Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Biokimia Pangan

Karbohidrat I (Uji Benedict)

LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN
KARBOHIDRAT I
UJI BENEDICT
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Praktikum Biokimia Pangan

Oleh :
Nama
NRP
Kel/Meja
Asisten
Tgl. Percobaan

: Anggi Dwi Pratiwi


: 133020238
: I/8
: Ratih Rahmawaty Fadhylah
: 03 Maret 2015

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG

Laboratorium Biokimia Pangan

Karbohidrat I (Uji Benedict)

2015
I.

PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang


Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1

Latar Belakang Percobaan


Golongan monosakarida dan disakarida memiliki rasa
yang manis; oleh sebab itu golongan ini disebut gula (sugar).
Glukosa (gula anggur) dan fruktosa (gula buah) adalah contoh
monosakarida yang banyak dijumpai di alam. Rasa manis dari
gula-gula ini disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Trihridroksi
(gliserol) dan polihidroksi lain juga berasa manis. Namun
demikian masih banyak senyawa lain yang strukturnya bukan
polihidrioksi dan tidak mirip struktur gula, juga terasa manis.
Sedangkan polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya
sedemikian besarnya sehingga tidak dapat masuk ke dalam
sel-sel kuncup rasa (taste bud) yang terdapat pada
permukaan lidah (Sudarmadji, 2010).
Monosakarida
dan
beberapa
disakarida
(gula)
mempunyai sifat mereduksi, terutama dalam suasana basa.
Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan
identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat
mereduksi ini akibat adanya gugus aldehida atau keton bebas
dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi
reduksi ion-ion logam misalnya Cu 2+ dan ion Ag+ yang terdapat
pada pereaksi tertentu (Poedjadi, 2005).

1.2

Tujuan Percobaan
Tujuan dari uji Benedict adalah untuk mengetahui adanya
gula pereduksi pada bahan pangan.

1.3

Prinsip Percobaan
Prinsip dari uji Benedict adalah berdasarkan adanya
gugus karbonil bebas yang mereduksi Cu 2+ dalam susana
basa membentuk Cu2O (endapan warna merah bata) atau
larutan biru kehijauan.

Laboratorium Biokimia Pangan

1.4

Karbohidrat I (Uji Benedict)

Reaksi Percobaan

Gula pereduksi

Asam polihidroksi
karboksilat

Endapan merah
bata atau
larutan biru
kehijauan

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan

II.

Karbohidrat I (Uji Benedict)

METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang


Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1

Bahan yang Digunakan


Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan uji
Benedict adalah sampel gula sukrosa (gulaku), royco rasa
ayam, dan air mineral.

2.2

Pereaksi yang Digunakan


Pereaksi yang digunakan pada percobaan uji Benedict
adalah larutan Benedict (173 gram Na-sitrat + 100 gram
Na2CO3 dalam 800 ml air yang sudah dimasak, diaduk dan
ditambahkan 17,3 CuSO4 dalam 100 ml.

2.3

Alat yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan pada percobaan uji Benedict
adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, dan penangas
air.

2.4

Metode Percobaan

1 ml larutan
sampel + 3 ml
larutan Benedict
(homogenkan)

Panaskan 5
menit

Amati
terbentuknya
endapan merah
bata atau larutan
biru kehijauan

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan

III.

Karbohidrat I (Uji Benedict)

HASIL PENGAMATAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil


Pengamatan, dan (2) Pembahasan.
3.1

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Benedict


Warna
Sampel
Setelah
Pereaks
Hasi Hasi
Sampel
pemanai
l1
l2
san
Merah
Madu Rasa
Kuning
bata
+
+
endapan
Larutan
Tanggo
Putih
Larutan
Benedic
+
Vanilla
keruh
biru
t
Endapa
Milo
coklat
n merah
+
+
bata
Sumber : Hasil I : Anggi dan Syifa, Kelompok I, Meja 8,
2015
Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2015.
Keterangan :
(+) mengandung gula pereduksi
(-) tidak mengandung gula pereduksi

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan

3.2

Karbohidrat I (Uji Benedict)

Pembahasan
Berdasarkan pada percobaan uji Benedict didapatkan
hasil bahwa sampel madu rasa dan milo mengandung gula
pereduksi sedangkan tango Vanila tidak mengandung gula
pereduksi. Hasil percobaan yang didapatkan tidak sama
dengan hasil dari laboratorium biokimia pangan, karena ada
beberapa faktor kesalahan yang dapat menyebabkan
penyimpangan hasil yaitu alat gelas yang tidak bersih
terutama tabung reaksi dan pipet tetes sehingga
mengkontaminasi sampel, serta waktu pemanasan yang
kurang dari 5 menit sehingga reaksi pembentukan
monosakarida belum sempurna.
Mekanisme pada uji Benedict, dalam suasana basa gula
pereduksi baik dari golongan monosakarida dan disakarida
akan mereduksi Cu2+ yang terkandung dalam larutan Benedict
menjadi Cu+ yang ditandai terbentuknya endapan merah bata
yaitu Cu2O. Suasana basa terbentuk akibat adanya
kandungan Na2CO3 dan Na-sitrat dalam larutan Benedict.
Warna endapan serta larutan yang terbentuk tergantung dari
konsentrasi gula pereduksi pada sampel.
Fungsi dari komposisi larutan Benedict yaitu, Na 2CO3
berfungsi untuk membuat suasana larutan menjadi basa
lemah. Na-sitrat berfungsi untuk mencegah pengendapan Cu 2+
menjadi CuCO3, jika hal ini terjadi maka konsentrasi Cu 2+ pada
larutan akan berkurang dan hasil yang didapatkan tidak
akurat. CuSO4 berfungsi sebagai oksidator yang akan
direduksi oleh gula pereduksi sehingga terbentuk endapan
Cu2O maupun larutan yang berwarna biru kehijauan.
Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi
yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan dengan meningkatnya
suhu maka gerak partikel-partikel dalam larutan semakin
cepat dan akan berdampak meningkatnya kecepatan suatu
reaksi. Pemanasan pun tidak diperlukan waktu yang lama
dikarenakan suasana dari larutan sudah bersifat basa (pH
optimal suatu gula pereduksi untuk mereduksi).
Monosakarida
dan
beberapa
disakarida
(gula)
mempunyai sifat mereduksi, terutama dalam suasana basa.
Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan

Laboratorium Biokimia Pangan

Karbohidrat I (Uji Benedict)

identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat


mereduksi ini akibat adanya gugus aldehida atau keton bebas
dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi
reduksi ion-ion logam misalnya Cu 2+ dan ion Ag+ yang terdapat
pada pereaksi tertentu (Poedjadi, 2005). Sehingga gula
pereduksi merupakan suatu golongan gula yang mengandung
gugus karbonil bebas, dapat dilihat dari struktur sikliknya yang
berupa gugus OH bebas reaktif atau (-OH glikosidik), yang
dapat mereduksi ion logam yang bersifat oksidator.
Gugus hidroksil bebas yang reaktif pada glukosa (aldosa)
terletak pada atom karbon nomor satu (anomerik), sedangkan
pada fruktosa (ketosa) hidroksil reaktifnya terletak pada atom
karbon nomor dua. Sukrosa tidak mempunyai gugus OH
bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat,
sedangkan laktosa memiliki OH bebas pada atom C nomor 1
pada gugus glukosanya. Oleh karena itu laktosa bersifat
pereduksi, sedangkan sukrosa bersifat non pereduksi.
Isomaltosa dan selobiosa pun bersifat pereduksi (Winarno,
1992).
Terdapat beberapa perbedaan dari uji Barfoed dan uji
Benedict, diantaranya yaitu :
Uji Barfoed digunakan untuk mengetahui adanya gula
monosakarida pereduksi saja, sedangkan uji Benedict
untuk mengetahui seluruh gula pereduksi pada sampel.
Suasana larutan pada uji Barfoed yaitu asam, sedangkan
pada uji Benedict bersifat basa lemah.
Pemanasan pada uji Barfoed lebih lama dibandingkan uji
Benedict. Hal tersebut dikarenakan suasana pada uji
Barfoed adalah asam dan monosakarida relatif stabil dalam
suasana asam sehingga perlu pemanasan yang lebih lama
dibanding uji Benedict yang sudah memiliki suasana basa
pada larutannya.

Laboratorium Biokimia Pangan

IV.

Karbohidrat I (Uji Benedict)

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan


dan (2) Saran.
4.1

Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan uji Benedict didapatkan
hasil bahwa sampel Madu Rasa dan milo mengandung gula
pereduksi sedangkan Tanggo Vanilla tidak mengandung gula
pereduksi

4.2

Saran
Praktikan harus menjaga kebersihan alat. Hal tersebut
dikarenakan dapat terjadi kontaminasi pengotor dari alat gelas
yang tidak bersih.

Laboratorium Biokimia Pangan

Karbohidrat I (Uji Benedict)

DAFTAR PUSTAKA
Poedjadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti., 2005, Dasar-Dasar
Biokimia, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Sudarmadji, Slamet. dkk., 2010, Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian, Yogyakarta : Penerbit Liberty Yogyakarta.
Winarno, F.G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta :
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai