Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. IDENTITAS PEMRAKARSA
1. Nama Pemrakarsa :
GEMILANG
2. Penanggung Jawab :
Kasim Bahrum
3. Alamat Pemrakarsa
:
Jl. Taman Surya 2
Blok B-5/18, RT.002/015
Kel. Pagadungan, Kalideres, Jakarta Barat
4. Alamat Usaha/Keg :
Jl. Dewi Sartika RT.02/01
Kel. Kota, Kec. Tanjungpandan, Kab. Belitung
Prov. Kepulauan Bangka Belitung
B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
1.
2.
Koordinat (UTM)
X
620392
620354
620278
620306
620316
y
9791223
9791205
9791140
9791114
9791108
6.
7.
8.
620307
620233
620392
9791083
9791158
9791269
3.
4.
a)
Pembatasan
dapat
berupa
standar
pembangunan
minimum,
pembatasan kegiatan, atau peraturan tambahan lainnya diatur lebih lanjut dalam
Rencana Detail Tata Ruang atau Peraturan Zonasi.
c)
1)
Tahap Pra-Konstruksi
1.1.
Survey Kelayakan
ekonomis
dilakukan
dengan
menganalisa
biaya-biaya
investasi
dengan
Pengurusan Izin
Proses perizinan dilakukan untuk melengkapi berkas dan administrasi awal yang
harus dibuat sebelum pelaksanaan pembangunan. Perizinan yang sedang dan
akan diselesaikan akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten
Belitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1.3.
Pada proses ini dilakukan upaya pemasaran unit rumah kepada calon pembeli
atau konsumen melalui brosur-brosur yang dibagikan kepada masyarakat.
Pemasaran juga dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Pemasaran ini
ditujukan kepada siapa saja yang ingin memliki rumah dengan syarat dan
ketentuan yang ditentukan oleh pemrakarsa dan bank yang membiayainya.
2)
Tahap Konstruksi
2.1.
Jenis
Penanggung Jawab
Supervisor/Mandor
Teknik Sipil
Mekanik
Listrik
Komisioning
Buruh/Tenaga Lapangan
Jumlah
Kualifikasi
S1/SMA
S1/SMA
S1/DIII
DIII/SMK
DIII/SMK
DIII/SMK
SMA/SMP
Jumlah
(orang)
1
1
1
2
2
1
6
14
Sumber
Rekrutmen
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Tenaga kerja yang diterima diprioritaskan untuk para pekerja kontruksi terutama
yang berasal dari warga sekitar Dusun Air Bakung, Desa Air Ruai sesuai dengan
bidang keahlian yang dipersyaratkan. Proses penerimaan tenaga kerja akan
pembersihaan
dan
pematangan
lahan.
Lokasi
perumahan
tersebut
antara lain jaringan jalan, sistem drainase, mushola, taman/area hijau, pos
satpam, dan IPAL.
2.5.
Tahap Operasi
Pengelolaan perumahan akan dilakukan dengan sistem jual lepas antara
pemrakarsa selaku pengembang perumahan PT. Asaba Jaya Gemilang dan
konsumen pemilik unit rumah. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap operasi
di antaranya:
a. Penggunaan Air Bersih
Penggunaan air untuk perumahan jumlahnya cukup banyak yang digunakan
untuk keperluan domestik, antara lain mencuci, memasak, dan sebagainya.
Sumber air bersih berasal dari air tanah atau sumur bor dengan estimasi
penggunaan air sekitar 130 liter/orang/hari. Masing-masing kavling rumah
disediakan sumur bor dan pompa. Adapun total volume penggunaan air bersih
perumahan tertera pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Estimasi Penggunaan Air
N
o
1.
Penggunaan Air
Rumah (4 jiwa/rumah)
Total
Volume
(liter/orang/hari)*
86,41
Total
(liter/hari)
31.200
31.200
No
1.
2.
3.
Tipe Rumah
Tipe 36
Tipe 45 & 55
Mushola dll
Total
Kapasitas
Daya Listrik (W)
900
1.300
900
3.100
dihasilkan sekitar 60-80% dari jumlah kebutuhan air bersih. Jika total kebutuhan
air bersih yang digunakan sebanyak 31.200 liter/hari, maka estimasi limbah cair
domestik yang dihasilkan berkisar antara 18.720 s/d 24.960 liter/hari.
Pengelolaan dilakukan dengan pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari
ketiga sumber tersebut di instalasi ppengolahan air limbah (IPAL). Secara
detail, mekanisme pengelolaan IPAL ini dituangkan sendiri dalam standar
operasi prosedur (SOP) pada saat pembuatan Detail Engineering Design (DED)
IPAL.
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengurusan izin di instansi terkait.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan potensi pendapatan asli daerah (PAD).
Selain itu, adanya pembangunan perumahan BSI Resindence ikut
menaikkan nilai jual/harga lahan dan properti di sekitar lokasi kegiatan.
Besaran Dampak
Perizinan yang dibutuhkan dalam proses pembangunan perumahan
adalah izin mendirikan bangunan (IMB), serta izin dari instansi terkait
lainnya. Besaran dampak yang ditimbulkan berasal dari jumlah/nilai
pengurusan izin yang dilakukan di instansi pemerintah daerah setempat.
Dampak
tersebut
tergolong
dampak
potensial
dan
positif
serta
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan penerimaan tenaga kerja kontruksi,
pemasaran dan pemesanan unit rumah.
Jenis Dampak
Jenis
dampak
adalah
persepsi
masyarakat
terhadap
kegiatan
pembangunan perumahan.
Besaran Dampak
Penerimaan tenaga kerja lokal dan aktivitas pemasaran serta pemesanan
rumah diperkirakan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar akibat
terbukanya peluang berusaha. Selain itu, terbukanya akses wilayah
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material,
penyiapan dan pematangan lahan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah penurunan kualitas udara ambien.
Besaran Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material, penyiapan dan pematangan
lahan pada saat pembangunan unit rumah serta fasilitas penunjangnya
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas
udara. Besaran dampak penurunan kualitas udara terutama terjadi pada
peningkatan konsentrasi gas CO dan debu (TSP). Dampak tersebut
tergolong dampak potensial dan negatif serta berlangsung sementara
selama tahap kontruksi.
Peningkatan Kebisingan
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material,
penyiapan
lahan,
dan
pembangunan
unit
rumah
serta
fasilitas
penunjangnya.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan kebisingan.
Besaran Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material, penyiapan lahan dan
pembangunan unit dengan pengoperasian kendaraan pengangkut, alat
peningkatan
kebisingan.
Besaran
dampak
terjadi
pada
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan penyiapan dan pematangan lahan
yang berakibat hilangnya vegetasi yang berpotensi terhadap terjadinya
peningkatan limpasan (run off) air permukaan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan limpasan air permukaan
yang
berakibat terhadap penurunan kualitas tanah dan lahan, serta badan air
penerima.
Besaran Dampak
Proses penyiapan lahan melalui kegiatan pembukaan dan pematangan
lahan akan menghilangkan vegetasi tumbuhan di lokasi tapak perumahan
sehingga menyebabkan peningkatan limpasan air permukaan (run off).
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari sisa material kontruksi dan kegiatan
domestik para pekerja konstruksi pada saat pembangunan perumahan
dan fasilitas penunjangnya.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan jumlah/volume dan penimbunan
limbah padat yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan dan
gangguan estetika (keindahan).
Besaran Dampak
Pada tahap kontruksi, pembangunan unit rumah dan fasilitas penunjang
akan menghasilkan limbah padat atau sisa material bangunan yang tidak
terpakai selama pekerjaan kontruksi, baik itu potongan kayu, sisa batu
10
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada
tahap kontruksi pembangunan perumahan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah terbukanya kesempatan kerja dan peluang
berusaha bagi masyarakat sekitar.
Besaran Dampak
Proses penerimaan tenaga tersebut akan memberikan dampak positif
terhadap terserapnya tenaga kerja lokal serta terbukanya peluang
berusaha di sekitar lokasi kegiatan (warteg dan warung), serta toko
bangunan yang menyediakan material kontruksi untuk pembangunan
perumahan. Dampak tersebut tergolong dampak potensial dan positif
serta berlangsung sementara.
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan penerimaan tenaga kerja dan
aktivitas ekonomi masyarakat.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan diversitas usaha dan pendapatan
masyarakat melalui perdagangan barang dan jasa.
Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan perumahan pada tahap kontruksi melalui
kegiatan penerimaan tenaga diperkirakan akan berdampak terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar dan aktivitas ekonomi
masyarakat setempat. Hal ini dapat memberikan kesempatan kerja dan
11
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengambilan air tanah (sumur bor)
untuk kebutuhan domestik perumahan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah penurunan kuantitas air tanah
Besaran Dampak
Pada saat berlangsungnya kegiatan operasional perumahan akan
dilakukan pengambilan air tanah. Total jumlah air tanah yang diambil dari
sumur bor sebanyak 31.200 liter/hari. Dampak tersebut tergolong dampak
potensial
dan
negatif
serta
berlangsung
selama
tahap
operasi
berlangsung.
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pengoperasian dan pengelolaan
perumahan.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan jumlah/volume limbah padat baik itu
limbah padat domestik yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan
dan gangguan estetika (keindahan).
Besaran Dampak
Pada saat berlangsungnya kegiatan operasional perumahan akan
dilakukan pengelolaan terhadap limbah padat yang akan berdampak
negatif terhadap lingkungan. Jumlah limbah padat yang dihasilkan lebih
kurang 600 kg/hari. Dampak tersebut tergolong dampak potensial dan
negatif serta berlangsung selama tahap operasi berlangsung.
12
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan domestik perumahan
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah penurunan kualitas air permukaan dan kebauan
serta gangguan estetika di sekitar lokasi kegiatan.
Besaran Dampak
Dampak tersebut tergolong dampak potensial dan negatif serta
berlangsung selama tahap operasi. limbah cair domestik yang dihasilkan
berkisar antara 12.443 s/d 16.591 liter/hari. Dampak tersebut tergolong
dampak potensial dan negatif serta berlangsung selama tahap operasi
berlangsung.
Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pemungutan retribusi atau pajak
daerah, berupa pajak bumi dan bangunan, retribusi penggunaan air
tanah, retribusi pengangkutan dan pengelolaan sampah.
Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang
nantinya digunakan untuk pembangunan daerah.
Besaran Dampak
Besaran dampak terhadap PAD tersebut tergolong dampak potensial dan
positif serta berlangsung selama tahap operasional.
Upaya Pengelolaan
13
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di kantor instansi terkait, dan desa terdekat.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan sebelum tahap konstruksi berlangsung
(pra-konstruksi).
b) Tahap Konstruksi
Peningkatan Kualitas Udara
Upaya Pengelolaan
1) Penggunaan kendaraan pengangkut, alat berat dan mesin peralatan
yang telah lulus uji KIR dan emisi.
2) Pemasangan penutup/terpal pada kendaraan truk pengangkut
material/bahan bangunan selama kegiatan mobiliasasi peralatan dan
material berlangsung.
3) Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut maksimal 25 40
km/jam.
4) Penyiraman jalan yang berdebu terutama pada musim kemarau.
Lokasi Pengelolaan
14
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung.
Peningkatan Kebisingan
Upaya Pengelolaan
1) Pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut maksimal 2540
km/jam.
2) Pemasangan alat peredam (mufler) pada kendaraan pengangkut, alat
berat dan mesin peralatan yang digunakan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di akses jalan dan tapak lokasi kegiatan.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung.
Upaya Pengelolaan
1) Penataan saluran drainase di sekeliling lokasi perumahan.
2) Pembangunan jebakan sedimen (sediment trap) untuk mencegah
erosi dan pengikisan tanah lapisan atas.
3) Pembangunan taman dan RTH private serta kegiatan penanaman
pohon/ penghijauan di sekeliling perumahan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di akses jalan dan tapak lokasi kegiatan
perumahan Oleh PT. Asaba Jaya Gemilang.
15
potensi
erosi
tanah
yang
diperkenankan
maksimal
25
ton/ha/tahun.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung.
Upaya Pengelolaan
1) Penyediaan tempat pembuangan sementara limbah padat yang
dihasilkan di lokasi kontruksi.
2) Pemanfaatan kembali material sisa kontruksi untuk urukan tanah atau
jalan di sekitar lokasi perumahan.
3) Pengangkutan sisa material yang tidak terpakai ke lokasi TPATanjungpandan
bekerjama
dengan
pihak
ketiga
atau
dinas
kebersihan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan perumahan .
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan limbah padat dilakukan selama tahap konstruksi
berlangsung.
Upaya Pengelolaan
1) Memberikan informasi secara terbuka tentang kesempatan kerja
sesuai kualifikasi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan
perumahan.
16
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di sekitar lokasi kegiatan pembangunan
perumahan.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung.
Persepsi Masyarakat
Upaya Pengelolaan
1) Jumlah tenaga kerja yang terserap selama kegiatan sesuai dengan
harapan masyarakat.
2) Pengelolaan terhadap komponen lingkungan yang timbul dari
tahapan konstruksi.
3) Pemutusan hubungan kerja para pekerja kontruksi sesuai dengan
ketentuan ketenagakerjaan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan perumahan dan desa
terdekat.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan persepsi masyarakat dilakukan selama tahap
konstruksi berlangsung.
17
c) Tahap Operasi
Kualitas Tanah dan Lahan
Upaya Pengelolaan
1) Penanaman beberapa jenis rumput penutup tanah di areal terbuka,
tanaman lokal dan menjaga tutupan vegetasi tumbuhan alami di
sekitar lokasi kegiatan.
2) Pembuatan taman dan penghijauan di sekitar area perumahan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan.
tegakan
pohon
atau
tutupan
vegetasi
serta
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan kualitas tanah dan lahan dilakukan selama tahap
operasi berlangsung.
Upaya Pengelolaan
1) Pembuatan lubah biopori untuk penyerapan air yang berasal dari
limpasan permukaan (run off).
2) Pembuatan taman dan penghijauan di sekitar area perumahan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan.
18
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap operasi berlangsung.
Limbah Padat
Upaya Pengelolaan
1) Pemisahan limbah padat berdasarkan pada jenis dan karakteristik
limbah, baik itu limbah organik dan anorganik.
2) Pembuatan lokasi pembuangan sampah sementara (TPS) untuk
menampung sampah padat domestik.
3) Kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan limbah padat
domestik.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan limbah padatdilakukan di lokasi kegiatan.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap operasi berlangsung.
Upaya Pengelolaan
1) Pembuatan septic tank dan IPAL untuk limbah cair domestik.
2) Penataan saluran drainase dan pembangunan kolam retensi.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi kegiatan.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap operasi berlangsung.
19
Upaya Pengelolaan
1) Memberikan informasi secara terbuka tentang kesempatan kerja
sesuai kualifikasi yang dibutuhkan dalam kegiatan.
2) Mengutamakan penerimaan tenaga kerja lokal, terutama untuk
tenaga non skil, seperti petugas kebersihan, pembantu rumah
tangga, dan petugas keamanan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di sekitar lokasi kegiatan.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap operasi berlangsung.
Persepsi Masyarakat
Upaya Pengelolaan
1) Jumlah tenaga kerja yang terserap selama kegiatan sesuai dengan
harapan masyarakat.
2) Interaksi sosial penghuni perumahan dengan masyarakat sekitar
kegiatan.
Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan dilakukan di desa sekitar kegiatan, yaitu Desa Air
Ruai, Kecamatan Pemali.
Periode Pengelolaan
Periode pengelolaan dilakukan selama tahap operasi berlangsung.
20
a) Tahap Pra-Konstruksi
Peningkatan Pendapatan Daerah
Metode Pemantauan
Pemantauan terhadap jumlah perizinan dan besaran retribusi yang
berpotensi terhadap pendapatan daerah yang ditentukan oleh dinas
atau instansi terkait.
Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan dilakukan di lokasi kegiatan dan dinas atau
instansi terkait.
Periode Pemantauan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali selama tahap prakonstruksi berlangsung.
Persepsi Masyarakat
Metode Pemantauan
Survei dan wawancara menggunakan lembar kuisioner dan analisis
data.
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di desa sekitar kegiatan, yaitu Desa Air
Ruai, Kecamatan Pemali.
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.
b) Tahap Konstruksi
Kualitas Udara
Metode Pemantauan
Pengambilan sampel menggunakan alat ukur udara (impinger) dan
analisis laboratorium.
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di akses jalan dan tapak lokasi rencana
kegiatan.
21
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.
Tingkat Kebisingan
Metode Pemantauan
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan langsung di lapangan
menggunakan alat ukur kebisingan (sound level meter).
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan kebisingan dilakukan di akses jalan dan tapak
lokasi rencana kegiatan pembangunan perumahan.
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.
Metode Pemantauan
Pemantauan tutupan vegetasi dan luasan RTH, serta potensi erosi di
sekitar kawasan perumahan.
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan kualitas tanah dan lahan dilakukan di tapak lokasi
rencana kegiatan.
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.
Limbah Padat
Metode Pemantauan
Pengamatan terhadap pengelolaan limbah padat
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di lokasi kegiatan yaitu tempat
pungumpulan limbah padat pada tahap kontruksi.
Periode Pemantuan
22
Metode Pemantauan
Survei dan wawancara menggunakan lembar kuisioner dan analisis
data.
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di sekitar kegiatan
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.
Metode Pemantauan
Survei dan wawancara menggunakan lembar kuisioner dan analisis
data penerimaan tenaga kerja dan aktivitas ekonomi selama kontruksi
berlangsung.
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di desa sekitar kegiatan, yaitu Desa Air
Ruai, Kecamatan Pemali.
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali pada tahap konstruksi.
b) Tahap Operasi
Penurunan Kuantitas Air Tanah
Metode Pemantauan
Pengamatan terhadap aktivitas pengambilan dan pemanfaatan air
tanah, serta jumlah lubang biopori yang tersedia.
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di lokasi kegiatan di sekitar kawasan
perumahan.
23
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama tahap
operasi.
Limbah Padat
Metode Pemantauan
Pengamatan terhadap aktivitas pengelolaan limbah padat
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di lokasi kegiatan yaitu tempat
pungumpulan limbah padat di sekitar kawasan perumahan.
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 6 (enam) bulan sekali selama tahap
operasi.
Limbah Cair
Metode Pemantauan
Pengambilan contoh limbah cair dari kegiatan domestik untuk
selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Lokasi Pemantuan
Lokasi pemantauan dilakukan di kawasan perumahan.
Periode Pemantuan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) bulan sekali selama tahap
operasi.
Metode Pemantauan
Pemantauan terhadap jumlah perizinan dan besaran retribusi yang
berpotensi terhadap pendapatan daerah yang ditentukan oleh dinas
atau instansi terkait antara lain retribusi penggunaan air tanah dan
pajak bumi dan bangunan (PBB).
Lokasi Pemantauan
24
Periode Pemantauan
Periode pemantauan dilakukan 1 (satu) kali selama tahap prakonstruksi berlangsung.
Kabupaten Belitung.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Belitung.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
25
Tabel 10. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Sumber
Dampak
Jenis
Dampak
Tahap Pra-Konstruksi
Pengurusan
Pendapatan
izin
Asli Daerah
(PAD)
Tahap Konstruksi
Penerimaan
Terbukanya
Tenaga Kerja
kesempatan
dan Peluang
kerja dan
Berusaha
berusaha
Besaran
Dampak
Lokasi
Pengelolaan
Kantor
instansi
terkait
Penerimaan Memberikan
tenaga kerja
informasi secara
kontruksi
terbuka tentang
sebanyak 14
kesempatan kerja
orang, serta
sesuai dengan
peluang
kualifikasi yang
usaha di
dibutuhkan dalam
sekitar lokasi
pelaksanaan
kegiatan,
kontruksi
diantaranya Prioritas
took/depot
penggunaan
bangunan,
material lokal
wateg dan
warung.
Lokasi
Kegiatan
Periode
Pengelolaa
n
Bentuk/Upay
a
Pemantauan
Lokasi
Pemantaua
n
Periode
Pemantaua
n
Sebelum
tahap
konstruksi
berlangsung
Pemantauan
jenis izin dan
besaran
retribusi
daerah yang
dikenakan
Lokasi
kegiatan dan
instansi
terkait
1 (satu) kali
pada tahap
prakonstruksi
Selama
tahap
konstruksi
Pemantauan
jumlah tenaga
kerja lokal
yang diterima
pada tahap
konstruksi
Lokasi
Kegiatan,
Desa Air
Ruai
1 (satu) kali
pada tahap
konstruksi
Institusi
Pengelolaan
dan
Pemantauan
Ket
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
Dispenda
Keuangan dan
Aset Daerah
(DPPAD) Kab.
Bangka;
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
UU RI No.
28 Tahun
2009
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
Dissosnaker
Kab.Bangka;
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
UU No. 13
Tahun 2003
PP No. 61
Tahun 2001
Permenaker
trans No. 19
Tahun 2012
26
Lanjutan Tabel 10
Sumber
Dampak
Mobilisasi
peralatan dan
material, dan
pembanguna
n perumahan
Jenis
Dampak
Penurunan
kualitas
udara
Peningkatan
kebisingan
Institusi
Pengelolaan
dan
Pemantauan
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
Dishubkominfo
Kab.Bangka
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
Pengukuran
langsung
menggunakan
alat ukur
kebisingan
(sound level
meter).
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
Besaran
Dampak
Akses jalan
dan tapak
lokasi rencana
kegiatan.
Selama
tahap
konstruksi
Akses jalan
dan tapak
lokasi
rencana
kegiatan
1 (satu) kali
pada tahap
konstruksi
Ket
PP No 41
Tahun
1999
KepMenL
H
No. Kep48/MENLH
/11/1996
27
Lanjutan Tabel 10
Sumber
Dampak
Kegiatan
kontruksi yang
menghasilkan :
1. Limbah Padat
2.
Limpasan Air
Permukaan
Jenis
Dampak
Kebauan
dan
gangguan
estetika
Terjadinya
penurunan
kualitas air
badan
penerima
akibat
limpasan air
permukaan
selama
Besaran
Dampak
Penyediaan tempat
pembuangan
sementara limbah
padat yang
dihasilkan di lokasi
kontruksi
Pemanfaatan kembali
material sisa
kontruksi untuk
urukan tanah atau
jalan di sekitar
lokasi perumahan.
Kerjasama dengan
pihak ketiga untuk
pengangkutan
material sisa
kontruksi yang tidak
terpakai ke TPA
Limpasan air Penataan saluran
permukaan
drainase di
yang
sekeliling lokasi
berpotensi
perumahan
terhadap
Pembangunan
erosi dan
jebakan sedimen
sedimentasi
(sedimen trap)
Pembangunan taman
Limbah
padat sisa
kontruksi
yang
dihasilkan
sekitar
1m3/hari
Lokasi
Pengelolaa
n
Periode
Pengelolaa
n
Lokasi
Kegiatan
Selama
tahap
kontruksi
berlangsung
Lokasi
Kegiatan
Selama
tahap
operasi
berlangsung
Institusi
Pengelolaan
dan
Pemantauan
Ket
Lokasi
Pemantaua
n
Periode
Pemantaua
n
Pemantauan
volume sampah
yang dihasilkan
dan
dimanfaatkan
kembali
Lokasi
Kegiatan
Setiap 6
(enam) bulan
sekali
selama
tahap
kontruksi
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
UU RI No.
18 Tahun
2008
Pemantauan
tanah dan lahan
serta potensi
erosi dan
sedimentasi
Lokasi
Kegiatan
Setiap 6
(enam) bulan
sekali
selama
tahap
kontruksi
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BPT
(2004)
Bentuk/Upaya
Pemantauan
PP No. 81
Tahun
2012
28
kontruksi
dan penanaman
pohon serta
penghijauan di
sekeliling kawasan
perumahan
BLH
Kab.Bangka
Lanjutan Tabel 10
Sumber
Dampak
Jenis
Dampak
Penerimaan
tenaga kerja
Terbukanya
kesempatan
kerja dan
peluang
berusaha
Persepsi
masyarakat
Keresahan
sosial
masyarakat
sekitar terkait
rencana
pembanguna
n perumahan
Besaran
Dampak
Memberikan
informasi secara
terbuka tentang
kesempatan kerja
sesuai kualifikasi
yang dibutuhkan
dalam kegiatan.
Melibatkan instansi
pemerintah desa
dan kecamatan
dalam kegiatan
perekrutan tenaga
kerja.
Penggunaan material
atau bahan
bangunan serta
jasa dari sekitar
lokasi kegiatan
kontruksi
Persentase Jumlah tenaga kerja
persepsi
yang terserap
negatif
selama kegiatan
masyarkat
sesuai dengan
harapan
masyarakat.
Jumlah
tenaga
kerja
kontruksi
yang akan
diterima
sebanyak
14 orang.
Lokasi
Pengelolaan
Lokasi
Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Periode
Pengelolaa
n
Selama
tahap
konstruksi
Bentuk/Upay
a
Pemantauan
Survei dan
wawancara
menggunakan
lembar
kuisioner dan
analisis data.
Lokasi
Pemantaua
n
Lokasi
Kegiatan,
Desa Air
Ruai
Periode
Pemantaua
n
1 (satu) kali
pada tahap
konstruksi
Selama
tahap
konstruksi
Survei dan
wawancara
menggunakan
lembar
kuisioner dan
analisis data.
Pemukiman
sekitar
kegiatan,
Lokasi
Kegiatan,
Desa Air
Ruai
1 (satu) kali
pada tahap
konstruksi
Institusi
Pengelolaan
dan
Pemantauan
Ket
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
Dissosnaker
Kab.Bangka;
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
Dissosnaker
Kab.Bangka;
BLH
Kab.Bangka
UU No. 13
Tahun
2003
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
BLH
Kab.Bangka
Persepsi
negatif
masyarakat
< 25%.
29
Pengelolaan terhadap
komponen
lingkungan yang
timbul dari tahapan
kontruksi kegiatan.
PHK para pekerja
kontruksi sesuai
dengan ketentuan
Penerima
Laporan :
Dissosnaker
&Transmigrasi
Kab.Bangka;
BLH
Kab.Bangka
Lanjutan Tabel 10
Sumber
Dampak
Jenis
Dampak
Besaran
Dampak
Bentuk/Upaya
Pengelolaan
Tahap Operasi
Penurunan
Kuantitas Air
Tanah
Pengambilan
air bersih
yang berasal
dari sumur
bor
Jumlah air
bersih yang
diambil dari
sumur bor
sebanyak
31.200
liter/hari
Penghematan
penggunaan air
tanah.
Pembuatan lubang
biopori
Lokasi
Pengelolaa
n
Periode
Pengelolaa
n
Lokasi
Kegiatan
Selama
tahap
operasi
berlangsung
Bentuk/Upaya
Pemantauan
Lokasi
Pemantauan
Pemantauan
volume sampah
yang dihasilkan
dan
dimanfaatkan
kembali
Lokasi
Kegiatan,
Desa Air Ruai
Institusi
Pengelolaan
dan
Pemantaua
n
Ket
Periode
Pemantaua
n
Setiap
1(satu) tahun
sekali
selama
tahap
operasi
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
PP No. 43
Tahun
2008
Permen
ESDM
No.
15Tahun
2012
Perda No
11 Tahun
2003
30
Kegiatan yang
menghasilkan
limbah:
1. Limbah
Padat
Kebauan
dan
gangguan
estetika
Limbah
padat yang
dihasilkan
sekitar 600
kg/hari
Pemisahan limbah
padat
berdasarkan
karakteristiknya.
Penyediaan TPS
sebelum
diangkut oleh
pihak ketiga.
Kerjasama dengan
pihak ketiga
untuk
pengelolaan
limbah padat
Lokasi
Kegiatan
Selama
tahap
operasi
berlangsung
Pemantauan
volume sampah
yang dihasilkan
dan
dimanfaatkan
kembali
Lokasi
Kegiatan
Setiap
1(satu) tahun
sekali
selama
tahap
operasi
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
UU RI No.
18 Tahun
2008
PP No. 81
Tahun
2012
Lanjutan Tabel 10
Sumber
Dampak
2.
Limbah Cair
Penerimaan
retribusi dan
pajak daerah
Jenis
Dampak
Besaran
Dampak
Terjadinya
penurunan
kualitas air
badan
penerima
akibat
pembuangan
limbah cair
Limbah cair
yang
dihasilkan
lebih kurang
18.720 sd
24.960
liter/hari
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD) yang
Lokasi
Pengelolaa
n
Lokasi
Kegiatan
Kantor dan
dinas
instansi
Periode
Pengelolaa
n
Selama
tahap
operasi
berlangsung
Selama
tahap
Lokasi
Pemantauan
Pemantauan
kualitas air
limbah (effluent)
setiap 1 bulan
sekali.
Lokasi
Kegiatan,
Desa Air
Ruai
Survei dan
wawancara
menggunakan
Lokasi
Kegiatan,
Desa Air
Periode
Pemantaua
n
Setiap 1
(satu) bulan
sekali
selama
tahap
operasi
Setiap
1(satu) bulan
sekali
Institusi
Pengelolaan
dan
Pemantauan
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Wijaya
Pengawas :
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
Pelaksana :
Pemrakarsa
Sdr Elwin
Ket
PemenLh
No. 01
Tahun 2013
Perda
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Belitung
No. 12
Tahun 2003
UU RI No.
28 Tahun
2009
31
berasal dari
pemungutan
retribusi
daerah atau
pajak antara
lain
penggunaan
air bawah
tanah, pajak
bumi dan
bangunan,
retribusi
pelayanan
sampah.
disesuai
dengan
ketentuan
yang berlaku
sesuai
dengan
Peraturan
Daerah
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Belitung.
yang terkait
dengan kegiatan
operasional
dilakukan di
instansi
pemerintah
terkait.
terkait
operasi
berlangsung
lembar kuisioner
dan analisis
data.
Ruai
selama
tahap
operasi
Wijaya
Pengawas :
Dispenda
Keuangan dan
Aset Daerah
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Belitung;
BLH
Kab.Bangka
Penerima
Laporan :
BLH
Kab.Bangka
Dispenda
Keuangan dan
Aset Daerah
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Belitung;
BLH Bangka
PP No. 61
Tahun
2001
Perda Kab.
Bangka
No. 3
Tahun
2009
Perda No.
13 Tahun
2013
32
33
DAFTAR PUSTAKA
34