Anda di halaman 1dari 15

Pengukuran Gejala Pusat

Sarah Hanifah
sarahanifah@ymail.com
http://sarahhanifah.com

Lisensi Dokumen:
Copyright 2013 StatistikaPendidikan.Com
Seluruh dokumen di StatistikaPendidikan.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan
secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau
merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen.Tidak
diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari
StatistikaPendidikan.Com.

Abstrak/Ringkasan
Dalam statistika deskriptif, analisa distribusi frekuensi dilakukan dengan
tujuan mengetahui kecenderungan memusat atau menyebarnya nilai-nilai dalam
suatu distribusi. Analisa distribusi frekuensi hanya menggunakan dua perangkat
analisis yakni ukuran pemusatan (Central Tendency) dan dan ukuran penyebaran
(Dispertion). Pada bab ini akan dibahas secara khusus tentang ukuran pemusatan.
Ukuran pemusatan memiliki beberapa perangkat ukur antara lain rata-rata
(mean), Median (kuartil 2), kuartil 1, dan kuartil 3, serta modus atau mode.
Pembahasan rinci tentang perangkat ukur tersebut akan dibahas pada bab ini.

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

Pendahuluan
Dalam ilmu statistik kita selalu mengenal ukuran mean (rataan), median
(nilai tengah) dan modus (nilai terbanyak). Ketiga ukuran ini merupakan ukuran
average (rata-rata) dalam kelompok ukuran pemusatan (central tendency). Ketiga
ukuran statistik ini pun banyak dijumpai penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menggambarkan sekelompok data kita sering menyatakannya dalam mean,
median ataupun modusnya.
Mean atau rataan adalah jumlah seluruh data (sum) dibagi dengan banyaknya
data. Sedangkan median adalah nilai yang tepat berada di tengah-tengah sekelompok
data setelah data kita diurutkan menurut besarnya. Terakhir modus adalah nilai/data
yang paling tinggi frekwensi kemunculannya dalam kelompok data yang kita miliki
tersebut. Meskipun memiliki definisi yang berbeda-beda, penggunakan ketiga
ukuran ini memiliki makna dan maksud yang sama yaitu untuk mewakili ukuran
rata-rata (pusat) dari sejumlah data.
Lalu apa perbedaan ketiga ukuran ini? Perbedaannya adalah pada kapan kita
harus menggunakan ketiga ukuran ini. Berikut ini beberapa kondisi yang
menggambarkan penggunaan ketiga ukuran ini:
1. Skala pengukuran:
Untuk data dengan skala pengukuran interval, pada dasarnya ketiga
ukuran di atas dapat digunakan. Namun akan lebih baik menggunakan
ukuran mean jika jumlah data kita sangat sedikit. Untuk jumlah data yang
sangat banyak biasanya data dibuat dulu menjadi data berkelompok
kemudian baru dihitung ketiga ukuran tersebut.
Jika skala pengukuran data berupa ordinal, maka ukuran yang bisa
digunakan hanya median dan modus, sedangkan mean tidak dapat
digunakan.Untuk skala pengukuran nominal, ukuran yang bisa digunakan
hanyalah modus, sedangkan dua ukuran yang lainnya tidak dapat
digunakan.

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

2. Bentuk distribusi frekuensi


Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ukuran yang tepat adalah
bentuk distribusi frekuensi. Dalam distribusi normal (sempurna), ketiga
ukuran memiliki letak yang sama. Mean menjadi tidak akurat digunakan
pada distribusi yang menceng. Dalam kondisi seperti itu lebih baik
menggunakan median.

Isi
1. PEMBAHASAN

A. Rata-rata (mean)

Perhitungan rata-rata (mean) berbeda antara rata-rata untuk jenis data


berkelompok dan data tak berkelompok. Yang dimaksud dengan data berkelompok
atau bergolong adalah data yang telah digolongkan dalam distribusi frekuensi.
Sedangkan data tak berkelompok adalah data tunggal atau data yang tidak
dikelompokan dalam distribusi frekuensi. Perhitungan Frekuensi data

tak

berkelompok, biasanya setiap data mewakili data tersebut secara tunggal.


1.Rata-rata untuk data tunggal
Menghitung rata-rata untuk data tak berkelompok menggunakan formula
sederhana sebagai berikut :

Xi
n

Keterangan :
Rata-rata (mean) variabel X
Me:
Xi : Penjumlahan unsur pada variabel X

n:

Jumlah subjek

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

Contoh :
Diketahui nilai statistic mahasiswa dari 25 adalah: 52, 72, 82, 77, 80, 92, 85, 71, 72,
62, 47, 52, 57, 82, 92, 72, 67, 82, 72, 69, 92, 42, 52, 72, 59.
Jawab:
52, 72, 82, 77, 80, 92, 85, 71, 72, 62, 47, 52, 57, 82, 92, 72, 67, 82, 72, 69, 92, 42, 52, 72, 59
70,16
25

2. Rata-rata untuk data berkelompok


Perhitungan rata-rata untuk data berkelompok menggunakan rumus
sebagai berikut :
X

Xi. fi
n

Keterangan :
X : Rata-rata
Xi : Nilai-nilai pengamatan yang diwakili dengan nilai
tengah kelas
fi : Frekuensi relatif tiap kelas interval
n : Jumlah subjek
Contoh :
Nilai statistic mahasiswa berjumlah 25 orang yang telah diolah dan disajikan dalam
tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Persiapan perhitungan rata-rata nilai statistik
No.

Kategori

Xi

Fi

fi.Xi

Nilai
1

42 50

46

92

51 59

55

275

60 68

64

128

69 77

73

584

78 86

82

410

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

87 95

91

273

fi n = 25 fi.Xi 1762
Setelah didapatkan nilai pada tabel di atas, selanjutnya nilai tersebut
dimasukan ke dalam rumus dan dilakukan perhitungan sebagaimana berikut ini:
X

fi. Xi
n

1762
70,48 70
25

Berdasarkan nilai di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata statistik
untuk mahasiswa sebanyak 25 orang adalah 70.

B. Median
Median adalah nilai yang persis berada di tengah jika suatu angkatan data
diurutkan dari nilai terkecil / terendah sampai terbesar / tertinggi atau sebaliknya.
Perhitungan median juga menggunakan teknik yang berbeda antara

data tak

berkelompok dengan data berkelompok atau bergolong.


1. Perhitungan median untuk data tak berkelompok
Untuk data tak berkelompok atau data tunggal, cara perhitungan median
amat sederhana. Misalnya nilai statistic mahasiswa yang telah diurutkan sebagai
berikut : 42, 47, 52, 52, 52, 57, 59, 62, 67, 69, 71, 72, 72, 72, 72, 72, 77, 80, 82, 82,
82, 85, 92, 92, 92. Untuk kelompok nilai tadi, mediannya adalah 72 karena persis
berada di tengah. Kejadian seperti dicontohkan di atas adalah cara penentuan median
ketika jumlah nilai dalam kelompok nilai tersebut adalah ganjil. Bagaimana halnya
jika jumlah nilai dalam kelmpok nilai tersebut adalah genap. Untuk kelmpok nilai
berjumlah genap, cara penentuan median seperti terlihat pada contoh di bawah ini :
42, 47, 52, 52, 52, 57, 59, 62, 67, 69, 71, 72, 72, 72, 72, 72, 77, 80, 82, 82, 82, 85,
92, 92, 92, 92 ; Nilai yang persis di tengah dari urutan nilai di atas bukan lagi satu
nilai tetapi telah menjadi dua nilai yaitu 72, dan 72 sehingga untuk mendaptkan nilai
tengah, kedua nilai tersebut harus dijumlahkan kemudian dibagi dua. Sehingga
median dari kelompok nilai berjumah genap di atas adalah

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

72 72
72 .
2

2. Perhitungan median untuk data berkrlompok / bergolong


Pada data bergolong, tidak terlalu mudah untuk menentukan median. Hal ini
disebabkan karena padatnya nilai-nilai serta telah terkuburnya sejumlah nilai dalam
kelompok-kelompok nilai. Dengan demikian maka perhitungan median pada data
berkelompok menggunakan rumus sebagai berikut :

1 / 2n F
M L
f

.i

Keterangan :
M
L
F
f
n
i

: Median
: Batas bawah kelas di mana terdapat 1/2n
: Frekuensi kumulatif sebelum kelas median
: Frekuensi relatif kelas bawah di mana terdapat 1/2n
: Jumlah subjek
: interval atau panjang kelas

Untuk perhitungan median, maka akan ditampilkan sebuah tabel persiapan


perhitungan median untuk data bergolong seperti di bawah ini :
Tabel 3.2
Persiapan perhitungan median
No.

Kategori Nilai

Fi

42 50

51 59

60 68

69 77

17

78 86

22

87 95

25

Jumlah

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

fi n = 25

Setelah didapatkan kelas ke 4 sebagai kelas median (kelas di mana terdapat


1/2n ) pada tabel di atas sebagai patokan, maka selanjutnya akan

dilakukan

perhitungan median untuk data berkelompok seperti dibawah ini :

1 / 2.25 9
68,5
.9
8

12,5 9
68,5
.9
8

3,5
68,5
.9
8
68,5 3,5

.9
8
72

9.9 81
8
C . Kuartil 1
Secara sederhana, kuartil 1 dapat dipahami sebagai nilai yang berada
pada posisi seperempat ketika sebuah angkatan data diurutkan. Untuk
melakukan perhitungan terhadap kuartil 1 digunakan formula seperti
tercantum dalam kotak berikut ini :

1 / 4n F
.i
Q1 L
f

Keterangan :
Q1
L

:
:

Kuartil 1
Batas bawah kelas di mana terdapat
1/4n
F
: Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas di
mana terdapat 1/4n
f : Frekuensi relatif kelas di mana terdapat 1/4n
n
: Jumlah subjek
i
:
Panjang / jarak interval kelas

Dengan menggunkakan kasus pada perhitungan median sebelumnya,


dapat dilakukan perhitungan terhadap kuartil 1. Adapun kasus dimaksud

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

sebagaimana terkafer dalam tabel berikut.

Tabel 3.3
Persiapan perhitungan Kuartil 1
No.

Kategori Nilai

fi

42 50

51 59

60 68

69 77

78 86

87 95

fi n = 25

Setelah didapatkan kelas ke 2 sebagai kelas di mana terdapat 1/4n )


pada tabel di atas sebagai patokan, maka selanjutnya akan

dilakukan

perhitungan untuk mendapatkan nilai kuartil 1 seperti dibawah ini :

1 / 4.25 18
50,5
.9
5

6,25 18
50,5
.9
5

50,5 6,25 18

.9
5
38,75

.9
5
348,75

69,75
5

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

D. Kuartil 2

No.

Kategori Nilai

Fkb

42 50

25

51 59

22

60 68

17

69 77

78 86

87 95

fi n = 25

Jumlah

2 / 4n Fkb
.i
Q2 L
f

Keterangan :
M
L
F
F
n
i

Kuartil 3
Batas bawah kelas di mana terdapat 3/4n
Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas di
mana terdapat 3/4n
: Frekuensi relatif kelas di mana terdapat 3/4n
: Jumlah subjek
: Panjang / jarak interval kelas
:
:

2 / 4.25 9
68,5
.9
8

12,5 9
68,5
.9
8

3,5
68,5
.9
8
68,5 9(0,4375)
68,5 3,9375 72,4375
72,5

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

E. Kuartil 3
Kuartil 3 dapat dipahami sebagai nilai yang berada pada posisi 3/4 ketika
sebuah angkatan data diurutkan. Untuk melakukan perhitungan terhadap
kuartil 3 digunakan formula seperti tercantum dalam kotak berikut ini :

3 / 4n F
.i
M L
f

Keterangan :
M
L
F
F
n
i

Kuartil 3
Batas bawah kelas di mana terdapat 3/4n
Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas di
mana terdapat 3/4n
: Frekuensi relatif kelas di mana terdapat 3/4n
: Jumlah subjek
: Panjang / jarak interval kelas
:
:

Dengan menggunkakan kasus pada perhitungan median ataupun kuartil 1


tadi, dapat dilakukan perhitungan terhadap kuartil 3. Adapun kasus dimaksud
sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 3.4
Persiapan perhitungan Kuartil 3
No.
Kategori Nilai
fi
1

42 50

51 59

60 68

69 77

78 86

87 95

fi n = 25
Setelah didapatkan kelas ke 5 sebagai kelas di mana terdapat 3/4n )
http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

10

pada tabel di atas sebagai patokan, maka selanjutnya akan

dilakukan

perhitungan untuk mendapatkan nilai kuartil 3 seperti dibawah ini :

3 / 4.25 3
77,5
.9
5

18,75 3
77,5
.9
5

15,75
77,5
.9
5
77,5 28,35
77,5 28,35 105,85

Perlu di ingat bahwa perhitungan median, Kuarti 1, dan Kuartil 3 untuk


data bergolong selalu mengacu pada frekuensi kumulatif.

F. Modus
Modus dapat dibatasi sebagai nilai yang sering muncul atau suatu kelompok
nilai yang memiliki frekuensi relatif terbesar. Perhitungan modus juga berbeda
antara data tak berkelompok / tak bergolong

dan data

berkelompok /

bergolong.
1. Modus untuk data tak berkelompok / bergolong
Penentuan modus untuk data tak berkelompok dapat dilihat pada kasus
dibawah ini.
Nilai statistic mahasiswa dari 25 0rang adalah: 42, 47, 52, 52, 52, 57, 59,
62, 67, 69, 71, 72, 72, 72, 72, 72, 77, 80, 82, 82, 82, 85, 92, 92, 92. Dari
sebaran nilai di muka, terlihat bahwa nilai yang sering muncul atau
memiliki frekuensi pemunculan sebanyak lima kali dalam kasus ini adalah
nilai 72. Dengan demikian, maka modus dalam kasus ini adalah 72.
2.

Modus untuk data berkelompok / bergolong


Perhitungan modus pada data bergolong dimulai dengan menetapkan kelas
modus pada tabel distribusi frekuensi. Kelas modus adalah kelas yang

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

11

memiliki frekuensi relatif terbesar. Untuk menghitung modus, analis harus


selalu mengacu pada frekuensi relatif dalam tabel distribusi frekuensi.
Modus untuk data bergolong dapat dihitung dengan menggunakan formula
seperti dalam kotak berikut ini.
b1
Mo b i

b1 b2

Keterangan :
Mo :
b :

Modus
Batas bawah kelas yang memiliki frekuensi relatif
terbesar
b1 : Frekuensi relatif kelas modus dikurangi frekuensi
relatif kelas sebelumnya
b2 : Frekuensi relatif kelas modus dikurangi frekuensi
relatif kelas berikutnya
i :
Jarak interval kelas
Dengan menggunkakan kasus pada perhitungan median, kuartil 1
ataupun Kuartil 3

tadi, dapat dilakukan perhitungan terhadap

modus.

Adapun kasus dimaksud sebagaimana ditampilkan berikut ini.


Tabel 3.5
Persiapan perhitungan modus
No.

Kategori Nilai

fi

42 50

51 59

60 68

69 77

78 86

87 95

fi n = 25
Setelah didapatkan kelas ke 4 sebagai kelas yang memiliki
frekuensi relatif terbesar atau kelas modus

sebagai patokan, maka

selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai modus


http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

12

seperti berikut ini :


6

68,5 9.

63
6
68,5 9.
9
68,5 6
74,5

Penutup
Dalam ilmu statistik kita selalu mengenal ukuran mean (rataan), median
(nilai tengah) dan modus (nilai terbanyak). Ketiga ukuran ini merupakan ukuran
average (rata-rata) dalam kelompok ukuran pemusatan (central tendency). Ketiga
ukuran statistik ini pun banyak dijumpai penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menggambarkan sekelompok data kita sering menyatakannya dalam mean,
median ataupun modusnya.
Mean atau rataan adalah jumlah seluruh data (sum) dibagi dengan banyaknya
data. Sedangkan median adalah nilai yang tepat berada di tengah-tengah sekelompok
data setelah data kita diurutkan menurut besarnya. Terakhir modus adalah nilai/data
yang paling tinggi frekwensi kemunculannya dalam kelompok data yang kita miliki
tersebut. Meskipun memiliki definisi yang berbeda-beda, penggunakan ketiga
ukuran ini memiliki makna dan maksud yang sama yaitu untuk mewakili ukuran
rata-rata (pusat) dari sejumlah data.
A. Rata-rata (mean)

Perhitungan rata-rata (mean) berbeda antara rata-rata untuk jenis data


berkelompok dan data tak berkelompok. Yang dimaksud dengan data berkelompok
atau bergolong adalah data yang telah digolongkan dalam distribusi frekuensi.
Sedangkan data tak berkelompok adalah data tunggal atau data yang tidak
dikelompokan dalam distribusi frekuensi. Perhitungan Frekuensi data

tak

berkelompok, biasanya setiap data mewakili data tersebut secara tunggal.

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

13

B. Median
Median adalah nilai yang persis berada di tengah jika suatu angkatan data
diurutkan dari nilai terkecil / terendah sampai terbesar / tertinggi atau sebaliknya.
Perhitungan median juga menggunakan teknik yang berbeda antara

data tak

berkelompok dengan data berkelompok atau bergolong.

C . Kuartil 1
Secara sederhana, kuartil 1 dapat dipahami sebagai nilai yang berada
pada posisi seperempat ketika sebuah angkatan data diurutkan.

D. Kuartil 3
Kuartil 3 dapat dipahami sebagai nilai yang berada pada posisi 3/4 ketika
sebuah angkatan data diurutkan.
E. Modus
Modus dapat dibatasi sebagai nilai yang sering muncul atau suatu kelompok
nilai yang memiliki frekuensi relatif terbesar. Perhitungan modus juga berbeda
antara data tak berkelompok / tak bergolong dan data berkelompok / bergolong.

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

14

Referensi
1. http://faharuddin.wordpress.com/2012/01/17/mean-median-dan-modus/
2. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=17&cad=rja
&ved=0CGAQFjAGOAo&url=http%3A%2F%2Fakhiwagiman.files.wordpress.com%2
F2010%2F05%2Fstat-bab3.doc&ei=pP9LUoG5E4iqrAfA7YGYDg&usg=AFQjCNFiNWdUFR6p0AOgTrO1GAnLH
DvxlA&bvm=bv.53371865,d.bmk

Biografi Penulis
Sarah Hanifah lahir di Jakarta, 14 April 1994. Telah
menyelesaikan studi di SDI Baiturrachman Tangerang, Mts. Al
Mukmin Solo, MA. Al Mukmin Solo. Dan sekarang tercatat
sebagai mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Program
Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Fakultas
Ilmu Sosial angkatan 2012.

http://statistikapendidikan.com
Copyright 2013StatistikaPendidikan.Com

15

Anda mungkin juga menyukai