PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan
masyarakat yang di pusatkan pada keluarga sebagai unit satu kesatuan yang di rawat
dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon &
Maglaya, 1978). Keluarga adalah sekumpulan orang dengan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk mencipyakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembanan fisik, mental, emosional, serta sosial dari anggota
keluarga (Duvval & Logan, 1986).
Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan dan merupakan kumpulan dua
orang atau lebih yang ada dan tidak ada hubungan darah atau hubungan secara
hukum akan tetapi berperan sebagai keluarga atau siapapun yang di katakan klien
sebagai keluarganya (Friedman, 1998).
Pada tahap anak usia sekolah, tahap ini dimulai ketika anak pertama
telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 12
tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai usia maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir. Lagi-lagi tahun-tahun pada masa ini merupakan tahuntahun yang sibuk. Kini, anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan
masing-masing, di samping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup,
serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas
perkembangannya sendiri-sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugastugas perkembangannya sendiri.
Sekolah dan lingkungan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga membutuhkan penyesuaian antara anak dan orangtua.
Saat anak membutuhkan penyesuaian ini perawat membantu meningkatkan
kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orangtua dan anak
mengidentifikasikan
stressor
potensial
dan
merancang
intervensi
untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep keluarga
1.
Pengertian Keluarga
Banyak ahli menguraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan
masyarakat. Beberapa ahli mengemukakan pengertian keluarga:
a. Duvall, 1986
Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional da sosial dari
tiap anggota.
b. WHO,1969
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi dan perkawinan.
c. Bergess, 1962
Yang dimaksud keluarga adalah:
Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan atau
hubungan sedarah atau hasil adopsi
1. Helvie, 1981
Keluarga adalah sekelompok anusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan
yang konsisten dan berhubungan erat
1. Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi antara satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
(2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhtikan
satu sama lain.
(3)
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah saudara istri.
Patrilolal
Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya bagian dari suami istri.
Ciri-ciri struktur keluarga:
Terorganisasi
Saling berhubungan, saling berketergantungan antara anggota keuarga.
Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki keterbatasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing. (Anderson
Carter).
3. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan maka perawat perlu memahami dan mengetahui berbagi tipe keluarga.
a.
Keluarga Tradisional
Nuclear Family (Keluarga inti) yang terdiri dari : ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
Extended family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya : nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
Resconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam
pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya, dapat bekerja luar rumah.
Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di ruma anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja di
luar rumah.
Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal di rumah/ di luar rumah.
Dual Carrier
Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
Comunal
Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan
tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
Unmaried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya doadopsi.
Cohibing Couple
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling memprtahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam
keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
Saling mengasuh
o Cinta kasih
o Kehangatan
o Saling menerima
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masingmasing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai
aktivitas yang berbeda dengan anak. Unuk itu keluarga perlu bekerjasama untuk mencapai
tugas perkembangan. Pada saat ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak,
memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas disekolah mapun diluar
sekolah.
Lagi-lagi tahun-tahun pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini,anak-anak
mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan
wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orang tua sendiri. Setiap orang
menjalani tugas-tugas perkembangan nya sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi
tugas-tugas perkembangannya sendiri. Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengen
tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas
perkembangan genereletivitas) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri; sementara
anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of industry yaitu kapasitas
untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri.
Tugas orangtua pada tahap ini adalah untuk belajar mengahadapi pisah dengan, atau lebih
sederhana, membiarkan anak pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan
kegiatan-kegiatan diluar rumah akan memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan
anak usia sekolah tersebut. Tahun-tahun ini dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi
ada juga kekuatan-kekuatan yang secara perlahan-lahan mendorong anak tersebut pisah dari
keluarga sebagai persiapan menuju masa remaja. Orangtua yang mempunyai perhatian diluar
anak mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang perlahan-lahan. Akn tetapi,
dalam contoh-contoh dimana peran ibu merupakan sentral dan satu-satunya peran yang
signifikan dalam kehidupan wanita, maka proses pisah ini merupakan sesuatu yang
menyakitkan dan dipertahankan mati-matian.
Selama tahap ini orangtua merasakan tekanan yang luar biasa dari komunitas di luar rumah
melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi diluar keluarga yang menghruskan anak-anak
mereka menyesuaikan diri dengan standar-standar bagi anak. Kecacatan pada anak akan
ketauan selama priode kehidupan anak ini. Para perawat sekolah dan guruakan mendeteksi
banyaknya defek penglihatan, pendengaran, bicara, selain kesulitan belajar, gangguan tingkah
laku, dan perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak, penyalah gunaan zat, dan
penyakit-penyakit menular.
Ada banyak keadaan cacat yang terdeteksi selama tahun-tahun sekolah,termasuk epilepsi,
serebral pasi, retardasi mental, kanker, kondisi ortopedik. Fungsi utama perawat kesehatan
disini adalah di samping sebagai fungsi rujukan, mengajar, dan memberikan konselingkepada
orangtua mengenai hal tersebut, akan membantu keluarga melakukan koping sehingga
pengaruh merugikan dari cacat tersebut pada keluarga dapat di minimalkan. Jika orangtua
dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah masalah keluarga dan
berusa mencari resolusi dengan fokus baru tersebut, akan tercapai banyak fungsi-fungsi
kluarga dan tingkah lakuanak yang sehat.
1. 6. Tugas-tugas perkembangan keluarga
Salah satu tugas orangtua yang sangat penting dalam mensosialisasikan anak pada saat ini
meliputi meningkatkan prestasi anak di sekolah. Tugas keluarga yang signifikan lainnya
adalah mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia. Sekali lagi dilaporkan bahwa
kebahagiaan perkawinan selama tahap ini menurun.
Anak mempelajari secara bertahap bahwa orangtua kurang sempurna; mereka dapat
dikecewakan oleh orangtuanya dan berharap teman orangtuanya adalah teman mereka.
Kadang mereka percaya bahwa mereka pasti diadopsi. Mereka mengendalikan orantuanya
untuk memberi kasih sayang, keamanan, bimbingan dan asuhan yang mutlak.
Usia sekolah tampak saling merasa asing dengan saudaranya dirumah; meskipun mereka
adalah pembela saudaranya yang paling baik diluar rumah. Anak yang lebih kecil kadang
mengidolakan saudara kandungnya yang lebih besar, dan akhirnya sering terjadi persaingan.
Anak yang lebih besar mungkin iri pada perhatian yang di berikan pada saudara kandungnya
yang lebih kecil dan sedikit merayu dan kadang-kadang kasar.
Selama tahap primer ( 6-7 tahun) anak laki-laki dan perempuan bermain bersama, bergantung
pada siapa yang bersedia dan tertarik. Sekitar usia 8 tahun, kelompok sosial dengan kawan
sebaya berjenis kelamin sama mulai berbentuk. Geng ini membuat anak menyatakan
kemandirian mereka dari peran orangtua dan membuat kode atau bahasa rahasia dan prilaku
mreka sendri. Periode sering kali mengarhkan pada masyarakat rahasia dimasa kanak-kanak.
Persahabatan adolesens (10-12 tahun ) dikarakterisasikan dengan memiliki sahabat dengan
jenis kelamin yang sama. Hubungan ini mungkin sementara, tetapi hubungan mereka sangat
erat dan tercipta diskusi yang menyangkut seluruh area kehidupannya. Beberapa teknik
membentuk hubungan heteroseksual tetapi biasanya mereka tidak saling timbal balik.
Konsep diri
Perasaan anak terahadap kemampuan penguasaan tugas merupakan elemen kunci dalam
membentuk harga diri. Anak perlu mendapatkan umpan balik positiff dari guru dan orangtua
terhadap usahanya. Sangat penting bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sedikitnya
dalam satu area seperti membaca, musik atau berenang. Hewan peliharaan yang
membutuhkan perawatan dan perhatian anak menimbulkan kasih sayang mutlak dan
meninggalkan perasaan harga diri mereka.
Ketakutan
Terdapat penurunan rasa takut yang berkaitan dengan keamanan tubuh seperti, kilat, anjing,
kegelapan, suara luka, dan goresan. Takut terhadap supernatural seperti hantu dan penyihir
menetap dan menurun secara perlahan. Terjadi ketakutan baru yang berkaitan dengan sekolah
dan keluarga. Ketakutan mereka terhadapguru dan teman-temannya dan ketiak setujuan dan
penolakan orangtua. Mereka juga menjadi takut tentang kematian dan hal-hal yang mereka
dengar dalam berita seperti perang dan pengrusakan lingkungan.
Pola koping
Moral
Anak belajar peraturan dan orangtua, tetapi pemahaman terhadap atyran dan alasan terbatas
sampai usia sepuluhtahunan. Sebelumnya mereka memperhatikan kebutuhan mereka lebih
dahulu dan dapatberbuat curang untuk memenangkannya setelah 10 th, keadilan berdasarkan
pada mata untuk mata dan hukuman pada situasi yang benar (mmisalnya jika anak
memecahkan sesuatu, meka harus membayar untuk membetulkannya).
Aktivitas pengalih
Usia sekolah bermain secara kooperatif dalam aktivitas kelompok seperti lompat tali, sepak
bola, dan bola kasti. Permainan menjadi kompetitif dan anak yang memiliki kesulitan belajar
akan kalah. Karakteristik usia ini adalah saling mengejek, menghina, menantang, takhayul,
dan meningkatkan sensitivitas.
Nutrisi
Anak pasti memiliki kesukaan dan ketidaksukaan. Pada kelompok ini terjadi sedikit devisensi
nutrisi. Anak memiliki nafsu makan yang besar setelah pulang sekolah dan memerlukan
makanan kecilyang berkualitas seperti buah dan roti lapis untuk menghindari makanan
berkaloi seperti keripik dan permen.
g
a untuk memberi kasih sayang, keamanan, bimbingan dan asuhan yang mutlak.
b). Perkembangan motorik pada anak usia sekolah
Menggunakan pisau untuk mengoles mentega pada roti dan belajar memotong
danging lunak.
Mencontoh segitiga pada usia 6 tahun dan wajib pada usia 7 tahun
Berjalan bermain roller skate, lompat tali, mengendarai sepeda dan berenang.
Perawatan diri
Belajar menyikat dan menyisir rambut dengan mode yang bisa tanpa bantuan.
Memakai seluruh baju, tetapi membutuhkan bantuan pada bagian bawah kemeja, ikat
Membuat model sederhana mobilan dan pesawat terbang serta membuat -kerajinan
tangan sederhana.
Belajar membersihkan gigi dengan flossing secara efektif dan mandiri melakukan
perawatan gigi
Dapat menangkap atau melempar (70 kaki ), dan memukul bola kasti.
upacara lain.
Perawatan diri
Belajar mengatur rambut dan menyisipkan pita rambut dan hiasan lainnya.
Memakai baju sendiri dengan lengkap dan dapat membantu saudaranya -yang lebih
Membangun model komplek mobil dan pesawat da membuat kerajinan tangan yang
rumit.
sendiri.
Sedangkan menurut carter dan mc. Goldrink,1988, duval dan miller, 1985 tugas
perkembangan keluarga meliputi :
Mensosialisasikan
anak-anak
termasuk
meningkatkan
prestasi
sekolah
dan
Pada usia 7-8 tahun anak pandai menentukan makanan yang disukai karena mereka suda
mengenal lingkungan. Untuk itu perlu pengwasan dari orangtua supaya tidak salah memilih
makanan karena pengaruh lingkungan. Disini anak masih daam tahap pertumbuhan sehingga
kebutuhan gizinya harus tetap seimbang. Banyak makanan yang dijual dipinggir jalan atau
tempat umum hanya mengandung karbohidrat dan garam yang hanya dapat membuat cepat
kenyang dan banyak disukai anak, sayangnya hal ini hanya dapat mengganggu nafsu makan
anak dan jika hal ini dibiarkan di biarkan berlarut-larut akan dapat mengganggu atau
menghambat pertumbuhan tumbuhnya. Sedangkan pada anak usia 10-12 tahun sudah harus
dibagi dalam jenis kelaminnya mengingat kebutuhannya yang berbeda. Anak laki-laki lebih
banyak melakukan aktivitas fisik sehingga memerlukan kalori yang lebih banyak
dibandingkan anak perempuan. Pada usia ini biasanya anak perempuan sudah mengalami
masa haid sehingga memerlukan lebih banyak protein, zat besi dari usia sebelumnya. Dan
yang perlu diperhatikan pula adalah pentingnya sarapan pagi supaya konsentrasi belajar tidak
terganggu.
B.
1.
Menurut WHO (dikutip dari Menkes 1990), retardasi mental adalah kemampuan mental yang
tidak mencukupi.
Carter CH (dikutip dari Toback C) mengatakan retardasi mental adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
Menurut Crocker Ac 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fugsi intelegensi
yang rendah, disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada
masa perkembangan.
Menurut Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental bila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
Retardasi mental adalah fungsi intelektual dibawah rata-rata yang muncul bersamaan dengan
kurangnya perilaku adaptif, awitannya sebelum usia 18 tahun ( Donna L. wong, 1996).
2.
Etiologi
Gangguan metabolic
Gangguan prenatal
Trauma kelahiran
Proses kelahiran yang sulit dengan trauma fisik atau amoksia, prematuritas.
Trauma otak
mengejar
keterlambatannya.
Walaupun
Anggi
sering
berperilaku
hiperaktif,
ketidakstabilan afektif bahkan suka berperilaku agresif, tapi orang tuanya selalu memberikan
kasih sayang dan tidak pernah memarahi Anggi. Begitu juga dengan Angga yang selalu
sayang pada Anggi. Jika keinginannya tidak tercapai misalnya tanpa sepengetahuan orang
tuanya, ia ingin mengambil sesuatu di rak lemari yang lebih tinggi darinya. Dia mengacakacakkan semua isi lemari dan menyerakkan ke lantai karena ia tidak dapat meraih barangbarang yang diinginkannya. Ketika ibunya melihat kejadian ini, ibunya tidak memarahinya
melainkan ia memberi pengertian dan melarang anaknya untuk tidak melakukan itu lagi.
Karena tidak banyak tetangga, ibunya jarang mengizinkan Anggi untuk bermain diluar tapi
dia bermain dirumah tetangga yang ia kenal dan Anggi berperilaku baik serta tidak
mengganggu orang lain.
Akhir-akhir ini Anggi sering berperilaku agresif dan tidak seperti biasanya. Ia lebih sering
meminta untuk bermain di rumah tetangganya, tapi ibunya tidak mengizinkan karena takut
menyusahkan orang lain. Namun Anggi tetap memaksa untuk bermain dirumah tetangganya,
bahkan di melempar barang-barang yang ada dihadapannyaa agar ibunya mengizinkan dia
untuk bermain di rumah tetangga. Karena sudah tidak sanggup lagi mrnahannya, akhirnya si
ibu mengizinkannya.
Melihat keadaan Anggi yang berbeda dibandingkan dengan anka yang seusia dengannya,
maka orang tuanya memutuskan untuk memeriksa konisi Anggi ke rumah sakit.
Pada kunjungan pertama, Ibu Isna terlihat lelah dan dia mengatakan bahwa dia kurang
tidur.Tampak Anggi sedang bermain dengan bantalnya dan dia berbicara sendiri, tersenyum,
dan bertingkah seolah-olah bantal itu adalah temannya.
BAB IV
PROSES KEPERAWATAN KELUARGA
1. A. Pengkajian
Identitas keluarga
Nama keluarga : Bapak Imran
Alamat : Lamtheun, Aceh Besar
Komposisi keluarga
Nama
Imran
Isna
Angga
Gender
L
P
L
Hubungan Usia
Bapak
40th
Ibu
33th
Anak laki- 11th
Tempat lahir
Aceh Besar
Aceh Besar
Aceh Besar
AnggigadikanirAce P
laki
Anak
Aceh Besar
h Besar
perempuan
8th
Pekerjaan
Guru
IRT
Pelajar
Pendidikan
S1
SMA
-MAajarsar
Latar belakang budaya : keluarga ini merupakan keluarga asli Aceh Besar.
Identifikasi religius
pengajian di mesjid. Bapak Imran selalu shalat berjamaah. Kepercayaan kepada keluarga dan
anak-anaknya ditekankan.
Status kelas sosial
Status ekonomi
Aktifitas rekreasi
:dari kedua belak pihak keluarga tidak ada riwayat retardasi mental
Karakteristik rumah
Imran berumur 25th. Diluar rumah : kondisinya terawat dengan baik, penerangan diluar
bagus. Didalam rumah : di lengkapi dengan perabot minimal. Diruang tamu ada sebuah
televisi berwarna. Orang tua memiliki kamar tidur sendri dan bergabung dengan Anggi.
Angga memiliki kamar tidur sendiri. Didapur ada lemari es dan kompor gas dilengkapi
dangan lemari. Bahaya-bahaya keamaan : tidak ada pagar.
Karakteristik lingkungan dan komunitas
Yang lebih luas
dari berbagai etnis. Lingkungan ini agak jauh dari jalan raya. Keluarga menyukai keramahtamahan dari lingkungan, namun tetap cemas dengan tingkah laku yang mungkinn timbul
dari anaknya. Keluarga menggunakan pasar tradisional dan pusat perbelanjaan yang sangat
jauh dari rumah ( 2 km jauhnya) untuk hampir semua kebutuhan-kebutuhan berbelanja.
Mesjid hanya berjarak 300 M dari rumah. Tidak ada transportasi umum yang masuk ke
komplek perumahan tersebut, tapi Isna dapat menggunakan kendaraan mlikiknya jika pergi
melakukan aktifitas sehari-hari
1. B. Diagnosa keperawatan
1) Perubahan dalam proses keluarga pada keluarga Bapak Imran terutama Ibu Isna
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan anak retardasi mental.
2) Gangguan penyesuaian diri pada keluarga Bapak Imran terutama Anggi berhubungan
dengan KMK merawat anggota keluarga dengan anak retardasi mental.
3) Gangguan pertumbuhan & perkembangan pada keluarga Bapak Imran terutama Anggi
berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan retardasi mental.
1. C. Analisa Data
No. Data
1.
DS:
Etiologi
Masalah keperawatan
Inadekuat pola koping Perubahan
dalam
keluarga
Ibu
mengatakan
berperilaku
Anggi
suka
agresif,
proses keluarga
ketidakstabilan
afektif
dan
terkadang hiperaktif.
ibu mengatakan saat ini Anggi
suka melempar barang yang ada
dihadapannya bila keinginannya
tidak dipenuhi.
Ibu mengatakan kurang tidur
DO:
Pada kunjungan pertama perawat
melihat Anggi sedang bermain
dengan
bantalnya
dan
dia
DS:
Ibu
mengatakan
Anggi
tidak
Ketidakmampuan
Gangguan penyesuaian
mengadakan
diri
karena
takut
barang
maka
dia
yang
akan
DS:
Kurangnya
Gangguan
rangsangan
dan pertumbuhan
dan
lingkungan
perkembangan
terhadap
lingkungan
sekitar
Ibu mengatakan perkembangan
Anggi lebih lambat daripada anak
seusianya.
Tujuan
Jangka panjang Jangka
Keperawatan
1.
Perubahan
pendek
460 Selama
dalam Selama
Kriteria evaluasi
Kriteria Standar
160 Respon
kunjungan
verbal
Intervens
kondisi
Kaji
yang ansietas
Bapak
cara mampu
yang
menyebabkan
Imran mengenal
dalam menstimulasi
anggota perkembangan
terutama anak
rendah
yang keluarga
terdekat.
merawat anak
ketidakmampuan individu
dengan
untuk
dengan retardasi
belajar
beradaptasi
dan
terhadap
kemampuan
retardasi mental.
usia
6 tahun
tahun.
dianggap normal.
Dengan cara:
yang
v Buat h
dan akui k
situasi
keluarga.
v
Kaji
sebelum
1.1
tingkah la
menyebutkan
ini
pengertian
menggang
retardasi
mental
1.2
Respon
Menyebutkan 2 dari 4
menyebutkan
verbal
klasifikasi anak
pengetahu
mental yaitu:
situasi sek
dengan
1. Retardasi
retardasi
mental
mental
Kaji
keluarga s
2. Retardasi
oleh pasie
3. Retardasi
Mental
Ikut
keluarga
4. Retardasi
Mental
Sangat Berat ( IQ
dibawah 20)
pemberian
informasi,
pemecahan
masalah
perawatan
sesuai
kemungkin
1.3
Repon
Menyebutkan 1 dari 6
menyebutkan
verbal
apa
penyebab
retardasi
mental
1. Kelainan
kromosom
2. Pewarisan
factor
genetic
yang
dominan
3. Gangguan
metabolic
4. Gangguan prenatal
5. sifilis,
6. toksoplasmosis,
7. diabetes,
penyalahgunaan
alcohol pada ibu
(syndrome
fetal
alcohol),
penggunaan
beberapa
(mis:
obat
talidomid),
toksemia
pada
kehamilan,
eritoblastosis
fetalis,
malnutrisi
ibu, dll.
BAB V
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
1. B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
dan
pada
ROLE PLAY
Cerita awal :
Hari sabtu ketika keluarga Imran berkumpul, dirumah keluarga, datang 2 orang perawat
dengan pak kepala desa kemudian :
Pak lurah
: assalamualaikum
Bu isna
: walaalaikum salam
Pak Imran
Pak lurah
: alhamdulillah sehat pak, begini lho Pak, bu, saya kesini dengan perawat-
perawat
dari
puskesmas
disini.
Mereka
ingin
mengkaji
tentang
Anggi.(sambil
: boleh pak, tapi sebelumnya kami minta maaf kalau tiba-tiba Anggi
berubah sikap,soalnya anggi suka kasar, apalagi sama orang yang baru dia kenal pak.jadi
kalau tiba-tiba anggi kasar harap adek-adek maklum ya.
Perawat 1
Pak lurah
: pak, bu kalau begitu saya permisi pamit dulu karena ada pekerjaan yang
penting. Semoga adik-adik perawat bisa mebantu ibu & bapak. Assalamualaikum
Pak imran, bu isna, perawat : walaikum salam
Bu isna mempersilahkan perawat masuk kerumah, dan ikut duduk diruang keluarga agar
mudah mengawasi anggi.
Tampak Anggi sedang bermain dengan bantalnya, dan dia berbicara sendiri, senyum dan
bertingkah seolah-olah bantal itu adalah temannya.
Bu isna membuat minuman untuk perawat tersebut.
Perawat
: Pak ,bu, anak bapak dan ibu yang sedang bermain itu anak yang keberapa
ya?
Bu isna
Perawat I
Bu isna
: 6 tahun
Perawat I
Bu Isna
: Oh boleh kok dek, Anggi,Anggi sini nak sebentar, ada kakak-kakak yang
(Anggi kurang merespon,dan seperti tidak memperdulikan perkataan perawat, lalu berlalu
begitu saja melanjutkan nonton tv, perawat melanjutkan berbicara dengan bapak dan ibu).
Pak Imran
: maaf ya dek,memang sering seperti itu sama orang yang baru dikenalnya.
Perawat II
Perawat II
: ibu dan bapak merasa gk, kalau Anggi berbeda dengan yang lain
Bu isna
Perawat II
Bu isna
: sejak ia berumur 4 tahun. Awalnya saya dan suami tidak tau, tapi melihat
anak-anak seumuran Anggi begitu aktif, tidak seperti Anggi yang lambat perkembangannya,
saya jadi aneh juga.
Perawat II
; apakah ibu dan bapak mencari bantuan ke rumah sakit atau ke puskesmas
: Iya ada, kerumah sakit umum waktu Anggi berumur 4 tahun. Disitu lah saya
: ibu tau gak apa itu keterbelakangan mental atau retardasi mental?
Bu Isna
: setahu saya keterbelakangan mental itu anaknya lambat dalam segala hal.
Perawat II
: ibu, anak retardasi mental itu adalah bila memenuhi kriteria sebagai
berikut: fungsi intelektual umum dibawah normal, terdapat kendala dalam perilaku adaptif
social, gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun.
Bu Isna
: oh..gitu ya dek
Perawat I
Bu Isna
: apa ya.. Waktu pemeriksaan dulu dokter bertanya pada saya dan suami
saya mengenai riwayat kesehatan kami berdua. Dan terakhir dokter bilang Anggi seperti ini
karena kebiasaan saya yang suka mengkonsumsi obat-obatan pada saat mengandung Anggi.
Perawat I
Perawat II
Bu isna
: saya sakit sering sakit demam dek, trus ya minum obat-obatan, ntah
kenapa waktu hamil ke-2 sering sekali sakit. Padal waktu hamil pertama saya sehat-sehat
saja.
Perawat I
Bu isna
: gak terlalu susah, tapi awal-awal saya tau dia mengalami keterbelakangan
mental saya sring kewalahan dan tidak sabar. Tapi saya dan suami berusaha untuk lebih sabar
sampai sekarang ini
Pak imran
memarahi anggi. Dan anggi pun sangat manja dengan kami., si abangnya juga sangat sayang
sekali sama anggi
Perawat II
Bu isna
Perawat II
Bu isna
: dia sering minta tuk berain dirumah tetangga, tapi saya tidak
mengizinkannya karena saya takut menyusahkan orang lain.ntar dia ngamuk lagi, itu yang
saya takutkan dek. Tapi dia tetap memaksa dan marah-marah. Bahkan barang-barang yang
ada di depannya di lempar
Perawat II
Bu isna
: awalnya saya berusaha untuk menenangkan dia tapi tidak mempan, saya
uda capek begini terus cuma suami sering menasehati supaya saya bisa lebih sabar lagi.
Perawat I
Bu isna
sesuatu di rak lemari yang lebih tinggi, dan ia mengacak-acak semua isi lemari dan
menyerakkan kelantai karena tidak dapat meraih barang-barang yang di inginkan
Perawat I
Bu isna
: saya tidak marah, tapi saya bantu dia mengambil barang tersebut, dan
merapikannya kembali
Perawat I
Bu isna
: tuk apa?
Tetapi SDLB. Disitu nanti anggi akan dididik dan dilatih sesuai dengan kemampuan dia bisa
berprilaku yang lebih baik. Dan keahlian-keahlian khusus dari dia yang bisa di kembangkan.
Bagaimana pak?buk?
Bu isna
: gimana ya?
Rumah saya jauh dari SDLB, dan saya kerepotan mengantar mengantar dia, suami kan kerja.
Perawat II
: dari pada anggi sikapnya gak ter kontrol. Alangkah lebih baik anggi
disekolahkan. Kalau masalah jauh, lama-kelamaan jadi terbiasa,gk jadi masalah lagi. Ini demi
kemajuan anggi bu,pak
Bu isna
Pak Imran
Bu Isna
: Nanti saya pikirkan lagi. Saya bicarakan dengan suami saya dulu
Perawat I
Pak imran
Perawat II
Bu isna
Perawat II
: ibu, kalau anggi sering nonton seperti itu, nanti penglihatannya bisa
: iya ya..
Saya juga sulit tuk melarangnya, tapi ya mau gimana lagi dek memang sudah seperti itu,susah
dibilangin.
Perawat II
Perawat I dan II
: assalamualaikum.
Pertemuan Kedua
aas ian
ATAN KELUARGA
Selasa sore keluarga Pak Imran sedang bersantai di ruang keluarga, tiba- tiba ada yang
mengetuk pintu.
Pak Imran
Ibu Isna
Perawat1
: Assalamualaikum bu.
Ibu Isna
: eh adek adek yang waktu itu ya, mari silahkan masuk dek.
Perawat 2
Pak Imran
: Mari dek silahkan duduk, gak kok kami Cuma lagi santai aja kok
Perawat 1
Bu Isna
: Ada di ruang tv kok, baru selesai mandi, tu lagi asik dengan mainannya,
anggi kesini sebentar nak, ni ada kakak-kakak yang waktu itu, ayo ni kakaknya pingin
ketemu anggi..
Anggi datang cepat sambil berlari-lari,tertawa-tawa..
Pak Imran
Bu isna
: Anggi suka begitu dek, lari-lari sendiri, kadang-kadang kami kuatir juga
: Anggi, jawab dong nak pertanyaan kakak nya. Memang separti ini dek,
Bu Isna
: Anggi main lagi sanan nak, mama dan papa mau ngomong sama kakak ini.
Perawat I
: Begini pak, buk, setelah kita melihat keadaan Anggi, menurut kami ada
baiknya jika Anggi di sekolahkan di sekolah luar biasa, itu dapat membantu membina
hubungan sosialnya dengan orang lain.
Perawat II
Pak Imran
: Iya, saya dan istri juga sudah mendiskusikan mengenai masalah ini,dan kami
memutuskan untuk menyekolahkan Anggi di sekolah luar biasa yang agak dekat dengan
daerah rumah kami.
Bu Isna
: Pak, bu, kami pamit dulu ya.. semoga dengan bersekolah di sekolah luar
: waalaikum salam.
Pada pertemuan selanjutnya, Ibu Isna menceritakan perilaku Anggi yang sudah mulai berubah
lebih baik. Dan pada waktu itu, Anggi lebih berespon ketika diajak ngobrol. Ibu Isna juga
mengatakan bahwa Anggi sekarang udah bisa dilatih membaca, gak suka marah2 lagi kayak
dulu, dan sikapnya lebih baik.
CRE : 06 PSIK USK