh sistem transportasi. Oleh karena itu, jembatan dapat dikatakan mempunyai
fungsi keseimbangan (balancing) dari sistem transportasi Pada saat yang penting
untuk membangun jembatan, akan muncul pertanyaan: Jenis jembatan apa yang tepat
untuk dibangun? Dari catatan desain, ada banyak kemungkinan. Sehingga kreativitas
dan kemampuan perencana memainkan peranan besar dalam menjawab pertanyaan di
atas. Kreativitas perencana jembatan seharusnya didasarkan pada disiplin bidang
rekayasa (engineering). Hal tersebut juga penting untuk sebagai bahan masukan
dalam penentuan material yang akan digunakan dalam pembangunan jembatan
sebelum proses perencanaan. Selain hal-hal tersebut di atas juga penting bagi
perencana dalam mengumpulkan dan menganalisis data jembatan yang pernah
dibangun dan mengaplikasikannya berdasarkan hasil analisis yang telah dibuatnya.
Pengetahuan akan teknik jembatan dan pengalaman praktis di lapangan juga memiliki
nilai masukan yang sangat berarti. Oleh sebab itu tinjauan terhadap perspektif sejarah
merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan. Pada paper ini tidak meninjau secara
keseluruhan tipe jembatan yang pernah dibangun sepanjang sejarah peradaban
manusia, tetapi akan disajikan satu ( 1 ) Tipe yaitu Jembatan Lengkung ( Arch Bridge
).

BAB II
PEMBAHASAN
3

1.

JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE)


Jembatan lengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di

kedua sisinya. Desain lengkung (setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan
beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga
kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping.
Jembatan Arch sangat umum. Mereka dibangun dengan batu sebelum
jembatan besi dan baja diperkenalkan. Sebuah contoh yang baik terlihat dalam
gambar di bawah. Bangsa Romawi menggunakan jembatan lengkung di seluruh
Eropa dan banyak dari mereka yang masih berdiri hari ini karena mereka sangat kuat.
Asal mulanya ide terbentuknya konsep design jembatan lengkung berasal dari
cangkang telur yang telah dibagi menjadi 2 bagian ( setengah bagian dari cangkang
telur penuh )

Gambar 1. Pembentukan Desain Lengkung di Jembatan Arch

2.

KONSEP DESAIN

a)

Desain Dasar Dimensi Lengkung Kaku/Murni

Jembatan arch pada dahulu kala terbentuk dari batu pasang tanpa ada tulangan
yang menahan gaya tarik. Seperti bab sebelumnya konsep awal dibentuknya desain
lengkung terobsesi dari cangkang telur. Awal nya konsep jembatan ini banyak
dikembangkan di benua Eropa khususnya, Desain lengkung pada dasarnya dibentuk
dengan menggunakan alat pencetak yang tertera seperti Gambar 1, ada juga yang
dibentuk dengan keystone ( Batu kunci) adalah batu yang paling penting dalam
jembatan lengkung, tanpa ini batu lengkungan akan runtuh. Memegang batu kunci
lengkungan bersama-sama. Keystone tersebut memegang peranan penting karena
benda tersebut yang menahan batuan tersebut untuk tetap berada diposisinya.
Diatas Lengkung umumnya pada perletakan jepit dengan ketebalan awal
lengkung sebesar 1,65 sampai 2 kali (-L/20) dari puncak lengkung (-L/40). Ketebalan
rata rata adalah L/30 dan tinggi focus f-L/5 ( ACI,1996). Pada dasarnya Arch Bridge
dibuat untuk bentang yang pendek, dan penampang dibuat tetap untuk bentang
pendek juda dan variable untuk bentang yang sedang dan panjang
b)

Momen Lengkung secara umum


Struktur lengkung yang berada pada jembatan pada dasarnya adalah yang

mampu mereduksi unsur tekan, sehingga momen lentur dan lengkung ( M) lebih
kecil dari momen lentur pada gelagar sederhana ( Mo )
Rumus :
M = Mo Hy. (1)
M

: Momen Lengkung/
5

MO

: Momen Lentur pada asumsi Gelagar sederhana

: Reaksi tekan horizontal

: Ordinat pada Lengkung


Rasio focus terhadap bentang lengkung (L) tergantung pada kondisi topografi

dan persyaratan ruang bebas setempat. Makin tinggi focus (f ), makin kecil reaksi
tekan horizontal ( H ) akibat beban mati dan momen horizontal ( H ). Lantai
kendaraan dipikul oleh kolom pada lengkung kaku dan hanger pada lengkung
diperkaku. Kapasitas cadangan unsur tekan diperoleh dari pengurangan momen oleh
gaya tekan ( Hy ) yang menghebat dimensi dan berat lengkung disbanding gelagar
sederhana
lurus

3. GAYA GAYA YANG BEKERJA


- Gaya Tekan
Keseluruhan lengkung yang berada di jembatan arch menerima gaya tekan dan
gaya tekan ini akan ditransfer ke abutmen yang berada di dua sisi yaitu arah
kiri dan kanan jembatan, dan ditahan oleh tegangan tanah yang berada dibawah
daerah lengkung.
-

Gaya Geser
Gaya tersebut berada pada abutment, dimana tanah pada dasarnya memiliki
kuat geser, yang mana menyebabkan abutment yang memiliki sifat (menahan )
harus mampu menahan gaya geser.

Momen
Pada dasanya momen diatas 2 perletakan seperti kebanyakan jembatan arch
berada di tengah. Jembatan arch memiliki kelengkungan maksimum yang
berada tepat di pertengahan bentang jembatan, hal tersebut memungkinkan
kelengkungan maksimum tersebut mampu menahan / mereduksi momen
maksimum yang berada di jembatan

Gaya Normal
Gaya tersebut berdasarkan hasil penelitian merupakan gaya yang memiliki
nilai terbesar untuk kategori jembatan lengkung ( arch ). Berikut Tabel nya :

Tabel 1. Hasil Perhitungan Nilai Gaya-gaya yang bekerja pada jembatan lengkung

Gaya

Gaya

Mmax
Pilar tengah

Gambar 2. Sket Gaya gaya yang bekerja

4. GAYA GAYA TAMBAHAN

Gambar 3. Gerak gaya yang disebabkan gempa

Pada umum nya gaya yang disebabkan oleh gempa langsung dialami oleh
kolom yang langsung berhubungan dengan tanah dan diafragma sebagai pengaku
pada jembatan arch modern. Gaya gempa tersebut kemudian tersebar merata ke setiap
titik di jembatan seperti gambar diatas

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
1.

KESIMPULAN

Setiap bagian pelengkung pada Jembatan Arch menerima gaya tekan, karena
alasan itulah jembatan pelengkung harus terdiri dari material yang tahan

terhadap gaya tekan.


Walaupun lengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat lengkung lebih
efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan lengkung juga

masih dibatasi
Jembatan yang struktur utamanya diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut
kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan
akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil, jika
diinginkan membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka
sudut pelengkung harus diperkecil sehingga gaya tekanpun menjadi lebih besar
dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal
tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung

juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m.


Jembatan arch mempunyai seni / art yang luar biasa indah dan berbeda
dibandingkan dengan bentuk jembatan yang lain pada umumnya

DAFTAR PUSTAKA
-

Dasar dasar kajian perencanaan desai lengkung pada jembatan arch

http/fzu.civil.edu
Modul pembelajaran analisa struktur UNY ( Universitas Negeri Yogyakarta

2012 )
Vazza Herry. 2008, Jembatan di masa yang akan datang

10

Anda mungkin juga menyukai