Anda di halaman 1dari 10

Struktur Anatomi dan Mekanisme Gerak Tulang Belakang

Ruth Anthea Airin Simanjuntak


102014210
F1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. TerusanArjuna No. 6 KebonJeruk, Jakarta Barat
ruth.2014fk210@civitas.ukrida.ac.id
Abstract
The spine is the main axis of the human body . Bone is an important function to support the
body , as a place of attachment of the ribs and protect the organs in the body . The role of the
spine is very vital because in addition to the support body , this bone is also the areas where
the main nerves of the body . Part of the cervical vertebrae of the spine is made up of the
atlas and axis , thoracic vertebrae , lumbar vertebrae , sacrales , and coccyxigeae vertebrae .
In addition, the muscle is also the most widely tissue fills the human body . The working
mechanism of muscle contraction and relaxation .
Keywords : Bone, Cervical Vertebrae, Muscle, Body
Abstrak
Tulang belakang adalah sumbu utama bagi tubuh manusia. Tulang ini berfungsi
penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan melindungi
organ dalam tubuh. Peran tulang belakang sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh,
tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh. Bagian dari tulang belakang
adalah cervical vertebrae yang terdiri atas atlas dan axis, thoracic vertebrae, lumbal vertebrae,
sacrales, dan coccyx vertebrae. Selain itu otot juga merupakan jaringan yang paling banyak
mengisi tubuh manusia. Adapun mekanisme kerja dari otot adalah kontraksi dan relaksasi.
Kata Kunci : Tulang, Tulang Belakang, Otot, Tubuh

Pendahuluan
Pada umumnya sistem gerak dapat bekerja dengan baik karena adanya kerja sama
antara beberapa organ organ. Organ organ itu sendiri juga tidak terlepas dari hasil kerjasama
dari jaringan jaringan yang memiliki struktur dan fungsi yang berbeda tetapi saling
membantu dalam melaksanakan tugasnya. Sistem gerak pada manusia dikerjakan oleh
beberapa bagian yaitu otot tulang rangka dan sendi. Dalam melakukan tugasnya bagian
bagian ini tidak pernah bekerja sendiri sendiri bahkan untuk pekerjaan sederhana sekalipun.
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh
tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda untuk duduk, berdiri,
berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai
penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam.
Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan
kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, kita tidak mungkin bisa melakukan berbagai
gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat kita bergerak adalah otot, yang
merupakan jaringan elastik yang kuat.1
Pembentukan Tulang
Tulang adalah jaringan ikat yang mengalami mineralisasi. Tulang mengandung materi
organik dan anorganik. Materi organiknya sebagian besar berupa protein. Tulang adalah suatu
struktur dinamik yang mengalami siklus remodeling terus menerus, berupa resorpsi yang
diikuti oleh pengendapan jaringan tulang baru. Remodeling ini memungkinkan tulang
beradaptasi terhadap sinyal fisik (seperti peningkatan beban yang harus disangga) dan
hormon. Jenis sel utama yang berperan dalam penyerapan dan pengendapan tulang adalah
osteoklas dan osteoblas. Osteoklas berkaitan dengan resorpsi dan osteoblas dengan
pengendapan tulang. Osteosit berasal dari osteoblas; sel ini juga tampaknya ikut serta dalam
pemeliharaan matriks tulang. Osteoklas adalah sel multinukleus yang berasal dari sel tunas
hematopoietic pluripoten. Osteoklas memiliki domain membran apikal, dan memperlihatkan
tepi bergelombang yang berperan utama dalam penyerapan tulang.2
Columna Vertebrae
Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan berfungsi menyangga
cranium, gelang bahu, extremitas superior, dan dinding thorax serta melalui gelang panggul
meneruskan berat badan ke extremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medulla spinalis,
radix nervi spinalis, dan lapisan penutup meningen yang dilindungi oleh columna vertebralis.
2

Columna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicales, 12 vertebra


thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan
4 vertebra coccygis. Struktur columna tersebut fleksibel, karena columna bersegmen-segmen
dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus
intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang columna. Sebelum lahir, columna
vertebralis menunjukkan konkavitas ke arah depan. Dalam bentuk akhirnya, maka columna
vertebralis menunjukkan:3

Regio cervicalis : melengkung ke depan

Regio thoracica : melengkung ke belakang

Regio lumbalis : melengkung ke depan

Regio sacralis dan coccygeal : melengkung ke belakang di atas dan ke depan di

bawah.
Tulang pada Columna Vertebra

Gambar 1 : Columna Vertebralis

Tulang pada Columna Vertebra dibagi 5 bagian:


1. Tulang punggung Cervical
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus (bagian
seperti sayap pada tulang belakang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang procesusnya
pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutan dari C1-C7 (C dari cervical), namun beberapa
memiliki sebutan khusus seperti C1 atau Atlas, C2 atau aksis.
2. Tulang punggung Thorax
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan mumutar
dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai tulang punggung dorsal dalam konteks manusia.
Bagian ini diberi nomor T1-T12.
3. Tulang punggung Lumbal
Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban
terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan
beberapa gerakan rotasi dengan derajat kecil.
4. Tulang punggung Sacral
Terdapat 5 tulang di bagian(S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki celah atau
diskus intervertebralis satu sama lainnya.
5. Tulang punggung Coccygeal
Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah. Beberapa
hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu disebut tulang
punggung kaudal ( kaudal=ekor).4

Otot
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
1. Otot yang ikut menggerakkan lengan

a) Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang vertebra. Berpangkal di


tulang oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik
scapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bawah lateral.
b) Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang vertebra
yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang vertebra dan kosta III di bawah,
gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal
lengan ke dalam.
c) Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari ujung prosesus sifoid, dari
tulang leher V, ruas tulang vertebra V, di sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat.
Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
2. Otot antara ruas vertebra dan kosta
Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua otot
yaitu :
a) Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot
punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke kosta V dari bawah.
Gunanya menarik tulang kosta ke bawah pada waktu bernapas.
b) Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah ketupat dan berpangkal
di ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari ruas os vertebra yang kedua. Gunanya
menarik os kosta ke atas waktu inspirasi.
3. Otot punggung sejati
a) Muskulus interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri
kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergelangan
vertebra.
b) Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak disamping ruas tulang
belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna
vertebra dan pergerakan dari ruas os vertebra.
c) Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua
lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding
bagian belakang rongga perut.5

Sendi
a. Secara Makroskopis
Secara makroskopi, sendi dibedakan menjadi tiga, yakni Sinartrosis atau sendi mati. Secara
struktural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Sutura adalah
sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang
tengkorak. Contohnya sutura sagital. Sinkondrosis adalah sendi adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin (jaringan tulang rawan). Contoh: tulang pada
ruas tulang belakang.
b. Secara Mikroskopis
Lapisan terluar, kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat yang menyatu pada
sendi. Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang kapsul sendi dan
memberikan stabilitas. Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul
melalui envaginasi kapsul. Lapisan terdalam, kapsul sendi memiliki lapisan terdalam yakni
membran sinovial yang melapisi kesuluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
Membran sinovial mensekresi cairan sinovial.pada beberapa sendi sinovial, seperti
persendian lutut, terdapat diskus artikular (meniskus) fibrokartilago. Bursa adalah kantong
tertutup yang dilapisi membran sinovial, dan ditemukan di luar rongga sendi. Kantong ini
terletak di bawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan
tendon atau otot di atas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada
friksi, seperti siku dan tempurung lutut.6
Ligamen-ligamen yang memperkuat persendian di kolumna vertebralis regio lumbal adalah :
a.

Ligamen flavum

Ligamen flavum merupakan ligamen yang menghubungkan lamina dari dua arkus vertebra
yang berdekatan. Ligamen ini panjang, tipis dan lebar diregio servikal, lebih tebal di regio
torakal dan paling tebal di regio lumbal. Ligamen ini mencegah terpisahnya lamina arkus
vertebralis dan juga mencegah terjadinya cidera di diskus intervertebralis. Ligamen flavum
yang kuat dan elastis membantu mempertahankan kurvatura kolumna vertebralis dan
membantu menegakkan kembali kolumna veretbralis setelah posisi fleksi.
b.

Ligamen interspinosus

Ligamen interspinosus merupakan ligamen yang menghubungkan prossesus spinosus mulai


dari basis hingga apex, merupakan ligamen yang lemah hampir menyerupai membran.
c.

Ligamen intertranversus

Ligamen intertranversus adalah ligamen yang menghubungkan prossesus tranversus yang


berdekatan. Ligamen ini di daerah lumbal tipis dan bersifat membranosa.
d.

Ligamen supraspinosus

Ligamen supraspinosus menghubungkan prosesus spinosus di daerah apex vertebra servikal


ke 7 (VC7) sampai dengan sakrum. Ligamen ini dibagian kranial bergabung dengan ligamen
nuchae. Ligamen supraspinosus ini kuat, menyerupai tali.6
Discus Intervertebralis
Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan dilapisi oleh lempeng
tulang rawan hialin yang tipis. Di antara lempeng tulang rawan tersebut, terdapat discus
intervertebralis yang tersusun dari jaringan fibrocartilago. Discus intervertebralis, paling tebal
di daerah cervikal dan lumbal, tempat di mana paling banyak terjadi gerakan columna
vertebralis. Discus ini berperan sebagai peredam benturan bila beban pada columna
vertebralis mendadak bertambah. Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang
dengan bertambahnya usia. Setiap discus terdiri dari bagian pinggir, anulus fibrosus, dan
bagian tengah yaitu nucleus pulposus.
Annulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, yang melekat dengan erat pada
corpus vertebrae dan ligamentum longitudinale anterius dan posterius columna vertebralis.
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan massa lonjong dari zat gelatin.
Biasanya berada dalam tekanan dan terletak sedikit ke pinggir posterior daripada pinggir
anterior discus. Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan yang menempel
pada discus diliputi oleh cartilago hialin yang tipis. Sifat setengah cair nukleus pulposus
memungkinannya berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau ke belakang
di atas yang lain.
Dengan bertambahnya umur, kandungan air di dalam nucleus pulposus berkurang dan
digantikan oleh fibrocartilago. Serabut-serabut collagen annulus berdegenerasi, dan sebagai
akibatnya annulus tidak selalu dapat menahan tekanan pada nucleus pulposus. Pada usia

lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat lagi dibedakan antara nucleus dan
annulus.7

Mekanisme Kontraksi Otot Somatik


Berikut adalah urutan tahap-tahap mulai dan berakhirnya kontraksi otot somatik.
1.Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang saraf motorik sampai ke ujung serat otot.
2. Pada setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam
jumlah yang sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak
saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion Na+ untuk mengalir ke
bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan
suatu potensial aksi dalam serat otot.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dalam cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga berjalan di
dalam serat otot, pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma
melepaskan sejumlah besar ion Ca2+, yang telah disimpan dalam retikulum, ke dalam
miofibril.
7. Ion-ion Ca2+ menimbulkan kekuatan tarik menarik antara filamen aktin dengan filamen
miosin, yang menyebabkannya bergerak bersama-sama saling tarik menarik, terjadi
pergeseran /sliding, dan menghasilkan proses kontraksi.
8. Setelah kurang lebih satu detik, ion Ca2+ dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi;
pengeluaran ion Ca2+dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.8
Relaksasi
Relaksasi merupakan proses aerob dimana otot kembali memanjang. Mekanisme relaksasi
pada otot mirip dengan proses repolarisasi pada sel saraf. Relaksasi diawali dengan
penurunan permeabilitas membrane sarkolema, retikulum sarkoplasma dan tubulus
8

transversus terhadap kalsium. Hal ini menyebabkan pemasukan kalsium ke sarkoplasma


terhenti. Proses tersebut dilanjutkan dengan pengaktifan pompa kalsium,yang akan
meningkatkan pemompaan kalsium dari sarkoplasma ke tempat penyimpanannya di dalam
retikulum sarkoplasma dan tubulus transversus. Setelah pompa kalsium bekerja, jumlah
kalsium dalam sarkoplasma turun secara signifikansehingga troponin-C tidak lagi berikatan
dengan kalsium. Dengan demikian,konformasi dan posisi troponin serta posisi aktin akan
menjauhi miosin maka otot akan relaksasi.8
Mekanisme Kerja dan Metabolisme Otot
Otot merupakan transduser biokimia utama yang mengubah energi potensial (kimiawi)
menjadi energi kinetik (mekanis). Otot merupakan jaringan tunggal terbesar di tubuh
manusia, membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa
muda, dan kurang dari 30% massa tubuh pada usia lanjut.
Bila miofibril diperiksa di bawah mikroskop elektron, tampak bahwa masing-masing
miofibril terdiri atas 2 jenis filamen longitudinal yaitu filamen tebal dan filamen tipis.
Filamen tebal terbatas di pita A mengandung terutama protein miosin. Filamen tipis terletak
di pita I dan memanjang ke dalam pita A tetapi tidak sampai ke dalam zona H. Filamen tipis
mengandung protein aktin, tropomiosin, dan troponin. Bagian miofibril yang terletak atara
dua lempeng Z yang berurutan disebut sarkomer.
Hubungan bersebelahan antara filamen miosin dan aktin sulit dipertahankan. Hal ini
dipertahankan oleh molekul protein berfilamen yang disebut titin. Molekul titin yang elastis
ini berfungsi sebagai kerangka kerja yang menahan filamen miosin dan aktin agar tetap
berada di tempat sehingga perangkat kontraksi sarkomer akan bekerja. 9
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas, kerja tulang dipengaruhi oleh mekanisme kontraksi dan
beban yang digunakan saat melakukan kerja untuk manusia yang pertumbuhan dan komposisi
tulangnya dalam keadaan normal. Adanya cidera pada discus intervertebralis laki-laki
tersebut yang dimana discus ini bisa berkurang daya pegasnya dikarenakan bertambahnya
usia yang semakin tua.

DAFTAR PUSTAKA
1. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. Hal 113-120
2. Junuqeira LC,Carneiro J. Histologi dasar : teks dan atlas. Ed 10. Jakarta : EGC ; 2007.
h. 134-44.
3. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2012.h.538-41.
4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC;
2006.h.881-6.
5. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2009.
6. Junqueira, Luiz carlos. Histologi Dasar: Teks dan Atlas. Jakarta.EGC;2007.hal
123,132,181.
7. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi keenam. Jakarta: EGC; 2011.
h. 278-300
9. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. Ed 10. Philadelphia: W.B.
Saunders

10

Anda mungkin juga menyukai