Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Kelas : X - 1
Namun apabila tidak memiliki kendaraan mobil dan ingin sampai lebih
cepat, mungkin sebaiknya menggunakan kendaraan motor. Jalanan berbatu
yang ada tidak memperlambat para pengendara bermotor. Walaupun begitu,
pengendara motor juga harus memperhatikan batu yang ada di jalan agar
tidak mengalami sesuatu hal yang tidak diinginkan. Tidak lupa juga harus
memakai masker. Jalanan selalu diterpa sinar matahari yang panas dan
jarang dibasahi oleh hujan, sehingga jalanan sangat berdebu. Itu sebabnya
harus menggunakan masker. Dan untuk pengendaran motor, siap siap
merasakan kelelahan yang lebih dibandingkan ketika pergi menggunakan
kendaraan mobil. Ini karena ketika mengendara motor, guncangan langsung
menuju kita.
Selain pepohonan, anda juga akan menjumpai beberapa sungai. Dan
juga akan anda jumpai rumah rumah warga dengan coraknya yang khas
putih dan ada sedikit warna biru saat di perjalanan. Meskipun ada, namun
rumah yang ada pastinya tidak sebanyak yang ada di daerah perkotaan.
Oleh karena itu, setelah melihat rumah warga, anda akan melihat lebih
banyak pepohonan.
Sebenarnya, tidak ada yang terlalu spesial dari desa ini. Bukan berarti
desa ini tidak spesial. Hanya saja, desa Nagaraja hampir sama dengan desa
desa lainnya. Pastinya, ditandai dengan rumah rumah yang bergaya
tempo dulu, dan warganya yang bermatapencaharian dengan berkebun atau
beternak lembu atau kambing.
Penamaan desa ini, yaitu Nagaraja, tidaklah secara asal-asalan dibuat.
Masyarakat, terutama masyarkat yang sudah lama hidup dan tinggal di situ
mengatakan bahwa desa ini dinamai desa Nagaraja karena pernah muncul
sebuah ular naga yang ukurannya besar sekali di desa itu. Namun, konon
katanya itu terjadi dahulu sekali. Kejadian inilah yang mendasari penamaan
desa yang berada di kecamatan Sipispis ini.
Memang, sebuah cerita dari rakyat seperti ini sulit untuk dipercaya dan
diuji kebenarannya. Mungkin, masyarakat sekarang berpikir bahwa tidak
mungkin ada sebuah ular naga besar. Atau mereka berpikir cerita itu
hanyalah tipu belaka yang dibuat masyarakt dahulu. Tapi, itulah
kenyataannya. Masih banyak cerita rakyat yang ada di Indonesia ini yang
kebenarannya belum bisa diuji dengan pasti.
Cerita dari asal usul desa Nagaraja ini pun sulit sekali untuk dicari.
Masyarakat pun hanya tahu sedikit dari cerita itu. Sehingga untuk
dikembangkan begitu sulit. Dan masyarakat yang sudah lama hidup di situ
pun juga sudah begitu tua dan diperkirakan sudah tidak mengingat tentang
cerita dari rakyat ini.
Jadi, asal usul dari desa Nagaraja ini kira kira seperti sebagai
berikut :
Sudah kita ketahui, bahwa hidup di desa sangatlah sulit. Apalagi hidup
pada zaman sebelum sekarang, hidup di desa semakin sangat sulit. Ini
menyebabkan para warga yang ada di desa ini harus bekerja dengan
berpindah pindah. Ini karena pekerjaan yang mereka terima di awal belum
tentu bertahan lebih lama.
Kemudian, muncul sebuah perusahaan Amerika di daerah sekitar desa
ini. Nama perusahaan itu adalah GoodYear. Perusahaan ini merupakan
perusahaan yang bergerak dalam produksi karet ban kelas dunia. Jika dilihat
dari sejarahnya, perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Januari 1917 di
Indonesia. Saat itu didirikan dengan nama NV. The Goodyear Tire &
Rubber Company Limited.
Jadi, perushaan Goodyear membuka sebuah lapangan pekerjaan bagi
para warga yang mana pada saat itu sangat membutuhkan sebuah
pekerjaan yang dapat menghidupi keluarganya. Perusahaan ini kemudian
pekerja itu. Karena kurang berhati hati dan teliti, mereka tidak mengetahui
bahwa tempat mereka berteduh adalah sebuah mulut ular naga yang besar
yang siap melahap mereka semua.
Apabila mereka berhati hati dan teliti, mungkin saja nasib mereka
tidak seperti ini. Mereka akan mengetahui bahwa apa yang di depan mereka
itu adalah mulut ular naga yang ukurannya begitu besar.
Terlepas dari itu semua, tidak ada yang perlu kita takutkan untuk pergi
ke desa Nagaraja. Jangan pula setelah mendengar cerita itu malah menjadi
takut. Silap silap akan ditelan oleh ular naga yang besar. Janganlah berpikir
seperti itu. Lagipula, cerita itu belum teruji 100% kebenarannya. Jadikan saja
cerita itu sebagai cerita saja dan apabila ada amanat yang terkandung di
dalamnya, maka jadikanlah sebagai pedoman untuk hidup. Seperti dalam
cerita di atas untuk selalu berhati hati dan teliti dalam segala hal.
Tempat Penelitian
: Amrin, Rumiani