Oleh :
TOTO SUPRIYANTO, ST, MT
NIP. 196603061990031001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan kesehatan yang diberikan sehingga pembuatan diktat ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya
Diktat mata kuliah Bengkel Elektronika mekanik ini direncanakan
digunakan oleh mahasiswa semester 1 dan 2 Program Studi Teknik
Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta. Dengan
adanya diktat ini diharapkan dapat membantu dan memudahkan dalam proses
belajar mengajar sehingga akan diperoleh hasil yang optimal.
Penulis menyadari bahwa diktat ini belum sepenuhnya sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan adanya koreksi dan saran dari berbagai
pihak yang lebih mengerti dan pakar dari permasalahan ini.
Penulis
Toto Supriyanto, ST, MT
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
b) Konektor RJ-45
b) LDR . . 44
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai warna pada cincin resistor dengan kode 4 Cincin / Gelang ....38
Tabel 4.2 Standar nilai resistor ...... 38
Tabel 4.3 Konstanta dielektrik ..... 49
Tabel 4.4 Kode warna kapasitor ......................................................50
Tabel 4.5 Simbol koefisien suhu kapasitor ..... . 52
Tabel 4.6 Suhu kerja dan toleransi kapasitansi Suhu kerja dan toleransi
kapasitansi .. 52
Tabel 4.7 Simbol toleransi kapasitansi ...............53
Tabel 4.8 Nilai kapasitor Nilai kapasitor ....................................53
Tabel 4.9 Batas tegangan kapasitor .....................53
Tabel 4.10 Konstanta Dielektrik dari berbagal jenis PCBKonstanta Dielektrik dari
berbagal jenis PCB .97
Tabel 4.11 Konduktivitas panas dari bahan substrat .. . 98
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktek Kerja Bangku di Bengkel Elektro Mekanik
Tujuan Praktek adalah :
- Sebagai pengenalan dan petunjuk bagi mahasiswa pada semua alat yang ada
pada teknik dasar di bengkel elektro mekanik.
- Menumbuhkan, mengembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme yang
diperlukan mahasiswa sebagai bekal memasuki praktek-praktek bengkel
yang akan datang.
- Meningkatkan, memperluas dan memantapkan skill, keterampilan yang
membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal pada praktek berikutnya
sesuai dengan program studinya.
- Menumbuhkan rasa disiplin diri pada mahasiswa baik pada saat praktek di bengkel
maupun di luar bengkel.
- Memupuk rasa kesabaran pada diri mahasiswa sebagai suatu hal yang sangat
penting bagi mahasiswa pada saat melaksanakan praktek bengkel dimana
membutuhkan kesabaran dan ketabahan yang baik dalam melakukan
pekerjaan.
-
keselamatan tidak hanya dibebankan oleh instruktur saja, tetapi semuanya ikut
aktif dalam kegiatan bengkel mekanik ini. Penanggung jawab di dalam bengkel
mekanik ini adalah sebagai berikut
1. Instruktur
Yaitu dosen pembimbing yang bertugas memberikan instruksi dengan benar,
tepat dan aman untuk tiap-tiap bagian yang akan dikerjakan, pada setiap kerja
bengkel yang akan dilaksanakan. Selain itu juga bertugas menyelidiki sebab-sebab
kerusakan pada alat atau mesin dan kecelakaan kerja dan mencatat serta memberi
penilaian pada mahasiswa dan hasil kerjaannya.
2. Storeman
Yaitu orang yang bertanggung jawab penuh pada alat-alat yang
dipinjamkan kepada praktikan dan mencatat segala kerusakan pada alat-alat yang
dipinjamkan serta melaporkan hal itu kepada instruktur. Jadi, tugas storeman adalah
vital dalam membantu pelaksanaan kerja
3. Pekerja(Praktikan)
Yaitu mahasiswa yang melaksanakan praktek atau kerja bengkel, dimana
setiap mahasiswa dituntut untuk harus dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang
ada dan menjaga semua peralatan, mesin-mesin dari segala kemungkinan yang
menyebabkan kerusakan.
1.4 Mengutamakan Keselamatan Kerja
Sebelum melakukan praktek bengkel elektro mekanik praktikan harus
berdoa kepada Allah SWT agar dihindari dari segala bahaya yang dapat
merugikan diri sendiri.
dan
melepaskan
komponen-komponen
mesin
seperti
pada
Penitikan.
Selain itu, pemukulan palu baja juga digunakan untuk meratakan dan
membengkokkan plat. Banyak dipergunakan untuk memukul bagian-bagian yang
keras.
10
11
12
13
(a)
(b)
(c)
d)
Gambar 2.13 a) Bor meja
c) Ragum tangan
b) Bor tiang
d) Bor tangan
14
diinginkan, misalnya mata bor ukuran 5 mm, 3 mm dan ukuran lainnya. Mata bor alat
yang paling ideal untuk membuat lubang yang rapih dan presisi. Bisa digunakan
pada bahan kayu, plastik ataupun logam. Banyak jenis dan ukuran lubang yang
bisa dibuat dengan menggunakan bor, akan tetapi dengan mempertimbangkan
ukuran lubang dan jenis bahan kita perlu menggunakan mata bor yang tepat.
Selain itupun jenis bahan pembuat mata bor juga menentukan kualitas hasil
pelubangan. Lebih keras logam pada mata bor akan lebih halus hasil pengeboran.
Macam-macam mata bor terbagi dalam beberapa jenis, antara lain ; dalam
inchi, yaitu dari 1/64 sampai 3/8. Dalam satuan millimeter dengan setiap
kenaikan bertambah 0,5 mm dengan nomor dari 801 dengan ukuran 0,0135"
0,228", tanda huruf A s.d Z dengan ukuran 0,234" 0,413".
Jenis-jenis mata bor pada proses pengeboran adalah sebagai berikut :
a) Bor senter (untuk pahat lubang).
b) Bor spiral dua alur (bor spiral dengan saluran pendingin).
c) Bor ujung rata.
d) Bor alur (bor spiral bertingkat).
e) Peluas standar (bor kontersing).
f) Peluas ujung (bor mahkota).
Berdasarkan jenis tersebut dikelompokan fungsinya sebagai berikut :
- Twist bits
Jenis mata bor yang paling banyak digunakan dan cukup universal
fungsinya. Bisa digunakan pada mesin bor tangan atau mesin bor duduk baik
secara horisontal maupun vertikal. Mata bor ini bisa untuk membuat lubang pada
bahan kayu, plastik atau logam. Biasanya tersedia dalam ukuran 4 - 12 mm.
Sebaiknya membuat sebuah titik pusat dahulu dengan penitik untuk arahan mata
bor ini ketika menggunakan mesin bor tangan.
15
Digunakan dengan mesin bor pada setelan martil (gerakan bor bergetar seperti
ketukan martil) dan pada ujung mata bor terdapat logam keras sebagai pemotong.
Biasanya tersedia dalam 4-15mm dan mata bor lebih panjang daripada twist bits
(300-400mm).
lubang untuk kepala sekrup agar permukaan sama rata dengan kayu. Mata bor ini
bisa berdiri sendiri dan ada juga yang terpasang langsung dengan mata bor utama
untuk membuat lubang sekrup.
16
Karena apabila menggunakan mesin bor tangan akan sulit untuk mengendalikan
kestabilan posisi mata bor dan lubang yang dihasilkan kurang berkualitas.
Diameter yang tersedia mengikuti standar diameter engsel sendok, dari 15mm
atau 35mm.
17
alumunium dan logam lainnya sesuai dengan ukuran dan ketebalannya. Hasil yang
diperoleh dengan menggunakan alat potong ini lebih baik jika dibandingkan dengan
menggunakan gergaji.
(a)
18
(b)
Gambar 2.22 Beberapa Macam Bentuk Ulir dan Tap
a) Satu Set Tap Ulir Dalam
b) Pemegang Ulir Dalam
2.14 Alat ukur
Alat ukur yang sangat diperlukan di bengkel mekanik elektro, yang
berguna untuk mengukur besaran fisik antara lain mistar baja, jangka sorong,
busur derajat dan mikrometer. Sedangkan untuk mengukur besaran listrik, yang
sering diperlukan antara lain volt meter, ampere meter, ohm meter. Pekerjaan di
bengkel dengan ketelitian rendah, penggaris baja sangat sering digunakan.
Ketelitian dari pembacaan tergantung dari kualitas garis-garis dan pada
pembagian skala. Ukuran penggaris baja berkualitas tinggi biasanya dalam
pembagian 1/1 atau mili meter. Sedangkan untuk mengukur benda kerja dengan
berbagai bentuk dan ukuran dengan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan
dengan mistar baja, digunakan alat ukur jangka sorong (Vernier Caliper). Jangka
sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
panjang dan kedalaman lubang. Tingkat ketelitian pembacaan jangka sorong
bervariasi, tergantung pada pembuatan skala noniusnya. Yang sering digunakan
pada pekerjaan bengkel, tingkat ketelitian jangka sorong 0,02 mm s,d, 0,05 mm.
2.14.1 Mistar Baja (Steel Ruler)
Mistar baja adalah alat yang digunakan untuk mengukur dengan
menunjukkan perbandingan langsung dan benda yang diukur dengan beberapa
skala asli. Alat ini dibuat dari baja keras, tipis dan lentur. Kelenturannya
mempunyai kebaikan bila digunakan untuk dipakai mengukur permukaan yang
lengkung. Alat ini sering digunakan dibengkel walaupun memiliki ketelitian yang
rendah. Untuk mengukur panjang biasanya digunakan mistar atau penggaris.
19
Mistar yang skala terkecilnya 1mm disebut mistar berskala mm, sedangkan
mistar yang skala terkecilnya 1cm disebut mistar berskala cm dan yang biasa
digunakan adalah mistar berskala mm. Cara mengamati mistar yang paling benar
adalah posisi mata tegak lurus dengan posisi mistar. Mistar baja diperlihatkan
pada Gambar 2.23.
suatu
benda
dari
sisi
luar
dengan
cara
diapit.
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur.
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
menancapkan/ menusukkan bagian pengukur.
20
21
keperluan tersebut:
1.
2.
2. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut :
* Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
* Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke
permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
* Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong
menyentuh dasar tabung.
* Catatlah hasil pengukuran anda.
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
22
1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol
skala nonius.
3. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
4. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka
sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm).
Lihat contoh cara mengukur di bawah.
Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Yang berhimpit
adalah angka 7 (diberi tanda merah), itu berarti 0.07 mm. Sekarang lihatlah
ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka
2,4 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 2,4 cm + 0.07 cm = 2,47 cm
mempunyai
50
skala
di
sekelilingnya,
maka
kalau
silinder
23
pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser sebesar 0.5mm/50 = 0.01mm
atau 0.001cm.
24
T u ju a n
1) Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis peralatan kerja.
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan fungsi dari peralatan kerja.
3) Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan peralatan kerja yang benar
dan sesuai fungsinya.
Dalam melakukan suatu pekerjaan, manusia memiliki keterbatasan
dimana terdapatnya pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan secara efektif dan
efisien tanpa adanya faktor penunjang. Oleh karena itu dibutuhkan yang namanya
fasilitas penunjang agar pekerjaan yang rumit bisa menjadi lebih mudah dan
dapat terselesaikan dengan waktu yang relatif singkat.
Peralatan kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang
sering dipakai dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatankegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi. Bagi seorang
praktikan yang melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna
membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.
Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.
Berikut ini akan dijelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan peralatan yang
dipakai di bengkel elektronika.
3.1 Solder
Dalam praktek elektronika, memasang atau melepas komponen diperlukan
solder. Menyolder harus ada teknik dan cara-cara tertentu. Tidak boleh asal
menyolder karena hasilnya bisa jadi tidak memuaskan atau rangkaian menjadi
tidak bekerja sesuai dengan semestinya. Menyolder adalah kemampuan yang
penting didalam elektronika. Tiap titik sambungan komponen harus disolder.
Penyolderan yang tidak sempurna dapat menyebabkan rangkaian tidak bekerja.
Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan "menggabungkan beberapa
logam (metal) secara difusi yang salah satunya mempunyai titik cair yang relatif
25
berbeda". Dengan kata lain, menggabungkan dua atau lebih benda kerja (metal)
dimana salah satunya mempunyai titik cair relatif lebih rendah, sehingga
metal yang memiliki titik cair paling rendah akan lebih dulu mencair. Ketika
proses penyolderan (pemanasan) di hentikan, maka logam yang mencair tesebut
akan kembali membeku dan menggabungkan secara bersama-sama metal yang
lain. Proses menyolder biasanya diaplikasikan pada peralatan elektronik untuk
menempelkan/menggabungkan komponen elektronika pada papan circuit (PCB).
Solder adalah alat pemanas yang berfungsi memanaskan timah untuk
menyambungkan kaki komponen dengan PCB atau untuk menyambung antar kaki
komponen atau antar terminal kabel.
(a)
(b)
Untuk menjaga
26
a.
Persiapan
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan penyolderan:
Dipasaran terdapat solder yang mempunyai rentang daya antara 15 watt s/d
40 watt. Semakin besar tegangannya, solder tersebut akan semakin panas.
Dalam pemilihan solder yang harus diperhatikan adalah benda kerja yang
akan di solder. Untuk menyolder komponen elektronika dianjurkan
menggunakan solder yang berkekuatan 30 watt, supaya tidak terlalu panas
yang menyebabkan komponen yang disolder menjadi rusak. Singkatnya,
gunakanlah solder yang mempunyai daya 30watt-40watt.
Sebaiknya bersihkan solder dari kerak.
Sebelum kawat (kaki) komponen disolder, lebih baik dibersihkan / dikerik
dulu dengan cutter, pinset, kain atau amplas untuk memudahkan
menempelnya timah pada kawat/kaki komponen tersebut.
Gunakan timah yang bermutu baik (60/40%) agar cepat meleleh.
Bersihkan jalur PCB/ terminal dengan amplas. Bersihkan PCB dari kotoran
atau minyak dengan menggunakan kain wol dan thinner atau menggunakan
alat pembersih yang lain. Hindarkan alat pembersih yang bisa menyebabkan
korosi pada PCB maupun jalur-jalur yang ada pada PCB
Periksa PCB dan komponen elektronika yang akan di solder. Pastikan bahwa
komponen-komponen tersebut bisa berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
b. Proses Penyolderan
Panaskan solder sampai solder tersebut mampu mencairkan timah.
Pasang komponen yang akan di solder pada PCB kemudian lakukan
penyolderan. Cara pemasangan komponen pada PCB, yaitu dengan cara
menancapkan kaki-kaki komponen tersebut pada lubang yang sudah
disediakan pada PCB.
c.
27
28
panas dari solder. Juga memeriksa jalur-jalur yang ada pada PCB jangan
sampai ada yang rusak atau saling berhubungan akibat lelehan timah yang
akan mengakibatkan hubungan pendek.
e.
Pelapisan
Proses terakhir setelah semua proses di atas selesai adalah memberi
lapisan terutama pada bagian bawah PCB yang ada soldernya dengan
bahan yang bersifat isolator, misalnya cat/vernish. Hal ini dilakukan supaya
rangkaian tadi terhindar dari korosi akibat oksidasi.
Berikut ini Gambar 3.3 memperlihatkan petunjuk dasar teknik penyolderan
(a)
(b)
(c)
29
30
31
(a)
(b)
menjadi
tang
potong
khusus
kelistrikan
(multipurpose
electrician's), tang potong diagonal, tang potong ujung (end cutting), tang
potong sisi (side cutting) dan tang potong baut,
32
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.11 a) Tang crimping
b) Konektor RJ-45
c) Kabel UTP dan konektor RJ-45
3.10 Obeng
Obeng adalah alat yang digunakan untuk melepas dan mengencangkan
sekrup. Obeng pada umumnya ada dua macam :
33
1. Obeng kembang ( Screw Driver Set). Dengan batang nikel, serta tangkai
plastik. Berfungsi melepas/mengencangkan skrup/baut dengan kepala +.
3.12 Pinset
Berfungsi memegang kaki komponen saat penyolderan dan memegang
benda/komponen kecil saat proses perakitan.
(a)
(b)
masuknya
elektrolit
ke
dalam
komponen
sehingga
35
dahulu selector diarahkan pada pilihan jenis pengukuran yang akan dilakukan
misalnya tahanan (), arus (A), voltase (V) dan sesuaikan dengan pilihan
range nilai pengukuran tiap-tiap jenis pengukuran misalnya 25V, 50V,
250mA, x1, x10. Lalu kalibrasi agar alat penunjukan ukuran hasil
pengukuran dengan tepat. Selanjutnya pembacaan hasil pengukuran pada
skala ukur disesuaikan dengan pilihan pengukuran yang diarahkan
selector.
(a)
(b)
36
4.1 Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam
setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor,
arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol
(Omega). Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf
"R". Dilihat dari bahannya, ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara
lain : Resistor Karbon, Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga resistor yang dapat
diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer, Rheostat dan Trimmer
(Trimpot). Selain itu ada juga resistor yang nilai resistansinya berubah bila
terkena cahaya namanya LDR (Light Dependent Resistor) dan resistor yang nilai
resistansinya akan bertambah besar bila terkena suhu panas yang namanya PTC
(Positive Thermal Coefficient) serta resistor yang nilai resistansinya akan
bertambah kecil bila terkena suhu panas yang namanya NTC (Negative Thermal
Coefficient).
Mengetahui fungsi, klasifikasi dan bentuk-bentuk kekhususan dari
komponen ini adalah mutlak bagi seorang pemain elektronik. Dalam rangkaian
elektronika, resistor berfungsi untuk :
-
Untuk resistor jenis karbon maupun metal film biasanya digunakan kodekode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (tahanan) dari resistor.
Resistor ini mempunyai bentuk seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan.
Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna. Kode ini untuk
37
Ci n ci n I Ci n ci n II
C i n c i n II I
Ci nci n IV
Temp.
P en ga l i ( X )
Tol eransi
Koefisien
1% (F)
100 ppm
50 ppm
15 ppm
25 ppm
Ci n ci n
Hitam
10 =1
Coklat
101 = 10
Merah
10 = 100
Orange
103 = 1000
Kuninq
104 = 10.000
Hijau
105 = 100.000
Biru
Ungu
10 = 1.000.000
0.25% (C)
0.1% (B)
0.05% (A)
Abu-Abu
10 = 100.000.000
Putih
109 = 1.000.000.000
10 -1 = 0,1
-2
Perak
0.5% (D)
10 = 10.000.000
Emas
2% (G)
10 = 0,01
Tak Berwarna
5% (J)
10% (K)
20% (M)
Nilai
E3
10, 22, 47
E6
E12
10, 12, 15, 18, 22, 27, 33, 39, 47, 56, 68, 82
E24
10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 27, 30,
33, 36, 39, 43, 47, 51, 56, 62, 68, 75, 82, 91
38
39
berarti resistor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansinya dihitung sesuai
dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan
dari resistor ini. Karena resistor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga
cincin selain cincin toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh cincin
pertama dan cincin kedua. Masih dari Tabel 4.1, diketahui cincin kuning nilainya
= 4 dan cincin ungu nilainya = 7. Jadi cincin pertama dan ke dua atau kuning dan
ungu berurutan, nilai satuannya adalah 47. Cincin ketiga adalah faktor pengali,
dan jika warna cincinnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga
dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor
pengali atau 47 x 100 = 4700 Ohm = 4,7k Ohm (pada rangkaian elektronika
biasanya di tulis 4k7 Ohm) dan toleransinya adalah + 5%. Arti dari toleransi itu
sendiri adalah batasan nilai resistansi minimum dan maksimum yang di miliki
oleh resistor tersebut. Jadi nilai sebenarnya dari resistor 4,7k Ohm + 5% adalah :
4700 x 5% = 235 ohm
Jadi :
R
maksimum
minimum
40
W = I R watt
41
42
atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan
sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar
kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada
(bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.
(a)
(b)
(c)
b) Potensiometer stereo
c) Potensiometer geser
b. Trimpot
43
(a)
(b)
(a)
Gambar 4.14 a) Simbol LDR
(b)
b) LDR
44
merahungu-merah-perak
2
Coklat-hitam-emas-emas
10%
0,1
5%
Nilainya : 1/5%
2k7/10%
b) Resistor 1%, 2%
Pertengahan tahun 2006, perkembangan pada komponen resistor
terjadi pada jumlah gelang warna. Dengan komposisi: Gelang pertama
(angka pertama), gelang kedua (angka kedua), gelang ketiga (angka
ketiga), gelang keempat (pengali) dan gelang kelima (toleransi).
Harga komponen ini dituliskan dalam gelang sebanyak 5 buah pada
bodinya.
Contoh : Coklat-hitam hitam merah - coklat
1
1%
45
TOTAL
=R +R +R
1
46
"
#
1x, x10,
x100,
x1K,
3.
Catatan :
47
4.2
Kapasitor
Kapasitor (kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan
dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik
di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867).
2
Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm yang artinya luas
permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah konduktor (lempeng
logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini
sering disebut bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal
misalnya udara vakum, keramik, gelas, kertas, mika, plastik cairan dan lain
sebagainya. Bahan dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar
ini yang digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Jika kedua ujung plat
metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada
salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan
negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa
menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang nonkonduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujungujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
48
Kapasitansi
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk
coulomb = 6.25 x 10
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 Farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat ditulis :
Q=CV
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (Farad)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan
mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal
dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis
sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t)
Berikut adalah Tabel 4.3 konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
Tabel 4.3 Konstanta dielektrik
Bahan
Hampa
Konstanta dielektrik
k
1
Udara/gas lain
Air suling
80
Kertas farafin
2,2
Mika
5,5-7
49
Porselen
5,5
Tantalum
27
Olie paranol
4,5
Olie silikon
2,8
Teflon
20
Keramik
5-1000
Aluminium oksida
Gelas
Polyethylene
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan Farad adalah sangat besar sekali.
Umumnya kapasitor yang ada di pasaran memiliki satuan : F, nF dan pF.
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah
kapasitor. Misalnya 0.047F dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain
0.1nF sama dengan 100pF.
Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi :
1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)
2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco)
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)
Untuk kapasitor polyester nilai kapasitansinya bisa diketahui berdasarkan warna
seperti pada resistor.
Tabel 4.4 Kode warna kapasitor
Hitam
Coklat
Merah
Orange
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
warna 1
angka 1
warna 2
angka 2
warna 3
eksponen
warna 4
toleransi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
20 %
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
10 %
Warna 5
tegangan
kerja
100 V
250 V
400 V
630V
-
50
Contoh :
coklat,hitam, orange
coklat
hitam
orange
Nilainya
103
103 = 10 x 1.000
= 10.000 pF
= 10 nF = 0,01 F
Untuk karakteristik kapasitor selain kapasitansi juga tak kalah pentingnya
yaitu tegangan kerja dan temperatur kerja. Tegangan kerja adalah tegangan
maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik.
Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar
100F25v yang artinya kapasitor/ kondensator tersebut memiliki nilai kapasitansi
100F dengan tegangan kerja maksimal yang diperbolehkan sebesar 25 volt.
Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor nonpolar bekerja pada tegangan AC. Sedangkan temperatur kerja yaitu batasan
temperatur dimana kapasitor masih bisa bekerja dengan optimal. Biasanya
spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat di dalam datasheet.
Pada Tabel 4.5 memperlihatkan nilai koefisien suhu dengan simbol angka
atau huruf tertentu. Sedangkan Tabel 4.6 memperlihatkan suhu kerja dan toleransi
kapasitansi akibat perubahan suhu kapasitor. Dengan Tabel 4.5 dan 4.6 tersebut
pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi suhu kapasitor yang biasanya
tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka
kapasitansinya adalah 100nF dengan toleransi +/-15%. Sekaligus diketahui juga
o
bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55C sampai +125C.
Nilai yang ditunjukkan pada badan kapasitor masih memenuhi
spesifikasinya jika bekerja pada suhu yang sesuai. Pabrikan pembuat kapasitor
umumnya membuat kapasitor yang mengacu pada standar popular. Ada 4 standar
popular yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R
(stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose).
51
Toleransi Koefisien
Suhu
o
Simbol
PPM per C
Simbol
PPM per C
0.0
-1
30
0.3
-10
60
0.9
-100
120
1.0
-1000
250
1.5
-10000
500
C
+10
Y
X
Toleransi kapasitansi
Simbol
Persen
C
+45
1.0%
-30
+65
1.5%
-55
+85
2.2%
+105
3.3%
+125
4.7%
+150
7.5%
+200
10.0%
15.0%
22.0%
+ 22% / -33%
+ 22% / -56%
+ 22% / -82%
Contoh :
Simbol
NPO
X7R
Z5U
Y5V
Temperature Range
-55 to +125
-55 to +125
+10 to +85
-30 to +85
Temperature Coefficient
Stable
+/-15%
+22%, -56%
+22%, -82%
52
Besar (V)
1H
50
2H
500
2A
100
2D
200
2G
400
53
Tipe kapasitor
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya.
Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic,
electrolytic dan electrochemical.
Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang
popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil.
Tersedia dari besaran pF sampai beberapa F, yang biasanya untuk aplikasi
rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok
bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester
(polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene,
polyprophylene, polykarbonate, metalized paper dan lainnya. Mylar, MKM,
MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan
54
permukaannya.
Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk
kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan
accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang
besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis
ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang
besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan
telepon selular.
Kapasitor adalah salah satu bentuk yang paling banyak digunakan sebagai
komponen elektronik. Namun ada berbagai jenis kapasitor termasuk elektrolitik,
keramik, tantalum, plastik, mika, dan banyak lagi. Setiap jenis kapasitor memiliki
55
56
Tegangan kerjanya mulai dari 25 volt, 50 volt , 100 volt , 150 volt , 200 volt ,
400 volt bahkan sampai ribuan volt.
Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung dan ada yang menggunakan
hitungan.
2. Kapasitor mika-perak
bisa
karena
konstruksinya yang sama seperti kapasitor elektrolit yaitu seperti koil. Kapasitor
ini baik untuk aplikasi pewaktu dan filter yang menggunakan frekuensi beberapa
ratus kHz. Komponen ini mempunyai 2 warna untuk elektrodenya, yaitu: merah
dan abuabu. Untuk yang merah elektrodenya terbuat dari tembaga sedangkan
warna abuabu terbuat dari kertas aluminium. Kapasitor Polistirene adalah bentuk
kapasitor yang relatif murah tapi menawarkan toleransi dekat di mana diperlukan.
Mereka umumnya hanya tersedia sebagai komponen elektronik berbentuk leaded.
Ciri cirinya adalah :
57
58
59
minyak
mineral
untuk
memperbesar
kapasitas
dan
kekuatan
dielektrikumnya. Kapasitor jenis ini merupakan kapasitor yang lahir pada generasi
pertama dimana pada waktu itu rangkaian masih menggunakan tabung hampa
(Vacum Tube). Kapasitor jenis ini sudah tidak dipakai lagi dan jarang diproduksi.
60
61
Tuning Capacitor
62
dengan
cara memutar gagang yang terdapat pada badan kapasitor kekanan atau kekiri.
15. Kapasitor elektrolitik
kapasitor
sama
dengan
kapasitor
63
dengan mencari tanda + yang ada pada badan kapasitor. Tanda + ini menyatakan
bahwa pin di bawahnya memiliki polaritas positif. Diharapkan berhatihati di
dalam pemasangan komponen karena tidak boleh terbalik. Karakteristik
temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada electrolytic capacitor yang terbuat
dari bahan alumunium. Mereka juga tidak tahan pada riak-arus tinggi atau
tegangan yang melebihi tegangan kerja mereka. Mereka tersedia dalam format
leaded atau surface-mount.
Ciri cirinya :
Memiliki polaritas positif dan negatif
Berfungsi sama dengan kapasitor elektrolit
Nilai kapasitasnya dinyatakan dalam F
Mempunyai unsur logam yang kuat
dan
64
tegangannya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya, berikut tanda polaritas
kakinya. Sedangkan untuk kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain
nilainya dikodekan. Biasanya kode tersebut terdiri atas 4 digit, dengan 3 digit
pertama merupakan angka dan digit terakhir berupa huruf.
Contoh :
- Kapasitor yang ukuran fisiknya kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau
3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka, satuannya adalah pF (pico
Farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka
kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama
dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor
pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 =
10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya.
104
104 = 10 x 10.000
= 100.000 pF
= 100 nF
105
222
105 = 10 x 100.000 222 = 22 x 100
= 1.000.000 pF
= 2.200 pF
= 1.000 nF
= 2,2 nF atau
= 1 F
= 2n2
Kode terbaca : 4, 7, 0, 0, 250 v
C = 4700 pf tegangan kerja 250 V
C = 4,7 nF 0% 250 V
Kode terbaca : 1, 5, 0, J
C = 15 x 100 toleransi 5%
C = 15 pF 5%
Kode terbaca : coklat, hitam, kuning, putih, merah
C = 10 x 104 toleransi 0% tegangan kerja 250 V
C = 100000 pF 0% 250 V
C = 100 nF 0% 250 V
65
66
67
Dioda biasanya terbuat dari bahan silikon (Si) dan germanium (Ge). Agar
dapat berfungsi sebagai penyearah arus maka dibutuhkan forward bias > 0,7V
untuk dioda silikon dan forward bias > 0,3V untuk dioda germanium. Syarat batas
tegangan tersebut disebut sebagai tegangan lutut (knee).
(a)
(b)
69
70
menyebabkan panas. Selain itu dioda zener memiliki nilai tegangan yang
ditunjukkan pada fisik dioda zener tersebut.
Contoh : DZ 3v5,DZ 4v7,DZ 27v5 dll.
Memang hampir sama antara dioda zener dengan dioda biasa, namun jika
diperhatikan lebih detail lagi pasti akan ada perbedaan dari keduanya.
Untuk lebih memahami dalam pemakaian dioda zener ini berikut Gambar
4.43 karakteristik dioda zener.
variabel disebut juga dioda varicap atau dioda varactor. Sifat dioda ini ialah bila
dipasangkan menurut arah terbalik akan berperan sebagai kondensator.
Kapasitansinya tergantung pada tegangan yang masuk. Dioda jenis ini banyak
digunakan pada modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL (Phase Lock
Loop).
71
72
Harvard. Prinsip kerja dioda ini sama seperti dioda lainnya yaitu melalui
rangkaian dari rangkaian elektronika, yang terdiri dari jenis p dan n. Pada kedua
jenis ini sering dihasilkan 2 tegangan, yaitu :
1. Forward biased, arus dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk pembagian
tegangan puncak, bentuk gelombang di atas (+).
2. Backforward biased, ini merupakan tegangan berbalik yang dapat merusak
suatu komponen elektronika.
biru pertama
komersial
menggunakan substrat galium nitrida yang ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun
1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian
populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED
merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara
73
melapisi
substrat
galium
nitrida
(GaN)
dengan
fosfor
kuning.
Karena warna kuning merangsang penerima warna merah dan hijau di mata
manusia, kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari substrat
akan
memberikan
kesan
warna
putih
bagi
mata
manusia.
LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di
substrat ultraungu dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu
fluoresen. Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah
dengan tidak menggunakan fosfor sama sekali melainkan menggunakan substrat
seng selenida yang dapat memancarkan cahaya biru dari area aktif dan cahaya
kuning dari substrat itu sendiri.
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah,
kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna
bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam
memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum
dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacammacam,
ada
yang
persegi
empat,
bulat
dan
lonjong.
74
cahaya
tampak,
ultra
ungu
sampai
dengan
sinar-X.
Aplikasi dioda foto mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara
otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.
(a)
(b)
Gambar 4.48 a) Simbol dan komponen dioda foto
b) Simbol dan komponen transistor foto
Alat yang mirip dengan dioda foto adalah transistor foto (Phototransistor).
Transistor foto ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang
menggunakan
Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan
dioda foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang ditimbulkan oleh foton
cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian base dan diperkuat di bagian
kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari transistor foto secara umum
akan lebih lambat dari pada dioda foto.
4.3.7
Dioda jembatan
Dioda jembatan adalah sebuah komponen elektronika semikonduktor yang
berfungsi sebagai penyearah arus bolak-balik (AC) gelombang penuh yang akan
75
Kristal
Kristal lazimnya digunakan untuk rangkaian osilator yang menuntut
stabilitas frekuensi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Alasan
utamanya adalah karena perubahan nilai frekuensi kristal seiring dengan waktu,
atau disebut juga dengan istilah faktor penuaan frekuensi (frequency aging), jauh
lebih kecil dari pada osilator-osilator lain.
Kristal juga mempunyai stabilitas suhu yang sangat bagus. Lazimnya, nilai
koefisien suhu kristal berada dikisaran 50ppm direntangan suhu operasi normal
dari -20C sampai dengan +70C. Bandingkan dengan koefisien suhu kapasitor
yang bisa mencapai beberapa persen. Untuk aplikasi yang menuntut stabilitas
suhu yang lebih tinggi, kristal dapat dioperasikan didalam sebuah oven kecil yang
dijaga agar suhunya selalu konstan.
Material yang mempunyai bentuk struktur kristalin, seperti quartz,
mempunyai satu sifat unik yaitu mampu menghasilkan tegangan listrik ketika
76
77
arus beban. Walaupun terdapat beberapa jenis saklar, namun pada prinsipnya
sama, yaitu untuk memutus dan menghubungkan arus. Saklar ada dua macam,
saklar manual dan saklar mekanik.
4.5.1 Saklar Manual
Saklar manual cara mengoperasikannya ialah dengan memindahkan tuas
saklar secara mekanis oleh operator. Biasanya saklar manual dipakai pada
rangkaian elektronik dengan kapasitas daya yang kecil dan tegangan yang kecil
agar tidak menimbulkan kemungkinan bahaya yang besar. Ukuran, bentuk dan
cara pemasangannya sangat bervariasi. Saklar manual biasanya dipasang pada
rangkaian kontrol. Saklar yang digunakan sebagai komponen elektronik biasanya
berjenis Toggle, Push Button, Rotary, dan slide. Dari 4 jenis tersebut selanjutnya
saklar dapat dikelompokkan masuk menjadi kontak jenis :
78
79
dioperasikan oleh sebuah tuas toggle yang dapat ditekan ke atas dan ke bawah.
Menurut konvensinya, posisi tuas ke bawah mengindikasikan kondisi Off atau
kontak saklar terputus, dan posisi tuas ke atas mengindikasikan kondisi On atau
kontak saklar terhubung.
Saklar-saklar toggle yang lebih besar memiliki dua buah tag terminal, yang
mengindikasikan bahwa saklar-saklar ini memiliki kontak jenis single pole single
throw (SPST) atau satu kutub satu arah.
Saklar-saklar toggle yang berukuran lebih kecil memiliki tiga buah tag
terminal, yaitu kontak jenis single pole double throw (SPDT) atau satu kutub dua
arah. Tag terminal yang berada ditengah adalah jalur arus bersama dan dapat
membentuk kontak dengan salah satu dari kedua tag lainnya. Kontak-kontak
semacam ini disebut sebagai kontak-kontak ganti changeover contact.
Contoh :
SPST rocker switch
Saklar sederhana dan paling umum digunakan,
untuk mengubah status dari padam (off) ke
nyala (on), dimana bila ditekan ke satu arah,
saklar memutus sambungan sehingga rangkaian
membuka, dan bila ditekan ke arah sebaliknya,
saklar menghubungkan sambungan sehingga
rangkaian menutup. Banyak digunakan pada
berbagai perangkat
80
menggunakan
untuk
melakukan
pengamanan
81
82
adalah
tombol
yang
membuka
83
memutus
atau
menghubungkan
DIP
(dual
in-line
package)
switch
84
untuk
memilih
berbagai
konfigurasi
operasi.
geser
kutub-ganda
lemparan-ganda.
85
86
yang
bergerak
mengikuti
magnet
tetap
di
dalam
pelampung.
FS tersedia dua konfigurasi, yaitu open tank dan closed tank. Open tank
digunakan untuk tanki terbuka sehingga terbuka juga terhadap tekanan atmosfir.
Sedangkan closed tank digunakan untuk tanki tertutup dan bertekanan.
pada perangkat saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau cairan lainnya,
misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch: absolut (trigger (pemicu)
terjadi pada tekanan tertentu) dan konfigurasi diferensial (trigger terjadi karena
perbedaan tekanan).
88
tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini
dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk.
Sebagian besar dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar
bahan inti dengan kaki-kaki kawat terpasang keluar. Beberapa jenis menutup
penuh gulungan kawat di dalam material inti, dinamakan induktor terselubungi.
Beberapa induktor mempunyai inti yang dapat diubah letaknya, yang
memungkinkan pengubahan induktansi. Induktor yang digunakan untuk menahan
frekuensi sangat tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan tabung atau manikmanik ferit pada kabel transmisi.
Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan
membuat jalur tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada
rangkaian terintegrasi menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil
membatasi induktansi.
Induktor sering digunakan pada rangkaian analog dan pemroses sinyal.
Induktor berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk
rangkaian tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar
pada pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor
kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio.
Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan
penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik
membentuk transformator. Selain itu induktor juga berfungsi sebagai : tempat
terjadinya gaya magnet, pelipat tegangan dan pembangkit getaran.
Berdasarkan kegunaannya Induktor bekerja pada:
1. Frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator.
2. Frekuensi menengah pada spul MF.
3. Frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga,
spul relay dan spul penyaring.
89
90
bahkan
dapat
menghasilkan
percikan
api,
sehingga
dapat
menimbulkan kebakaran.
91
92
(a)
Gambar 4.67 a) Sekering cepat
(b)
b) Sekering lambat
93
tersebut dapat dibuat di atas PCB lapis dua (double layer) atau PCB lapis banyak
(multi layer).
Sebelum ditemukannya PCB, rangkaian elektronika dibuat di atas
lempengan substrat phenotic (pertinak) yang diberi paku-paku matrik. Lalu
berkembang
dengan
menggunakan
lempengan
papan phenolic/epoxy/
Keandalannya tinggi.
Karakteristik listriknya mudah dipantau.
Mudah diproduksi secara cepat dan banyak.
94
terakhir lebih umum digunakan. Dan metoda pengurangan ini dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yang pertama dengan menggunakan larutan kimia
yang bersifat Asam dan yang kedua bersifat Basa. Adapun struktur bagian dalam
dari PCB berdasarkan bahan pembentuknya secara garis besar dapat dibagi atas dua
kelompok yaitu:
1. Substrat yang bersifat isolator.
2. Lapisan Tembaga yang bersifat konduktor.
Substrat yang bersifat isolator tersebut di atas dibentuk dari bahan
resin dan bahan dasar yang berfungsi sebagai penguat. Sedangkan lapisan
tembaga yang bersifat konduktor terletak di atas substrat tadi. Asosiasi industri
komponen elektronika yang lebih dikenal dengan NEMA (National Electrical
Manufacturers Association), telah mengeluarkan berbagai ketentuan yang harus
dipenuhi oleh pihak industri komponen. Salah satu ketentuannya adalah berbagai
standar produksi PCB.
Selain ketentuan mengenai komposisi substrat, faktor ketebalan substrat
juga harus diperhitungkan oleh para pembuat desain rangkaian. Faktor
ketebalan substrat ini sangat besar pengaruhnya terutama dalam
membuat desain dari rangkaian yang bekerja di daerah gelombang mikro.
Biasanya di dalam rangkaian yang bekerja pada frekuensi tinggi dan dengan
kecepatan tinggi, faktor ketebalan substrat dan tembaga perlu diperhitungkan.
Dengan mengetahui berbagai jenis bahan pembentuk PCB lengkap
dengan standar ketebalan substratnya, maka para pembuat desain rangkaian dapat
memilih jenis PCB yang akan digunakannya. Selain pengetahuan mengenai bahan
substrat, pengetahuan mengenai lapisan tembaga diatasnya pun perlu mendapatkan
perhatian. Lapisan tembaga tersebut mempunyai kemurnian 99.5%, dengan
berbagai variasi ketebalan. Satuan yang digunakan adalah berat lapisan tembaga
setiap satuan luasnya dan umum digunakan dalam mikrometer (m), yaitu
tebal lapisan tembaga nya.
Papan yang diproduksi sekarang ini mempunyai ketebalan tembaga yang
sangat bervariasi. Setiap jenis PCB dapat diproduksi dalam bermacam-macam
ketebalan, sesuai dengan ukuran standard. Jenis papan yang banyak digunakan
95
sekarang ini adalah PCB dengan ketebalan tembaga 35,5 dan 71,1 mikron.
Tetapi jenis PCB yang terakhir lebih banyak dipakai di dalam rangkaian elektronika
profesional seperti komputer, peralatan komunikasi dan lain-lain. Walau demikian
PCB dengan lapisan tembaga setebal 17,8 mikron juga banyak digunakan dalam
peralatan elektronika untuk keperluan rumah tangga.
Sifat fisik lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah temperatur kerja.
Setiap jenis bahan mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap temperatur,
sehingga di dalam membuat suatu rangkaian hal tersebut perlu diperhitungkan
sebelumnya. Sebagai contoh bila suatu rangkaian nantinya akan dioperasikan pada
daerah temperatur diatas 200C, maka jenis papan yang digunakan harus yang
mempunyai daerah kerja temperatur di atasnya.
4.8.3 Parameter Listrik Bahan PCB
Parameter listrik dari papan PCB sangatlah bervariasi tergantung dari
jenis bahan pembentuknya, sehingga untuk membuat desain dari suatu
rangkaian diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai hal tersebut di
atas. Di dalam Tabel 4.10 dapat dilihat macam-macam type PCB yang ada di
pasaran beserta nilai konstanta dielektrik (permittivity)nya masing masing.
Nilai dielektrik ini sangat besar pengaruhnya terhadap daerah kerja frekuensi.
Sebagai contoh misalnya PCB jenis GT, GX dan GPO yang mempunyai nilai
dielektrik antara 2,5-2,8 biasa digunakan pada rangkaian elektronika yang bekerja
pada daerah frekuensi tinggi. Sedangkan jenis XXXPC yang mempunyai nilai
dielektrik 4,1 hanya digunakan pada frekuensi di bawah 10 KHz, dan
seterusnya.
Nilai
konstanta
dielektrik
ini
sangat
ditentukan
oleh
bahan
pembentuknya. Dan faktor itu pula yang menyebabkan papan jenis GT, GX dan
GPO ini selain mempunyai konstanta dielektrik yang rendah juga nilai "losses"
nya rendah. Selain itu konstanta dielektrik juga memegang peranan yang penting
dalam rangkaian digital yang bekerja pada frekuensi tinggi juga pada rangkaian
yang bekerja pada daerah gelombang mikro. Salah satu fungsi konstanta
dielektrik dalam suatu rangkaian antara lain adalah untuk menentukan waktu
96
Konstanta dielektrik
XXXPC
(pada 1 MHz)
4.1
FR - 2
FR - 3
FR - 4
FR - 5
F R -6
CEM - 1
CEM - 3
G - 10
G - 11
GI
GT
GX
GPO
4.5
4.3
4.6
4.3
4.1
4.4
4.6
4.6
4.5
4.8
2.8
2.8
2.5
Masih banyak lagi sifat listrik lainnya yang perlu diketahui oleh para
pembuat desain dari suatu rangkaian. Seperti misalnya nilai kuat dielektrik
dari bahan substrat, yaitu kemampuan dari bahan tersebut menahan arus
listrik dari sentakan listrik (satuannya Volt/mil). Juga "Current Carrying
Capacity", yaitu kemampuan konduktor untuk menahan arus yang lewat,
satuannya Amper.
Parameter listrik lainnya dari berbagai jenis PCB yang ada di pasaran
antara lain adalah nilai disipasi dan nilai dielektrik breakdown. Faktor disipasi
diukur pada frekuensi 1 MHz dan satuan untuk dielektrik breakdown adalah
kV. Kedua parameter ini sangat panting untuk diperhatikan, terutama untuk
rangkaian yang bekerja pada daerah tegangan tinggi. Dalam hal ini diperlukan PCB
yang tahan terhadap tegangan tinggi, sehingga perlu dipilih PCB dengan nilai
dielektrik breakdown yang tinggi untuk memenuhi keperluan di atas. Nilai
konduktivitas panas dari bahan substrat PCB (tanpa lapisan tembaga) juga tidak
kalah pentingnya dibanding dengan nilai parameter lainnya. Dalam Tabel
4.11 ini dapat dilihat nilai konduktivitas panas bahan substrat dari setiap jenis
PCB yang ada di pasaran.
97
KONDUKTIVITAS
XXXP
FR - 2
FR - 3
FR - 4
FR - 5
CEM - 1
CEM - 3
G - 10
G - 11
1.7
1.8
1.6
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
4.8.4 Aplikasi
Telah diuraikan bahwa sekarang ini di pasaran beredar banyak jenis PCB
dengan parameter yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu di bawah ini
dapat dilihat beberapa contoh penggunaan PCB dengan daerah kerja frekuensinya
masingmasing berdasarkan bahan pembentuknya.
Paper Base Phenolic, jenis papan ini mempunyai kode spesifikasi XXXP atau
XXXPC dengan warna dasar papan coklat kabur, terbuat dari kertas dengan
resin phenolic. Nilai konstanta dielektriknya 4.1 (diukur pada 1 MHz), hanya
diproduksi jenis lapis satu (single layer), kurang tahan pada temperatur solder
(mudah mengelupas). Jenis ini hanya digunakan pada frekuensi di bawah 10
MHz seperti misalnya rangkaian audio, power supply, amplifier, dan lainlain.
Paper Base Epoxy, jenis papan ini mempunyai kode spesifikasi FR-3 dan
diproduksi dalam bentuk papan lapis satu dan lapis dua, terbentuk dari resin
epoxy dengan kertas sebagai bahan pengerasnya. Nilai konstanta dielektriknya
pada 1 MHz adalah 4.2- 4.3, biasa dipakai dalam rangkaian yang bekerja
pada frekuensi di bawah 1 GHz.
Glass Base EPOXY, jenis papan ini mempunyai kode spesifikasi FR-4, FR-5
dan G-10. Warnanya agak transparant dan diproduksi dalam bentuk papan
lapis satu dan lapis dua. Jenis ini lebih tahan terhadap temperatur solder.
Nilai konstanta dielektriknya pada 1 MHz adalah 4.3-4.6, terbuat dari resin
epoxy dengan bahan dasar keramik glass. Biasa dipakai pada frekuensi
98
dibawah 1 GHz dan juga dapat dipakai sebagai bahan PCB Multi Layer (lapis
banyak).
PTFE Impregnated Glass, kode spesifikasinya adalah GT, GX dan GPO,
warnanya abu-abu kehijauan, diproduksi sebagai papan lapis satu dan lapis
dua, terbuat dari resin teflon dengan bahan pengisi dari glass cloth. Nilai
konstanta dielektriknya pada 1 MHz= 2.5-2.8, biasa dipakai didalam rangkaian
microwave (diatas 1 Ghz).
antara lain adalah jenis FR-2, FR-3, FR-4, FR-5, CEM-1, dan CEM-3. Di bawah ini
akan diuraikan mengenai beberapa contoh penggunaan PCB dalam setiap
barang elektronika berdasarkan jenis/type papan yang ada di pasaran.
- FR-2, banyak digunakan dalam produk mainan anak, TV-Games dan
kalkulator.
- FR-3, mempunyai spesifikasi fisik dan listrik yang lebih tinggi sehingga
banyak digunakan dalam pesawat televisi computer dan peralatan
komunikasi.
- CEM-1, biasanya digunakan dalam industri elektronika, industri
otomotif dan detektor.
- CEM-3, harganya cenderung lebih mahal dan spesifikasinya memenuhi bila
digunakan untuk keperluan PTH.
- FR-4, adalah jenis papan yang paling banyak digunakan karena sifat fisik,
mekanik dan listriknya sangat baik, sehingga kebutuhan pesawat udara dan
99
100