DRYING
I.
TUJUAN
1. Mempelajari proses drying
2. Mengetahui hubungan antara drying time dengan moisture content,
drying time dengan drying rate, dan moisture content dengan drying
rate.
3. Menentukan critical moisture content pada zat padat yang dikeringan di
dalam dryer.
II.
DASAR TEORI
Pengeringan (drying) zat padat berarti pengeringan padatan berarti
menghilangkan sejumlah kecil relatif dari air atau cairan lain dari material
padatan untuk menghilangkan cairan sisa hingga kadar terendah yang
diinginkan. Pengeringan juga merupakan langkah terakhir dari rangkaian
operasi, dan produk dari pengering sering kali untuk pengemasan akhir. Air
atau cairan lain mungkin dihilangakn dari padatan secara mekanik dengan di
peras atau dipusingkan atau secara termal dengan penguapan (McCabe, Unit
Operation of Chemical Engineering, halaman 767).
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Proses
perpindahan panas yang terjadi adalah dengan cara konveksi serta
perpindahan panas secara konduksi dan radiasi tetap terjadi dalam jumlah
yang relative kecil. Pertama-tama panas harus ditransfer dari medium
pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya.
Proses ini akan menyangkut aliran fluida dengan cairan harus ditransfer
melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Panas harus
disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai
macam tahanan agar dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang
bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan
dan
cara
pemanasan
yang
digunakan,
sedangkan
waktu
proses
.. (2)
kondisi
pengeringan
konstan
yang
diberikan,
kadar
.. (4)
PROSEDUR KERJA
A. Alat
1. Krus porselen
2. Oven
3. Timbangan digital
4. Spray
5. Baskom kecil
6. Sendok
7. Gelas ukur
8. Saringan 34 mesh
B. Bahan
1. Pasir halus (34 mesh) 30 gram
2. Pasir Kasar (150 mesh) 30 gram
C. Gambar Alat
Gambar 3. Baskom
IV.
Gambar 5. Oven
Gambar 8. Sendok
Gambar 6. Spray
SKEMA KERJA
Pasir
Mengayak
Pasir halus dan pasir kasar
V.
ANALISA DATA
A. DATA PENGAMATAN
Tabel V.1 Berat masing-masing sampel selama pengeringan
tiap interval waktu
Waktu (menit)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
Sampel 1 (gr)
38,0914
38,0796
38,0449
38,0064
37,9678
37,9085
37,8649
37,904
37,7747
37,72
37,6623
37,6336
37,5529
37,4982
37,4494
37,3815
Sampel 2 (gr)
36,6257
36,6132
36,5782
36,5441
36,5065
36,4574
36,4191
36,374
36,3364
36,29
36,3525
36,2413
36,1913
36,1059
36,0652
36,0096
Sampel 3 (gr)
38,0052
37,431
36,2756
34,9686
33,596
32,2241
31,095
30,4393
30,182
30,1201
30,095
30,0882
30,0822
30,0811
30,0801
30,0791
Sampel 4 (gr)
39,4787
38,8135
37,5429
36,2743
34,953
33,3801
31,7888
30,5349
30,0317
29,9646
29,9597
29,9505
29,945
29,9441
29,943
29,9425
Inkubator (500C)
50
49,9
49,5
50
49,8
49,8
50,6
50
49,9
50
49,9
50,2
50,1
49,7
50
49,9
Oven (2000C)
200
199
188
187
183
183
182
182
182
180
181
181
184
186
189
190
B. ANALISA DATA
1. Luas permukaan penguapan sampel yang digunakan
Diasumsikan berbentuk silinder
Sampel 1 (gr)
0,018991
0,018675
0,017747
0,016717
0,015684
0,014098
0,012932
0,013978
0,010519
0,009055
0,007512
0,006744
0,004585
0,003122
0,001816
Sampel 2 (gr)
0,017109
0,016762
0,01579
0,014843
0,013799
0,012436
0,011372
0,01012
0,009075
0,007787
0,009522
0,006434
0,005046
0,002674
0,001544
Sampel 3 (gr)
0,263509
0,244419
0,206007
0,162555
0,116922
0,071312
0,033774
0,011975
0,003421
0,001363
0,000529
0,000303
0,000103
6,65E-05
3,32E-05
Sampel 4 (gr)
0,3184838
0,2962678
0,2538332
0,2114653
0,1673374
0,1148067
0,0616615
0,0197846
0,002979
0,0007381
0,0005744
0,0002672
8,349E-05
5,344E-05
1,67E-05
1
0,001816
2
0,001544
3
3,32E-05
4
1,67E-05
Sampel 1 (gr)
Sampel 2 (gr)
Sampel 3 (gr)
Sampel 4 (gr)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
0,0171743
0,0168586
0,0159303
0,0149004
0,0138678
0,0122815
0,0111151
0,0121611
0,0087022
0,0072389
0,0056953
0,0049276
0,0027687
0,0013055
0
0,0155653
0,0152182
0,0142462
0,0132992
0,0122551
0,0108915
0,0098279
0,0085755
0,0075313
0,0062428
0,0079784
0,0048904
0,0035018
0,0011303
0
0,2634753
0,2443856
0,2059736
0,1625215
0,1168885
0,0712787
0,033741
0,0119418
0,0033877
0,0013298
0,0004954
0,0002693
6,982E-05
3,325E-05
0
0,31846706
0,29625115
0,25381648
0,21144861
0,1673207
0,11479001
0,06164482
0,01976789
0,00296234
0,00072138
0,00055774
0,00025048
6,6795E-05
3,6737E-05
0
Sampel 1 (gr)
6,34302E-05
7,29221E-05
8,23586E-05
9,17685E-05
0,000101159
0,00011047
0,000119801
0,000129392
0,000138386
0,000147608
0,000156789
0,00016607
0,000175094
0,000184205
0,000193319
Sampel 2 (gr)
0,000121979
0,000124681
0,000127303
0,000129922
0,000132524
0,000135078
0,000137665
0,00014022
0,000142798
0,000145335
0,00014831
0,000150572
0,000153076
0,00015542
0,000157948
Sampel 3 (gr)
0,005379363
0,004986437
0,004530486
0,004076103
0,003636385
0,003219593
0,002847883
0,002534391
0,002261671
0,002006251
0,001754007
0,001503095
0,001252329
0,001001827
0,000751345
Sampel 4 (gr)
0,00637681
0,005623037
0,004813793
0,004047089
0,003317632
0,002612489
0,001958596
0,001372869
0,000850154
0,000349281
-0,000149668
-0,00064836
-0,001146888
-0,001645486
-0,002144039
Sampel 2
X
R
0,0171743 0,000121979
0,0168586 0,000124681
0,0159303 0,000127303
0,0149004 0,000129922
0,0138678 0,000132524
0,0122815 0,000135078
0,0111151 0,000137665
0,0121611 0,00014022
0,0087022 0,000142798
0,0072389 0,000145335
0,0056953 0,00014831
0,0049276 0,000150572
0,0027687 0,000153076
0,0013055 0,00015542
0
0,000157948
X
0,0155653
0,0152182
0,0142462
0,0132992
0,0122551
0,0108915
0,0098279
0,0085755
0,0075313
0,0062428
0,0079784
0,0048904
0,0035018
0,0011303
0
Sampel 3
R
0,005379363
0,004986437
0,004530486
0,004076103
0,003636385
0,003219593
0,002847883
0,002534391
0,002261671
0,002006251
0,001754007
0,001503095
0,001252329
0,001001827
0,000751345
X
0,2634753
0,2443856
0,2059736
0,1625215
0,1168885
0,0712787
0,033741
0,0119418
0,0033877
0,0013298
0,0004954
0,0002693
6,982E-05
3,325E-05
0
Sampel 4
R
X
0,006376810,31846706
0,0056230370,29625115
0,0048137930,25381648
0,0040470890,21144861
0,0033176320,1673207
0,0026124890,11479001
0,0019585960,06164482
0,0013728690,01976789
0,0008501540,00296234
0,0003492810,00072138
-0,000149668
0,00055774
-0,000648360,00025048
-0,001146888
6,6795E-05
-0,001645486
3,6737E-05
-0,002144039 0
VI.
PEMBAHASAN
Drying merupakan suatu proses pengeringan dengan prinsip proses
perpindahan panas dan perpindahan massa yang terjadi secara bersamaan
(simultan), ditandai dengan penurunan kadar air dari suatu sampel bahan.
Pada praktikum ini sampel bahan yang digunakan adalah pasir dengan
variasi ukuran pasir dan suhu media pemanas. Pasir yang digunakan diayak
terlebih dahulu untuk menentukan ukuran diameter pasir. Pasir yang lolos
ayakan berukuran 34 mesh (pasir halus), sedangkan pasir yang tidak lolos
berukuran 150 mesh (pasir kasar). Pasir tersebut dibasahi menggunakan air
dengan cara disemprot menggunakan spray sebanyak 16 kali (7,5 ml) yang
diletakkan di dalam krus. Media pemanas yang digunakan pada praktikum
ini adalah inkubator dengan suhu 500C pada sampel 1 sebanyak 38,0914 gr
dan sampel 2 sebanyak 36,6257 gr. Media pemanas yang lain adalah oven
dengan suhu 2000C pada sampel 3 sebanyak 38,0052 gr dan sampel 4
sebanyak 39,4787 gr. Namun pada kenyataannya suhu pengeringan tidak
dapat dipertahankan pada suhu 500C dan 2000C seperti pada Tabel V.2, hal
ini dikarenakan terjadinya perlakuan buka-tutup inkubator dan oven pada
saat praktikum. Sehingga rata-rata suhu pengeringan yang digunakan untuk
inkubator adalah 49,950C dan rata-rata suhu oven adalah 186,060C.
Proses drying/pengeringan terjadi melalui penguapan air karena
perbedaan tekanan dan potensial uap air antara udara dengan bahan yang
dikeringkan. Hal ini dapat diketahui dengan menimbang sampel setiap
interval waktu tertentu hingga tercapainya berat konstan yang menunjukkan
bahwa air yang terkandung dalam sampel sudah menguap. Pada saat
melakuakan penimbangan krus yang digunakan harus ditutup dengan rapat
karena untuk menjaga agar suhu tetap stabil dan tidak terjadi penguapan saat
proses penimbangan. Sesuai dengan prinsipnya proses pengeringan ditandai
dengan menurunnya kadar air yang berarti pula menurunnya massa dari
bahan. Pada Tabel V.1 dapat dilihat penurunan massa bahan pasir setiap
interval
waktu
menit,
hal
ini
sesuai
dengan
prinsip
proses
inkubator dan oven. Uap air tersebut dilepaskan dari permukaan bahan ke
udara disekitar media pengering.
Dari Gambar VI.1 menunjukkan adanya penurunnan massa pasir yang
berkurang dengan bertambahnya waktu pengeringan. Pada sampel pasir 3
dan sampel pasir 4 mengalami penurunan yang lebih signifikan dibanding
pada sampel 1 dan sampel 2 hal ini dikarenakan suhu pengeringan yang
digunakan lebih besar pada sampel 3 dan sampel 4 yaitu 200 0C sehingga
kadar air yang menguap lebih banyak, sebanding dengan penurunan massa
dari bahan. Dari ukuran bahan pasir yang digunakan yaitu pasir halus (34
mesh) dan pasir kasar (150 mesh) dan perlakuan penambahan air yang
sama, tidak mempengaruhi penurunan kadar air yang terlalu signifikan bila
dibandingkan dengan perbedaan suhu pengeringan yang digunakan.
45
43
41
39
37
massa bahan 35
33
pasir 1
31
pasir 4
pasir 2
pasir 3
29
27
25
0 5 101520253035404550556065707580
t
0.02
0.02
0.02
0.01
0.01
Xt 0.01
0.01
pasir 1
pasir 2
0.01
0
0
0
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
t
0.35
0.3
0.25
0.2
Xt
pasir 3
0.15
pasir 4
0.1
0.05
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0.02
0.02
0.01
0.01
0.01
X 0.01
pasir 1
0.01
pasir 2
0
0
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Gambar VI.4 Kurva free moisture content terhadap waktu pengeringan pada
suhu 500C
0.35
0.3
0.25
0.2
X
pasir 3
0.15
pasir 4
0.1
0.05
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Gambar VI.5 Kurva free moisture content terhadap waktu pengeringan pada
suhu 2000C
Proses
pengeringan
berjalan
baik
juga
ditunjukkan
dengan
moisture content terhadap interval waktu yang diperoleh dari hasil selisih
antara kandungan air (moisture content) dengan kesetimbangan kandungan
air (free moisture content). Sehingga dari sampel 1, 2, 3, 4 diperoleh bahwa
free moisture content mengalami penurunan semakin kecil dan mendekati
nol pada estimasi suhu 75 menit seperti pada Gambar VI.4 dan Gambar
VI.5. Dalam ke empat variabel dapat dicapai penurunan mendekati nol
berarti bahwa nilai equilibrium moisture content sama dengan moisture
content, karena estimasi nilai equilibrium moisture content pada percobaan
di gunakan nilai data akhir pada moisture content.
0
0
0
R
pasir 1
pasir 2
0
0
0
10
20
30
40
50
60
70
Gambar VI.6 Kurva drying rate terhadap waktu pada suhu 500C
80
0.01
0.01
0.01
0
0
R
pasir 3
pasir 4
0
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0
0
t
Gambar VI.7 Kurva drying rate terhadap waktu pada suhu 2000C
Dari grafik dy/dx terhadap waktu yang disajikan pada lampiran
diperoleh slope tiap sampel. Pada sampel 1 diperoleh y = 3.10 -6x + 0,0001;
sampel 2 diperoleh y = 9.10-7x + 0,0002; sampel 3 diperoleh y = -0,0001x +
0,0085; sampel 4 diperoleh y = -0,0002x + 0,0097. Dari slope tersebut
diperoleh nilai penurunan free moisture content terhadap waktu. Dari plot
tersebut didapatkan penurunan drying rate terhadap waktu.
R(drying rate)
pasir 1
pasir 2
0
0
0
0.01
0.01
0.02
0.02
Gambar VI.6 Kurva critical moisture content terhadap free moisture content pada
suhu 500C
R(drying rate)
pasir 3
pasir 4
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
0
0
X
Gambar VI.7 Kurva critical moisture content terhadap free moisture content pada
suhu 2000C
Perlu diketahui bahwa kadar air kritis (critical moisture content)
merupakan titik yang menandai saat dimana air pada permukaan tidak
cukup lagi untuk memelihara suatu lapisan kontinyu yang menutupi
keseluruhan permukaan pengeringan. Dari perlakuan sampel 1, 2, 3, 4 untuk
mengetahui titik critical moisture content, karena estimasi waktu 75 menit
dalam laju pengeringan (drying rate) belum dapat mencapai konstan seperti
halnya equilibrium moisture content menggunakan data yang terakhir dari
moisture content yang belum mencapai konstan. Maka titik critical moisture
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Verona., dkk. 2013. Pengaruh Kondisi Operasi pada Proses
Pengeringan Karagenan dengan Foam. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, Vol. 2, No. 4. Hal 8-16.
Irawan, Anton. 2011. Modul Pengeringan. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Mc.Cabe, W.L. 1985. Unit Operation of Chemical Engeneering. Tioon Well
Finishing Co. Ltd. Singapura.