Anda di halaman 1dari 6

Tugas Manajamen Sumber Daya Manusia

Teori Motivasi Kepuasan

Disusun oleh

: Ulfia Huzaimah

Kelas

: Keuangan 3A

Semester

:3

Akademi Pimpinan Perusahaan

Teori Motivasi
1. Teori Kepuasan
Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Teori ini
dipelopori oleh F. W. Taylor, Abraham Maslow, McClelland, Frederick Herzberg,
dan Douglas McGregar.
A. F. W. Taylor dengan Teori Motivasi Konvensional
Teori motivasi konvensional ini termasuk content theory, karena
F.W. Taylor memfokuskan teorinya pada anggapan bahwa keinginan untuk
pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan orang mau bekerja keras.
Dengan teori ini, dapat disebutkan bahwa seseorang akan mau berbuat atau
tidak berbuat didorong oleh ada atau tidak adanya imbalan yang akan
diperoleh yang bersangkutan.
Frederick Winslow Taylor mengajukan sebuah motivasi yang
menitikutamakan tentang para pekerja yang mendapatkan motivasi dari
sistem dan jenis kerjanya dikarenakan suatu gaji. Sehingga dikenal dengan
teori motivasi F.W Taylor tentang para pekerja yang berpendapat:
Setiap para pekerja tidak bisa menikmati sistem kerjanya secara
alami dan hakiki sehingga diperlukan sistem pengawasan yang
sangat terkontrol dan ketat. Maka dari itu bagi kalangan yang
menjabat menjadi pemimpin harus dapat memilih dan memberikan
pemecahan dan pembagian tugas kerja para pekerja dengan
serangkaian banyak tugas yang dibentuk dalam wadah tugas-tugas
sederhana dan kecil sehingga dapat dikerjakan secara bertahap dan
langsung. Hal ini perlu agar tidak ada waktu luang untuk bekerja

selama jam kerja masih diberlakukan.


Setiap para pekerja harus diberikan peralatan dan pelatihan yang
tepat dan sesuai agar nantinya jenis pekerjaan yang dilakukan bisa
berjalan dengan efisien sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang
telah ditentukan. Jika berjalan dengan efisien, para pekerja akan

mendapatkan imbalan berupa gaji sesuai dengan jumlah pekerjaan


yang dilakukan dalam jangka yang telah ditentukan untuk
mengatur sistem gaji yang diterapkan pada suatu perusahaan atau

organisasi.
Setiap para pekerja harus selalu termotivasi untuk menjalankan
sistem pekerjaannya dengan kerja keras dan memberikan sistem
yang maksimal untuk hasil produk yang akan dihasilkan.

B. Abraham H. Maslow dengan Teori Hierarkhi


Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow mengemukakan bahwa
manusia itu dapat diklasifikasikan kedalam lima hierarki kebutuhan yaitu:
1) Kebutuhan Fisiologis (physiological). Kebutuhan untuk
mempertahankan hidup ini disebut juga kebutuhan psikologis
(physiological needs), yaitu kebutuhan untuk mempertahankan
hidup dari kematian. Kebutuhan ini merupakan tingkat paling dasar
yang diperkenalkan oleh Maslow. Kebutuhan paling dasar ini
berupa kebutuhan akan makan, minum, pakaian, rumah, dan lain
sebagainya.
2) Kebutuhan rasa aman (safety). Menurut Maslow, setelah kebutuhan
tingkat dasar terpenuhi, maka seseorang berusaha memenuhi
kebutuhannya yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman
dan keselamatan. Kebutuhan ini akan dirasakan mendesak setelah
kebutuhan pertama terpenuhi. Contohnya seperti menjadi anggota
jasa asuransi.
3) Kebutuhan hubungan sosial (affiliation). Kebutuhan sosial yang
sering pula disebut dengan sosial needs, atau affiliation needs,
merupakan kebutuhan tingkat ketiga dari Maslow. Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain.
Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama masyarakat, karena
memang orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan diri
sendiri. Misalnya, setiap orang normal butuh kasih saying, dicintai,
dihormati, diakui keberadaannya oleh orang lain.

4) Kebutuhan pengakuan (esteem). Setiap orang yang normal


membutuhkan penghargaan diri dan penghargaan prestise diri dari
lingkungannya. Semakin tinggi status dan kedudukan seseorang
semakin

tinggi

pula

kebutuhan

akan

prestise

diri

yang

bersangkutan. Penerapan pengakuan dan penghargaan diri ini


biasanya terlihat dari kebiasaan orang untuk menciptakan simbolsimbol, yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih
berharga. Dengan simbol-simbol itu dia merasa bahwa statusnya
meningkat dan dirinya sendiri disegani dan dihormati orang.
Simbol-simbol dimaksud berupa: bermain tenis, golf, merk
sepatu/jam tangan, tempat belanja, merk mobil dan sebagainya.
5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualiszation). Kebutuhan
aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi.
Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini biasanya seseorang
bertindak bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran
dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi ini seseorang ingin
memperlihatkan kemampuan dirinya secara optimal di tempat
masing-masing.

C. David Mc. Clelland dengan Teori Motivasi Prestasi


Teori yang dikemukakan oleh David Mc. Clelland disebut juga dengan
teori motivasi prestasi. Menurut teori ini, ada tiga komponen dasar yang
dapat digunakan untuk memotivasi orang bekerja, yaitu kebutuhan akan:

1) Need for Achievement. Merupakan kebutuhan untuk mencapai


sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri
seseorang. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan dan
mengarahkan tingkah laku pada uasaha untuk mencapai prestasi
tertentu.
2) Need for Affiliation. Merupakan kebutuhan akan kehangatan dan
sokongan dalam hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini
mengarahkan tingkah laku untuk mangadakan hubungan secara
akrab dengan orang lain.
3) Need for Power. Kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi
terhadap orang lain. Kebutuhan ini, menyebabkan orang yang
bersangkutan tidak atau kurang memedulikan perasaan orang lain.
D. Frederick Herzberg dengan Teori Model dan Faktor
Teori ini merupakan pengembangin dari teori hierarki kebutuhan Maslow.
Menurut teori pemeliharaan motivasi ini ada dua faktor yang
memengaruhi kondisi pekerjaan seseorang yaitu:
1) Faktor pemeliharaan (maintenance factors). Faktor pemeliharaan
adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan
hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah.
Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang berlangsung
terus-menerus karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol
setelah dipenuhi. Misalnya, orang lapar akan makan, kemudian
lapar lagi, lalu makan lagi, dan sterusnya.
2) Faktor motivasi (motivation factors). Faktor motivasi menyangkut
kebutuhan psikologis seseorang akan perasaan sempurna dalam
melakukan pekerjaan. Faktor motivasi berhubungan dengan
penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan
dengan pekerjaan, misalnya ruangan yang nyaman dan penempatan
yang tepat.
E. Douglas McGregor dengan Teori X dan Y

Mengungkapkan dua cara yang dapat dilakukan dalam mendalami


perilaku manusia, yang terkandung dakam teori X (teori konvensional) dan
teori Y (teori potensial) .
Prinsip teori X didasarkan pada pola piker konvensional yang
ortodoks, dan menyorot negatif perilaku manusia. Teori ini memandang
manusia dengan kaca mata gelap dan buram yang menganggap manusia
itu: (1) malas dan tidak suka bekerja, (2) kurang bisa bekerja keras,
menghindar dari tanggung jawab, (3) mementingkan diri sendiri dan tidak
mau peduli pada orang lain, karena itu bekerja lebih suka dituntun dan
diawasi. (4) kurang suka menerima perbuatan dan ingin tetap seperti yang
dahulu.
Prinsip umum teori Y amat jauh berbeda dari teori X. teori ini
dapat dikatakan merupakan suatu revolusi pola pikir dalam memandang
manusia secara optimis, karena itu disebut sebagai teori potensial.
Sedangkan teori Y memandang manusia itu pada dasarnya: (1) rajin, aktif
dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif, (2) sebenarnya mereka
dapat produktif, perlu diberi motivasi, (3) selalu ingin berubah dan merasa
jemu pada hal-hal yang monoton, (4) dapat berkembang bila diberi
kesempatan yang lebih besar.
Sumber :
http://ardanayudhistira.blogspot.co.id/2012/02/teori-teori-motivasi.html
(pukul 11.35 wib)
http://www.banjirpelanggan.com/tujuan-teori-motivasi-f-w-taylortentang-pekerja-yang-efektif/ (pukul 11.35 wib)

Anda mungkin juga menyukai