Anda di halaman 1dari 3

Rubella

1. Definisi
Rubella, atau campak german adalah penyakit yang disebabkan
oleh rubella virus. Rubella merupakan penyakit virus yang dapat
sembuh sendiri tanpa diobati, umumnya sering terjadi pada anak kecil.
Virus rubella merupakan anggota dari keluarga Togavurudae dan
satu satunya anggota dari genus Rubivirus. Virus ini terdiri dari
single-stranded RNA yang memiliki envelope, ukuran diameternya
yaitu 50 70 nm. Core proteinnya dikelilingi oleh satu lapisan
lipoprotein envelope dengan projeksi berbentuk duri yang
mengandung 2 glikoprotein yaitu E1 dan E2. Rubella hanya memiliki 1
tipe antigenik.
Angka kejadian rubella pada negara yang rutin melakukan vaksin
sudah sangat menurun. Endemik masih terjadi dalam 4 6 tahun
hanya pada negara tropis yang jarang melalukan vaksin secara rutin.
Umumnya yang terkena yaitu pada dewasa yang tidak melakukan
vaksin lagi.
2. Tingkat besar masalah
Rubella atau campak german tidak terlalu membahayakan karena
tidak mengancam nyawa bila terjadi pada dewasa yang tidak hamil
dan anak anak, karena hanya akan menimbulkan gejala prodromal
dan rash. Namun hal itu berbeda bila rubella terinfeksi pada saat
keadaan wanita sedang hamil, hal ini dapat sangat berbahaya, karena
rubella virus dapat ditularkan kepada bayinya. Viremia yang terjadi
dalam tubuh ibu yang hamil akan menyebabkan infeksi dari plasenta.
Replikasi virus di plasenta dapat menyebabkan infeksi pada organ
fetus. Virus tersebut lalu akan merusak organ dari janin. Akibat yang
terjadi yaitu janin dalam mati dalam kandungan, kelahiran bayi
premature, dan cacat pada bayi yang lahir. Kelainan yang dapat terjadi
yaitu kelainan pada mata, saraf, jantung. Kelainan pada mata yaitu
seperti katarak, glaucoma, retinopathy dan microphthalmia. Kelainan
yang terjadi pada saraf yaitu tuli sensorineural, dan retardasi mental
serta gangguan tingkah laku. Kelainan pada jantung yaitu patent
ductus arteriosusm, ventricular septal defect, pulmonary artery
stenosis dan tetralogy of fallot. Hal ini tentu akan sangat merugikan,
karena pertama infeksi ini dapat mengancam nyawa janin dan yang
kedua bila anaknya dapat bertahan hidup maka akan hidup cacat
selamanya atau meninggal setelah itu. Bayi yang keadaannya parah
memiliki prognosis yang buruk.
3. Metode transmisi
Manusia merupakan satu satunya reservoir dari rubella virus,
maka transmisinya yaitu dari manusia ke manusia saja, yaitu melalui
droplet atau transplasenta.

Penularan melalui droplet akan menyebabkan acquired rubella.


Periode inkubasinya yaitu 14 21 hari. Viremia akan terjadi sebelum
muncul rash dan imunitas akan muncul setelah rash hilang. Pada
rubella ini maka akan terdapat gejala yaitu maculopapular rash yang
umumnya bertahan 3 hari. Rashnya akan dimulai dari muka dan
belakang telinga lalu menyebar ke seluruh badan. Pada anak kecil rash
merupakan gejala awal, namun pada dewasa umumnya rash akan
didahului dengan 1 5 hari gejala prodromal seperti demam suhu
rendah, malaise, faringitis dan konjungtivitis. Selain itu pembengkakan
kelenjar limfe pada suboksipital, servikal dan posterior auricular dapat
terjadi sebelum muncul rash dan bertahan sampai 5 8 hari. Adanya
nyeri pada sendi tangan dan kaki, serta polyarthritis umumnya lebih
sering dialami oleh dewasa muda daripada anak kecil. Individu dengan
acquire rubella dapat menularkan virus dari 7 hari sebelum rash
sampai 5 7 hari setelah rash.
Penularan melalui transplasenta akan menyebabkan sindrom
rubella kongenital. Hal ini terjadi bila wanita terinfeksi pada saat hamil,
umumnya pada trisemester pertama. Risiko transmisi pada trisemester
pertama yaitu sebesar 85% namun efek buruk dari infeksi ini juga
dapat terjadi pada tranmisi yang terjadi di trisemester lainnya. Hal ini
dapat mengakibatkan keguguran, kematian janin, kelahiran premature,
bayi hidup dengan cacat. Kelainan pada bayi dengan rubella yaitu
umumnya mempengaruhi mata, telinga dan jantung. Tanda pada
sindrom rubella kongenital yaitu kelainan pada mata, masalah
pendengaran, dan kelainan jantung. Infeksi pada bayi juga dapat
menimbulkan gejala dan tanda seperti berat badan rendah, retardas
pertumbuhan,
hepatosplenomegali,
hepatitis,
jaundice,
thrombocytopenia, anemia, interstitial pneumonitis dan lesi radiolucent
pada metahyisis dari tulang panjang. Anemuia yang parah dan
thrombocytopenia dapat menyebabkan rash bkueberry muffin,
eryhemoatous maculopapular lesion yang asosiasi dengan dermal
hematopoiesis dengan petechial dan ecchymoses..
4. Cara mengontrol
Sejak 1969, sudah terdapat vaksin dari rubella. Umumnya vaksin
dari rubella digabung dengan measles dan mumps menjadi MMR.
Metode paling efektif untuk mengontrol rubella yaitu dengan
melalukan vaksin. Umumnya vaksin MMR dilakukan pada umur 12 15
tahun dan dosis kedua pada umur 4 6 tahun. Vaksin rubella
memberikan imunitas lebih dari 90% pada anak yang divaksin. Cara
paling baik untuk mencegah terjadinya sindrom rubella kongenital
yaitu dengan melakukan vaksin kepada wanita yang ingin hamil. Perlu
diingat bahwa imunisasi tidak boleh dilakukan pada wanita yang
sedang hamil, karena ada risiko transmisi dari virus hidup yang ada di
vaksin tersebut. Wanita yang sudah dilakukan imunisasi tidak boleh
hamil sampai 28 hari setelah imunisasi.

Cara pengontrolan yang lain yaitu dengan pemeriksaan TORCH


yang salah satunya merupakan rubella pada ibu hamil. Pada ibu hamil
yang terbukti memiliki rubella, bila ditemukan pada trisemester
pertama akan disarankan untuk melakukan terminasi. Bila sang ibu
ingin mempertahankan kehamilannya, maka rubella dapat dikontrol
dengan memberikan imuniasi pasif dengan upaya untuk menurunkan
replikasi virus dan viraemia sehingga menurunkan risiko infeksi pada
janin.

Anda mungkin juga menyukai