Disusun oleh :
GERALDO TADIKA PUTRA
030.10.113
LARASAYU CITRA M
030.10.158
M. RIDHWAN F F
030.10.195
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan rumah kedokteran keluarga ilmu
kesehatan masyarakat.
Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Gandaria Selatan periode 25 Oktober 23
Desember 2015. Kami berharap bahwa penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
pribadi dan masyarakat sebagai bentuk tridarma universitas yang salah satunya ialah pengabdian
masyarakat.
Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan
dorongan dari Banyak pihak, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
2.
3.
4.
Dr. Dharma
drg. Eva S
dr. Irfan Purnomo Aji
Kepada semua pihak di Puskesmas Gandaria Selatan yang telah membantu dan
Disusun Oleh :
GERALDO TADIKA PUTRA
030.10.113
LARASAYU CITRA M
030.10.158
M. RIDHWAN F F
030.10.195
Jakarta,
Desember 2015
Pembimbing
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................2
C. Manfaat............................................2
BAB II METODE
A.
B.
C.
D.
Desain..8
Lokasi...8
Diagnosis Masalah...8
Penatalaksanaan...8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cerebral palsy ialah suatu kondisi neurologis yang statis disebabkan oleh terjadinya
cedera otak sebelum perkembangan otak selesai.1 Istilah cerebral ditujukan pada kedua belahan
otak, atau hemisphere, dan palsi mendeskrispsikan bermacam penyakit yang mengenai pusat
4
pengendalian pergerakan tubuh. Jadi, penyakit tersebut tidak disebabkan oleh masalah pada otot
atau jaringan saraf tepi, melainkan, terjadi perkembangan yang salah atau kerusakan pada area
motorik otak yang akan mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur
secara adekwat.2 Perkembangan otak berlangsung dalam 2 tahun pertama kehidupan sehingga
cedera otak pada periode prenatal, perinatal ataupun postnatal dapat menyebabkan cerebral palsy.
Sebanyak 70-80% penyebab kasus cerebral palsy yang didapat pada periode prenatal tidak
diketahui. Komplikasi kelahiran,termasuk asfiksia menyumbang 6% dari kasus kongenital
cerebral palsy. Factor resiko cerebral palsy pada neonatal yaitu usia kehamilan kurang dari 32
minggu, berat badan lahir kurang dari 2500gr, Intrauterine Growth Retardation (IUGR),
perdarahan intracranial, dan trauma. Pada sekitar 10 sampai 20 persen pasien , cerebral palsy
diperoleh postnatal , terutama karena kerusakan otak yang disebabkan meningitis bacterial,
encphealitis virus, hiperbilirubnemia, trauma atau kekerasan pada anak.1
Keterlambatan perkembangan motorik , otot yang abnormal, dan postur yang tidak biasa
adalah petunjuk awal umum untuk diagnosis cerebral palsy. Penilaian refleks infantil persisten
penting pada pemeriksaan pasien cerebral palsy, pada bayi yang tidak memiliki cerebral palsy,
refleks Moro jarang hadir setelah usia enam bulan, dan preferensi tangan jarang berkembang
lebih awal dari usia 12 bulan. Pemeriksaan khusus neuroradiologik untuk mencari kemungkinan
penyebab CP direkomendasikan dalam evaluasi anak CP jika etiologi tidak dapat ditemukan
yaitu Computed Tomography, Magnetic resonance imaging, dan USG. 1
Tujuan utama dari pengobatan pasien dengan cerebral palsy ialah tidak untuk
menyembuhkan atau mencapai normal tetapi untuk meningkatkan kapabilitas anak, tujuan terapi
pada CP adalah mengusahakan penderita dapat hidup mendekati kehidupan normal dengan
mengelola problem neurologis yang ada seoptimal mungkin. Beberapa pendekatan tatalaksana
yang direncanakan meliputi obat-obatan untuk mengontrol kejang dan spasme otot, penyangga
khusus untuk kompensasi keseimbangan otot, pembedahan, peralatan mekanis untuk membantu
kelainan yang timbul, konseling emosional dan kebutuhan psikologis, dan fisik, okupasi, bicara
dan terapi perilaku.1
Prognosis pengobatan pasien dengan cerebral palsy tergantung pada beberapa faktor yaitu
tipe klinis CP, derajat kelambatan yang tampak pada saat diagnosis ditegakkan, adanya refleks
patologis, dan yang sangat penting adalah derajat defisit intelegensi, sensoris, dan emosional.
Tingkat kognisi sangat berhubungan dengan tingkat fungsi mental yang akan sangat menentukan
kualitas hidup seseorang.2
Di Indonesia sendiri sudah terdapat program pada pelayanan dasar mengenai Pelayanan
kesehatan bayi yang ditujukan pada bayi usia 29 hari 11 bulan untuk menilai perkembangan
5
yaitu stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) program lainnya meliputi
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), pemberian vitamin A
pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI
dan lain-lain. Indikator cakupan pelayanan kesehatan bayi merupakan penilaian terhadap upaya
peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin
adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta
peningkatan kualitas hidup bayi.3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutama dalam mengelola
kesehatan keluarga secara holistik.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui dan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan pasien secara
menyeluruh
b. Mengetahui dan mengidentifikasi faktor pemicu masalah/penyakit pada seseorang.
c. Memberikan edukasi mengenai penyakit, faktor pemicu penyakit dan cara
mengatasinya.
d. Memantau status kesehatan pasien .
e. Memberikan masukan mengenai peran keluarga dalam menjaga kesehatan dan
mengatasi suatu penyakit yang diderita pasien.
C.
Manfaat Kegiatan
BAB II
METODE
A.
Desain
Desain penulisan yang digunakan adalah wawancara, observasi dan konseling
B.
Waktu
C. Diagnosis Masalah
- ISPA
- Cerebral Palsy
7
D. Penatalaksanaan
Medikamentosa :
- Parasetamol 3 dd CTH1
- Amoxixilin syr 3 dd CTh 1 1/2
Non medikamentosa
Edukasi :
Untuk keluarga
-
Duduk saat makan atau minum dan menegakkan leher agar menurunkan
resiko tersedak
BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
I.
: Nn. Wahyuningsih
Umur
: 27 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: ISLAM
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: Tidak sekolah
8
Pekerjaan
: Tidak bekerja
: Tn. K
Umur
: 51 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki- laki
Agama
: ISLAM
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: Tamat SD
Pekerjaan
: BPJS
: tidak
: tidak
: tidak
: tidak
PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
Nam
Keduduka
n dalam
Keluarga
L/
P
Umur
(tahun
)
Pedidika
Pekerjaa
Keteranga
Tempat
Tinggal
1.
Bapak
51
SD
2.
49
3.
Ibu (pasien)
Anak
27
SD
Tidak
4.
25
I(pasien)
Anak II
wiraswast
a
IRT
Tidak
Sekolah
Bekerja
Karyawan
SMA
swasta
Sehat
GS 07/01
Sehat
GS 07/01
GS 07/01
Sakit
Sehat
GS 07/01
Keterangan :
10
III.
Sehat
meninggal dunia
meninggal dunia
5. Suami
Sehat
6. Ibu
Sehat
7. Pasien
Sakit
8. Anak II
sehat
Hipertensi (-)
DM (-)
Alergi (-)
Asthma (-)
D. Riwayat Prenatal
Ibu pasien hanya kontrol ke dukun beranak di kampungnya tidak pernah
memeriksakan ada atau tidak nya infeksi selama kehamilan ataupun ibu pasien tidak
11
Riwayat Perkembangan
Pasien belum bisa duduk, berdiri, dan berjalan. Pasien juga belum bisa bicara,
hanya mengeluarkan kata-kata tidak jelas. Ibu pasien menyadari bahwa adanya
keterlambatan perkembangan pada pasien dibandingkan dengan bayi seusianya, pada usia 5
bulan pasien tidak dapat merangkak, hanya dapat mengangkat kepala saja. Ibu pasien tidak
tahu pasti bagaimana perkembangan pasien.
Riwayat Kebiasaan
Pasien hanya berbaring di tempat tidur dan menggunakan pampers yang diganti 12x/hari. Keluarga pasien memberikan makanan tidak mencukupi kebutuhan gizi pasien
serta cara pemberian makan tidak dalam posisi duduk. Pasien membutuhkan keluarga
untuk melakukan kegiatan sehari-hari
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi. Riwayat diabetes mellitus, asma dan
alergi pada keluarga disangkal.
Hasil Pemeriksaan Fisik
Tanggal November 2015
Keluhan
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tinggi Badan
: 140 cm
Berat Badan
: 16 kg
BMI
: 8.16 kg/m2
Keadaan Gizi
: sangat kurang
STATUS GENERALIS
Tanda Vital
RR
Suhu :
22x / menit
37,4oC
Kepala
: Normocephali
Mata
Telinga
Hidung
Dada
Cor
:
Inspeksi : ektremitas fleksi, tonus : hipertonus
Palpasi : ROM terhambat
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : sulit dinilai
Nervus cranialis : sulit dinilai
Fungsi kognitif : tidak dapat dinilai
Sensorik : tidak dapat dinilai
Motorik : tidak dapat dinilai
Refleks Fisiologis (+)
Refleks Patologis : Babinski (+)
Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk (-), Brudzinski 1 dan 2 (-)
13
Parasetamol 3 dd CTH1
Amoxixilin syr 3 dd CTh 1 1/2
Duduk saat makan atau minum dan menegakkan leher agar menurunkan
resiko tersedak
Mika-miki
Faktor Penghambat
Indikator Keberhasilan :
kader Puskesmas.
14
IV.
V.
15
nama
makanan
atau
minuman
URT
2 iris
Susu putih
gelas
10:00
1 iris
makan
siang
12:00
bubur
Air putih
1 porsi
gelas
selingan
biskuit
Susu putih
gelas
18:00
nasi putih
Sup ayam
porsi
porsi
Air putih
gelas
waktu
jam
makan pagi
selingan
makan
malam
07:00
jumlah
Gram
46.6 (116.6
kkal)
100cc(25
kkal)
23.3(58.3
kkal)
~
100(87.5
kkal)
100cc
20 (87.5
kkal)
100cc (25
kkal)
50 (87.5
kkal)
50gr (12.5
kkal)
100 cc
Penjelasan :
Frekuensi makan rata-rata 3x/hari di tambah dengan 2x selingan. Porsi 1 kali makan kurang
150 kal, dengan jumlah 499.9 kkal/ hari. Total kebutuhan kalori pada wanita usia 19-29 tahun
ialah 2250 kkal/hari . kebutuhan kalori pada pasien dengan TB 140 cm BB 16 kg dengan BB
ideal 40 kg, kebutuhan kalori perhari yaitu 30-40 kkal x BB ideal sehingga minimal kebutuhan
kalori 30 kkal x 40 kg yaitu 1200 kkal/hari. Variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk, susu
jarang memakan buah-buahan dan sayur. Nasi dibuat dalam bentuk bubur ataupun basah. Untuk
lauk pasien hanya diberi makan ayam atau ikan. Pasien memakan selingan biscuit atau roti.
Contoh menu :4
Makanan lembek
1. nasi tim kangkung saos papaya
nilai gizi : 187,5 Kkal
bahan : 50 gr nasi aron
10 gr ikan haluskan
16
20 gr tempe haluskan
15 gr kangkung
10 gr tomat
1 sdt minyak kelapa
75 cc (1/3 gelas belimbing) kaldu
50 gr papaya, haluskan
cara membuat :
1. masukan nasi aron, ikan, tempe, minyak kelapa ke dalam mangkok tim
2. tambahkan air kaldu, tim hingga matang
3. masukan kangkung dan tomat, tim hingga matang
4. angkat, sajikan dengan saos papaya
2. nasi tim tempe
nilai gizi : 189,6 KKal
bahan : 50 gr nasi aron
15 gr tempe, iris tipis
20 gr labu siam, iris tipis
10 gr tomat, buang kulitnya
75 cc santan encer
dapat ditambahkan daun bawang, seledri, bawang Bombay
cara membuat :
1. letakkan nasi aron, tempe pada wadah tim
2. tambahkan santan encer dan bumbu, tim hingga matang
3. tambahkan labu siam dan tomat, tim hingga matang
4. angkat, siap dihidangkan
VI.
Terdapat global developmental delay yaitu gangguan motoric kasar dan halus,
bahasa, fungsi kognitif, fungsi social dan aktivitas sehari-hari.
B. Fungsi Psikologis
Penghasilan keluarga rata-rata perbulan tidak tentu tetapi cukup untuk makan
keluarganya dan kebutuhan rumah tangga.
D. Fungsi Sosial
E. Faktor Perilaku
VIII.
18
40x50cm. Penerangan didalam ruangan kurang. Udara didalam ruangan terasa sedikit
lembab, dan kebersihan dalam dan luar rumah kurang, tata letak barang-barang tidak rapi,
listrik 1300 watt, sumber air dari pompa air (sanyo). Jamban jongkok. Jarak antara
sumber air dan septitank tidak diketahui. Bak mandi dikuras 1 minggu sekali, air limbah
dialirkan ke selokan/got. Sampah rumah dikumpulkan dan diangkut oleh petugas
kebersihan setiap pagi.
B. DENAH RUMAH
Keterangan ruangan:
1.
2.
3.
4.
5.
: ubin
: tembok
: genteng
:
: tidak ada
: ada (gabung dengan dapur dan kamar anak ke II)
: tidak ada
: ada 2, kamar 1 (ayah,ibu, anak I gabung dengan warung)
: terasa lembab
: kurang
IX.
20
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
Lingkungan
Lingkungan rumah
rumah cukup
cukup bersih
bersih
Ventilasi
dirumah kurang
Ventilasi udara
udara dirumah
kurang
GENETIK
GENETIK
alergi disangkal
disangkal
riwayat
riwayat HT,
HT, DM,
DM, alergi
YANKES
YANKES
PERILAKU
PERILAKU
Puskesmas
Puskesmas terjangkau
terjangkau <1km
<1km dari
dari
tempat
pasien
tempat tinggal
tinggal pasien
ke lokasi
lokasi
Transportasi
Transportasi pasien
pasien ke
tidak
tidak ada
ada
Tidak
Tidak ada
ada petugas
petugas kesehatan
kesehatan
yang
langsung
ke rumah
rumah
yang langsung datang
datang ke
untuk
untuk memantau
memantau kondisi
kondisi pasien
pasien
membawa
Keluarga
Keluarga tidak
tidak pernah
pernah membawa
pasien
fasilitas kesehatan
kesehatan
pasien ke
ke fasilitas
keluarga terhadap
terhadap
Kepasrahan
Kepasrahan keluarga
keadaan
pasien
keadaan pasien
tidak
mengetahui
cara
merawat
tidak mengetahui cara merawat
atau
mengatasi masalah
masalah yang
yang
atau mengatasi
mungkin
pada pasien
pasien CP
CP
mungkin terjadi
terjadi pada
birang dalam
dalam jangka
jangka
pasien
pasien tirah
tirah birang
panjang
panjang
yang diberikan
diberikan tidak
tidak
makanan
makanan yang
mencukupi
gizi pasien
pasien
mencukupi kebutuhan
kebutuhan gizi
X.
Status
Kesehat
an
Rencana Pembinaan
Indikator Keberhasilan
Penilaian
Dalam 1 bulan ini tidak
terkena ispa.
dimaksud
dengan
gizi
seimbang
ialah
mengkonsumsi
makanan
beragam,
membiasakan
berobat
ke
fasilitas
Kurangnya pengetahuan
kesehatan
Menjelaskan bahwa penyakit yang
Mengutamakan
diderita
dapat
permasalahan
disembuhkan
dapat
Kepasrahan
keluarga
semakin
pasien
terhadap
memungkinkan
dan
pasien
atau
kesehatan pasien
pasien
tidak
tetapi
meningkatkan
semangat
berat
karena
kesehatan
atau
jika
membaik.
berbaring
21
lama)
Sikap
menarik
diri
mengikuti
lingkungan
4
kegiatan-kegiatan
terutama
di
program
lingkungan
kesehatan.
Memberitahukan petugas Puskesmas
kesehatan
yang
mengenai
keadaan
rumah
membuat
jadwal
mengunjungi
pasien
pasien
dan
kunjungan
ke
dan
terdapat
catatan
XI.
Kegiatan yang
Keluarg
kunjungan
Dilakukan
Hasil Kegiatan
Indikator evaluasi
kegiatan
yang
Terlibat
17 Nov
2015
Perkenalan
diri
dan
memberitahukan maksud
dan tujuan home visit.
Melakukan anamnesis dan
pemeriksaan
fisik
terhadap pasien.
Memberi
penyebab,
ibu pasien
penjelasan
pasien Keluarga
masih
tertutup
penderita
mulai
berkenan
mengenai
menceritakan
keadaan pasien
mengenai
Memberikan
kepada
pasien.
obat
keluhan
pasien.
keluarga Pada
berikutnya
kunjungan
keluhan
sudah berkurang.
meliputi
pencegahan
dan penatalaksanaan.
22
20 Nov
2015
25 Nov
2015
Melakukan pendekatan
terhadap keluarga pasien,
dan menjelaskan kembali
mengenai home visit
Menanyakan fungsi
keluarga dalam
menunjang kesehatan
pasien
Monitor status kesehatan
pasien
Mengajarkan perawatan
pada pasien CP
Monitor status kesehatan
pasien
ISPA
menjalankan
pasien
dapat
membuat
menu
makanan
seperti
memberikan
makanan ke pasien
dengan
(
kejadian
aman
tersedak
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
2.
Faktor pendukung
tidak
kooperatif
menjadi
kooperatif
dan
Faktor penyulit
24
4.
B. Saran
1. Dilakukan edukasi yang berkelanjutan terhadap keluarga pasien.
2. Memberikan motivasi terhadap keluarga pasien untuk melakukan pola hidup sehat
dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar.
3. Dilakukan kunjungan berkala ke tempat tinggal pasien.
LAMPIRAN
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Krigger K., Cerebral palsy : an overview. American Family physician.
Diakses di
http://www.aafp.org/afp/2006/0101/p91.pdf . 2006.
2. Saharso D, Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak : diagnosis dan tatalaksana Cerebral
Palsy.
Surabaya,
2006.
Diakses
di
http://old.pediatrik.com/pkb/061022021726-
bvxh131.pdf
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, profil kesehatan Indonesia. Jakarta : 2012.
4. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : 2014.
26