Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH FISIKA MATERIAL

BAHAN MAGNETIK, LOGAM BESI DAN LOGAM NON BESI


Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Fisika Material
Dosen pengampu: Erina Hertanti, M.Si

Penyusun:
Adnavi Ulfa/1113016300016
Mita Pratiwi/1113016300018
Nurul Mairina/111016300001
Semester/Tahun : 5A/P.Fisika 2013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji syukur kehadirat
Allah SWT atas rahmatNya yang telah memberi kekuatan pada
penyusun

baik

rohani

maupun

jasmani

sehingga

mampu

menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul Bahan


Magnet, Logam Besi dan Logam Non-Besi. Shalawat serta
salam tak lupa terhadap Baginda Rasul, Nabi Muhammad SAW yang
telah memperjuangkan Islam sehingga umatnya mampu membuka
pintu ilmu pengetahuan.
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
selaku

dosen

pengampu

mata

kuliah

Quran

Hadits

atas

bimbingannya yang penuh antusias dalam menyampaikan ilmu


agama ini. Rekan-rekan kelas yang telah menyemangati dan
memberikan pengarahan dalam menyelesaikan makalah ini.
Saran

dan

kritik

tentunya

saya

harapkan

dalam

pengembangan makalah ini, sehingga bisa lebih baik untuk ke


depannya. Semoga tulisan makalah ini bisa membantu pembaca
dalam

memahami

pengertian

hadis

maupun

unsur-unsur

di

dalamnya khususnya yang basic sekolah awalnya sekolah umum.


Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 22 September 2015

Penyusu
n
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
PRAKATA................................................................................................... 4
BAB V......................................................................................................... 6
BAHAN MAGNETIK, LOGAM BESI DAN LOGAM NON-BESI..................6
A.

Logam............................................................................................... 6
1.

Logam Ferro atau Logam Besi........................................................6

2.

Logam Non-Ferro atau Logan Non-Besi...........................................7

3.

Karakteristik Bahan Logam............................................................8

B. Magnet........................................................................................... 12
1.

Pengertian magnet.......................................................................12

2.

Macam-macam magnet................................................................19

3.

Bahan Magnetik........................................................................... 20

4.

Material Magnet Lunak dan Magnet Keras....................................27

KESIMPULAN.......................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 30

PRAKATA

Bahan / material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai


zaman

dahulu

sampai

sekarang.

Kehidupan

manusia

selalu

berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi,


rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dll.
Perkembangan
kemampuannya

peradaban
memproduksi

manusia
dan

juga

bisa

mengolah

diukur

bahan

dari
untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya (jaman batu, perunggu dsb).


Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa
adanya sepeti yang tersedia di alam misalnya: atu. Kayu.kulit,
tanah, dsb. Dengan perkembangan peradaban manusia, bahanbahan alam tersebut bisa diolah sehingga isa menghasilkan kualitas
bahan yang lebih tinggi.
Pada 50 tahun terakhir, para saintis menemukan hubungan
sifat-sifat dengan elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan
puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
1

1Asyari Daryus, 2006, Diktat Kuliah Material Teknik, Jakarta: Universitas


Darma Persada, hal.5.

BAB V
BAHAN MAGNETIK, LOGAM BESI DAN LOGAM NON-BESI

Berbagai macam bahan sangat banyak dijumpai di alam ini, ada


sekitar 128 unsur yang terbagi menjadi beberapa golongan seperti
unsur logam, logam alkali, alkali tanah, lantanida, aktinida, logam
transisi, metaloid, non-logam, halogen sampai gas mulia.
Secara umum bahan logam yang memiliki karakteristik anatara
lain sifat mekaniknya kuat, liat, keras, sebagai penghantarkan
panas dan listrik yang baik, dapat dipolish sampai mengkilap, tidak
tembus cahaya serta memiliki titik cair yang tinggi. Bahan logam
dapat diklafisikasikan lagi dalam dua bagian yaitu logam ferro
(logam yang mengandung unsur Fes atau ferum) dan logam nonferro (logam yang tidak mengandung unsur Fe atau ferum).
A. Logam
1. Logam Ferro atau Logam Besi
Logam fero merupakan logam paduan dengan komposisi
utamanya adalah unsur Fe(ferum)dengan C(karbon).selain
kedua unsur utama tersebut biasanya juga ditambahkan
beberapa unsur-unsur pemandu lainnya seperti Ni (nikel),Cr
(crom),V(vanadium).
Beberapa produk yang termasuk jenis logam ferro antara lain
besi tuang,besi tempa,baja lunak,baja karbon sedang

baja

karbon tinggi dan baja karbon tinggi campuran.sebagaimana


menurun (Amanto,2006:2) berikut:
Besi tuang

Besi tuang memiliki komposisi berupa campuran antara


Fe(besi) dan karbon .kadar karbon 4%.sifatnya tidak rapuh
tidak dapat ditempa baik untuk dituang.aplikasinya sigunakan
antara kain untuk akas mesin,meja prata,bagian-bagian mesin
bubut,blok silinderdan cincin tengkorak.

Besi tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99% besi murni.sifatnya
dapat ditempa,liat,namuntidak di tuang.dalam aplikasinya
besi tempa dapat digunkan sebagai rantai jangkar, keran dan
landasan kerja plat.

Besi lunak
Komposisinya terdiri dari campuran besi dan karbon dengan
kadar karbonnya antara 0,1% s/d 0,3%.mempunyai sifat
dapat

di

tempa

dan

liat.digunakan

untuk

membuat

mur,skrup,pipa dan alat-alat bangunan.

Baja karbon sedang


Komposisinya campuran besi dan karbon yang mengandung
karbon sekitar 0,4% sd/0,6%.sifatnya lebih kenyal dari baja
karbon tinggi.banyak digunakan membuat kerja tempa,poros
dan rel baja.

Baja karbon tinggi


Baja karbon tinggi memiliki komposisi campuran besi dan
karbon

yang

1,5%.sifatnya

mengandung
dapat

dimudakan.di

karbon

ditempa,dapat
gunakan

kikir,pahat,gergaji,tap,stempel,alat

sekitar
disepuh

0,7%
dan

untuk
mesin

s/d

dapat

membuat
bubut

dan

alat

perkakas lainnya.

Baja karbon tinggi dengan campuran


Baja karbon tinggi dengan campuran memiliki komposisi
seperti baja karbon tinggi namun di tambah unsur nikel atau
cobalt,krom,dan

tungsen.sifatnya

rapuh

namun

dapat

digunakan temperatur tinggi tanp kehilangan kekerasan,dapat


disepuh

dan

di

mudakan.dalam

pemakainnya

banyak

digunakan untuk membuat komponen permesinan yang


diaplikasikan pada temperatur tinggi
2. Logam Non-Ferro atau Logan Non-Besi
Logam non-ferro adalah logam yang tidak

mengandung

unsur

Fe(ferum).umumnya logam-logam tersebut di padukan dengan unsur-unsur


lain dalam komposisi yang terbatas.logam-logam yang tergolong non-ferro
antara lain tembaga,alumunium,timbal dan timah sebagaimna yang di
utarakan (amanto,2006:3)
Tembaga (copper)
Tembaga (Cu) berwarna coklat kemerahan.sifatnya kemerahan.sifatnya
dapat di tempa,liat baik untuk penghantar panas dan listrik.tembaga

banyak digunakan untuk perelatan kelistrikandan peralatan dekorasi.


Alumunium (allumunium)
Alumunium (Al) berwarna biru putih.sifatnya dapat ditempa,liat,bobotnya
ringan,dapat menghantarkan panas dan listrik yang baik dan mampu di
tuang.alumunium digunakan untuk peralatan memasak,elektronik,sarana

transportasi dan lain-lain


Timbal (plumbum)
Timbal (Pb) berwarna biru kelabu.sifatnya dapat di tempa,sangat liat,tahan
korosi dan bobotnya sangat berat.timbal di gunakan sebagai bahan

proteksi radiasi,bubungan atap dan bahan pengisi.


Timah (Sn)
Timah (Sn) warnanya bening keperak-perakan.sifatnya dapat ditempa, liat
dan tahan korosi.timah di gunakan sebagai pelapis lembaran baja lunak
(plat timah) dan industri tempat pengawetan makanan

3. Karakteristik Bahan Logam


Berikut ini penjelasan secara lengkap karakteristik dari
material logam.
a. Sifat mekanis Bahan Logam

Sifat ini merupakan sifat kemampuan atau kekuatan


logam untuk menahan beban yang diberikan, baik beban
statis

atau

dinamis,

baik

pada

temperature

kamar,

temperature tinggi maupun temperature di bawah 0 0C.


Beberapa contoh dari pembebanan statis dapat berupa
pembebanan tarik, tekan lentur, baban punter, geser, dan
kombinsai dari beban tersebut. Semnatar itu, pembebanan
yang bersifat dinamis dapat berupa beban kejut bebabn
yang selalu berubah-ubah dan beban menjalar. Dari sifatsifat mekanis ini akan dapat diketahui sampai beberapa
besar

kekuatan,

kekenyalan,

keliatan,

kekerasan,

kegetasan, keuletan, tahan aus, batas penjalaran, dan


kekuatan stress rupture dari bahan logam yang telah
dihasilkan. Berikut ini penjelasan dari sifat-sifat tersebut
1) Sifat Bahan Logam Akibat Pembebanan Tarik
2) Sifat Bahan Logam Akibat Pembebanan Dinamis
3) Sifat Penjalaran Bahan Logam
4) Sifat Bahan Logam Terhadap Beban Kejut
5) Sifat Kekerasan Bahan Logam
6) Sifat Bahan Logam Akibat Gaya Penekan
7) Sifat Bahan Logam Terhadap Gaya Geser dan Puntir
8) Sifat Bahan Logam Terhadap Benturan
9) Sifat Redaman Bahan Logam
10)
Sifat Plastis Bahan logam

Gambar 1. a) Emmision Sektrometer (Alat Uji Komposisi Logam) b) Hardnes Tester (Alat Uji
Kekerasan Logam) c) Miskroskop Metallografi (struktur mikro logam) d) Mounting Press
(Pengujian Tarik Logam) e) Pengujian Peleburan Logam

b. Sifat Fisik Bahan Logam


Sifat fisik adalah sifat tahan logam karena mengalami
peristiwa

fisika

seperti,

kemampuannya

dalam

menghantarkan panas, kemampuan dalam menghantarkan


listrik

dengan

baik,

kemampuannya

dipolis

samapi

mengkilap, tidak tembus cahaya, serta sifat-sifat lainnya


ketika diberi proses pemanasan seperti akan mencair
ketika dipanaskan, perubahan ukuran menjadi lebih halus,
dan perubahan strukturnya.
c. Sifat Teknologi Bahan Logam
Sifat teknologi adalah suatu sifat bahan yang terjadi
setelah logam tersebut diolah atau di machining. Sifat-sifat
ini biasanya harus diketahui terlebih dahulu sebelum
pengolahan

material

itu

dialkukan.

Pengujian

yang

10

dilakukkan natara lain pengujian mampu las (weldability),


mamapu cor (costability) dan mapu keras (hardenability).
d. Sifat Kimia Bahan Logam
Sifat kimia dari suatu material logam mencakup
kelarutan logam tersebut pada larutan biasa atau garam,
dan pengoksidasian material tersebut. Hamper semua sifat
kimia erat khubungannya dengan kerusakan (deterisasi)
secara kimia. Kerusakan tersebut berupa gejala korosi dan
ketahanan material terhadp serangan korosi yang biasanya
timbul akibat pengaruh lingkungan.

e. Sifat Optik

Sifat optic material berkaitan dengan interaksi antara


metrial dengan radiasi elektromagnetik, khususnya cahaya
tampak. Foton yang jatuh pada material dapat dipantulkan,
diabsorpsi atau ditransmisikan. Absorpsi atau transmisi
foton oleh material bergantung pada senjang energy
antara pita valensi dan pita konduksi foton dan energy
foton itu sendiri. Pada struktur pita logam tidak terdapat
senjang energy sehingga foton dengan energy berapapun
2 Arif Tjahjono, 2013, Fisika Logam dan Alloy, Ciputat:UIN Jakarta Press,
hal. 11-24.

11

diabsorpsi dengan eksitasi electron dari pita valensi


electron memasuki level eneri yang lebih tinggi dalam pita
konduksi. Dengan demikian logam memiliki sifat tidak
tembus radiasi elektromagnetik, mulai dari gelombang
radio, inframerah, cahaya tampak, hingga ultraviolet,
tetapi transparan terhadap sinar-X energy tinggi dari sinar . Sebagian besar radiasi yang diabsorpsi disebarkan
balik sebagai radiasi dengan panjang gelombang sama
(atau refleksi). Logam bersifat tidak tembus dan dapat
memantulkan dan yang kita lihat adalah distribusi panjang
gelombang cahaya terefleksi, yang mementukan warna
logam. Jadi tembaga dan emas hanya memantulkan
rentang panjang gelombang tertentu dan mengabsorpsi
sisa foton, artinya tembaga memantulkan cahaya merah
yang

lebih

mengabsorpsi

besar
biru

panjang
yang

gelombangnya

lebih

pendek

dan

panjang

gelomangnya. Alumunium dan perak dapat memantulkan


rentang spectrum tampak secara lengkap dan bewarna
keperk-perakan.

B. Magnet
1. Pengertian magnet

3R.E. Smallman dan .J. Bishop, 2000, Metalurgi Fisika Modern & Rekayasa
Material, Jakarta: Erlangga, hal. 211.

12

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai


suatu medan magnet. Asal kata magnet diduga dari kata
magnesia yaitu nama suatu daerah di Asia kecil. Menurut
cerita di daerah itu sekitar 4.000 tahun yang lalu telah
ditemukan sejenis batu yang memiliki sifat dapat menarik
besi atau baja atau campuran logam lainnya. Benda yang
dapat menarik besi atau baja inilah yang disebut magnet.
Didalam kehidupan sehari-hari kata magnet sudah sering
kita

dengar,

namun

sering

juga

berpikir

bahwa

jika

mendengar kata magnet selalu berkonotasi menarik benda.


Untuk bisa mengambil suatu barang dari logam (contoh
obeng besi) hanya dengan sebuah magnet, misalkan pada
peralatan perbengkelan biasanya dilengkapi dengan sifat
magnet sehingga memudahkan untuk mengambil benda yang
jatuh di tempat yang sulit dijangkau oleh tangan secara
langsung. Bahkan banyak peralatan yang sering digunakan,
antara lain bel listrik, telepon, dinamo, alat-alat ukur listrik,
kompas yang semuanya menggunakan bahan magnet.
Magnet dapat dibuat dari bahan besi, baja, dan campuran
logam serta

telah

banyak

dimanfaatkan

untuk

industri

otomotif dan lainnya. Sebuah magnet terdiri atas magnetmagnet kecil yang memiliki arah yang sama (tersusun
teratur), magnet magnet kecil ini disebut magnet elementer.
Pada logam yang bukan magnet, magnet elementernya
mempunyai
efeknya

arah

saling

sembarangan

meniadakan,

(tidak

yang

teratur)

sehingga

mengakibatkan

tidak

adanya kutub-kutub magnet pada ujung logam. Setiap


magnet memiliki dua kutub, yaitu: utara dan selatan. Kutub
13

magnet adalah daerah yang berada pada ujung-ujung magnet


dengan kekuatan magnet yang paling besar berada pada
kutub-kutubnya. Magnet dapat menarik benda lain, beberapa
benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan
logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik
yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh
magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Satuan
intensitas

magnet

menurut

sistem

metrik

Satuan

Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks


magnetik adalah weber (1 weber/m2 = 1 tesla) yang
mempengaruhi luasan satu meter persegi.4
a. Kutub magnet
Semua magnet mempunyai sifat-sifat tertentu. Setiap
magnet, bagaimanapun bentuknya, mempunyai dua ujung
di mana pengaruh magnetiknya paling kuat. Dua ujung
tersebut dikenal sebagai kutub magnet. Kutub magnet
yang bila digantung menunjuk arah utara disebut kutub
utara (U), dan sebaliknya disebut kutub selatan (S).
Magnet dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran meliputi
magnet

batang,

tapal

kuda,

dan

cakram

seperti

diperlihatkan pada
Gambar 7.3.
4 Chapter II, Universitas Sumatera Utara,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26544/4/Chapter%20II.pdf

14

Jika dua magnet saling didekatkan, mereka saling


mengerahkan gaya, yaitu gaya magnet. Gaya magnet,
seperti

gaya

listrik,

terdiri

dari

tarik-menarik

dan

tolakmenolak. Jika dua kutub utara saling didekatkan,


kedua kutub tersebut akan tolak-menolak. Demikian juga
halnya jika dua kutub selatan saling didekatkan. Namun,
jika kutub utara salah satu magnet didekatkan ke kutub
selatan magnet lain, kutub-kutub tersebut akan tarikmenarik.

Aturan

untuk

kutub-kutub

magnet

tersebut

berbunyi:
Kutub-kutub senama akan tolak-menolak dan kutubkutub tidak senama akan tarik-menarik. Bagaimana aturan
ini bila dibandingkan dengan aturan yang memaparkan
perilaku muatan listrik?

15

Terja
dinya Kemagnetan
Sifat-sifat magnetik suatu bahan bergantung pada
struktur atomnya. Para ilmuwan mengetahui bahwa atom
memiliki sifat-sifat magnetik. Sifat-sifat magnetik tersebut
disebabkan gerak elektron dalam atom-atom tersebut.
Oleh karena itu, tiap atom di dalam suatu bahan magnetik
adalah seperti sebuah magnet kecil yang disebut magnet
atom.

Dalam

menunjuk

ke

kemagnetan

keadaan
semua
mereka

normal,
arah

atom-atom

secara

saling

acak

menghilangkan

tersebut
sehingga
seperti

ditunjukkan padaGambar 7.6a. Agar sebuah benda secara


keseluruhan bekerja sebagai magnet, sebagian besar
atom-atom dalam benda tersebut harus menunjuk arah
yang sama. Ketika atom-atom tersebut menunjuk pada
arah yang sama, gaya magnetik tiap atom bergabung
menjadi

gaya

magnetic

yang

lebih

besar,

seperti

ditunjukkan pada Gambar 7.6b.


16

b. Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah disekitar magnet yang
masih merasakan adanya gaya magnet. Jika sebatang
magnet diletakkan dalam suatu ruang, maka terjadi
perubahan dalam ruang ini yaitu dalam setiap titik dalam
ruang

akan terdapat medan

magnetik. Arah medan

magnetik di suatu titik didefenisikan sebagai arah yang


ditunjukkan

oleh

kutub

utara

jarum

kompas

ketika

ditempatkan pada titik tersebut.


1) Momen Magnetik
Bila

terdapat

dua

buah

kutub

magnet

yang

berlawanan +m dan m terpisah sejauh l, maka

besarnya momen magnetiknya ( M adalah

17

)=ml r^
(M

(2.1)
^
M adalah sebuah vektor dalam arah

dengan (
vektor unit

r^

berarah dari kutub negatif ke kutub

positif. Arah momen magnetik dari atom bahan non


magnetik adalah acak sehingga momen magnetik
resultannya menjadi nol. Sebaliknya di dalam bahanbahan magnetik, arah momen magnetik atom-atom

bahan itu teratur sehingga momen magnetik resultan


tidak nol.

momen magnet mempunyai satuan dalam cgs


adalah gauss.cm3 atau emu dan dalam SI mempunyai
satuan A. m2.
2) Induksi Magnetik

18

Diletakkan

dalam

medan

menghasilkan

medan

tersendiri

menigkatkan

nilai

total

medan

H
akan

luar
'
H

yang

magnetik

bahan

tersebut. Induksi magnetik yang didefinisikan sebagai


medan total bahan ditulis sebagai:
H
+H
'
B=
. (2.2)
Hubungan medan sekunder

'=4 M

H
, satuan

dalam cgs adalah gauss, sedangkan dalam geofisika


eksplorasi dipakai satuan gamma (g) dan dalam SI
adalah tesla (T) atau nanoTesla (nT).
3) Kuat Medan Magnetik

Kuat medan magnet ( H

pada suatu titik yang

berjarak r dari m1 didefinisikan sebagai gaya persatuan


kuat kutub magnet, dapat dituliskan sebagai:

F = m1 r
H=
m2 0 r 2

(oersted)

..(2.3)

dengan r adalah jarak titik pengukuran dari m. H


mempunyai satuan A/m dalam SIsedangkan dalam cgs

mempunyai satuan oersted.

4) Intensitas Kemagnetan

19

Sejumlah benda-benda magnet dapat dipandang


sebagai sekumpulan benda magnetik. Apabila benda
magnet tersebut diletakkan dalam medan luar, benda
tersebut

menjadi

Dengan

demikian,

didefinisikan

termagnetisasi
intensitas

sebagai

karena

induksi.

kemagnetan

tingkat

dapat

kemampuan

menyearahkan momenmomen magnetik dalam medan


magnetik luar dapat juga dinyatakan sebagai momen
magnetik persatuan volume. Satuan magnetisasi dalam
cgs adalah gauss atau emu.Cm -3 dan dalam SI adalah
Am-1.

I = M = ml r^
V
V
. (2.4)
Dimana I = Intensitas Kemagnetan
V = Volume
2. Macam-macam magnet
Berdasarkan

sifat

kemagnetannya

magnet

dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


a. Magnet permanen.
Magnet permanen adalah suatu bahan yang dapat
menghasilkan medan magnet yang besarnya tetap tanpa
adanya pengaruh dari luar atau disebut magnet alam
karena memiliki sifat kemagnetan yang tetap. Magnet

20

permanen dibuat orang dalam berbagai bentuk dan dapat


dibedakan menurut bentuknya menjadi :
- Magnet batang
- Magnet ladam (sepatu kuda)
- Magnet jarum
- Magnet silinder
- Magnet lingkaran
b. Magnet remanen
Magnet remanen adalah suatu bahan yang hanya
dapat

menghasilkan

medan

magnet

yang

bersifat

sementara. Medan magnet remanen dihasilkan dengan


cara

mengalirkan

arus

listrik

atau

digosok-gosokkan

dengan magnet alam. Bila suatu bahan pengantar dialiri


arus listrik, besarnya medan magnet yang dihasilkan
tergantung pada besar arus listrik yang dialirkan. Medan
magnet

remanen

yang

digunakan

dalam

praktek

kebanyakan dihasilkan oleh arus dalam kumparan yang


berinti besi. Agar medan magnet yang dihasilkan cukup
kuat, kumparan diisi dengan besi atau bahan sejenis besi
dan sistem ini dinamakan electromagnet. Keuntungan
electromagnet adalah bahwa kemagnetannya dapat dibuat
sangat kuat, tergantung dengan arus yang dialirkan. Dan
kemagnetannya dapat dihilangkan dengan memutuskan
arus listriknya.
3. Bahan Magnetik

21

Bahan magnetik adalah suatu bahan yang memiliki sifat


kemagnetan dalam komponen pembentuknya. Berdasarkan
perilaku molekulnya di dalam Medan magnetik luar, bahan
magnetik terdiri atas tiga kategori, yaitu paramagnetik,
feromagnteik dan diamagnetik.
a. Bahan Diamagnetik
Material
diamagnetik

mempunyai

susceptibility

magnetik yang kecil dan bernilai negatif. Diamagnetik


merupakan sifat magnet yang paling lemah, yaitu tidak
permanen dan hanya muncul selama berada dalam
medan magnet luar. Besarnya momen magnetik yang
diinduksikan

sangat

kecil,

dan

dengan

arah

yang

berlawanan dengan arah medan luar. Permeabilitas relatif


(r) lebih kecil dari satu dan suseptibilitas magnetiknya
negatif, sehingga besaran B dalam bahan diamagnetik
lebih kecil daripada dalam vakum. Jika disimpan diantara
kutub-kutub

dari

electromagnet

yang

kuat,

material

22

diamagnetik akan ditarik ke daerah yang bermedan


lemah5

Gambar 4. Susunan momen dipol magnet dan kurva 1/ vs T [3].


Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan
magnet atomis masing-masing atom/ molekulya adalah
nol,

tetapi

medan

magnet

akibat

orbit

dan

spin

elektronnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989). Bahan


diamagnetik

tidak

mempunyai

momen

dipol

magnet

permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet


luar, maka elektron-elektron dalam atom akan mengubah
gerakannya

sedemikian

rupa

sehingga

menghasilkan

resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan


dengan medan magnet luar tersebut. Sifat diamagnetik
bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron. Karena
atom mempunyai elektron orbital, maka semua bahan
bersifat diamagnetik. Suatu bahan dapat bersifat magnet
apabila susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai
spin elektron yang tidak berpasangan. Dalam bahan
5https://hardiananto.wordpress.com/2010/05/07/klasifikasi-magnet/

23

diamagnetik hampir semua spin elektron berpasangan,


akibatnya

bahan

ini

tidak

menarik

Permeabilitas bahan ini: < 0


magnetik

x m <0 .

bahan:

garis

gaya.

dengan suseptibilitas

Nilai

bahan

diamagnetik

mempunyai orde -10-5m3/kg. Contoh bahan diamagnetik


yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng.6
b. Bahan Paramagnetik.
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan
medan magnet atomis masing masing atom/ molekulnya
tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total
seluruh atom/ molekul dalam bahan nol, hal ini disebabkan
karena gerakan atom/ molekul acak, sehingga resultan
medan

magnet

meniadakan

atomis

(Halliday

&

masing-masing
Resnick,

atom

1989).

Di

saling
bawah

pengaruh medan eksternal, mereka mensejajarkan diri


karena

torsi

yang

dihasilkan.

Sifat

paramagnetik

ditimbulkan oleh momen magnetik spin yang menjadi


terarah oleh medan magnet luar.

6 Chapter II, Universitas Sumatera Utara,


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26544/4/Chapter%20II.pdf

24

Bahan ini jika diberi medan magnet luar, elektronelektronnya akan berusaha sedemikian rupa sehingga
resultan medan magnet atomisnya searah dengan medan
magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan oleh momen
magnetik spin yang menjadi terarah oleh medan magnet
luar.

Dalam bahan ini hanya sedikit spin elektron yang tidak


berpasangan, sehingga bahan ini sedikit menarik garis25

garis gaya. Dalam bahan paramagnetik, medanB yang


dihasilkan akan lebih besar dibanding dengan nilainya
dalam hampa udara. Suseptibilitas magnet dari bahan
paramagnetik adalah positif dan berada dalam rentang 10 -5
sampai 10-3 m3/Kg, sedangkan permeabilitasnya adalah
>

0.

Contoh

bahan

paramagnetik

alumunium,

magnesium dan wolfram.


c. Bahan Ferromagnetik

Gambar 2. Susunan momen dipol magnet untuk material feromagnetik


dengan/ tanpa adanya medan magnet dari luar serta kurva B vs H

Feromagnetik memiliki momen magnetik permanen


tanpa adanya medan magnet yang diberikan dari luar.
Feromagnetik teletak pada logam transisi, diantaranya
adalah Fe, Co, Ni serta pada logam tanah jarang (rare
earth) seperti Nd, dan Gd. Suseptibilitas magnetnya dapat
mencapai 106.7
Bahan

ferromagnetik

mempunyai

resultan

medan

magnet atomis besar, hal ini disebabkan oleh momen


magnetik spin elektron. Pada bahan ini banyak spin
electron yang tidak berpasangan, masing-masing spin
elektron yang tidak berpasangan ini akan menimbulkan
medan magnetik, sehingga medan magnet total yang
7https://hardiananto.wordpress.com/2010/05/07/klasifikasi-magnet/

26

dihasilkan oleh satu atom menjadi lebih besar (Halliday &


Resnick, 1989). Medan magnet dari masing-masing atom
dalam

bahan

ferromagnetik

sangat

kuat,

sehingga

interaksi diantara atom-atom tetangganya menyebabkan


sebagian besar atom akan mensejajarkan diri membentuk
kelompok-kelompok, kelompok inilah yang dikenal dengan
domain.
Domain-domain dalam bahan ferromagnetik, dalam
ketiadaan medan eksternal, momen magnet dalam tiap
domain akan paralel, tetapi domain-domain diorientasikan
secara acak, dan yang lain akan terdistorsi karena
pengaruh
magnet

medan
paralel

eksternal.

Domain

dengan

terhadap

medan

eksternal

momen
akan

mengembang, sementara yang lain mengerut. Semua


domain akan menyebariskan diri dengan medan eksternal
pada titik saturasi, artinya bahwa setelah seluruh domain
sudah terarahkan, penambahan medan magnet luar tidak
memberi pengaruh apa-apa karena tidak ada lagi domain
yang perlu disearahkan, keadaan ini disebut dengan
penjenuhan (saturasi). Bahan ini juga mempunyai sifat
remanensi, artinya bahwa setelah medan magnet luar
dihilangkan, akan tetap memiliki medan magnet, karena
itu

bahan

ini

sangat

baik

sebagai

sumber

magnet

permanen. Permeabilitas bahan : dengan suseptibilitas


bahan : . Contoh bahan ferromagnetik : besi, baja. Sifat
kemagnetan

bahan

ferromagnetik

akan

hilang

pada

temperatur Currie. Temperatur Currie untuk besi lemah


adalah 770oC dan untuk baja adalah 1043o C.
27

Sifat bahan ferromagnetik biasanya terdapat dalam


bahan

ferit.

Ferit

merupakan

bahan

dasar

magnet

permanen yang banyak digunakan dalam industriindustri


elektronika,

seperti

dalamloudspeaker,

motor-motor

listrik,dynamo dan KWH- meter.8


d. Antiferomagnetik
Gabungan momen magnetik antara atom-atom atau
ion-ion yang berdekatan dalam suatu golongan bahan
tertentu akan menghasilkan pensejajaran anti paralel.
Gejala ini disebut anti-feromagnetik. Sifat tersebut antara
lain terdapat pada MnO, bahan keramik yang bersifat ionik
yang memiliki ion-ion Mn2+ dan O2-. Tidak ada momen
magnetik netto yang dihasilkan oleh ion O2-, hal ini
disebabkan karena adanya aksi saling menghilangkan total
pada kedua momen spin dan orbital. Tetapi ion Mn2+
memiliki momen magnetik netto yang terutama berasal
dari gerak spin. Ion-ion Mn2+ ini tersusun dalam struktur
kristal sedemikian rupa sehingga momen dari ion yang
berdekatan adalah antiparalel. Karena momen-momen
magnetik yang berlawanan tersebut saling menghilangkan,
bahan MnO secara keseluruhan tidak memiliki momen
magnetik.

8 Chapter II, Universitas Sumatera Utara,


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26544/4/Chapter%20II.pdf

28

Gambar 5. Susunan momen dipol magnet serta kurva


1/ vs T

Gambar 6. Klasifikasi material magnetik berdasarkan susunan momen dipol atau


spin[3].

9https://hardiananto.wordpress.com/2010/05/07/klasifikasi-magnet/

29

4. Material Magnet Lunak dan Magnet Keras


Material magnetik diklasifikasikan menjadi dua yaitu
material magnetic lemah atau
maupun

material

magnetic

soft magnetic materials

kuat

atau

hard

magnetic

materials. Penggolongan ini berdasarkan kekuatan medan


koersifnya dimana soft magnetic atau material magnetic
lemah

memiliki

medan

koersif

yang

lemah

sedangkan

material magnetic kuat atau hard magnetic materials memiliki


medan koersif yang kuat. Hal ini lebih jelas digambarkan
dengan diagram histerisis atau hysteresis loop sebagai loop.

30

Diagram histeresis diatas menunjukkan kurva histeresis


untuk material magnetic lunak pada gambar (a) dan material
magnetic keras pada gambar (b). H adalah medan magnetik
yang diperlukan untuk menginduksi medan berkekuatan B
dalam material. Setelah medan H ditiadakan, dalam specimen
tersisa

magnetisme

residual

Br,

yang

disebut

residual

remanen, dan diperlukan medan magnet Hc yang disebut


gaya koersif, yang harus diterapkan dalam arah berlawanan
untuk meniadakannya. Magnet lunak mudah dimagnetisasi
serta mudah pula mengalami demagnetisasi, seperti tampak
pada Gambar 2.5 Nilai H yang rendah sudah memadai untuk
menginduksi

medan

yang

kuat

dalam

logam,

dan

diperlukan medan Hc yang kecil untuk menghilangkannya.


Magnet keras adalah material yang sulit dimagnetisasi dan
sulit di demagnetisasi. Karena hasil kali medan magnet (A/m)
dan induksi (V.det/m2) merupakan energi per satuan volume,
luas daerah hasil integrasi di dalam loop histerisis adalah
sama dengan energi yang diperlukan untuk satu siklus
magnetisasi mulai dari 0 sampai +H hingga H sampai 0.
energi yang dibutuhkan magnet lunak dapat diabaikan;
medan magnet keras memerlukan energi lebih banyak
sehingga pada kondisi-ruang, demagnetisasi dapat diabaikan.
Dikatakan, magnetisasi permanen.

31

KESIMPULAN
1. Terdapat dua jenis logam berdasarkan unsur penyusun:
Logam ferro : besi dan baja
Logam non-ferro: tembaga, alumunium, timbal,
timah
2. Karakteristik Logam
Sifat mekanis

uji

kekuatan,

kekenyalan,

keliatan, kekerasan, kegetasan, keuletan, tahan


aus,

batas

penjalaran,

dan

kekuatan

stress

rupture dari bahan logam


Sifat fisik : kemampuan menghantarkan panas

dan listrik
Sifat kimia: ketahanan korosif
Sifat optik: tidak tembus pandang
3. Magnet : benda yang dapat menarik besi dan baja
4. Bahan magnetic:
Diamagnetic
Parramagnetik
Ferromagnetic
Anti-ferromagnetik

32

DAFTAR PUSTAKA
Daryus Asyari. 2006. Diktat Kuliah Material Teknik. Jakarta: Universitas
Darma Persada
Smallman, Bishop J. 2000. Metalurgi Fisika Modern & Rekayasa Material.
Jakarta: Erlangga
Tjahjono Arif. 2013.Fisika Logam dan Alloy. Ciputat:UIN Jakarta Press.
Chapter II. Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26544/4/Chapter
%20II.pdf, diakses pada 20 Oktober 2015
https://hardiananto.wordpress.com/2010/05/07/klasifikasi-magnet/,
diakses pada 20 Oktober 2015

33

Anda mungkin juga menyukai