Anda di halaman 1dari 13

DANA YANG BERASAL DARI LUAR NEGERI

Seperti telah dinyatakan, sumber lain dari dana untuk pembangunan diperoleh dari luar negeri.
Bentuknya dapat dibedakan kepada tiga golongan: bantuan luar negeri, pinjaman dan penanaman
modal asing. Dana luar negeri memberikan dua sumbangan penting kepada usaha
pembangunan: (i) sebagai suplemen kepada dana pembangunan yang tersedia di dalam negeri;
dan (ii) menambah aliran devisa ke dalam negeri. Di samping itu dana luar negeri sering diikuti
oleh pengembangan teknologi dan dan masuknya tenaga ahli.
Bantuan Luar Negeri
Aliran modal dari luar negeri dinamakan bantuan luar negeri apabila ia mempunyai dua ciri-ciri
berikut: (i) aliran modal yang berlaku bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan dan
(ii) dana tersebut diberikan kepada Negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih
ringan daripada yang berlaku dalam pasar internasional. Berdasarkan kepada dua cirri tersebut,
aliran modal dari luar negeri yang tergolong sebagai bantuan luar negeri adalah pemberian
(grant) dan pinjaman luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau
badan-badan internasional yang khusus untuk dibetuk untuk memberikan pinjaman semacam itu,
seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan sebagainya. Aliran modal dan luar negeri
lainnya, yaitu pinjamana dan perusahaan-perusahaan swasta dan badan-badan keuangan swasta
dan penanaman modal asing tidaklah memenuhi syarat untuk digolongkan sebagai bantuan luar
negeri.
Motivasi Negara Donor dan Alasan Pihak Donor Memberikan Bantuan
Tidak selamanya negara donor memberikan bantuan kepada negara berkembang ataupun negara
miskin berdasarkan atas dasar kemanusian ataupun tanggung jawab moral dari penduduk kaya
terhadap penduduk miskin. Tetapi bisa saja negara donor termotivasi untuk memberikan modal
ataupun hutang kepada negara sedang berkembang ataupun negara miskin atas dasar kepentingan
ekonomi, bahkan strategi politik.
Hal ini dikarenakan negara donor melihat potensi dari kerja sama yang akan terjalin antara kedua
negara. Dengan demikian, negara donor tidak akan merasakan kerugian atas pemberian modal
kepada negara yang bersangkutan. Selain itu, mereka juga akan memiliki pengaruh dalam proses
politik negara tersebut karena mereka tidak ingin dirugikan akibat dari keputusan-keputusan
politik di negara yang bersangkutan. Itulah kenapa sebelum memberikan modal kepada negara

bersangkutan, negara donor akan menawarkan nota-nota kesepakatan dari pemberian modal
tersebut.
Alasan utama pihak pemerintah negara pendonor memberikan bantuan luar negeri adalah
karena hal tersebut digunakan sebagai alat untuk mengejar kepentingan-kepentingan politik,
strategis, dan ekonomi mereka sendiri. Walaupun pada sebagiannya didorong karena ada alasan
alasan moral dan kemanusiaan, yakni untuk membantu negara negara yamg memang
membutuhkan. Motivasi Negara Donor Hutang luar negeri yang disalurkan oleh Negara maju ke
Negara yang sedang berkembang dan atau Negara miskin tidak dilakukan atas dasar
kemanusiaan, tetapi di lakukan atas dasar motivasi ekonomi dan bahkan politik. Hutang luar
negeri tidak akan disalurkan tanpa adanya keuntungan yang diperoleh Negara pemberi hutang.
Pada awalnya negara negara pendonor bersedia membantu pihak atau negara lain tanpa
mengharapkan suatu imbalan tertentu, baik berupa imbalan politik, ekonomi, militer, dan
sebagainya. Maka daripada itu, motif bantuan luar negeri dari negara negara donor tersebut
dibagi menjadi dua kategori yang saling berhubungan, yaitu, bantuan luar negeri yang bersifat
dan bermotifkan politik, serta yang bertujuan dan bermotifkan ekonomi.
Motivasi motivasi Politik merupakan motivasi yang paling penting apabila ditinjau dari
sudut pandang negara negara pemberi bantuan, terutama bagi negara donor yang tergolong
besar, seperti Amerika Serikat. Kebanyakan program bantuan bagi negara negara berkembang
lebih diarahkan untuk memperkuat dan mempertahankan rezim rezim pemerintahan pro-Barat
(tidak peduli apakah mereka menjalankan pemerintahan secara demokratis atau tidak, serta tidak
peduli seberapa korupnya rezim itu, selama pro-Barat dan antikomunis) daripada mendorong
pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang yang sesungguhnya. Beralihnya perhatian dan
arah tujuan bantuan luar negeri Washington, dari Asia Selatan ke Asia Tenggara, ke Amerika
Latin, ke Timur Tengah lalu kembali lagi ke Asia Tenggara selama dekade 1950-an dan 1960-an,
dan ke Afrika dan Teluk Persia dalam tahun terakhir 1970-an.
Sejak tahun 2001, bantuan bergeser menuju ke negara negara yang sedang mengalami
pemberontakan dari kalangan Islamis, atau negara negara yang diyakini sebagai ladang teroris.
Peningkatan jumlah bantuan luar negeri ekonomi dalam bidang kesehatan juga meningkat di
Afrika terkait kekhawatiran tentang penyakit penyakit yang akan menyebar ke negara negara
lainnya. Negara negara donor Barat pada umumnya menggunakan bantuan luar negeri sebagai

alat politik untuk mmepertahankan atau menyokong rezim politik yang dianggap bersahabat di
negara negara Dunia Ketiga, yang eksistensinya dipandang sesuai dengan kepentingan
keamanan nasional mereka.
Motivasi motivasi Ekonomi dalam konteks prioritas strategi dan politik yang luas, program
bantuan luar negeri negara negara maju mempunyai landasan atau logika ekonomis yang kuat.
Walaupun motivasi politik mungkin merupakan pertimbangan utama bagi negara negara donor
lainnya, tetapi logika dan perhitungan perhitungan ekonomis tetap disertakan, setidaknya
sebagai kata pengantar untuk menutupi motivasi mereka yang sebenarnya dalam memberikan
bantuan luar negeri.
Sumber keuangan dari luar ( baik berupa hibah atau pinjaman ) dapat memainkan
peranan yang penting dalam usaha melengkapi kekurangan sumber daya domestik guna
mempercepat pertumbuhan devisa dan tabungan ( analisis bantuan luar negeri dua kesenjangan
). Berasumsi bahwa negara negara berkembang pada umunya menghadapi kendala berupa
keterbatasan tabungan domestik yang jauh dari mencukupi untuk menggarap segenap peluang
investasi yang ada, serta kelangkaan devisa yang tidak memungkinkannya mengimpor barang
barang modal dan barang perantara yang penting bagi pembangunannya ( Todaro, 2006 : 288).
Kekurangan tabungan tidaklah dapat digantikan oleh cadangan devisa dan sebaliknya,
kekurangan devisa tidak pula dapat dipenuhi di dalam negeri. Apabila kesenjangan tabungan
yang lebih dominan, maka negara tersebut mencapai kondisi full employment atau
pendayagunaan segenap faktor produksi atau sumber daya secara penuh, dan juga tidak
menggunakan semua dari pendapatan devisanya.
Contoh yang paling tepat mengenai negara negara yang mengalami kesenjangan tabungan
adalah negara negara Arab pengekspor minyak selama dekade 1970-an dan analisis
kesenjangan tabungan ini mengandung kelemahan, yakni melupakan kemungkinan bahwa
kelebihan devisa tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk membeli sumber sumber
produktif. Oleh karena itu, bantuan luar negeri dapat memainkan peranan yang sangat penting
dalam usaha negara yang bersangkutan dimana salah satu faktornya adalah mengurangi kendala
utamanya yang berupa kekurangan devisa, serta untuk mempertinggi tingkat pertumbuhan
ekonominya.

Menentukan Jumlah Bantuan yang Diperlukan


Besarnya jurang tabungan dalam suatu Negara tergantung, di satu pihak, kepada kemampuan
negara tersebut untuk melaksanakan penanaman modal yang menguntungkan yang lazim disebut
kemampuan menyerap modal atau absorptive capacity dan di lain pihak, kepada kemampuan
untuk menciptakan tabungan. Kemampuan menyerap modal menentukan besarnya tabungan
(dalam negeri) yang diperlukan untuk membiayai penanaman modal tersebut. Maka jurang
tabungan atau dana modal yang harus disediakan dari luar negeri adalah selisih antara (i) dana
yang diperlukan untuk membiayai penanaman modal yang mungkin dilaksanakan secara
menguntungkan dengan (ii) tabungan dalam negeri yang dapat diadakan.
Pada awal proses pembangunan,kemampuan sesuatu negara untuk menanam modal
secara produktif masih terbatas. Oleh karenanya,walaupun tingkat tabungan dalam negeri
rendah,jurang tabungan tidak akan terlalu besar jumlahnya. Pada tingkat ini bantuan luar negeri
belumlah merupakan masalah yang mendesak. Namun, apabila perekonomian sudah semakin
tumbuh, kemampuan untuk menanam modal secara produktif makin bertambah tinggi sedang
pertambahan tabungan dalam negeri tidakdapat mengimbanginya. Maka, usaha untuk
mempercepat pembangunan ekonomi (tanpa inflasi) hanya dimungkinkan dengan bantuan luar
negeri. Pada taraf pembangunan yang cukup tinggi tingkat tabungan dalam negeri akan dapat
mengimbangi tingkat penanaman modal yang dapat dilaksanakan, dan dengan demikian jurang
tabungan menjadi bertambah kecil kembali. Pada tingkat ini masalah jurang tabungan
tidakbegitu serius lagi dan bantuan luar negeri tidak lagi merupakan masalah penting.
Kekurangan tabungan bukanlah satu-satunya masalah kekurangan dana yang dapat
menghambat percepatan laju pembangunan. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang direncanakan
hanya akan tercapai apabila diikuti oleh pertambahan kemampuan untuk membiayai
pertambahan impor yang akan dilakukan. Pembangunan ekonomi akan menaikkan impor
karena : (i) kenaikkan pendapatan yang ditimbulkan oleh pembangunan akan menambah impor
barang-barang konsums;dan (ii) penanaman moda, yang merupakan faktor utama yang
melancarakan pembangunan tersebut,akan memerlukan alat-alat modal dan bahan-bahan mentah
yang berasal dari luar negeri. Apabila impor yang akan menjadi bertambah tinggi tersebut tidak
dapat diimbangi oleh kenaikan pendapatan dari ekspor,impor harus dikurangi dan ini akan
mengurangi tingkat penanaman modal. Sebagai akibatnya tingkat pertumbuhan ekonomi akan

lambat. Jadi, laju pembangunan ekonomi bukan saja dibatasi oleh kekurangan tabungan,tetapi
juga oleh kekurangan mata uang asing untuk membiayai pertambahan impor yang diperlukan.
Adakalanya tingkat tabungan dalam negeri dapat menciptakan suatu tingkat pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, tetapi untuk mencapainya harus tersedia pula sejumlah tertentu mata
uang asing untuk membiayai impor. Apabila mata uang asing yang tersedia lebih
rendahdarijumlah tersebut,tingkat penanaman modal dan pertumbuhan ekonomi akan lebih
rendah dari yang dimungkinkan oleh
Keraguan para penanaman modal atas kemampuan perusahaan-perusahaan di Negara
berkembang membayar kembaliutang-utang dan deviden saham yang dikeluarkan; (ii)
ketidakstabilan politik dan ekonomi negara berkembang menyebabkan keengganan untuk
menanam modal ke negara-negara itu; (iii) pasar modal di banyak negara berkembang masih
belum sepenuhnya tumbuh; dan (iv) kekurangan mengenai pembangunan ekonomi yang tengah
dijalankan menyebabkan banyak para penanam modal dari negara maju tidak mengetahui
kesempatan-kesempatan yang menguntungkan.
Pinjaman Ekspor
Jenis modal asing swasta ketiga yang mengalir ke negara berkembang adalah pinjaman ekspor.
Dalam teori pinjaman seperti ini merupakan pinjaman jangka pendek,yaitu memberi kesempatan
kepada pengusaha atau badan-badan pemerintah di negara berkembang untuk membeli alat-alat
modal peralatan dalam bentuk kredit yang harus dibayar dalam jangka waktu lima tahun. Akan
tetapi dalam kenyataanya, kebanyakan pinjaman ekspor ke Negara berkembang melebihi masa
tersebut; adakalanya masa pembayaran kembali sampai mencapai delapan tahun.
Pinjaman ekspor dapat memberikan sumbangan yang cukup penting kepada suatu
negara,asal saja cara pengerahan modal ini dilaksanakan setelah mempertimbangkan dengan
sungguh-sungguh. Model ini merupakan sumber modal asing yang paling mahal, karena selain
bunganya tinggi juga nilai pinjaman selalu disesuaikan dengan kenaikan harga-harga. Selain
itu,karena jangka pembayaran kembali relatif singkat, pinjaman ekspor lebih mudaj
menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran kalau dibandingkan dengan jenis-jenis
modal asing lain yang mengalir ke negara berkembang
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

Untuk mencapai tujuan bernegara yaitu menciptakan masyarakat adil makmur dan
sejahtera, pemerintah melakukan pembangunan di segala bidang sesuai dengan rencana
pembangunan jangka menengah dan jangka panjang yang telah ditetapkan. Pembangunan
tersebut dimaksudkan untuk mendorong perekonomian dan mencapai target pertumbuhan yang
telah direncanakan setiap tahun. Apabila ekonomi Indonesia dapat tumbuh sesuai dengan yang
direncanakan maka diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru yang diperlukan untuk
menyerap tenaga kerja sehingga akan mengurangi pengganguran.
Pembiayaan meliputi:

A.

Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang

Negara, serta penyertaan modal negara.


Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek
Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri.
Pajak

Dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah
ditetapkan, pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan sumber pembiayaan. Pembiayaan
dalam negeri merupakan pilihan utama pemerintah untuk pembiayaan pembangunan. Namun
sumber penerimaan dalam negeri yang berasal dari penerimaan pajak, penerimaan migas, serta
penerimaan dalam negeri lainnya belum cukup untuk membiayai pembangunan sesuai target
pertumbuhan yang diinginkan. Saat ini pemerintah Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan
penerimaan dari migas, sehingga harus mengupayakan peningkatan penerimaan pajak.

B.

Utang

Pada umumnya penerimaan pajak tidak cukup untuk membiayai seluruh kegiatan pembangunan
yang dirancang untuk mengejar pertumbuhan yang ditargetkan Oleh karena itu, pemerintah
mengupayakan pembiayaan pembangunan tersebut dari utang. Pinjaman dalam negeri digunakan

untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan
infrastruktur untuk pelayanan umum serta kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

C.

Modal Asing

Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti oleh perbankan
struktur produksi dan perdagangan. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana
maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah
perubahan struktur benar-benar terjadi.

D.

Dana Perimbang

Sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan di Indonesia antara lain berasal dari Dana
Perimbangan yang diterima oleh Indonesia khususnya daerah Khusus Ibukota dari modal asing.
Beberapa daerah yang kaya sumberdaya alam seperti Aceh, Riau, Kaltim, dan Papua akan dapat
menggunakan Dana Bagi Hasil untuk membiayai belanja pembangunannya sedangkan bagi
daerah-daerah miskin dan tidak memiliki SDA.

E.

Tabungan Dalam Negeri

Pertumbuhan ekonomi membutuhkan peningkatan investasi. Peningkatan investasi pada


gilirannya membutuhkan dana pembiayaan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Dari
kedua sumber pembiayaan ini, sumber dana dalam negeri seyogyanya merupakan sumber pokok
pembiayaan. Terutama dilihat dari konteks pertumbuhan ekonomi jangka panjang, dimana suatu
negara haruslah mendasarkan pembiayaan investasi dari sumber dalam negeri.

F.

Investasi

Sebagaimana yang telah di ketahui investasi sangat berpengaruh besar terhadap pembangunan
ekonomi, Semakin banyak investasi dalam negeri semakin besar pula kesempatan Negara kita
untuk membangun ekonomi dalam negeri.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan,kota, bisnis,masyarakat, dsb)
yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan, (Menurut Brundtland Report dari PBB, (1987). Pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor
yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah
upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan (Sugandhy, Hakim 2009). pembangunan yang dilakukan dengan
tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan
suberdaya alam dan memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh
sumberdaya lain baik sumberdaya manusia maupun oleh sumberdaya kapital. Oleh karena itu
untuk menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik
keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai
kebijakan pembangunan ekonomi yang benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan
manusia dalam jangka panjang.
Peranan

Lingkungan

Dalam

Perekonomian

Lingkungan

sebagai

agent

of

development, pelaksana dan penentu berhasil tidaknya pembangunan. Lingkungan merupakan


faktor produksi dalam proses pembangunan, sehingga bentuk dan sistem yang ada merupakan
produk dari Lingkungan yang dimiliki. Lingkungan yang handal merupakan asset dalam
pembangunan. Permasalahan muncul apabila Lingkungan yang dimiliki sangat terbatas dengan
kualitas yang sangat rendah. Di Negara sedang berkembang pada umumnya Lingkungan yang
dimiliki melimpah dengan kualitas yang rendah. Dengan kondisi seperti ini jelas sangat
menghambat proses pembangunan. Oleh karena itu perlu adanya manajemen Lingkungan yang
baik. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting bagi suatu organisasi dalam usaha
untuk mencapai tujuannya. Berapun sempurnanya aspek teknologi dan keuangan, tampa

didukung oleh manusianya, maka tujuan organisasi akan sulit dicapai. Atas dasar itulah maka
faktor Lingkungan perlu dibina dan dikembangkan.

Untuk meningkatkan kualitas Lingkungannya, maka diperlukan suatu strategi


pembangunan Lingkungan. Salah satu strategi pengembangan Lingkungan baik itu perusahaan
ataupun pemerintahan adalah pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan yang sesuai,
pengembangan sistem penilaian prestasi kerja dan sistem pemberian imbalan, mengefektifkan
pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, perencanaan anggaran untuk Lingkungan serta membina
hubungan dan komunikasi karyawan.

Modal manusia dapat menjadi Lingkungan yang handal dalam pembangunan apabila
kualitasnya tinggi. Dalam hal ini Lingkungan dalam pembangunan memiliki peranan penting
dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas pembangunan dan menjaga kelangsungan
pembangunan itu sendiri. Era informasi dan teknologi yang berkembang dewasa ini semakin
membuktikan bahwa penguasaan teknologi yang baik akan berdampak pada kualitas maupun
kuantitas pembangunan itu sendiri. Agar teknologi dapat dikuasai, maka dibutuhkan Lingkungan
yang berkualitas.
Guna mencapai Lingkungan yang berkualitas, maka dibutuhkan beberapa upaya
diantaranya adalah dengan melakukan pengembangan Lingkungan. Beberapa upaya untuk
mengembangkan Lingkungan, diantaranya adalah terdapatnya pendidikan yang diorganisasikan
secara formal pada tingkat dasar, menengah dan pendidikan pada tingkat tinggi. Mamfaat dari
adanya pendidikan bagi pembangunan ekonomi bagi suatu bangsa secara umum dapat
menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif, karena adanya peningkatan pengetahuan dan
keahlian dan tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas.

Sering kali pembangunan tidak memperdulikan lingkungan, akibat dari pembangunan


tersebut dapat merusak lingkungan. Lingkungan dan sumberdaya alam dianggap sebagai karunia
Tuhan, sehingga sediannya cukup berlimpah dan selalu dapat tercipta kembali. Namun dengan

semakin menggebunya pembangunan ekonomi, khususnya di Negara-negara sedang berkembang


seperti Indonesia, maka semakin banyak suberdaya alam yang diambil atau dikuras dari alam,
sehingga tersedianya semakin tipis baik itu berupa sumberdaya alam yang dapat diperbarui
maupun yang tidak dapat diperbarui.
Selanjutnya dengan berkembangnya semua sektor dalam perekonomian, khususnya
industri yang mengolah sumberdaya alam, baik itu pertanian maupun industri pengolahan, maka
dikhawatirkan pembangunan itu sendiri suatu saat akan mengalami stagnasi karena tidak ada lagi
sumberdaya alam yang dapat digali atau sumberdaya alam yang ada sudah semakin buruk
keadaannya. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi itu, maka
laju penggunaan dan pengurasan suberdaya alam selalu bersifat eksponensial.
Untuk mengatasi itu, maka mau tidak mau harus ada pengendalian konsumsi barang dan
jasa serta pengendalian laju pertumbuhan penduduk salah satu caranya dengan KB. Konsumsi
barang dan jasa ditahan jangan meningkatkan terlalu cepat dan kegiatan produksi maupun
konsumsi jangan sampai mencemari lingkungan, sehingga fungsi utama lingkungan menjadi
terganggu. Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan,
dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan
ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini
menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari
pembangunan hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi
pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat
berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pelaksanaan program-program konvensi keanekaragaman hayati antara lain dengan
gerakan penanaman pohon secara in-situ dan ek-situ yaitu dengan pemilihan bibit lokal atau
yang akan ditanami disertai tindak lanjut yang nyata, guna menjamin kelangsungan hidup
keanekaragaman hayati setempat. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pangan, obatobatan, masyarakat setempat harus menjadi bagian dari program-program pembangunan daerah
dalam rangka pembukaan kesempatan kerja, khususnya pada masyarakat setempat.
Pembangunan Berkelanjutan

Pertumbuhan yang merusak lingkungan alam berlawanan dengan pembangunan yang


berkelanjutan yang memelihara ekologi tempat bersandar yang vital bagi pendapatan masa depan
dan kesehatan manusia. Akan tetapi, warga Brazil dari spektrum politik tampaknya tidak
memandang kerusakan hutan sebagai masalah penting yang mendesak. Pengundulan hutan
amazon di Brazil menunjukkan adanya konflik antara tujuan pembangunan jangka pendek dan
jangka panjang serta merupakan akibat dari tingginya ketimpangan dan campur tangan negara
bagi kepentingan segelintir orang orang kaya. Terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan
aktivitas ekonomi amazon di masa lalu acap memperoleh keuntungan dari subsidi yang dari
sekarang dikurangi. Proyek dan skema pembangunan skala besar seperti pertambangan
bersubsidi, industri berbahan baku batu bara, dan peternakan sapi dilaksanakan secara besar
besaran.
Dorongan untuk membuka pemukiman di hutan hujan tampak seperti alternatif reformasi
pertanahan yang secara politik tidak mahal. Pada akhirnya, kawasan terbaik hanya akan
terkosentrasi ditangan para petani besar yang berkuasa. Hak hak suku pedalaman dilanggar
secara mencolok dan terjadi kekerasan brutal yang dilakukan oleh para pemukim. Para aktifis
lingkungan yang hidup di tengah tengah penyadap karet yang mata pencahariannya terancam,
telah mengalami serangan kekerasan dan adakalanya dibunuh. Sementara itu, kebanyakan lahan
yang rentan tampaknya telah mengalami kerusakan permanen. Banyak subsidi yang sekarang
telah ditiadakan, dan bahkan jika terdapat beberapa proteksi dan pengadaan cadangan
ekstraktif tertentu, kerusakan hutan hujan telah mencapai tingkat yang sukar diperbaiki.
Pengelolaan hutan di hutan hujan tropis lainnya telah menghasilkan pertumbuhan yang cepat di
bidang wisata dan ekologi dan pertanian, buah buahan yang sangat produktif, menguntungkan,
dan berkelanjutan. Berbagai produk yang dapat diolah tanpa menimbulkan kerusakan ekologi
yang serius mencakup serat alami, lateks, resin, obat obatan, getah karet, dan hewan buruan.
Akan tetapi, jelas bahwa hal inipun tidak bisa melindungi lahan dalam skala besar dari
kerusakan. Seluruh dunia menikmati manfaat hutan hujan Brazil karena dapat mencegah
pemanasan global, pemurnian ekologis, dan keragaan hayati yang tak tergantikan, yang
dibutuhkan bagi antibiotik serta keberlanjutan ketersediaan obat obatan dan barang dimasa
depan. Oleh sebab itu, wajar pula jika komunitas internasional seharusnya ikut berkontribusi bagi
upaya pelestariannya, misalnya dengan memberikan pembiayaan bagi para penghuni hutan untuk

merawat dan melindungi sumber daya alam. Dukungan finansial bagi reformasi lahan diluar
kawasan yang sensitif telah menunjukkan arah yang jelas.

Industri dan Eksternalitas dalam Pembangunan Berkelanjutan


Eksternalitas adalah Adanya dampak positif maupun negatif yang timbul dan diterima
oleh pihak lain sebagai akibat dari adanya kegiatan suatu pihak atau suatu pelaku ekonomi.
Perkembangan pada akhir-akhir ini menunjukan bahwa banyak perusahan-perusahan besar yang
terpaksa memasukkan biaya pengolahan limbah guna mengurangi pencemaran (eksternalitas
negatif tersebut) ke dalam perhitungan biaya produksi dan sekaligus harga produk yang
dihasilkannya. Kecenderungan yang terakhir ini terjadi karena Pemerintah telah mulai secara
aktif mengeluarkan peraturan berikut sanksinya terhadap industri-industri yang menghasilkan
limbah di antaranya berupa pencabutan izin usaha dan sankisi hukum lainnya.
Pokok-pokok Pembangunan Berkelanjutan
Menurut Barrow (1999) pembangunan berkelanjutan berpijak pada pokok-pokok sebagai
berikut:

Pelestarian keutuhan ekologis


Perpaduan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan
Pengadopsian pandangan internasionalis (saling ketergantungan)
Pelestarian termanfaatkan
Memeperhatikan kesetaraan antar generasi, kelompok, dan spesies
Penerapan ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan pada pelaksanaan pembangunan

diseluruh dunia
Pertumbuhan ekonomi terlanjutkan
Pengadopsian pandangan jangka panjang dalam pembangunan

Faktor Penghambat terjadinya Pembangunan Berkelanjutan

Kontrofersi antar negara


Kesulitan dalam mengubah perilaku manusia dalam berinteraksi dan mengeksploitasi
lingkungannya

Lambatnya kebijkan pembangunan

Daftar Pustaka
Arsyad, Lincolin. (2004). Ekonomi Pembangunan. Yogakarta: Sekolah Tinggi Ekonomi
YKPN
Irawan, M. Suparmoko, 1995, Ekonomi Pembangunan, Edisi Lima, Cetakan ke
Empat, Yogyakarta, Penerbit BPFE.

Jhingan, M.L. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi
Sukirno, Sadono; Ekonomi Pembangunan; Kencana Perdana Media Group; Jakarta, 2007

Anda mungkin juga menyukai