Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 135061100111020
Kelas : B
Selama tidak terjadi perubahan fasa fluida, berikut ini beberapa faktor yang harus diperhatikan:
Cleanability :Fluida yang bersih biasanya dialirkan sebelah shell dan fluida yang kotor
melalui tube (membersihkan sisi shell jauh lebih sulit).
Korosi :Pada banyak hal, fluida yang korosif selalu dialirkan di sisi tube, untuk menekan
biaya karena mahalnya harga logam paduan.
Tekanan kerja :Shell yg bertekanan tinggi, diameter besar, akan diperlukan dinding yang
tebal, ini akan mahal.Fluida bertekanan tinggi, lebih baik dialirkan melalui tube.
Penempatan fluida panas pada sisi tube juga akan mengurangi temperatur permukaan shell
sehingga mengurangi kehilangan panas dan memberikan keamanan pada para pekerja.
Penurunan tekanan (Pressure drop) (P)
Apabila penurunan tekanan merupakan hal yang kritis dan harus ditinjau secara teliti, maka
sebaiknya dialirkan melalui sisi tube. Penurunan tekanan di dalam tube dapat dihitung secara
teliti, sedangkan pressure drop sisi shell dapat menyimpang sangat besar dari nilai teoritis,
tergantung pada clearance (C ) .
Untuk penurunan tekanan yg sama, koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi akan didapat
pada sisi tube dari pada sisi shell, untuk itu fluida yg tidak dikehendaki adanya penurunan
tekanan yg besar sebaiknya dialirkan di sisi tube.
menentukan ukuran tube (termasuk diameter dan panjang tube) , susunan tube, material tube,
penempatan fluida proses apakah pada tube side (pada tube) atau shell side (
pada shell ). Terdapat 4 jenis tube yang dapat digunakan yaitu :
1. Plain tube
2. Finned Tube
3. Duplex atau Bimetallic tube
4. Enhanced Suface Tube
untuk perhitungan tahap preliminary design dapat menggunakan plain tube, Ukuran standar
diameter luar tube yang digunakan adalah 16 25 mm, Apabila STHE digunakan untuk fluida
yang memiliki tingkat fouling yang cukup tinggi, sebaiknya gunakan tube dengan diameter yang
lebih besar hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembersihan pada bagian tube. Sebagai
panduan awal, gunakan tube berdiameter luar sebesar 19.05 mm dan panjang 3.66 m. Pemilihan
material tube dapat disesuaikan dengan kondisi operasi maupun dari jenis fluida ( misalnya
apakah fluida tersebut berpotensi menyebabkan korosi dengan cepat atau tidak ) yang digunakan,
beberapa jenis material yang digunakan antara lain, Carbon steel, low-and high alloy steel,
stainless steel, bronze, alloy copper & nickel dan lain lain. Umumnya terdapat empat susunan
tube yaitu ,
1. Triangular ( 30o )
2. Rotate square ( 60o )
3. Square ( 90o ) dan
4. Rotate square ( 45o )
Susunan triangular memberikan nilai perpindahan panas yang lebih baik bila dibandingkan
dengan susunan rotate square dan square karena dengan susunan triangular dapat menghasilkan
turbulensi yang tinggi, namun begitu tube yang disusun secara triangularakan
menghasilkan pressure drop ( penurunan tekanan ) yang lebih tinggi dari pada susunan rotate
square dan square. Apabila fluida yang digunakan memiliki tingkat fouling yang tinggi dan
memerlukan pembersihan secara mekanik ( mechanical cleaning ) susunan tube
secara triangular tidak
digunakan,
sebaiknya
digunakan
susunan square,
apabila
jenis cleaning yang
digunakan
adalah chemical
cleaning,
maka
susunan
tube
secara triangular dapat diperimbangkan kembali, mengingat untuk chemical cleaning tidak
memerlukan akses jalur ruang ( acess lanes ) yang lebih seperti pada mechanical cleaning. Tube
pitch dapat diartikan sebagai jarak terdekat antara dua tube yang diukur dari masing masing
titik tengah kedua tube tersebut. Nilai pitch, Pt, yang umum digunakan adalah 1.25 kali diameter
luar tube.
Pt = 1.25 Do
Viscositas
koefisien perpindahan panas total terdiri dari koefisien panas individu baik pada shell dan tube
serta ditambah dengan faktor fouling. Baik pada koefisien perpindahan panas shell maupun tube
sama - sama dipengaruhi oleh kecepatan alir ( linear velocity ), kecepatan alir tersebut
merupakan salah satu variable pada bilangan Reynold. Pada tube kita bisa saja menaikkan
kecepatan alir dengan membuat variasi jumlah pass, namun tentunya hal ini ada batas atau
limitnya, sedangkan pada shell dengan memperkecil jarak antar baffle ( baffle spacing ) kita
dengan mudah dapat menaikkan kecepatan alir.
Dengan memperkecil jarak antar baffle maka diharapkan terjadi peningkatan pada cross flow
velocity shell, dengan meningkatnya cross flow velocity diharapkan tingkat turbulensi fluida juga
akan semakin tinggi dengan begitu akan meningkatkan koefisien perpindahan panas shell. Baffle
pada shell disamping memiliki fungsi sebagai peningkat cross flow velocity shell juga memiliki
fungsi sebagai penahan atau support dari tube. Namun begitu seperti yang telah disunggung
diatas , tidak tertutup kemungkinan viscous fluid di bagian tube, hal ini berlaku jika fluida
tersebut memiliki tingkat korosi yang tinggi.
untuk flowarate yang rendah, sebaiknya fluida tersebut ditempatkan dibagian shell. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa nilai koefisien perpindahan panas baik pada tube maupun shell adalah
fungsi dari dua buah bilangan yaitu Re dan Pr ( prandtl ), Pr adalah fungsi dari kapasitas panas,
viskositas dan thermal konduktifitas. Jika pada tube, Re berbanding terbalik dengan nilai
viskositas, maka bilangan Pr, nilai Pr berbanding lurus dengan viskositas, namun begitu bilangan
Re lebih dominan dari pada bilangan Pr, sehingga untuk meningkatkan koefisien perpindahan
panas baik pada tube dan shell lebih cenderung dilakukan usaha usahan untuk menaikkan nilai
bilangan Re dari pada bilangan Pr.
Temperature
Untuk aliran fluida dengan temperature yang cukup tinggi sebaiknya ditempatkan dibagian tube,
mengingat dengan menempatkan fluida tersebut dibagian tube akan dapat mengurangi overall
cost , fluida dengan temperature yang tinggi memerlukan material yang khusus ( special alloys ),
jika fluida bertemperature tinggi ditempatkan pada bagian shell, maka sebaiknya bagian
permukaan shell tersebut ( bagian luar shell yang memiliki kontak lansung dengan lingkungan )
sebaiknya diisolasi, apabila hal ini tidak dilakukan maka akan terjadi Heat loss. untuk proses proses yang memerlukan pemanasan seperti Heater, tentu saja hal ini akan sangat merugikan
mengingat besarnya heat loss yang terjadi, karena fluida panas yang seharusnya memberikan
panas ke fluida dingin harus kehilangan panas ( ke lingkungan ).
= T2 + Fc(T1-T2)
tc
= t1 + Fc(t2-t1)
= PT OD
= maksimum
Minimum
tube : at
hi & ho
film koefisien hi & ho adalah suatu ukuran aliran panas per unit permukaan dan unit perbedaan
temperatur yang mengindikasikan laju perpindahan panas.
Nu = bilangan Nuselt
(tergantung banyak parameter tergantung rumusnya siapa yang dipakai), untuk rumus
sederhananya Nu tergantung Bilangan Reynold (Re) dan Bilangan Prandtl (Pr) fluidanya dan
konstantanya.
Shell-side Equivalent Diameter. Dengan definisi, sesuai radius hydraulic pada luas dari circle
equivalent pada luas dari saluran aliran yang tidak melingkar dan konsekuensi pada sebuah
bidang pada sudut yang tepat aliran yang tepat. Radius hydrolik digunakan untuk korelasi
koefisien shell-side untuk bundle yang terdapat baffle merupakan radius hidrolik yang tidak
tepat. Untuk mendapatkan korelasi yang sederhana digabungkan kedua ukuran dan jarak tube
dan tipe dari pitch. Diameter equivalent untuk shell diberikan empat kali radius hidrolik yang
digunakan untuk pola bagian pada tube sheet. Berdasarkan Gambar. 7.19, dimana crossbatch
covers merupakan area yang bebas untuk square pitch
Dimana PT merupakan tube pitch dalam stun inches dan do merupakan diameter luar tube dalam
satuan inches. Untuk triangular pitch yang ditunjukkan pada Gambar. 7.19 menggunakan
perimeter pada element koresponden untuk setengah tube.
Diameter equivalent untuk standar yang umum termasuk dalam Gambar. 28.
The True Temperature Differences t in a 1-2 Exchanger. Sebuah type plot pada
temperature vs. panjang untuk exchanger yang memiliki satu shell pass dan dua tube pass
ditunjukkan pada Gambar. 7.20 untuk indikasi standar nozzle. Untuk shell fluid, satu tube pass
pada keadaan counterflow dan yang lain pada keadaan parallel flow. Pada perbedaan temperature
dijelaskan pada Bab. 5, hasil ketika proses aliran counterflow dan perbedaan yang tinggi untuk
parallel flow. 1-2 exchanger merupakan kombinasi keduanya, dan LMTD untuk counterflow atau
parallel flow sendiri tidapat dapat diketahi pasti perbedaan suhunya.
Suhu pada shell fluid mungkin melalui dua variasi seperti masuk atau keluarnya aliran
pada tube bundle beberapa kali pada prosesnya : (1) banyaknya turbulensi diinduksi bahwa shell
fluid tercampur sempurna pada sepanjang X dari inlet nozzle atau (2) sedikit turbulensi diinduksi
bahwa terdapat pemilihan temperature atmosfer pada tube. Baffle dan turbulensi merupakan
aliran secara alami sehingga pernyataan (1) dipilih untuk persamaan mendapatkan temperature
yang sebenarnya pada sebuah 1-2 exchanger. Asumsi yang digunakan yaitu :
1 Temperature shell fluid pada rata rata temperature isothermal pada setiap penampang.
2 Terdapat jumlah yang sama pada permukaan pemanasan pada setiap pass.
3 Seluruh koefisien heat transfer bernilai konstan.
4 Rata rata setiap aliran fluida konstan.
5 Specific heat setiap fluida konstan.
6 Tidak terdapat perubahan fase pada evaporasi atau kondensasi pada bagian exchanger.
7 Hilangnya panas merupakan hal yang sederhana.
Seluruh heat balance, dimana t merupakan perbedaan suhu yang sebenarnya, diberikan
persamaan berikut
Dimana
Pada Gambar. 7.20a T merupakan temperature pada shell fluid pada saluran aliran yang terdapat
pada shell L = X antara L = 0 dan L = L. t I dan tII menunjukkan temperature pada tube pass yang
pertama dan kedua, dan pada saluran aliran yang sama seperti T. a merupakan permukaan luar.
Dalam penambahan permukaan dA = adL temperature shell berubah dengan dT. Pada
permukaan tersebut dA
Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa nilai dari F T untuk 1-2 dan 1-8 exchanger adalah kurang
dari 2% dalam wadah ekstrim dan umumnya kurang dipertimbangkan. Oleh karena itu untuk
mendeskripsikan setiap exchanger yang memilki satu shell pass dan dua atau kelipatannya tube
melewati dalam keadaan parallel flow-counterflow seperti 1-2 exchanger dan untuk
menggunakan nilai FT ditentukan dari Persamaan. (7.41). Alasan F T akan kurang dari 1 adalah
berdasarkan fakta bahwa tube melewati secara parallel karena fluid shell tidak terkonstribusi
sehingga perbedaan temperature pada keadaan counterflow.
Terdapat batasan yang penting dalam menggunakan Gambar. 18. Meskipun tiap
exchanger memiliki nilai FT diatas 0 secara teori, hal tersebut tidak benar secara praktikum.
Kesalahan untuk mengisi dalam praktek semua asumsi pekerjaan di dalam turunan, asumsi 1,3
dan 7 khususnya, mungkin disebabkan kecenderungan perbedaan dalam perhitungan t. hasil
dari perbedaan temperatur sebenarnya dari t1 dalam Gambar. 7.20 akhirnya aliran paralel
dibutuhkan untuk pendekatan T2 lebih mendekati daripada turunan nilai t1, hal itu mungkin
memaksakan pelanggaran dari peraturan aliran parallel, outline dari satu aliran t1 mungkin tidak
mencapai outline lainnya,T2, tanpa pemukaan yang tak terbatas. Demikian hal tersebut tidak
dapat disarankan atau praktisnya untuk menggunakan pemindah 1-2 sewaktu-waktu faktor
koreksi FT dihitung menjadi kurang dari 0.75. sebagai gantinya beberapa susunan lainnya
dibutuhkan yang lebih mendekati pada keadaan counterflow.
Gambar. 7.21. Hubungan temperature pada sebuah 1-2 exchanger dengan susunan nozzle conventional.
Hubungan temperature dalam wadah dimana orientasi dari shell nozzle harus di balik yang
ditunjukkan Gambar. 7.21 untuk inlet yang sama dan outlet temperature di plotkan pada Gambar.
7.20. underwood telah ditunjukkan bahwa nilai FT untuk keduanya identik. Karena 1-2 exchanger
adalah kombinasi keadaan counterflow dan parallel flow, mungkin diharapkan bahwa outlet dari
salah satu proses penguapan tidak mendekati inlet lainnya. Dalam kenyataannya hal tersebut
biasa di dalam peralatan parallel flow-counterflow memerlukan T2 - t2, dan jika t2>T2, kemudian
t2 T2 disebut aliran temperature.
Hal tersebut sangat berguna untuk menginvestigasu bebrapa tipe proses temperature dan
untuk catatan pengaruh dari perbedaan pendekeatan - pendekatan dan aliran seiring nilai FT.
Gambar. 7.22. Penurunan temperature pada FT dean dluida yang memiliki persamaan jarak yang sama dalam sebuah
1 2 exchanger.
Gambar. 7.23. Penurunan temperature pada FT dean dluida yang memiliki persamaan jarak yang tidak sama dalam
sebuah 1 2 exchanger.
Diberikan pengurangan dari FT dalam satuan pada Persamaan. (7.42) dikompensasi untuk
peningkatan permukaan. Demikian jika temperature proses ditetapkan hal tersebut mungkin tidak
disarankan untuk penggunaan exchanger dalam keadaan parallel flow counter terhadap
exchanger counterflow, karena itu meningkatkan harga peralatan diluar nilai dari keuntungnan
mekanisnya. Didalam Gambar. 7.22 dua pasang dari tiap aliran dengan jarak 100 dan 50 oF
digunakan. Temperature pengoperasian dari aliran dingin ditentukan, ketika aliran panas adalah
mengalami perubahan pada setiap wadah. Catatan kondisi dibawah FT menyusut cepat, khusunya
pendekatan pada FT minimum = 0.75 dan pengaruh dari hubungan T2 dan t1. Perhitungan dari
beberapa poin didemonstrasikan.
Dalam Gambar. 7.23 ditunjukkan hasil dari perhitungan ketika satu fluida memiliki jarak
lima kali lebih besar daripada yang lain.
Shell-side Pressure Drop. Pressure drop melalui shell pada exchanger adalah bersifat
propolsi untuk jumlah dari banyaknya fluida yang melewati bundle diantara baffles. Hal tersebut
juga sebanding dengan jarak simpangan bundle tiap waktu melewati. Menggunakan modifikasi
Persamaan. (3.44) hubungan telah ditentukan menggunakan produk dari jarak aliran pada bundle,
diambibl sebagai diameter (De) pada shell dalam (feet) dan jumlah banyaknya bundle yang dialiri
N + 1, dimana N adalah jumlah dari baffles. Jika L merupakan panjang tabung dalam satuan feet.
Jika panjang tabung adalah 160 dan jarak baffles 18 in. Akan terdapat 11 aliran atau 10 baffles.
Seharusnya selalu menjadi nilai ganjil dari aliran jika kedua shell nozzle berada pada sisi yang
berlawanan dan nilai genap jika kedua shell nozzle berada pada sisi yang sama. Dengan jarak
baffles yang dekat pada interval seperti 6 inch dan dibawah satu baffle mungkin dihilangkan jika
nial dari aliran bukan merupakan bilangan bulat. Persamaan diameter digunakan untuk
perhitungan penurunan tekanan adalah sama halnya dengan heat transfer, penambahan gesekan
dari shell diabaikan. Persamaan isothermal untuk penurunan tekanan dari fluida yang dipanaskan
atau didinginkan dan termasuk entrance dan exit losses adalah
Dimana s adalah spesifik gravity dari fluida, Persamaan. (7.44) memberikan pressure drop dalam
pounds per square foot. Umumnya satuan teknik adalah psi. Untuk memberikan solusi langsung
dari delta P dalam ukuran psi factor gesekan pada shell, square foot per square inch, telah
diplotkan dalam Gambar. 29. Untuk menentukan pressure drop dalam satuan konsisten oleh
Persamaan. (7.44) dikalikan f pada Gambar. 29 dengan 144.
The-side Pressure Drop. Persamaan. (3.44) mungkin digunakan untuk menentukan
pressure drop didalam tabung, tetapi hal tersebut diaplikasikan ke dalam aliran isothermal. Sieder
dan Tate telah mengkorelasi dengan faktor shell untuk aliran yang dipanaskan atau didinginkan
didalam tabung. Mereka diplotkan dalam bentuk ukuran sesuai Gambar. 26 dan digunakan dalam
persamaan.
dimana n adalah nilai dari aliran pada tube, L adalah panjang tube, dan Ln adalah jumlah panjang
dari path dalam satuan feet. Deviasi tidak diberikan , tetapi kurva telah ditentukan engan Tubular
Exchanger Manufacturers Association. Aliran yang mengalir pada satu saluran diujung akan
mengalami perubahan arah aliran sebesar 180o, meskipun tempat aliran telah ada dalam saluran
dan penutup floating-head tidak boleh kurang dari setiap saluran. Perubahan secara langsung
mengenalkan penambahan pressure drop delta PT, dianggap return loss dan diperhitungkan oleh
kemungkinan empat velocity head per pass. Kecepatan tekanan V2/2g telah diplotkan dalam
Gambar. 27 sebagai mass velocity untuk fluida dengan spesifik gravity 1, dan return losses untuk
tiap fluida akan menjadi
Apakah koefisien Uc dapat di tampilkan dengan dua aliran sebagai hasil alirannya dan
koefisien film individu hie dan he?
Dari heat balance Q =W C (T1 T2) = w c (t2 t1), diketahui permukaan A, dan perbedaan
suhu sebenarnya untuk nilai proses temperature dari desain koefisien kotor, Up
ditentukan. Uc harus lebih besar dari Up cukup sebagai factor pengotor, yang mana
menghitung dari kelebihan permukaan, akan mengijinkan operasi dari exchanger untuk
alasan periode servis.
Pengijinan pressure drops untuk dua aliran mungkin tidak di lebihkan.
Ketika pengisian penuh, exchanger yang ada di sesuaikan untuk kondisi proses
untuk yang sudah dilakukan. Di permulaan perhitungan point pertama yang muncul
ditentukan apakah aliran panas atau dingin seharusnya ditempatkan pada shell. Tidak ada
aturan cepat. Satu aliran mungkin besar dan lainnya kecil, dan jarak baffle mungkin
seperti satu contoh shell side flow area a, akan menjadi lebih besar. Sesungguhnya tiap
pemilihan dapat dicek oleh dua stream aliran dan melihat susunan yang diberikan nilai
lebih besar dari Uc tanpa melebihkan pressure drop yang diijinkan. Secara khusus dalam
persiapan untuk metode later terdapat beberapa keuntungan, bagaimanapun, dalam
hitungan permulaan dengan tube side, dan itu mungkin baik untuk mendirikan kebiasaan.
Langkah detailnya dalam tingkatan exchanger adalah dibawah outline. Tanda s dan t
digunakan untung membedakan antara shell dan tube, dan untuk outline aliran panas
telah diasumsikan menjadi shell. Dari kebiasaan penempatan aliran panas di kiri metode
pada perhitungan LMTD mungkiin dipertahankan.