Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Lokasi KKN
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 provinsi Jawa
Tengah yang terletak di jalur strategis karena berada di jalur Kota Semarang
menuju Kota Surakarta (Solo) kemudian berlanjut ke Surabaya (Jawa Timur).
Boyolali terletak 27 kilometer sebelah barat Kota Surakarta, pada 110 o22110o50 BT dan 7o36-7o71 LS, dan dengan ketinggian antara 75-1500 meter
di atas permukaan laut. Batas wilayah Kabupaten Boyolali sebelah utara yaitu
Kabupaten Grobogan dan Semarang, sebelah timur yaitu Kabupaten
Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo, sebelah barat adalah Kabupaten
Magelang dan Kabupaten Semarang, serta sebelah selatan yaitu Kabupaten
Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Secara administratif, Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 kecamatan
yaitu Kecamatan Ampel, Andong, Banyudono, Boyolali, Cepogo, Juwangi,
Karanggede, Kemusu, Klego, Mojosongo, Musuk, Ngemplak, Nogosari,
Sambi, Sawit, Selo, Simo, Teras, dan Wonosegoro.Sekitar wilayah Kecamatan
Karanggede dan Simo (bagian timur laut) pada umumnya tanah lempung,
sekitar wilayah Kecamatan Banyudono dan Sawit (bagian tenggara) pada
umumnya tanah geluh, sekitar wilayah Kecamatan Musuk dan Cepogo (bagian
barat laut) pada umumnya tanah berpasir, serta sekitar wilayah Kabupaten
Grobogan (bagian utara di sepanjang perbatasan) pada umumnya tanah
berkapur.
Komoditi unggulan dari Kabupaten Boyolali berasaldari sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, dan jasa.Hasil dari sektor pertanian adalah
jagung, kedelai, kentang, nanas, pisang, ubi jalar, dan ubi kayu.Hasil dari
sektor perkebunan komoditi yang diunggulkan berupa tebu, kelapa, jambu
mete, kopi, jarak, kapuk, lada, nilam, pala, teh, tembakau, dan cengkeh.Hasil
dari sektor peternakan yang diunggulkan berupa sapi, babi, domba, kambing,
kerbau, dan kuda.Sementara hasil dari sektor jasa yang diunggulkan berupa
wisata alam dan wisata budaya.

Boyolali adalah salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah


terletak di lereng Gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki
pemandangan alam yang eksotis.Selain itu, sebagai penunjang kegiatan
perekonomian, di kabupaten ini tersedia 1 bandar udara internasional yaitu
Bandara Adi Sumarmo, yang berjarak 25 kilometer dari Kota Budaya
Surakarta (Solo) yang merupakan koridor jalur wisata Solo-Selo-Borobudur
(SSB).Boyolali dikenal sebagai kota susu dan memiliki motto pembangunan
Boyolali Tersenyum yaitu Boyolali Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk
masyarakat.
Kecamatan yang ada di Boyolali salah satunya adalah Kecamatan
Cepogo. Kecamatan Cepogo memiliki 15 desa/kelurahan yaitu Desa Bakulan,
Cabean Kunti, Candigatak, Cepogo, Gedangan, Genting, Gubug, Jelok,
Jombong, Kembang Kuning, Mliwis, Paras, Sukabumi, Sumbung, dan
Wonodoyo. Batas wilayah Kecamatan Cepogo sebelah utara yaitu Kecamatan
Ampel dan Selo, sebelah timur yaitu Kecamatan Boyolali, sebelah barat
adalah Kecamatan Selo, serta sebelah selatan yaitu Kecamatan Musuk.
Desa Cepogo merupakan salah satu desa di Kecamatan Cepogo.Desa
Cepogo terletak setelah Pasar Cepogo sebagai sentra kegiatan jual beli
masyarakat setempat.Untuk mencapai Desa Cepogo harus melewati jalan yang
cukup menanjak dan berliku.Suhu udara di Desa Cepogo cukup rendah karena
terletak di dataran tinggi.Desa ini rindang karena banyak pepohonan dan
tumbuhan, serta suasana cukup tenang karena desa ini cukup jauh dari
keramaian lalu lintas Boyolali (kota).
Desa Cepogo terkenal sebagai kawasan industri tembaga dan
kuningan.Sementara itu, dominan penduduknya juga membuka UKM (Usaha
Kecil Menengah) makanan ringan.Selain itu, penduduk di Desa Cepogo
mayoritas bermatapencaharian sebagai petani ladang, peternak, pedagang,
serta PNS (pegawai kantoran).
Mengingat visi yang dicanangkan pemerintah Kabupaten Boyolali
tahun 2010-2015 adalah pro investasi, meningkatkan kesejahteraan dan daya
saing, berbagai upaya untuk mencapai masing-masing visi tersebut telah
dilakukan oleh pemerintah.Salah satu misi yang dilakukan oleh pemerintah

dalam meningkatkan daya saing wilayah adalah dengan mewujudkan


pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui keunggulan daerah salah satunya
melalui optimalisasi pemberdayaan Koperasi dan UKM. Pemberdayaan UKM
dilakukan

melalui

meningkatkan
kelembagaan

peningkatan

produktivitas
dan

kualitas

dan

penyaluran
skala

lembaga

modal

kepada

UKM,

usaha

UKM,

meningkatkan

keuangan

mikro,

meningkatkan

pertumbuhan sektor industri manufaktur dan perdagangan yang diikuti dengan


terciptanya lapangan kerja, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan perkapita.
Kabupaten Boyolali yang terletak di antara jalur segitiga emas
Semarang, Solo, dan Daerah Istimewa Yogyakarta seharusnya menjadi daerah
yang potensial, maju, dan berkembang.Namun kenyataannya, Kabupaten
Boyolali masih kurang berkembang dibandingkan kabupaten eks Karesidenan
Surakarta lainnya seperti Kabupaten Klaten, Sragen, Wonogiri, dan
Sukoharjo.Oleh sebab itu, pemerintah perlu memacu para pelaku usaha kecil
dan menengah yang bergerak di sektor industri makanan untuk meningkatkan
keamanan produk, khususnya Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UKM (Disperindagkop UKM) Boyolali.Selain sebagai bentuk perlindungan
terhadap konsumen, upaya ini dilakukan agar daya saing produk tersebut
semakin meningkat.
Dewasa ini banyak dari pelaku UKM yang belum sadar akan
pentingnya sertifikasi keamanan produk. Tanpa sertifikasi izin tersebut para
pengusaha tidak bisa memasarkan produknya ke tingkat distribusi yang lebih
luas seperti minimarket dan supermarket.Pelaku usaha tidak dipungut biaya
untuk mendapatkan sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga).Namun,
untuk mendapatkan sertifikat tersebut, pelaku usaha harus mengikuti
penyuluhan tentang keamanan pangan terlebih dahulu. Setelah itu, Dinas
Kesehatan akan memeriksa proses produksi produk makanan tersebut, apakah
sesuai dengan alur produksi yang benar ataukah tidak. Penyuluhan akan
diadakan oleh Disperindagkop untuk menarik para pelaku usaha. Adapun
penyuluhan berisi informasi-informasi seperti CPPB-IRT, higyene dan
sanitasi, keamanan pangan, bahan tambahan pangan, pengawetan pangan,

pengembangan usaha, dan lainnya. Diharapkan setelah dilakukannya


penyuluhan kesehatan makanan tersebut, pelaku UKM bidang makanan
paham akan pentingnya kebersihan dan keamanan produk. Selain itu, pelaku
UKM semakin sadar akan pentingnya izin tersebut di tengah ketatnya
persaingan produk makanan impor di pasar.
B. Maksud dan Tujuan Laporan
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan
akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Maksud dan Tujuan Umum
a. Mendorong mahasiswa untuk mengimplementasikan teori-teori yang
diperoleh pada saat perkuliahan di tengah masyarakat yang
berhubungan dengan realitas yang ada di tengah masyarakat sehingga
memperkaya materi pembelajaran.
b. Membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang peka terhadap persoalanpersoalan yang ada di tengah masyarakat dan mampu menganalisis
serta mampu untuk mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi.
2. Maksud dan Tujuan Khusus
a. Melakukan permohonan sertifikat PIRT dari Dinas Kesehatan untuk
keamanan produk makanan dan perlindungan terhadap konsumen serta
pembuatan branding untuk meningkatkan daya saing produk satu sama
lain agar para pengusaha bisa memasarkan produknya ke pasar
modern.
b. Mengadakan sosialisasi metode pemasaran produk UKM makanan
agar lebih dikenal masyarakat luas.
c. Memberi metode pembelajaran seni rupa melalui les mewarnai, kolase,
dan poster agar meningkatkan kreativitas anak.
d. Melakukan sosialisasi dengan metode pengenalan penggunaan
Hydrogel pada anak SD agar dapat menambah pengetahuan dan rasa
cinta terhadap tanaman.
C. Program Pembangunan yang Telah Ada di Lokasi
Program pembangunan yang telah ada antara lain:
1. Adanya Balai Desa sebagai tempat/gedung diselenggarakannya
pertemuan/kegiatan masyarakat. (Pada jadwal-jadwal tertentu Balai Desa
rutin digunakan untuk latihan olahraga badminton).
2. Adanya pasar sayur dan sembako di dekat Kantor Kelurahan.

3. Infrastruktur jalan di dalam desa sudah diperbaiki sehingga akses jalan


cukup baik.
4. Adanya masjid sebagai sarana ibadah umat muslimyang cukup mudah
dijumpai(paling tidak masjid ada di setiap dusun).
5. Berjalannya program Wajib Pendidikan 9 Tahun.
6. Adanya wadah perkumpulan UKM makanan di Desa Cepogo.
7. Adanya pembangunan sumur bor yang sedang berlangsung.
8. Terlaksananya pendidikan politik masyarakat.
9. Terwujudnya organisasi masyarakat untuk menyelesaikan persoalan.
10. Pemberdayaan masyarakat dalam mengambil keputusan politik.
11. Mencegah timbulnya ketegangan sosial politik.
12. Pemberdayaan adat istiadat dan sosial budaya, serta pemerintah yang dapat
dipercaya dan mandiri.

D. Metode dan Sistematika Pembahasan


1. Pemberdayaan UKM Makanan melalui Sertifikasi PIRT

p
K
U
k
s
m
M
D
o
i
v
S
w
d
j
r
t
g
P
a
h
l
u
y
n
e
Untuk

mendapatkan

pendaftaran

sertifikasi

sertifikasi

PIRT

ke

PIRT,

dilakukan

Kantor

pengurusan

Dinas

Kesehatan

Boyolali.Mengingat sebelumnya pernah dilakukan pendaftaran sertifikasi


PIRT oleh beberapa UKM makanan di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo,

maka perlu dilakukan konfirmasi ulang apakah pengurusan PIRT tahun


sebelumnya masih bisa dilanjutkan pada tahun ini ataukah tidak.
Berdasarkan

hasil

keputusan

dari

pihak

Dinas

Kesehatan,

diberitahukan bahwa pengurusan PIRT tahun lalu telah hangus dan harus
mendaftar ulang jika ingin mengikuti kembali sertifikasi PIRT.Oleh sebab

itu, dilakukan pendataan ulang UKM yang mau dan bersedia mengikuti

sertifikasi PIRT. Pendataan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung


dengan pemilik UKM yang ikut di pendaftaran sebelumnya.
Setelah diperoleh data UKM yang bersedia mengikuti sertifikasi

PIRT, dilakukan diskusi dengan pihak Kelurahan dan meminta


persetujuan.Selanjutnya data UKM yang disetujui tersebut dimasukkan ke
Kantor

Dinas

Kesehatan

untuk

ditindaklanjuti.Kemudian

setelah

memperoleh data UKM yang hendak mengikuti sertifikasi, langkah


pertama yang dilakukan Dinas Pendidikan yaitu mengecek (survey)

kondisi air yang digunakan untuk produksi.Berikutnya pihak Dinas

T
l
a
s
o
y
v
u
S
r
b
e
N
K
m
i
p
d
t
n
k
Kesehatan melakukan penyuluhan terkait syarat dan ketentuan tahap

selanjutnya berdasarkan prosedur.Langkah yang terakhir yaitu pengaturan


jadwal oleh pihak Dinas Kesehatan untuk melakukan pengecekan (survey)
pada masing-masing UKM.
Peran Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sini adalah menjadi

fasilitator Usaha Kecil Menengah di Desa Cepogo terkait pendaftaran


sertifikasi PIRT ke Dinas Kesehatan Boyolali. Strategi yang dilakukan

dalam program tersebut yaitu mengadakan penyuluhan mengenai

pentingnya sertifikat PIRT dan membantu warga (pihak UKM) dalam


pengajuan ke Dinas Kesehatan terkait sertifikasi PIRT.Adapun indikator

keberhasilan dari program ini adalah UKM di Desa Cepogo memiliki


sertifikat PIRT.

2. Pembuatan Branding dan Sosialisasi Metode Pemasaran

Dalam mengikuti program sertifikasi PIRT, memiliki brand images

adalah salah satu kriteria yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan. Oleh

sebab itu, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) menawarkan bantuan

pembuatan brand images atau logo produk kepada UKM yang belum

memiliki branding product. Adapun adanya brand images merupakan


salah satu unsur penting dari aktivitas pemasaran produk dari UKM.
Program branding dan metode pemasaran dilaksanakan dengan
melakukan survey ke masing-masing UKM dan melakukan sosialisasi

tentang metode pemasaran.Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) berusaha


memberikan branding yang sesuai dengan kriteria pihak Dinas Kesehatan.
Peran Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sini adalah menjadi pihak

yang membantu Usaha Kecil Menengah di Desa Cepogo terkait

pembuatan brand images atau logo produk kepada UKM yang belum
memiliki branding product.
Strategi yang dilakukan dalam program tersebut yaitu mengadakan
penyuluhan mengenai pentingnya branding product dan memberikan
bantuan

terkait

pembuatanbranding

product

kepada

UKM

yang

membutuhkan. Adapun indikator keberhasilan dari program ini adalah


UKM di Desa Cepogo memiliki brand images atau logo produk.

BAB II
BIDANG PERMASALAHAN DI LOKASI
A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya
Suatu desa tidak terlepas dari suatu masalah yang ditimbulkan oleh
beberapa faktor seperti pendidikan, agama, ekonomi dan sosial budaya.
Desa Cepogo merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang letaknya jauh dari kota.
Dukuh Tumang di Desa Cepogo memiliki kerajinan tembaga yang sudah
terkenal hingga mancanegara.

Pendidikan yang terdapat di Desa Cepogo sudah merupakan salah


satu desa yang memiliki kesadaran pendidikan yang rendah. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat Desa Cepogo. Berdasarkan data
RPJM Desa Cepogo tahun 2014-2019 didapati bahwa warga yang tidak
tamat SD berjumlah 2.508 orang, tamat SD berjumlah 2.207 orang, tamat
SLTP berjumlah 872 orang, tamat SLTA berjumlah 539 orang, tamat
akademi berjumlah 46 orang tamat perguruan tinggi berjumlah 44 orang
sedangkan yang buta huruf berjumlah 7 orang. Sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan pendidikan di Desa Cepogo sudah cukup baik yaitu
Gedung PAUD berjumlah 5 unit, TK berjumlah 1 unit, gedung SD
berjumlah 5 unit, dan gedung SLB 1 unit. Berdasarkan data tersebut
pendidikan merupakan salah satu masalah yang ada di Desa Cepogo yang
harus mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah.
Kehidupan beragama dilihat dari aspek prasarana relatif masih
kurang terlihat masih banyaknya permintaan bantuan ini sekaligus
mengindikasikan mengingatnya semangat beragama dengan statistik
jumlah pemeluk agama dan bangunan serta tempat ibadah. Berdasarkan
data RPJM tahun 2014-2019 mayoritas penduduk di Desa Cepogo adalah
adalah pemeluk agama islam yakni 7428 orang dengan jumlah masjid/
mushola: 29 buah. Pemeluk agama katholik adalah 4 orang dan protestan
adalah 9 orang. berdasarkan data diatas tidak didapati adanya masalah
yang diakibatkan oleh agama.
Secara umum mata pencaharian penduduk Desa Cepogo adalah
bertani. Namun ekonomi yang menonjol justru dari kerajinan ukir tembaga
termasuk perdagangan didalamnya. Berdasarkan bidang usaha tersebut
mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dan bahkan mampu menarik
ekonomi desa-desa sekitarnya.
Karena berada di lereng gunung merapi, komoditas yang dihasilkan
dari pertanian Desa Cepogo adalah sayuran. Macam-macam sayuran yang
dihasilkan adalah bawang merah, kobis, sawi, buncis, dan wortel. Bawang
merah dijadikan komoditas utama dalam produksi pertanian sayuran di

selingi dengan sayuran-sayuran lain. Biasanya dalam 1 tahun bawang


merah bisa dua kali panen. Namun terdapat beberapa masalah dalam hal
produksi pertanian ini, antara lain, pengelolaan tanah yang kurang baik.
Dengan keadaan geografis Desa Cepogo yang berada di lereng gunung
merapi, tentu keadaan tanahnya miring.
Desa Cepogo memiliki banyak tradisi dan budaya yang senantiasa
dilestarikan oleh para penduduk Desa Cepogo. Salah satu tradisi yang
dimiliki oleh desa Cepogo adalah Sadranan. Sadranan merupakan acara
yang menjadi tradisi penduduk Desa Cepogo dan sekitarnya acara ini
berlangsung setiap tahun pada tanggal 15 21 Syaban tahun hijriyah atau
menjelang bulan Ramadhan. Acara ini berlangsung sejak zaman dahulu
kala dan sampai sekarang masih dilestarikan oleh penduduk Desa Cepogo.
Berbagai kesenian juga terdapat di Desa Cepogo antara lain seni Reog,
Rodat, Hadroh dan Laras Madyo demikian juga seni modern semacam
orkes dangdut, terpelihara dengan baik di Desa Cepogo. Berdasarkan
uraian tersebut social kebudayaan di Desa Cepogo sudah cukup baik dan
bukan merupakan suatu masalah.

B. Prasarana dan Sarana


Guna memenuhi pelayanan masyarakat, Desa Cepogo di dukung
dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia di Desa
Cepogo, diantarannya: Kantor Desa, Gedung Pertemuan, Gedung Olah
Raga, PKD, gedung PAUD, Gedung TK, Gedung SD, Gedung SLB,
Puskesmas, Gedung IPHI, Pasar Desa, Pasar Sayur, Lapangan Sepak Bola
dan IPAL. Tercatat bahwa dua gedung rusak yaitu Kantor Desa dan Pasar
Desa. Sedangkan Gedung Pertemuan dalam kondisi cukup dan gedung
yang lain dalam kondisi baik. Berdasarkan sarana dan prasarana tersebut
desa Cepogo memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sehingga bukan

menjadi masalah, cukup dilskuksn pembangunan sehingga Desa Cepogo


menjadi semakin maju.
C. Produksi
Desa Cepogo merupakan salah satu desa di kecamatan Cepogo. Desa
Cepogo mempunyai luas wilayah 3.950.900 Hektar, desa ini mempunyai
batas wilayah sebagai : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kembang
Kuning; sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cabean Kunti; sebelah
Selatan berbatasan dengan Desa Mliwis dan sebelah Barat berbatasan
dengan Desa Genting. Mayoritas penduduk Desa Cepogo memiliki mata
pencaharian sebagai Petani. Petani cepogo terkenal sebagai petani
penghasil sayur mayur, tembakau, dan bawang merah. Selain bermaata
pencaharian sebagai petani Penduduk Desa Cepogo bermata pencaharian
sebagai

peternak

dan

pengrajin

logam

tembaga.

Secara

umum

perekonomian di Desa Cepogo sangat terbantu oleh bidang pertanian dan


kerajinan serta peternakan.
Desa cepogo memiliki pasar sayur terbesar di Jawa Tengah. Pasokan
sayur yang ada di Pasar Cepogo juga berasal dari Desa-Desa yang ada di
sekitar Cepogo seperti Desa Genting, Sukabumi dan Wonodoyo. Sayur
yang banyak diperjual belikan di Pasar ini adalah sawi, selada, cabai, adas,
buncis, daun bawang, jagung, seledri dan lain-lain.
Desa cepogo memiliki dusun pengrajin logam tembaga yang
bernama dusun tumang. Dusun tumang merupakan salah satu kawasan
desa kerajinan wisata yang telah mencapai pasar dalam negeri dan luar
negeri. Kerajinan tembaga hasil pengrajin Desa Tumang banyak dipesan
oleh negara tetangga seperti Malaysia. Kerajinan tembaga ini dapat
menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat membantu perekonomian
masyarakat sekitar.
D. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
Segi prasarana dan sarana kesehatan yang ada di Desa Cepogo
sudah cukup terpenuhi. Desa Cepogo memiliki Puskesmas sebagai pusat
pengobatan bagi masyarakat. Selain itu Desa Cepogo juga memiliki 6
posko Posyandu yang tersebar secara merata di pelosok-pelosok Desa

Cepogo. Di enam tempat posyandu tersebut di pegang oleh seorang bidan


desa dan para kader posyandu. Posyandu dilaksanakan pada tanggal 10
januari 2015 di Dukuh Kupo, tanggal 12 di Dukuh Wonosari, tanggal 14 di
Dukuh Dalemrejo dan Dukuh Wonosegoro, tanggal 16 di Balai Desa
Cepogo dan tanggal 19 di Dukuh Tegal Rejo. Pendampingan Posyandu
Balita dan Lansia dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya
kesehatan untuk balita dan lansia serta meningkatkan kualitas hidup sehat
masyarakat Desa Cepogo.
Mengenai masalah kebersihan lingkungan Desa Cepogo sudah
cukup baik. Jika sampah yang dihasilkan oleh masyarakat berupa plastik
atau kertas, maka sampah tersebut akan di bakar. Jika sampah yang
dihasilkan berupa sisa-sisa makanan atau daun-daunan, warga memilihnya
untuk menimbun dan akan berubah menjadi pupuk. Sampah dari kotoran
ternak sapi juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pupuk.
Akan tetapi di sekitar pasar Tumang masih terdapat sampah yang
menumpuk yang harus ditanggulangi. Oleh karena itu dalam salah satu
program KKN kami dilakukan pembuatan bak sampah sementara di
sekitar pasar Tumang. Bak sampah tersebut diharapkan dapat membantu
permasalahan yang ada di Pasar Tumang tersebut.
E. Administrasi dan Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Cepogo, terdiri dari Pemerintahan Desa
Cepogo dab BPD Cepogo, Kepala Desa Cepogo periode tahun 2013-2019
adalah Bapak Mawardi dibantu perangkat desa, kepala dusun, dan para
kaur. Secara administratif pemrintahan Desa Cepogo terdiri dari 4 Dusun,
16 RW dan 49 RT.
Wilayah
Dusun
Dusun I

Dusun II

Dusun III

Wilayah RW

Wilayah RT

4 Wilayah RW
11 wilayah RT
RW 1 Cepogo, RW 2 Wates,
RW 3 Kupo, RW 8 Banaran
3 Wilayah RW
8 Wilayah RT
RW 9 Tegalrejo, RW 10
Sidomulyo, RW 11 Wonosari
5 Wilayah RW:
19 Wilayah RT
RW 12 Tumang Kulon, RW

13 Tumang Kukuhan, RW 15
Gunungsari,
RW
16
Dukuhan
Dusun IV
4 Wilayah RW:
11 wilayah RT
RW 4 Wonosegoro, RW 5
Daleman, RW 6 Dalemrejo,
RW 7 Gatak
Sumber: Data Primer
Struktur organisasi pemerintahan Desa Cepogo
1. Pemerintah Desa Cepogo terdiri dari kepala Desa Cepogo dan
Perangkat Desa
2. Perangkat desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa
lainnya.
3. Perangkat desa terdiri dari :
a. Sekretariat Desa
b. Pelaksana teknis lapangan/ kepala urusan
c. Unsur kewilayahan/ kepala Dusun

4. Pelaksana teknis lapangan/ kepala urusan sebagaimana dimaksud,


terdiri dari :
a. Kepala Urusan Pemerintahan
b. Kepala Urusan Pembangunan
c. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat
Kepala Desa
Mawardi
d. Kepala
urusan Umum

BPD

Bagan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Cepogo


Kecematan Cepogo
Berdasarkan peraturan
DesaSABARI
Cepogo Nomor . Tahun 2013
SEKDES
tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Cepogo.
<-- - - - - - - -- - - -
KAUR PEMERINTAHAN
KAUR PEMBANGUNAN
BAMBANG S. PARJANTA
KAUR KESRA
PARJANTA
BAMABANG
KAUR UMUM
W M. SHOWABI

KADUS III JOKO PARTANO


KADIUS IV ADI ISMANTO
KADUS 1 SANAWI
KADUS II SUBANDI

Keterangan:
1.
= Garis Komando
2. ---------------------- = Garis Koordinasi

BAB III
REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN
A. KegiatanUtama
1. Jenis Kegiatan
a. Rebranding produk Minyak Wijen
b. Pemasaran Door to Door dan Stand Pameran
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
1) Faktor Pendukung
1) Rebranding produk Minyak Wijen
a) Inisiatif mahasiswa KKN UNS 2015 terhadap UKM Minyak Wijen
desa Jagan supaya memberikan nilai tambah (Value Added) pada
produk buatannya sehingga dapat meningkatkan nilai penjualan.
b) Keinginan pelaku UKM untuk meningkatkan strategi pemasaran
produk buatannya dengan adanya rebranding yang menjual.
2) Pemasaran Door to Door dan Stand Pameran
a) Peningkatan kuantitas penjualan dengan cara promosi lewat media
brosur dan penggunaan tester tahu dan diberikan kecap minyak
wijen.
b)Pameran yang dilaksanakan berupa penyewaan tempat strategis pada
sisi pintu masuk ballroom hotel sunan untuk memasarkan dan
mengedukasi masyarakat khusunya pada dekanat AIPKI (Asosiasi
Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) yang dilaksanakan pada
tanggal 14 15 Agustus 2015 di Hotel Sunan Surakarta.

c) Tidak ada kompetitor yang ditemui dalam Stand Pameran yang


diadakan oleh AIPKI.
2) Faktor Penghambat
1) Rebranding produk Minyak Wijen
a) Minimnya product knowledge mengenai penjualan produk
minyak wijen.
b) Kurangnya perhatian pada detail konten yang terdapat
pada produk
2) Pemasaran Door to Door dan Stand Pameran
a. Respon yang kurang baik dari calon konsumen
mengenai produk yang disajikan
b. Skill dalam memasarkan produk belum mumpuni
3. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
a. Rebranding produk Minyak Wijen
Program rebranding produk minyak wijen oleh Tim KKN
UNS 2015 di desa Jagan dilaksanakan dengan melakukan survey
terlebih dahulu ke UKM Sami Mandiri Makmur (SSM) yang
nantinya menjadi Putri Mandiri Sejahtera (PMS). Pihak KKN UNS
2015 berusaha memberikan rebranding yang sesuai dengan kriteria
produk yang layak untuk diperjualbelikan.
b. Pemasaran Door to Door dan Stand Pameran
Program pemasaran bertujuan untuk membantu pihak UKM
Putri Mandiri Sejahtera (PMS) dalam meningkatkan penjualan
produksi minyak wijen. Kami berupaya dengan cara memasarkan
aneka produk minyak wijen kepada calon konsumen dengan cara
door to door ke penjual makanan dan mengikuti stand pameran
yang dihadiri oleh konsumen kalangan menengah keatas sesuai
dengan target pasar UKM ini.
4. Partisipasi Masyarakat dan Peran serta Pemda/Dinas/Instansi
a. Rebranding produk minyak wijen
Program rebranding produk adalah salah satu program utama
yang tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kerjasama dari
mahasiswa KKN UNS 2015 dengan pihak UKM Putri Mandiri

Sejahtera dan kerjasama dengan Kepala Desa Jagan. Pihak


mahasiswa KKN UNS 2015 selalu berkonsultasi dalam pembuatan
desain maupun konten yang harus dimasukkan dalam kemasan
produk minyak wijen. Selain itu program rebranding ini juga di
bantu oleh pihak percetakan untuk mencetak kemasan produk
c. Pemasaran Door to Door dan Stand Pameran
. Program pemasaran lewat door to door dan pembukaan
stand pameran membutuhkan kerjasama yang solid antara pihak
mahasiswa KKN UNS 2015 dan pihak yang dipasarkan. Pemasaran
door to door membutuhkan bantuan dari pihak penjual berupa
respon positif dan perhatian untuk mendengar
5. Kegiatan Yang Belum Terlaksana
Kegiatan yang telah disusun semua dapat terlaksana sesuai
dengan proposal. Akan tetapi program P. IRT belum sepenuhnya
selesai dikarenakan dari pihak DINKES yang membutuhkan waktu
untuk proses survey dan pengeluaran izin.
B. Kegiatan Penunjang
1. Jenis Kegiatan
a) Kolase dan Kreasi Cat Air di SD
b) Pengenalan Penggunaan Hydrogel Tanaman Hias di SD
c) Pengenalan Verticulture Sayur
d) Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Susu di SD
e) Pendampingan Posyandu Balita dan Lansia
f) Les Mata Pelajaran untuk SD
g) Minggu Bersih dan Senam Sehat
h) Pengadaan Bak Sampah di Pasar Tumang Cepogo
i) Penyuluhan Penyakit Sawi dan Tanaman Obat Keluarga
j) Lomba Mewarnai antar TK di Desa Cepogo
k) Demo Masak Nugget Sayur bersama PKK Induk Cepogo
2. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung yakni:
1) Kolase dan Kreasi Cat Air di SD
a) Antusias yang tinggi dari para murid di SD N 1 Tumang,
SD N 2 Tumang, SD N 3 Tumang dan SD N 4 Tumang
kelas (kelas 4 dan 5).
b) Kreatifitas yang tinggi dari para murid SD.
c) Dukungan pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan
program.

2) Pengenalan Penggunaan Hydrogel Tanaman Hias di SD


a) Antusias yang tinggi dari para murid di SD N 1 Tumang,
SD N 2 Tumang, SD N 3 Tumang dan SD N 4 Tumang
kelas (kelas 4 dan 5).
b) Kecintaan terhadap tanaman hias.
c) Dukungan pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan
program
3) Pengenalan Verticulture Sayur
a) Antusias yang tinggi dari para murid di SD N 1 Tumang,
SD N 2 Tumang, SD N 3 Tumang dan SD N 4 Tumang
kelas (kelas 4 dan 5) serta ibu-ibu anggota PKK.
b) Konsumsi sayur yang tinggi oleh masyarakat.
c) Lahan pekarangan yang sempit.
d) Dukungan pihak sekolah dan PKK dalam melaksanakan
kegiatan program
4) Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Susu di SD
a) Antusias yang tinggi dari para murid di SD N 1 Tumang,
SD N 2 Tumang, SD N 3 Tumang dan SD N 4 Tumang
kelas (kelas 4 dan 5).
b) Dukungan pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan
program
5) Pendampingan Posyandu Balita dan Lansia
a) Dukungan serta antusias yang tinggi dari pihak posyandu
dan masyarakat.
b) Banyaknya balita dan lansia yang mengikuti kegiatan
posyandu.
6) Les Mata Pelajaran untuk SD
a) Antusias yang tinggi dari para murid di SD N 1 Tumang,
SD N 2 Tumang, SD N 3 Tumang dan SD N 4 Tumang
kelas (kelas 4 dan 5).
b) Ketertarikan terhadap belajar diluar kelas.
7) Minggu Bersih dan Senam Sehat
a) Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan hidup
sehat di masyarakat.
b) Menjaga kesehatan masyarakat.
8) Pengadaan Bak Sampah di Pasar Tumang Cepogo

a) Tidak adannya bak penampungan sampah sementara di


Pasar Tumang.
b) Menjaga keindahan dan kebersihan dilingkungan pasar
Tumang.
9) Penyuluhan Penyakit Sawi dan Tanaman Obat Keluarga
a) Banyaknya lahan sawi yang terserang penyakit akar gada.
b) Kurangnya pengetahuan warga terhadap penanggulangan
penyakit sawi.
c) Pentingnya pemanfaatan tanaman obat di pekarangan.
d) Kurangnya pengetahuan warga terhadap pemanfaatan
tanaman obat keluarga.
10) Lomba Mewarnai
a) Antusias yang tinggi dari para murid TK dan guru untuk
mengikuti lomba.
b) Kreativitas yang tinggi dari murid TK yang ada di desa
Cepogo.
11) Demo Masak Nugget Sayur bersama PKK Induk Cepogo
a) Kurangnya inovasi olahan masakan sayur dengan nugget
sayur.
b) Meningkatkan konsumsi sayur pada anak melalui inovasi
nugget sayur.
b. Faktor Penghambat yakni:
1) Kolase dan Kreasi Cat Air di SD
a) Media kolase yang diberikan kurang bisa menampung
kreativitas murid.
b) Kurang efisien penggunaan cat air.
2) Pengenalan Penggunaan Hydrogel Tanaman Hias di SD
a) Susahnya mencari tanaman hias yang sesuai untuk
dikreasikan dengan Hydrogel.
b) Susahnya mencari Hydrogel.
3) Pengenalan Verticulture Sayur
a) Perakitan paralon yang membutuhkan waktu lama.
b) Media tanam yang digunakan susah didapat (Arang
sekam)
4) Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Susu di SD
a) Susah mendapatkan susu murni kemasan di daerah desa
Cepogo.
5) Pendampingan Posyandu Balita dan Lansia
a) Jarak posko KKN ke Posko Posyandu yang terlalu jauh.
6) Les Mata Pelajaran untuk SD

a) Susah menyesuaikan jadwal kegiatan les dan jadwal


kegiatan KKN yang lain.
7) Minggu Bersih dan Senam Sehat
a) Kurangnya koordinasi jadwal kegiatan.
b) Tidak tepat waktu saat mengikuti kegiatan senam sehat.
8) Pengadaan Bak Sampah di Pasar Tumang Cepogo
a) Bahan bangunan yang susah didapat.
b) Lokasi penempatan bak sampah yang sulit.
c) Kurangnya koordinasi dengan tukang.
9) Penyuluhan Penyakit Sawi dan Tanaman Obat Keluarga
a) Kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk penyuluhan.
b) Media presentasi yang kurang memadahi (LCD)
10) Lomba Mewarnai antar TK di Desa Cepogo
a) Persiapan dekorasi yang kurang optimum.
11) Demo Masak Nugget Sayur bersama PKK Induk Cepogo
a) Kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
demo masak.
3. Hasil yang Dicapai dan Tindak Lanjut
a) Kolase dan Kreasi Cat Air di SD
Kegiatan kolase dan kreasi cat air dilakukan di 4 SD Negeri yang
ada di Desa Tumang yakni SD N 1 Tumang, SD N 2 Tumang, SD N 3
Tumang, dan SD N 4 Tumang. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19
22 Januari 2015. Kolase dan kreasi cat air ini ditujukan pada murid
kelas 4 dan 5. Kolase dan kreasi cat air ini dapat mengembangkan
kreativitas murid SD dalam mewarnai sehingga dapat mengasah
ketrampilan pada murid SD.
b) Pengenalan Penggunaan Hydrogel Tanaman Hias di SD

Pengenalan

Penggunaan

Hydrogel

untuk

Menanam

Tanaman Hias di SD ini dilaksanakan pada tanggal 12 16 Januari


2015. Kegiatan penanaman dengan Hydrogel ini dilakukan di 4 SD
Negeri yang ada di Desa Tumang yakni SD N 1 Tumang, SD N 2
Tumang, SD N 3 Tumang, dan SD N 4 Tumang pada kelas 4 dan 5.
Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya
lingkungan serta meningkatkan kreativitas anak dalam menanam tanaman
hias.
c) Pengenalan Verticulture Sayur
Program pengenalan Verticulture Sayur ini ditujukan pada

murid SD dan Ibu PKK. Kegiatan Verticulture ini dilakukan di 4 SD


Negeri yang ada di Desa Tumang yakni SD N 1 Tumang, SD N 2

Tumang, SD N 3 Tumang, dan SD N 4 Tumang pada kelas 5 yang


dilaksanakan pada tanggal 26-29 Januari 2015. Pengenalan Verticulture

Sayur untuk ibu PKK dilaksanakan pada tanggal 17 dan 25 Januari


2015. Kegiatan ini dapat menambah pengetahuan mengenai teknik
budidaya sayur dengan memanfaatkan lahan yang sempit serta
mencukupi kebutuhan sayur untuk konsumsi pribadi bagi ibu-ibu
PKK dengan memanfaatkan lahan pekarangan sekitar rumah.
Verticulture

juga

memiliki

nilai

estetika

sehingga

dapat

dimanfaatkan sebagai penghias pekarangan rumah. Bagi murid SD


dengan adanya pengenalan penanaman verticulture sayur ini dapat
meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya lingkungan.
d) Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Susu di SD
Kegiatan penyuluhan peningkatan konsumsi susu dilakukan
di 4 SD Negeri yang ada di Desa Tumang yakni SD N 1 Tumang, SD N 2
Tumang, SD N 3 Tumang, dan SD N 4 Tumang. Kegiatan ini
dilaksanakan

pada

tanggal

26-29

Januari

2015.

penyuluhan

peningkatan konsumsi susu ini ditujukan pada murid kelas 4 dan 5.


Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Susu ini dapat meningkatkan
kesadaran terhadap pentingnya konsumsi susu pada anak sejak dini
sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak.
e) Pendampingan Posyandu Balita dan Lansia

Kegiatan Pendampingan Posyandu Balita dan Lansia


dilaksanakan 6 kali setiap bulan. Posyandu dilaksanakan pada
tanggal 10 januari 2015 di Dukuh Kupo, tanggal 12 di Dukuh
Wonosari, tanggal 14 di Dukuh Dalemrejo dan Dukuh Wonosegoro,
tanggal 16 di Balai Desa Cepogo dan tanggal 19 di Dukuh Tegal
Rejo.

Pendampingan

Posyandu

Balita

dan

Lansia

dapat

meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan untuk


balita dan lansia serta meningkatkan kualitas hidup sehat
masyarakat Desa Cepogo.
f) Les Mata Pelajaran untuk SD
Kegiatan Les Mata Pelajaran untuk SD ini dilaksanakan di 4
SD Negeri yang ada di Desa Tumang yakni SD N 1 Tumang, SD N 2

Tumang, SD N 3 Tumang, dan SD N 4 Tumang. Kegiatan Les Mata

Pelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 23, 24, 25, 26, 27, 30 dan 31
januari 2015 pada 4 SD kelas 3-5 tersebut. Program Les Mata Pelajaran

juga dilaksanakan di Posko KKN kegiatan tersebut diikuti oleh


murid SD N 2 Tumang kelas 3-5. Les Mata Pelajaran dapat
meningkatkan minat belajar pada anak SD yang dimulai dari
pendidikan kemampuan dasar dan karakter serta rohani.
g) Minggu Bersih dan Senam Sehat
Program minggu bersih dan senam sehat dilaksanakan pada
tanggal 8 februari 2015. Kegiatan minggu bersih dilaksanakan disekitar
pasar Tumang, sedangkan senam sehat dilaksanakan di halaman depan
kantor kelurahan Cepogo. Program minggu bersih dan senam sehat dapat
meningkatkan kebersihan lingkungan dan kesadaran terhadap kebiasaan
membuang sampah pada tempatnya serta meningkatkan pola hidup sehat.
h) Pengadaan Bak Sampah di Pasar Tumang Cepogo
Program pengadaan bak sampah dilaksanakan pada minggu ke
5. Kegiatan ini berupa pembuatan bak sampah yang ditempatkan di
dalam pasar Tumang sebanyak 2 unit bak sampah. Pengadaan bak

sampah

di

pasar

tumang

dapat

meningkatkan

kebersihan

lingkungan di sekitar pasar Tumang serta meningkatkan kebiasaan


membuang sampah pada tempatnya.
i) Penyuluhan Penyakit Sawi dan Tanaman Obat Keluarga
Penyuluhan mengenai penyakit sawi dan tanaman obat
keluarga ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2015 pada
pertemuan PKK di Dukuh Wonosegoro. Kegiatan tersebut berupa
penyuluhan mengenai penyakit akar gada pada sawi yang
disebabkan oleh patogen Plasmodiophora brassicae. Penyuluhan
mengenai penyakit sawi dan tanaman obat keluarga ini dapat
menambah pengetahuan serta bertukar pengalaman pada ibu PKK
sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertaniannya.
j) Lomba Mewarnai antar TK di Desa Cepogo
Lomba Mewarnai antar TK di Desa Cepogo dilaksanakan
pada tanggal 7 Februari 2015 bertempat di gedung Kantor
Kelurahan Desa Cepogo dengan tema Aku Cinta Lingkungan.

Lomba mewarnai ini diikuti oleh 4 TK yang ada di Desa Cepogo


yakni TK Pertiwi II Tumang, TK Al-Madinah, TK Athfalussalim,
dan TK Nurul Fatta yang berjumlah 149 peserta. Lomba mewarnai
ini dapat digunakan sebagai tolak ukur kreativitas anak dalam
mewarnai.
k) Demo Masak Nugget Sayur bersama PKK Induk Cepogo
Demo masak nugget sayur bersama PKK induk cepogo
dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2015 di Dukuh Kukuhan.
Demo memasak ini dapat memberikan pengetahuan mengenai
pengolahan nugget dengan kreasi sayur yang sehat. Nugget sayur
juga dapat menjadi pilihan lauk yang tepat dan sehat untuk anak.
4. Partisipasi Masyarakat dan Peranserta Pemda/Dinas/Instansi
Pelaksanaaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Cepogo
mulai dilaksanakan pada tanggal 5 januari 2015 sampai 18 Februari
2015. Program-program yang direncanakan oleh KKN UNS
tentunya tidak akan berhasil jika tidak ada peran serta dari
masyarakat dan dinas setempat. Peran serta dari masyarakat dan
dinas dalam program kegiatan Kuliah Kerja Nyata UNS adalah:
a. Kolase dan Kreasi Cat Air di SD, Pengenalan Penggunaan
Hydrogel Tanaman Hias di SD, Pengenalan Verticulture Sayur,
Les Mata Pelajaran untuk SD dan Penyuluhan Peningkatan
Konsumsi Susu di SD.
Program kegiatan yang di tujukan pada murid SD di
Desa Cepogo dapat berjalan dengan baik berkat kerja sama
dengan instansi sekolah dasar yang ada di Desa Cepogo.
Kegiatan ini dilaksanakan di SD N 1 Tumang, SD N 2 Tumang,
SD N 3 Tumang, dan SD N 4 Tumang pada kelas 4 dan 5.

b.

Pendampingan Posyandu Balita dan Lansia


Program pendampingan posyandu balita dan lansia dapat
berjalan dengan baik berkat kerja sama dengan puskesmas
Desa Cepogo. Pendampingan posyandu balita dan lansia di
Desa Cepogo ini ditangani oleh seorang Bidan Desa yakni Ibu
Farida. Tim KKN UNS bekerja sama dengan Ibu Farida dan
kader posyandu dalam kegiatan ini.

c. Minggu Bersih dan Senam Sehat


Program minggu bersih dan senam sehat dapat berjalan
dengan baik dengan adanya partisipasi dari warga di desa
Cepogo.
d. Pengadaan Bak Sampah di Pasar Tumang Cepogo
Kegiatan pengadaan bak sampah di pasar Tumang
Cepogo tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
masukan dan saran dari Kepala Desa Cepogo.
e. Penyuluhan Penyakit Sawi dan Tanaman Obat Keluarga dan
Demo Masak Nugget Sayur bersama PKK Induk Cepogo
Program penyuluhan penyakit sawi dan tanaman obat
keluarga dan demo masak nugget sayur tidak dapat berjalan
dengan lancar tanpa adanya kerja sama dari pihak PKK dan
informasi tempat dari Ibu Kepala Desa Cepogo.
f. Lomba Mewarnai antar TK di Desa Cepogo
Program lomba mewarnai antar TK Desa Cepogo dapat
berjalan dengan baik berkat kerja sama dengan instansi Taman
Kanak-Kanak yang ada di Desa Cepogo. Lomba mewarnai ini
diikuti oleh 4 TK yang ada di Desa Cepogo yakni TK Pertiwi II
Tumang, TK Al-Madinah, TK Athfalussalim, dan TK Nurul
Fatta Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Kelurahan Desa
Cepogo.
5. Kegiatan Yang Belum Terlaksana
Berdasarkan pelaksanaan KKN di Desa Cepogo masih terdapat
satu program yang tidak dilaksakan. Program tersebut adalah program
pemasangan papan penunjuk jalan. Papan penunjuk jalan yang ingin
dilakukan sebelumnya sesuai dengan proposal yang telah dibuat
ditujukan untuk jalan masuk ke Dukuh di Desa Cepogo. Program
tersebut tidak dilaksanakan dikarenakan jalan di Desa Cepogo sudah
cukup maju dan telah memiliki tugu penunjuk jalan untuk masuk tiap
Dukuhnya.
Meskipun terdapat satu program yang tidak terlaksana, KKN di
Desa Cepogo memiliki beberapa kegiatan yang dilaksanakan di luar

proposal seperti Penyuluhan Penyakit Sawi dan Tanaman Obat


Keluarga pada PKK, Demo Masak Nugget Sayur bersama PKK Induk
Cepogo serta Lomba Mewarnai antar TK di Desa Cepogo.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan program KKN yang dilaksanakan di Desa Cepogo,
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali pada periode Januari hingga
Februari 2015 dapat disimpulkan bahwa:
1. Program utama berupa Pembuatan P.IRT UKM, Branding dan Metode
Pemasaran yang dilaksakan telah berjalan dengan lancar. Program P.IRT
yang dilaksanakan telah berhasil sampai tahap survey DINKES ke
pelaku UKM. Sedangkan, program branding dan metode pemasaran
yang dilakukan sudah berhasil memberikan branding yang sesuai dengan
kriteria DINKES.
2. Program penunjang (Kolase dan Kreasi Cat Air, Pengenalan Penggunaan
Hydrogel Tanaman Hias, Pengenalan Verticulture Sayur, Les Mata
Pelajaran dan Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Susu, Program
Penyuluhan Pada PKK, Minggu Bersih, Posyandu, Lomba Mewarnai
Antar TK dan Pembuatan Bak Sampah) dapat berjalan dengan lancar.
Program penunjang memberikan ilmu dan pengalaman lebih pada
masyarakat maupun instansi terkait (Sekolah dasar dan TK).
3. Berdasarkan pelaksanaan KKN di Desa Cepogo masih terdapat satu
program yang tidak dilaksakan. Program tersebut tidak dilaksanakan
dikarenakan jalan di Desa Cepogo sudah cukup maju dan telah memiliki
tugu penunjuk jalan untuk masuk tiap Dukuhnya.

B. SARAN
Berdasarkan pelaksanaan program KKN UNS 2015 tentunya masih
terdapat hambatan yang disebabkan dari tekhnis pelaksanaan program
maupun koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait. Sehingga ada beberapa
saran yang semestinya diberikan demi kelancaran kegiatan yang akan dating,
antara lain:
1. Dalam pelaksanaan program PIRT, para pemilik UKM belum memiliki
kesadaraan bahwa program yang diusulkan tim KKN UNS Desa Cepogo

merupakan program yang dapat meningkatkan pemasaran barang.


Alangkah baiknya jika para pemilik UKM sendiri yang lebih aktif dalam
pembuatan perijinan PIRT.
2. Program PIRT diusulkan oleh pamilik UKM kepada Dinas Kesehatan
Boyolali. Pelaksanaan di lapangan dari pengusulan sampai survei
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk itu lebih baiknya jika
persyaratan sampai dengan survei UKM dapat di persingkat dan
koordinasi antara Dinas Kesehatan dengan pemilik UKM dapat di
perbaiki.
3. Program penunjang di mulai dengan program Kolase dan Kreasi Cat Air,
kami berharap para guru lebih giat kembali untuk membentuk anak
menjadi kreatif dan mempunyai daya imajinatif melalui pelajaran
kertangkes sehingga apabila para siswa siswi lemah dalam mata pelajaran
adaptif mampu mengembangkan pengetahuan dan soft skill bakat dalam
bidang keseniannya. Pengenalan Penggunaan Hydrogel Tanaman Hias,
kami berharap pembaharuan dalam bidang pertanian tanaman hias yaitu
media tanam yang murah dan menimbulkan visual yang menarik di
banding dengan tanah liat dan pupuk dapat di terima oleh masyarakat
pada umumnya sehingga mampu menggunakannya dengan tepat untuk
memperindah ruangan. Pengenalan Verticulture Sayur, program ini kami
memberikan sebuah inovasi yang tidak disadari akan keberadaannya oleh
masyarakat pada umumnya akan media dan tempat menanam sayuran
yang mampu menghemat tempat dan ruangan, apabila disusun dengan
rapi akan menambah aksen keindahan ruang taman rumah. Les Mata
Pelajaran dan Penyuluhan Peningkatan Konsumsi Susu, untuk adik adik
SD lebih giat lagi belajar, apa yang di sampaikan oleh bapak ibu guru di
sekolah diperhatikan kembali apabila ada yang kurang jelas bertanyalah
kepada bapak ibu guru sampai paham. Kami berharap dengan meminum
susu setiap hari meningkatkan kesehatan badan dan otak dengan terus
belajar lebih giat lagi, karena sering minum susu tanpa belajar sama saja
dengan bermimpi tinggi namun tak mau mengejarnya. Program
Penyuluhan Pada PKK, kami berharap para anggota PKK yang sudah

memberikan waktu kepada kita untuk menyampaikan materi sosialisasi


bisa menerapkannya dan bermanfaat di rumah dan keluarganya masing
masing. Minggu Bersih, kami berharap masyarakat sadar akan kebersihan
sampah di lingkungan sekitar kantor Kelurahan dan Balai Desa karena
merupakan pusat pemerintahan desa berlangsung. Di buatnya bak sampah
akan lebih membantu lagi dalam hal kebersihan lingkungan di sekitarnya.
Dan tidak hanya berlaku di lingkungan kantor Kelurahan dan Balai Desa
saja, di lingkungan rumah penduduk setiap dusun juga perlu adanya
bersih desa ini agar lingkungan bersih dan nyaman. Posyandu, kami
berharap kegiatan posyandu terus berjalan rutin dan lebih baiknya
kesadaran akan kesehatan lebih tinggi, karena lebih baik menanggulangi
daripada mencegahnya. Dan untuk bidan yang bertugas lebih baiknya
bertambah lagi agar saling bisa melengkapi dan saling membantu. Lomba
Mewarnai Antar TK dan Pembuatan Bak Sampah, kami berharap untuk
seluruh guru TK lebih membuka luas kembali tentang daya imajinatif dan
kreasi anak anak TK agar tidak punah dengan pengarahan yang lebih baik
lagi. Bak Sampah di sekitar Pasar Dukuh Tumang Desa Cepogo Boyolali
semoga bisa bermanfaat bagi para pedagang dan pembeli agar terciptanya
masyarakat peduli sampah dan terciptanya lingkungan yang bersih
nyaman untuk beraktifitas kembali, karena kepedulian sampah di Pasar
Dukuh Tumang Desa Cepogo Boyolali sangat begitu kurang sekali.

Anda mungkin juga menyukai