Seperti telah dinyatakan, sumber lain dari dana untuk pembangunan diperoleh dari luar negeri.
Bentuknya dapat dibedakan kepada tiga golongan: bantuan luar negeri, pinjaman dan penanaman
modal asing. Dana luar negeri memberikan dua sumbangan penting kepada usaha
pembangunan: (i) sebagai suplemen kepada dana pembangunan yang tersedia di dalam negeri;
dan (ii) menambah aliran devisa ke dalam negeri. Di samping itu dana luar negeri sering diikuti
oleh pengembangan teknologi dan dan masuknya tenaga ahli.
Bantuan Luar Negeri
Aliran modal dari luar negeri dinamakan bantuan luar negeri apabila ia mempunyai dua ciri-ciri
berikut: (i) aliran modal yang berlaku bukan didorong oleh tujuan untuk mencari keuntungan dan
(ii) dana tersebut diberikan kepada Negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih
ringan daripada yang berlaku dalam pasar internasional. Berdasarkan kepada dua cirri tersebut,
aliran modal dari luar negeri yang tergolong sebagai bantuan luar negeri adalah pemberian
(grant) dan pinjaman luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau
badan-badan internasional yang khusus untuk dibetuk untuk memberikan pinjaman semacam itu,
seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan sebagainya. Aliran modal dan luar negeri
lainnya, yaitu pinjamana dan perusahaan-perusahaan swasta dan badan-badan keuangan swasta
dan penanaman modal asing tidaklah memenuhi syarat untuk digolongkan sebagai bantuan luar
negeri.
Motivasi Negara Donor dan Alasan Pihak Donor Memberikan Bantuan
Tidak selamanya negara donor memberikan bantuan kepada negara berkembang ataupun negara
miskin berdasarkan atas dasar kemanusian ataupun tanggung jawab moral dari penduduk kaya
terhadap penduduk miskin. Tetapi bisa saja negara donor termotivasi untuk memberikan modal
ataupun hutang kepada negara sedang berkembang ataupun negara miskin atas dasar kepentingan
ekonomi, bahkan strategi politik.
Hal ini dikarenakan negara donor melihat potensi dari kerja sama yang akan terjalin antara kedua
negara. Dengan demikian, negara donor tidak akan merasakan kerugian atas pemberian modal
kepada negara yang bersangkutan. Selain itu, mereka juga akan memiliki pengaruh dalam proses
politik negara tersebut karena mereka tidak ingin dirugikan akibat dari keputusan-keputusan
politik di negara yang bersangkutan. Itulah kenapa sebelum memberikan modal kepada negara
bersangkutan, negara donor akan menawarkan nota-nota kesepakatan dari pemberian modal
tersebut.
Alasan utama pihak pemerintah negara pendonor memberikan bantuan luar negeri adalah
karena hal tersebut digunakan sebagai alat untuk mengejar kepentingan-kepentingan politik,
strategis, dan ekonomi mereka sendiri. Walaupun pada sebagiannya didorong karena ada alasan
alasan moral dan kemanusiaan, yakni untuk membantu negara negara yamg memang
membutuhkan. Motivasi Negara Donor Hutang luar negeri yang disalurkan oleh Negara maju ke
Negara yang sedang berkembang dan atau Negara miskin tidak dilakukan atas dasar
kemanusiaan, tetapi di lakukan atas dasar motivasi ekonomi dan bahkan politik. Hutang luar
negeri tidak akan disalurkan tanpa adanya keuntungan yang diperoleh Negara pemberi hutang.
Pada awalnya negara negara pendonor bersedia membantu pihak atau negara lain tanpa
mengharapkan suatu imbalan tertentu, baik berupa imbalan politik, ekonomi, militer, dan
sebagainya. Maka daripada itu, motif bantuan luar negeri dari negara negara donor tersebut
dibagi menjadi dua kategori yang saling berhubungan, yaitu, bantuan luar negeri yang bersifat
dan bermotifkan politik, serta yang bertujuan dan bermotifkan ekonomi.
Motivasi motivasi Politik merupakan motivasi yang paling penting apabila ditinjau dari
sudut pandang negara negara pemberi bantuan, terutama bagi negara donor yang tergolong
besar, seperti Amerika Serikat. Kebanyakan program bantuan bagi negara negara berkembang
lebih diarahkan untuk memperkuat dan mempertahankan rezim rezim pemerintahan pro-Barat
(tidak peduli apakah mereka menjalankan pemerintahan secara demokratis atau tidak, serta tidak
peduli seberapa korupnya rezim itu, selama pro-Barat dan antikomunis) daripada mendorong
pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang yang sesungguhnya. Beralihnya perhatian dan
arah tujuan bantuan luar negeri Washington, dari Asia Selatan ke Asia Tenggara, ke Amerika
Latin, ke Timur Tengah lalu kembali lagi ke Asia Tenggara selama dekade 1950-an dan 1960-an,
dan ke Afrika dan Teluk Persia dalam tahun terakhir 1970-an.
Sejak tahun 2001, bantuan bergeser menuju ke negara negara yang sedang mengalami
pemberontakan dari kalangan Islamis, atau negara negara yang diyakini sebagai ladang teroris.
Peningkatan jumlah bantuan luar negeri ekonomi dalam bidang kesehatan juga meningkat di
Afrika terkait kekhawatiran tentang penyakit penyakit yang akan menyebar ke negara negara
lainnya. Negara negara donor Barat pada umumnya menggunakan bantuan luar negeri sebagai
alat politik untuk mmepertahankan atau menyokong rezim politik yang dianggap bersahabat di
negara negara Dunia Ketiga, yang eksistensinya dipandang sesuai dengan kepentingan
keamanan nasional mereka.
Motivasi motivasi Ekonomi dalam konteks prioritas strategi dan politik yang luas, program
bantuan luar negeri negara negara maju mempunyai landasan atau logika ekonomis yang kuat.
Walaupun motivasi politik mungkin merupakan pertimbangan utama bagi negara negara donor
lainnya, tetapi logika dan perhitungan perhitungan ekonomis tetap disertakan, setidaknya
sebagai kata pengantar untuk menutupi motivasi mereka yang sebenarnya dalam memberikan
bantuan luar negeri.
Sumber keuangan dari luar ( baik berupa hibah atau pinjaman ) dapat memainkan
peranan yang penting dalam usaha melengkapi kekurangan sumber daya domestik guna
mempercepat pertumbuhan devisa dan tabungan ( analisis bantuan luar negeri dua kesenjangan
). Berasumsi bahwa negara negara berkembang pada umunya menghadapi kendala berupa
keterbatasan tabungan domestik yang jauh dari mencukupi untuk menggarap segenap peluang
investasi yang ada, serta kelangkaan devisa yang tidak memungkinkannya mengimpor barang
barang modal dan barang perantara yang penting bagi pembangunannya ( Todaro, 2006 : 288).
Kekurangan tabungan tidaklah dapat digantikan oleh cadangan devisa dan sebaliknya,
kekurangan devisa tidak pula dapat dipenuhi di dalam negeri. Apabila kesenjangan tabungan
yang lebih dominan, maka negara tersebut mencapai kondisi full employment atau
pendayagunaan segenap faktor produksi atau sumber daya secara penuh, dan juga tidak
menggunakan semua dari pendapatan devisanya.
Contoh yang paling tepat mengenai negara negara yang mengalami kesenjangan tabungan
adalah negara negara Arab pengekspor minyak selama dekade 1970-an dan analisis
kesenjangan tabungan ini mengandung kelemahan, yakni melupakan kemungkinan bahwa
kelebihan devisa tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk membeli sumber sumber
produktif. Oleh karena itu, bantuan luar negeri dapat memainkan peranan yang sangat penting
dalam usaha negara yang bersangkutan dimana salah satu faktornya adalah mengurangi kendala
utamanya yang berupa kekurangan devisa, serta untuk mempertinggi tingkat pertumbuhan
ekonominya.
lambat. Jadi, laju pembangunan ekonomi bukan saja dibatasi oleh kekurangan tabungan,tetapi
juga oleh kekurangan mata uang asing untuk membiayai pertambahan impor yang diperlukan.
Adakalanya tingkat tabungan dalam negeri dapat menciptakan suatu tingkat pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, tetapi untuk mencapainya harus tersedia pula sejumlah tertentu mata
uang asing untuk membiayai impor. Apabila mata uang asing yang tersedia lebih
rendahdarijumlah tersebut,tingkat penanaman modal dan pertumbuhan ekonomi akan lebih
rendah dari yang dimungkinkan oleh
Keraguan para penanaman modal atas kemampuan perusahaan-perusahaan di Negara
berkembang membayar kembaliutang-utang dan deviden saham yang dikeluarkan; (ii)
ketidakstabilan politik dan ekonomi negara berkembang menyebabkan keengganan untuk
menanam modal ke negara-negara itu; (iii) pasar modal di banyak negara berkembang masih
belum sepenuhnya tumbuh; dan (iv) kekurangan mengenai pembangunan ekonomi yang tengah
dijalankan menyebabkan banyak para penanam modal dari negara maju tidak mengetahui
kesempatan-kesempatan yang menguntungkan.
Pinjaman Ekspor
Jenis modal asing swasta ketiga yang mengalir ke negara berkembang adalah pinjaman ekspor.
Dalam teori pinjaman seperti ini merupakan pinjaman jangka pendek,yaitu memberi kesempatan
kepada pengusaha atau badan-badan pemerintah di negara berkembang untuk membeli alat-alat
modal peralatan dalam bentuk kredit yang harus dibayar dalam jangka waktu lima tahun. Akan
tetapi dalam kenyataanya, kebanyakan pinjaman ekspor ke Negara berkembang melebihi masa
tersebut; adakalanya masa pembayaran kembali sampai mencapai delapan tahun.
Pinjaman ekspor dapat memberikan sumbangan yang cukup penting kepada suatu
negara,asal saja cara pengerahan modal ini dilaksanakan setelah mempertimbangkan dengan
sungguh-sungguh. Model ini merupakan sumber modal asing yang paling mahal, karena selain
bunganya tinggi juga nilai pinjaman selalu disesuaikan dengan kenaikan harga-harga. Selain
itu,karena jangka pembayaran kembali relatif singkat, pinjaman ekspor lebih mudaj
menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran kalau dibandingkan dengan jenis-jenis
modal asing lain yang mengalir ke negara berkembang
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
Untuk mencapai tujuan bernegara yaitu menciptakan masyarakat adil makmur dan
sejahtera, pemerintah melakukan pembangunan di segala bidang sesuai dengan rencana
pembangunan jangka menengah dan jangka panjang yang telah ditetapkan. Pembangunan
tersebut dimaksudkan untuk mendorong perekonomian dan mencapai target pertumbuhan yang
telah direncanakan setiap tahun. Apabila ekonomi Indonesia dapat tumbuh sesuai dengan yang
direncanakan maka diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru yang diperlukan untuk
menyerap tenaga kerja sehingga akan mengurangi pengganguran.
Pembiayaan meliputi:
A.
Dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah
ditetapkan, pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan sumber pembiayaan. Pembiayaan
dalam negeri merupakan pilihan utama pemerintah untuk pembiayaan pembangunan. Namun
sumber penerimaan dalam negeri yang berasal dari penerimaan pajak, penerimaan migas, serta
penerimaan dalam negeri lainnya belum cukup untuk membiayai pembangunan sesuai target
pertumbuhan yang diinginkan. Saat ini pemerintah Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan
penerimaan dari migas, sehingga harus mengupayakan peningkatan penerimaan pajak.
B.
Utang
Pada umumnya penerimaan pajak tidak cukup untuk membiayai seluruh kegiatan pembangunan
yang dirancang untuk mengejar pertumbuhan yang ditargetkan Oleh karena itu, pemerintah
mengupayakan pembiayaan pembangunan tersebut dari utang. Pinjaman dalam negeri digunakan
untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan
infrastruktur untuk pelayanan umum serta kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
C.
Modal Asing
Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti oleh perbankan
struktur produksi dan perdagangan. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana
maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah
perubahan struktur benar-benar terjadi.
D.
Dana Perimbang
Sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan di Indonesia antara lain berasal dari Dana
Perimbangan yang diterima oleh Indonesia khususnya daerah Khusus Ibukota dari modal asing.
Beberapa daerah yang kaya sumberdaya alam seperti Aceh, Riau, Kaltim, dan Papua akan dapat
menggunakan Dana Bagi Hasil untuk membiayai belanja pembangunannya sedangkan bagi
daerah-daerah miskin dan tidak memiliki SDA.
E.
F.
Investasi
Sebagaimana yang telah di ketahui investasi sangat berpengaruh besar terhadap pembangunan
ekonomi, Semakin banyak investasi dalam negeri semakin besar pula kesempatan Negara kita
untuk membangun ekonomi dalam negeri.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan,kota, bisnis,masyarakat, dsb)
yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan, (Menurut Brundtland Report dari PBB, (1987). Pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor
yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah
upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan (Sugandhy, Hakim 2009). pembangunan yang dilakukan dengan
tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan
suberdaya alam dan memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh
sumberdaya lain baik sumberdaya manusia maupun oleh sumberdaya kapital. Oleh karena itu
untuk menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik
keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai
kebijakan pembangunan ekonomi yang benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan
manusia dalam jangka panjang.
Peranan
Lingkungan
Dalam
Perekonomian
Lingkungan
sebagai
agent
of
didukung oleh manusianya, maka tujuan organisasi akan sulit dicapai. Atas dasar itulah maka
faktor Lingkungan perlu dibina dan dikembangkan.
Modal manusia dapat menjadi Lingkungan yang handal dalam pembangunan apabila
kualitasnya tinggi. Dalam hal ini Lingkungan dalam pembangunan memiliki peranan penting
dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas pembangunan dan menjaga kelangsungan
pembangunan itu sendiri. Era informasi dan teknologi yang berkembang dewasa ini semakin
membuktikan bahwa penguasaan teknologi yang baik akan berdampak pada kualitas maupun
kuantitas pembangunan itu sendiri. Agar teknologi dapat dikuasai, maka dibutuhkan Lingkungan
yang berkualitas.
Guna mencapai Lingkungan yang berkualitas, maka dibutuhkan beberapa upaya
diantaranya adalah dengan melakukan pengembangan Lingkungan. Beberapa upaya untuk
mengembangkan Lingkungan, diantaranya adalah terdapatnya pendidikan yang diorganisasikan
secara formal pada tingkat dasar, menengah dan pendidikan pada tingkat tinggi. Mamfaat dari
adanya pendidikan bagi pembangunan ekonomi bagi suatu bangsa secara umum dapat
menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif, karena adanya peningkatan pengetahuan dan
keahlian dan tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas.
merawat dan melindungi sumber daya alam. Dukungan finansial bagi reformasi lahan diluar
kawasan yang sensitif telah menunjukkan arah yang jelas.
diseluruh dunia
Pertumbuhan ekonomi terlanjutkan
Pengadopsian pandangan jangka panjang dalam pembangunan
Daftar Pustaka
Arsyad, Lincolin. (2004). Ekonomi Pembangunan. Yogakarta: Sekolah Tinggi Ekonomi
YKPN
Irawan, M. Suparmoko, 1995, Ekonomi Pembangunan, Edisi Lima, Cetakan ke
Empat, Yogyakarta, Penerbit BPFE.
Jhingan, M.L. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi
Sukirno, Sadono; Ekonomi Pembangunan; Kencana Perdana Media Group; Jakarta, 2007