Anda di halaman 1dari 20

1

PT. DUTARAYA DINAMETRO

Nama Pekerjaan
Lokasi
Satuan Kerja
Tahun Anggaran

: Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang


: Kabupaten Subang
: Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum Balai Besar Wilayah
Sungai Citarum
: 2015

A. MAKSUD & TUJUAN


Metode Pelaksanaan proyek pada hakekatnya adalah proses merubah sumber daya dan dana tertentu
secara terorganisasi menjadi hasil pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan-harapan
awal. Kesemuanya harus dilaksanakan dalam jangka waktu terbatas. Sementara itu pada sisi lain disadari
bahwa metode pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan suatu rangkaian mekanisme tugas atau
kegiatan yang rumit yang mengandung berbagai permasalahan serta kesulitan tersendiri berdasarkan atas
kondisi yang kompleks tersebut, yang membawa kita kepada suatu pertanyaan besar, bagaimana agar
suatu proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tetap dalam batas-batas anggaran
biaya yang telah direncanakan.
Untuk mendukung Satuan Kera Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum Balai Besar Wilayah Sungai
Citarum dalam hal pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang,
maka kami sajikan Metode Pelaksanaan Pekerjaan untuk mencapai hasil yang optimal ditinjau dari
kualitas, kuantitas, dan tepat waktu penyelesaiannya.
Maksud dari Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah untuk menyelesaikan seluruh Pekerjaan tersebut,
sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya yang tersedia.
Tujuan dari Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini sebagai pedoman teknis pelaksanaan di lapangan yang
harus diikuti oleh Pelaksana Lapangan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan dalam RKS dan kontrak yang telah di sepakati, serta memberikan gambaran
mengenai tata cara kerja, dengan sasaran agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan jadwal
waktu yang telah di sepakati dalam Kontrak serta untuk mendapakan hasil akhir pekerjaan sesuai dengan
harapan bersama.
Pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan dengan perkiraan jangka waktu pelaksanaan selama 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender. Dengan waktu yang cukup singkat ini maka untuk schedule pelaksanaan
kami sampaikan dalam barchart.
Adapun metode pelaksanaan proyek ini meliputi beberapa tahap pelaksanaan pekerjaan.

B. LINGKUP PEKERJAAN

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

2
PT. DUTARAYA DINAMETRO

Pekerjaan Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang meliputi pekerjaan dengan urutan
kerja sebagai berikut :
I.

Kontrak dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

II.

Pekerjaan Pendahuluan, antara lain :


1.
Survey, Pengukuran/Uitzet, dan Marking/Bouwplank
2.
Pembersihan Lahan
3.
Fasilitas Kantor Lapangan/Direksikeet dan Barak Kerja/Gudang
4.
Penyediaan Listrik dan Air Kerja
5.
Pembuatan Shop Drawing
6.
Papan Nama Proyek

III.

Pekerjaan Persiapan, antara lain :


1.
Mobilisasi
2.
Kistdam dan Pengeringan

IV.

Pekerjaan Tanah, antara lain :

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

3
PT. DUTARAYA DINAMETRO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Stripping
Galian Tanah Biasa dengan Tenaga Orang
Timbunan Tanah Kembali (diratakan dan dirapihkan)
Galian Tanah Biasa dengan Alat Berat Jarak Buangan 0 50 m
Galian Tanah Biasa dengan Alat Berat Jarak Buangan 50 m 1 km
Galian Tanah Biasa dengan Alat Berat Jarak Buangan 1 3 km
Timbunan Tanah Didatangkan, Dirapihkan, dan Dipadatkan

V.

Pekerjaan Pembetonan, antara lain :


1.
Beton K.100
2.
Beton K.175
3.
Beton K.225
4.
Beton K.300
5.
Bekisting Expose
6.
Besi Tulangan Polos

VI.

Pekerjaan Pasangan Batu, antara lain :


1.
Pasangan Batu 1 : 4
2.
Siaran 1 : 2
3.
Plesteran 1 : 3
4.
Bronjong
5.
Wheep Hole PVC 2

VII. Pekerjaan Pintu Air, antara lain :


1.
Pintu Sorong b = 0,40 m, h = 1,00 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
2.
Pintu Sorong b = 0,60 m, h = 1,20 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
3.
Pintu Sorong b = 0,80 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
4.
Pintu Sorong b = 1,00 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
5.
Pintu Sorong b = 1,40 m, h = 1,80 m (Dua Poros dengan Gigi)
6.
Pintu Sorong b = 1,60 m, h = 1,80 m (Dua Poros dengan Gigi)
7.
Pintu Sorong b = 1,60 m, h = 2,00 m (Dua Poros dengan Gigi)
VIII. Program Pendukung, antara lain :
1.
Manajemen Mutu
2.
Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
IX.

Pekerjaan Akhir, antara lain :


1.
Pelaporan dan Dokumentasi
2.
Pembuatan As Built Drawing
3.
Demobilisasi

X.

Serah Terima Pekerjaan (PHO)

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

4
PT. DUTARAYA DINAMETRO
FLOW CHART

MULAI
Dokumen Kontrak & Gambar

Mobilisasi Peralatan & Personil

Penentuan titik BM pengukuran dan


pematokan
Kistdam dan Pengeringan
Clearing, Grubbing & Tree Removal
Pekerjaan Saluran Pembawa

Timbunan tanah dari Borrow Area dan bekas galian


Tidak

Galian Tanah Biasa


Galian Tanah dg Alat dg Jarak Buang
Tidak

CEK
CEK
Ya
Ya
Galian Tanah Biasa
Pekerjaan Bangunan

Lining Saluran Sekunder dari:


PasanganBatuKali1Pc:4Psr

Tidak
CEK
Ya
Pekerjaan Batu Kali

Tidak
CEK
Ya
Timbunan Tanah didatangkan

Tidak

CEK
Ya
Pek. Plesteran, Siaran,Plat
Pelayanan (Beton Bertulang K-225)

Tidak
CEK

Tidak
CEK
Ya
Pekerjaan Pintu Sorong

Ya

Tidak
CEK
Ya

SELESAI
Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

5
PT. DUTARAYA DINAMETRO
C. RENCANA KERJA DAN TEKNIS PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kami sampaikan tahapan/metode pelaksanaan pekerjaan secara umum.
Setelah ada Serah Terima Lapangan maka pekerjaan Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab.
Subang dapat dilaksanakan.
I.

PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.

Survey, Pengukuran/Uitzet, dan Marking/Bouwplank


a. Pekerjaan Survey/Identifikasi Lapangan
Pekerjaan survey lapangan dilaksanakan guna untuk mengetahui tentang adanya instalasi atau
utilitas dibawah tanah atau diatas tanah yang menempati lahan proyek yang akan langsung
mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Utilitas dapat berupa seperti instalasi listrik, instalasi gas,
instalasi air, instalasi telepon dan instalasi lainnya, sehingga dapat dilindungi keberadaannya
dan tetap dapat melayani fungsinya masing-masing dan jika terpaksa harus dipindahkan maka
diperlukan relokasi utilitas tersebut ke daerah yang lebih aman dan dapat berfungsi seperti
sedia kala.
b. Pekerjaan Pengukuran/Uitzet
Pengukuran dan pematokan daerah batas pekerjaan dan ketinggiannya untuk perencanaan
dan pembuatan gambar kerja (shop drawing) sebagai acuan lapangan, dengan berpedoman
pada dokumen tender dengan menyesuaikan kondisi di lapangan, jika terjadi perubahanperubahan dilakukan asistensi ke direksi lapangan.
c. Pekerjaan Marking/Bouwplank
Pemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan kayu kelas 2 dengan tiang dari
dolken dia. 7-10 cm, jarak tiang berkisar antara 2 meter. Permukaan bagian atas dibuat
rata/Waterpass. Pada titik As rencana dipasang tanda-tanda dari paku, dan setelah dilakukan
pengecekan kembali bersama direksi lapangan/konsultan pengawas, atas kebenarannya dari
semua ukuran segera diberi tanda dengan cat merah.
Pekerjaan Pengukuran (setting out) akan dilaksanakan untuk mengetahui :
1. Batas - batas pekerjaan
2. Posisi bangunan yang ada.
3. Menentukan elevasi dan koordinat konstruksi yang akan dikerjakan.
Pelaksanaan pekerjaan :
- Tim pengukuran yang bertugas untuk mengecek gambar yang ada dan membuat data awal.
Data awal akan dipakai dalam pembuatan Shop Drawing untuk pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
- Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dengan theodolite dan waterpass sehingga dapat
diketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang sesungguhnya lalu dibandingkan dengan datadata titik BM dalam gambar untuk mengatahui apakah BM tersebut masih baik atau sudah
rusak.
- Pembuatan/pemasangan BM permanent di tempat yang aman dan mudah terlihat agar tidak
terganggu selama masa pekerjaan.
- Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan team pengukuran yang dikoordinir oleh seorang
surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya.
Alat yang digunakan adalah Theodolite dan Waterpass lengkap dengan baak ukur allumunium
panjang 4 m.

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

6
PT. DUTARAYA DINAMETRO
Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan comments atau approval.
Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survey lapangan tersebut dapat dipakai sebagai bahan
untuk menyiapkan rekayasa engineering, dan perhitungan volume MC-0, serta sebagai acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan fisik.

2.

Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini terdiri dari Pembongkaran dan pembuangan segala sesuatu yang ada diatas
permukaan tanah meliputi pembersihan semua pohon, tebangan pohon, pecahan benda, semak
belukar dan semua bahan yang tidak dikehendaki.
Selama jangka waktu kegiatan pembangunan semua daerah disekitar jalur harus dibersihkan dari
bahan-bahan yang tak terpakai, puing, dan sampah yang disebabkan oleh kegiatan pembangunan
dan bahan itu harus dibuang kecuali ada ketentuan lain dari Direksi. Kontraktor harus menjaga
lapangan dalam keadaan rapi dan teratur sepanjang waktu.

3.

Fasilitas Kantor Lapangan/Direksikeet dan Barak Kerja/Gudang


Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan akan dibuat Direksikeet atau Kantor
Lapangan, yang dilengkapi dengan Furniture Sederhana, Papan Tulis, Rak Buku. Untuk
Penempatan Direksikeet akan ditempatkan pada area yang strategis terhadap pekerjaan dan tidak
mengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dalam dan dari luar Lokasi Pekerjaan.
Gudang harus dibuat tertutup dan terlindung dari pengaruh cuaca, dan memenuhi persyaratan,
dan kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Penyimpanan bahan harus
diatur sedemikian rupa agar material yang lebih dulu datang dapat lebih awal digunakan.

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

7
PT. DUTARAYA DINAMETRO

4.

Penyediaan Listrik dan Air Kerja


Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam melakukan aktivitas pekerjaan
terutama untuk mesin-mesin, serta untuk penerangan di malam hari bila kerja lembur juga untuk
kebutuhan lain seperti pemakaian komputer dan lain-lain.
Listrik kerja tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Genset atau dapat juga dengan
melakukan penyambungan sementara dari PLN yang tersedia dilengkapi dengan meteran.
Penyediaan Air Kerja untuk pekerjaan ini dilakukan dengan 2 alternatif yaitu dengan membuat
sumur pantek atau menyambung dari sumber air yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai air
minum, mandi, dan cuci.
Air kerja tersebut harus benar-benar bersih dan terbebas dari zat-zat kimiawi, serta zat-zat
organik lainnya yang dapat mebahayakan bagi manusia serta bangunan. Untuk menjamin
kebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan Tes Laboratorium.

5.

Pembuatan Shop Drawing


Untuk menjaga hal hal yang tidak di inginkan di dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
kontraktor Akan membuat shop drawing yang di setujui oleh Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, dan Owner. Shop drawing harus di periksa dan disetujui oleh direksi pekerjaan untuk
dilakukan perhitungan volume actual (MC-0) dan pelaksanaan dilapangan. Shop drawing
dibuat/didesain berdasarkan data hasil pengukuran lapangan yang telah dilakukan.

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

8
PT. DUTARAYA DINAMETRO
6.

Papan Nama Proyek


Papan Nama Proyek dibuat untuk memberikan informasi seluas luas nya kepada masyarakat
tentang keberadaan pekerjaan.
Papan nama terbuat dari multyplek dan kayu kaso dengan pondasi adukan semen, pasir dan
split.

II. PEKERJAAN PERSIAPAN


1.

Mobilisasi
Peralatan dan material akan dimobilisasi ke lokasi pekerjaan dengan penempatan stock pile
material di tempat yang aman disisi lokasi pekerjaan. Untuk direksikeet dan barak kerja akan
ditempatkan di dekat lokasi pekerjaan. Seluruh fasilitas lapangan akan dimobilisasi bersamaan
dengan seluruh personil kontraktor.
Selama masa mobilisasi pihak Kontraktor akan melakukan koordinasi dan meminta ijin lokasi
dengan masyarakat setempat, sebagai pencegahan terhadap polusi, mobilisasi material dan suara
bising yang timbul selama masa pekerjaan. Peralatan yang akan dimobilisasi antara lain :
1.
2.
3.
4.

2.

Excavator
Concrete Mixer
Dump Truck
Water Tank

5.
6.
7.
8.

Bulldozer
Stamper
Vibro Roller
Theodolite & Waterpass

Kistdam/Dewatering
Kistdam dibuat untuk menahan air sementara agar lokasi pekerjaan dapat dikeringkan. Kisdam
dapat dibuat dari cerucuk, dan bahan yang dapat ditimbun untuk mengelakkan air. Penimbunan
dilakukan dengan Excavator. Setelah kistdam selesai dibuat untuk seterusnya lokasi pekerjaan
dikeringkan dengan menyedot air menggunakan pompa air.

III. PEKERJAAN TANAH


1.

Stripping
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah pengupasan
tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-akaran maupun bahan
non-organik dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan atau lokasi
lain. Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Pengguna Jasa. Kami sebelum melaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa tentang batas
wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.
Sebelum timbunan dilaksanakan, stripping dahulu permukaan humus/top soil agar tidak terjadi
settlement, Pekerjaan stripping membuang top soil yang jelek, agar timbunan tidak mengalami
penurunan.

Metode pelaksanaan :
- Survey dan setting out

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

9
PT. DUTARAYA DINAMETRO
-

Tentukan batas batas pekerjaan


Penyiapan lahan disposal
Pembongkaran, pengupasan, pengangkutan, dan pembuangan ke disposal area.
Alat yang digunakan Bulldozer, Dump Truck.
Untuk perapihan dan pekerjaan minor dilakukan dengan tenaga manusia

Bulldozer

Hasil kupasan tanah

2.

Galian Tanah Biasa dengan Tenaga Orang


Pekerjaan Galian tanah ini dilakukan dilokasi pekerjaan saluran pada bangunan sehingga
memerlukan galian yang sangat hati-hati terhadap ukuran galian yang diinginkan sesuai gambar
rencana.
Pekerjaan galian dianggap selesai setelah di cek hasil galian tersebut sesuai dengan ukuran yang
ditetapkan digambar.
Buangan tanah hasil galian dikondisikan ditempat aman dari pekerjaan selanjutnya.

3.

Timbunan Tanah Kembali (Diratakan dan Dirapihkan)


Pekerjaan timbunan tanah kembali dilaksanakan setelah pekerjaan pokok misalkan dipekerjaan
konstruksi setelah selesai konstruksi maka tanah hasil galian tersebut di timbunkan kembali di
lokasi tersebut diratakan dirapihkan.
Timbunan tanah kembali dilaksanakan sesuai ukuran/elevasi yang ditetapkan di gambar
pelaksanakan.
Cara Pelaksanaan :
a. Sebelum dilakukan pekerjaan ini maka dilakukan pembersihan pada area yang akan ditimbun
agar bersih dari kotoran , rumput.
b. Pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis menggunakan Stamper sampai ketebalan yang di
syaratkan sesuai dengan gambar.
c. Diakhir pelaksanaan dilakukan test kepadatan bersama-sama direksi.

4.

Galian Tanah dengan Alat Berat dan Dibuang


- Jarak Buangan 0 50 m

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

10
PT. DUTARAYA DINAMETRO
- Jarak Buangan 50 m 1 Km
- Jarak Buangan 1 3 Km
Pekerjaan ini mencakup galian tanah dengan excavator, material hasil galian yang diijinkan oleh
direksi digunakan untuk timbunan sedangkan sisa/kelebihan hasil galian dibuang keluar lokasi
pekerjaan.
Cara Pelaksanaan :
a. Setelah diadakan pengukuran, dibuat shop drawing maka pekerjaan galian siap dimulai
dengan persetujuan Direksi.
b. Persiapkan peralatan yang akan digunakan ke lokasi pekerjaan.
c. Persiapkan Excavator sedemikian rupa sehingga dapat bekerja (bermanuver) secara efisien
dengan tidak menganggu (merusak) utilitas di sekitar pekerjaan.
d. Setelah Excavator siap maka pekerjaan dapat dilaksanakan.
e. Hasil galian diangkut dengan menggunakan Dump Truck.
f. Setelah pekerjaan selesai, pengukuran bersama hasil pekerjaan dilakukan dengan Direksi
Pekerjaan dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara pemeriksaan pekerjaan sebagai dasar
untuk menjadikan hasil pekerjaan pada prestasi pekerjaan.

5.

Timbunan Tanah Didatangkan, Dirapihkan, dan Dipadatkan


Pekerjaan timbunan yang dimaksud adalah timbunan yang materialnya bisa diambil dari luar
lokasi pekerjaan (didatangkan dari luar) atau diambil dari hasil galian dan kemudian dipadatkan.
Cara pelaksanaan :
Material untuk timbunan harus memenuhi persyaratan spesifikasi, bebas dari bahan-bahan
organic dan mendapat persetujuan dari Direksi.
Dasar tanah yang akan ditimbun dipadatkan seperlunya sesuai persyaratannya.

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

11
PT. DUTARAYA DINAMETRO
Excavator akan memuat material timbunan pilihan ke dalam dump truck di lokasi quarry atau
lokasi galian.
Dump truck akan mengangkut material tersebut dari quarry dan menuangkannya ke lokasi
pekerjaan.
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang timbunan pilihan sudah bersih dari sampah
organik atau kotoran.
Pasang patok yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan panjang, lebar, dan
ketebaalan timbunan pilihan.
Material timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan.
Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin
dibagi rata sehingga sama tebalnya.
Tumpahan tanah timbunan dari dump truck digusur dan diratakan dengan bulldozer untuk
mencapai ketebalan hamparan lebih kurang 30cm.
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
Pemadatan dilakukan menggunakan Vibro roller dengan lintasan sebanyak percobaan
pemadatan yang telah dilakukan.
Bidang pemadatan harus overlapping lebih kurang 15 cm agar seluruh permukaan
dapat dipastikan telah padat.
Tepi hamparan dan level permukaan akan dirapikan oleh sekelompok pekerja dengan
menggunakan alat Bantu.
Lapisan pertama yang telah selesai dipadatkan diambil setiap jarak 50 meter dan diperiksa
kepadatannya dan dibandingkan dengan kepadatan standar.
Bila kepadatannya telah mencapai dan memenuhi persyaratan, maka lapisan berikutnya
baru boleh dihampar.

Gambar : Pekerjaan Timbunan, Gelaran, dan Pemadatan

Diagram Pekerjaan Timbunan, Gelaran, dan Pemadatan :

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

12
PT. DUTARAYA DINAMETRO

IV. PEKERJAAN PEMBETONAN


1.

Pekerjaan Beton
- Beton K. 100
- Beton K. 175
- Beton K. 225
- Beton K. 300
Sistem pencampuran beton dibuat dengan site mix yaitu dengan campuran yang dipakai sesuai
dengan mutu dan kekuatan dari gambar rencana yang ada, dan dengan uji dan tes yang
mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara pelaksanakan :
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan yang berkaitan dengan pengecoran telah di
setujui oleh Direksi.
Permukaan cetakan harus bersih dari kotoran kotoran.
Setelah beton dituangkan dalam cetakan segera dipadatkan dengan alat penggetar secara
merata.
Jika ada penyambungan tulangan pada bagian tertentu harus dikonsultasikan dengan Direksi
Cara pengujian beton :

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

13
PT. DUTARAYA DINAMETRO
Pengujian mutu dilakukan berdasarkan ketentuan yang ada dalam SNI, PUBI, & NI-2
Uji kerucut beton untuk mutu adukan harus dilaksanakan berdasarkan pasal 4.4 NI-2
Uji kubus beton untuk mengetahui tekanan karakteristik beton, harus dilakukan berdasarkan
pasal 4.5. NI 2
BAGAN ALIR PEKERJAAN BETON :

2.

Bekisting Expose
Cara pembuatan dan pembukaan Bekisting :
Cetakan dibentuk menyesuaikan dengan bentuk beton yang akan dicor. Bahan yang dipakai
lembaran multiplek 9 mm atau dari papan yang diserut halus
Cetakan permukaan harus dilapisi oil form guna menghasilkan permukaan beton yang halus
dan rata
Pembongkaran bekisting dari beton harus seijin direksi.
Kayu penguat harus ditempatkan disudut dari cetakan untuk menghasilkan tepi tepi yang
melereng pada permukaan beton yang selalu kelihatan.

3.

Besi Tulangan Polos

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

14
PT. DUTARAYA DINAMETRO
Bahan tulangan yang dipakai adalah batang tulangan polos berpenampang bulat polos dengan
spesifikasi ST 1400 (60kg) / m3 beton.
Pembengkokan Tulangan :
Tulangan harus bersih dari kotoran karat, minyak oli dan lapisan yang mengurangi daya lekat
beton
Tulangan harus dibengkokan sesuai gambar rencana
Tulangan yang sudah ditekuk tidak boleh diluruskan atau dibengkokan lagi
Pemasangan Tulangan :
Pemasangan tulangan ditempatkan secara tepat dan tahan terhadap pergeseran dengan
menggunakan ikatan kawat yang sesuai.
Jarak minimum antar batang tulangan yang sejajar dalam satu lapisan sama dengan diameter
batang terbesar.
BAGAN ALIR PEKERJAAN PEMBESIAN

V. PEKERJAAN PASANGAN BATU


1.

Pasangan Batu Camp. 1 : 4


Cara Pelaksanaannya :
o Pekerjaan Pasangan Batu Camp. 1Pc : 4Psr ini dilaksanakan setelah hasil galian pondasi
selesai dilaksanakan dan telah di cek kedalaman galian tersebut sudah sesuai dengan gambar
kerja.
o Profil untuk konstruksi pasangan batu telah terpasang dan telah sesuai dengan rencana
gambar.

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

15
PT. DUTARAYA DINAMETRO
o Material kebutuhan untuk pasangan batu 1Pc : 4Psr sudah dinyatakan baik dan layak untuk
digunakan sebagai Camp. 1Pc : 4Psr.
o Tenaga kerja sudah sesuai dengan kebutuhan.
o Peralatan adukan/molen siap pakai.
o Tempat kotak adukan sudah tersedia.
o Dolak takaran pasir ukuran 25 x 40 x 40 cm siap ada.
o Batu di buat profil-profil yang berfungsi sebagai pedoman kemiringan dan arah pasangan batu
dan profil -profil tersebut diperiksa dan mendapat ijin dari direksi.
o Penyusunan batu harus kokoh disusun bergigi dan tidak boleh terdapat celah/rongga.
o Tembok pasangan bagian luar yang terlihat, permukaan tembok tersebut dapat dipasang batu
muka yang disusun baik dengan ukuran rata-rata sama besar dengan bentuk tidak harus sama,
tidak bersinggangan antara batu dan batu lain dengan jarak 2 cm, ruang tersebut diisi
dengan spesi camp. 1Pc : 2Psr.
o Pada pekerjaan finishing , permukaan atas harus rata/tidak bergelombang.
o Bagian tembok yang akan ditimbun tanah, permukaannya di barabe dengan adukan spesi 1Pc
: 4Psr. Sehingga rongga maupun celah yang ada tertutup dengan adukan.

2.

Siaran Camp. 1 : 2
Pekerjaan Siaran Camp. 1 Pc : 2 Psr ini dilaksanakan pada tembok bagian luar/yang terlihat,
sebelum pelaksanaan kegiatan dimuali celah ruang antara batu dan batu jarak rata-rata 2 Cm
dikorek terlebih dahulu dibersihkan dari adukan yang terkorek dengan cara disiram air.
Celah ruang antara batu tersebut disiar dengan menggunakan adukan spesi Camp. 1 Pc : 2 Psr.
Pada bagian siar tegak maupun arah mendatar, tidak bleh harus melebihi dua permukaan batu,
karena akan mengurangi estetika yang baik.

3.

Plesteran Camp. 1 : 3
Pekerjaan Plesteran ini dilaksanakan pada tembok bagian permukaan top atas, pinggul ujung
pasangan atau bagian-bagian yang memang perlu untuk di plester.
Sebelum kegiatan plesteran dilaksanakan, maka bagian bidang yang akan di plester harus bersih
dari kotoran dan lumat/jamur dan disiram dengan air.
Setelah itu baru pekerjaan plesteran camp. 1 Pc : 3 Psr dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan
gambar kerja dengan ketebalan 1.5 Cm.
Hasil pekerjaan plesteran tersebut merupakan bagian akhir dari pasangan tembok, maka hasil
permukaannya rata (water pass) kuat dan tidak kopong bila diketo-ketok.
Untuk menghindari retak-retak maka setelah jadi plesteran tersebut harus sering disiram air, agar
panas matahari tidak terlalu tinggi terhadap tembok tersebut.

4.

Bronjong
Sebelum dipasang material bronjong harus disetujui oleh Direksi pekerjaan. Setelah mendapat
persetujuan mengenai bahan maka bronjong dapat dikirim ke lokasi pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan.
Cara pemasangan :

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

16
PT. DUTARAYA DINAMETRO
Penempatan posisi pemasangan bronjong sesuai gambar kerja dan petunjuk direksi
Kawat bronjong dirangkai dengan bagian atas terbuka
Kemudian batu pengisi bronjong disusun sedemikian rupa sehingga ada keterkaitan atau
ikatan antar batu pengisi
Setelah terisi batu, kawat diikatkan sehingga mengunci.
Berikut material bronjong
- Kawat Berlapis Seng Tebal
Kawat yang dipakai dalam pembuatan bronjong harus sesuai dengan ketentuan dalam SII
0381 / 80 atau SNI 03/0090/87. Lapisan seng pada kawat tersebut dililit melingkar
sebanyak 6 kali pada batang uji dan tidak mengelupas.
- Anyaman Kawat
Dibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi enam yang masing masing sama
ukurannya, dengan cara melilit setiap pasangan kawat sebanyak 3 ( tiga ) setengah lilitan
sedemikian rupa agar terhindar dari kekusutan.
- Kawat Sisi
Semua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat harus terikat
kawat sisi yang mempunyai diameter paling sedikit 1,00 mm lebih besar dari kawat
anyaman untuk bronjong berlapis seng tebal.
Kawat sisi tidak dianyam secara menyatu dengan anyaman tetapi potongan ujung
anyaman harus diikat menyatu pada kawat sisi dengan mesin penganyam dua setengah
putaran atau dengan cara lain yang di setujui oleh Direksi.
- Penyekat dan Ujung Panel
Bagian atas dan sisi vertical dari ujung panel harus terikat dengan kawat sisi, sedangkan
sekat harus terikat pada semua bidang sisi sisinya.
Ujung panel dipasang dengan melilitkan ujung kawat anyaman pada kawat sisi bagian
bawah bronjong.
Penyekat juga harus dijahit dengan kawat berlapis seng pada dasar bronjong.
Panel Angkur
Panel angkur dibentuk dengan anyaman panel yang tidak terputus, membentuk bagian
muka dan atas dari keranjang bronjong.
- Keranjang
Bronjong dibuat di pabrik dengan mesin penganyam, sedang panel sisi, tutup dan penyekat
dapat dirakit dilokasi pekerjaan dengan membentuk empat persegi panjang
- Batu Untuk Pengisian Bronjong
Syarat bahan : Batu yang bersih, keras, tahan lama, berbentuk bulat atau persegi.
BAGAN ALIR PEKERJAAN BRONJONG :

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

17
PT. DUTARAYA DINAMETRO

Gambar : Pemasangan Bronjong


5.

Whepp Hole
Wheep hole terbuat dari pipa PVC dia. 2 yang dipotong sepanjang 30-40 cm atau disesuaikan
dengan lebar konstruksi kemudian diisi ijuk, split, dan pasir. Suling-suling dipasang diantara
pasangan batu/konstruksi beton dan sesuai petunjuk Direksi. Fungsi dari suling-suling ini adalah
untuk mengalirkan air hujan yang masuk kedalam pori-pori tanah di sisi pasangan batu kali
tanpa membawa butiran-butiran tanahnya sehingga dapat mengurangi daya dorong tanah
terhadap pasangan batu tersebut.

VI. PEKERJAAN PINTU AIR


1.

Pintu Sorong
- Ukuran b = 0,40 m, h = 1,00 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 0,60 m, h = 1,20 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 0,80 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 1,00 m, h = 1,60 m (Satu Poros Pemutar Biasa tanpa Roda Gigi)
- Ukuran b = 1,40 m, h = 1,80 m (Dua Poros Pemutar dengan Gigi)
- Ukuran b = 1,60 m, h = 1,80 m (Dua Poros Pemutar dengan Gigi)
- Ukuran b = 1,60 m, h = 2,00 m (Dua Poros Pemutar dengan Gigi)
Semua pintu dipasang dengan komponen lain yang diperlukan.
Pintu tersebut direncanakan mampu menahan :
- Beban Air
- Beban Tanah dan Pasir
- Beban beban yang disebabkan naik turunnya pintu termasuk gesekan
- Berat sendiri
Rangka Pengarah akan menahan beban kejut dikarenakan kedudukan pintu pada kecepatan
mendadak.
Pengangkatan yang dioperasikan dengan tangan harus sanggup untuk menaikkan atau
menurunkan pinrtu termasuk semua bahan gesekan dan gaya tarik kebawah selama operasi.
Dalam pemasangannya pintu sorong dipasang Blockout menurut gambar rencana. Rangka
pengarah akan diangkut ke beton dasar dan ankur harus kuat dan tetap ditempatnya selama
beton atau adukan dituangkan.

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

18
PT. DUTARAYA DINAMETRO
VII. PROGRAM PENDUKUNG
1.

Manajemen Mutu
Dalam usaha untuk memenuhi tuntutan mutu maka akan ditunjuk seorang petugas sebagai
pengendali mutu. Pengendalian mutu merupakan salah satu langkah untuk pencapaian sasaran
akhir perusahaan dalam menyelesaikan setiap proyek yang ditangani yaitu Biaya Hemat, Mutu
Cermat, dan Waktu Tepat. Perusahaan sudah menerapkan standar pengendalian mutu dalam
bagian alir pengendalian mutu

Proses pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi baik
SDM, material, peralatan, proses, sarana kerja dan subkontraktor.
a. SDM
Memilih SDM yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
Pengarahan dan pembinaan
Monitor dan pelaporan
b. Material
Pengujian sampel bahan
Pemilihan sumber material (kuantitas dan kualitas) yang memadai
Pemilihan supplier
Jadwal kebutuhan material
Cara penyimpanan
Cara handling
Monitor dan pelaporan
c. Peralatan
Pemilihan jenis alat yang sesuai
Kalibrasi untuk alat tertentu (ukuran, takaran, timbangan)
Pemilihan sumber alat (kuantitas, umur dan kualitas) yang memadai
Pemilihan supplier alat yang baik
Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
Jadwal kebutuhan alat
Penyediaan bahan bakar
Penyediaan suku cadang
Control service
Monitor dan pelaporan
d. Proses

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

19
PT. DUTARAYA DINAMETRO

2.

Trial mix, trial embankment, job mix


Peralatan yang sesuai
Kompososi yang sesuai
Standar proses
Metode Pelaksanaan
Cek hasil
Monitor dan pelaporan

Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor melakukan survei untuk mengetahui lebih detail situasi
lalulintas di lokasi proyek, untuk merencanakan pengaturan lalu lintas (traffic management).
Diharapkan dengan pengaturan lalulintas yang terencana baik kondisi kemacetan dapat
tereliminir.
Ditempatkan petugas untuk mengatur lalulintas kendaraan di lokasi pekerjaan dimana pekerja
harus memakai rompi kerja, serta rambu-rambu peringatan bagi pengendara dan traffic cone
harus dipasang untuk keamanan dan keselamatan pekerja dan juga pengguna transportasi yang
lewat.
Rambu peringatan bagi pengendara yang akan melewati lokasi pekerjaan dipasang dari jarak
yang cukup jauh dari lokasi pekerjaan hingga mendekati lokasi pekerjaan dengan interval jarak
yag cukup untuk tiap tiap rambu. Sedangkan trafik cone dipasang disekitar lokasi pekerjaan
sehingga kendaraan yang lewat dapat mengantisipasi para pekerja di lokasi pekerjaan.
Untuk memberi batas antara lokasi pekerjaan dan jalur lalulintas yang bisa dilalui oleh
kendaraan umum digunakan pagar seng gelombang rangka kayu dan sebagian kecil dengan
concrete barrier dilokasi jalan yang dikerjakan. Pagar dilengkapi dengan lampu bohlam.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek,
akan dibentuk unit K-3. Dalam menanggulangi gangguan keselamatan kerja yang mungkin
terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam keselamatan kerja.
Unit K-3 mempunyai tugas antara lain untuk :
a. Mengawasi kebersihan daerah kerja
b. Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (helm, safety belt, sepatu , dll)
c. Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api, bak sampah, dll)
d. Menandai daerah bahaya kecelakaan kerja
e. Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan

Cara pelaksanaan :

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

20
PT. DUTARAYA DINAMETRO
-

Pada lokasi pekerjaan disediakan peralatan K3, seperti kotak P3K dan APAR (Alat
Pemadam Api Ringan), dan ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau.
Setiap orang baik personil, tenaga kerja maupun tamu yang berkunjung ke lokasi pekerjaan
wajib menggunakan perangkat keselamatan, seperti pelindung kepala dan pelindung kaki.
Setiap area berbahaya yang terdapat di lokasi pekerjaan harus diberi tanda peringatan.
Pada pintu gerbang atau akses menuju jalan raya diberi tanda TEMPAT KELUAR /
MASUK KENDARAAN PROYEK untuk memperingatkan kendaraan lain yang sedang
melintas.
Untuk pengaturan lalu lintas maka disediakan rambu dan tanda peringatan, traffic cone,
light cone, serta ditempatkan personil untuk mengatur lalu lintas yang dilengkapi peralatan
keselamatan, seperti jaket, lampu.

VIII. PEKERJAAN AKHIR

1.

Pelaporan dan Dokumentasi


Pengambilan gambar pada saat kondisi 0%, 50%, dan 100% sebagai dokumentasi proyek dan
kelengkapan pada pelaporan pekerjaan yang dilaksanakan, yang dibuat dalam rangkap 5 serta file
digital.
Penentuan lokasi untuk pekerjaan utama yang akan difoto dapat dengan persetujuan Direksi.

2.

Pembuatan As Built Drawing


Pekerjaan As Built Drawing adalah membuat gambar yang telah dikerjakan berdasarkan dari
data-data pengukuran lapangan yang telah disepakati bersama-sama oleh setiap pihak yang
terlibat.

3.

Demobilisasi
Setelah seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan diterima oleh Direksi maka pekerjaan
terakhir yang dilakukan adalah melakukan pembersihan akhir di seluruh lokasi pekerjaan dengan
melakukan demobilisasi bahan (yang sisa) dan peralatan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 1
minggu.

Rehabilitasi SS. Pamanukan dan Pangarengan di Kab. Subang

Anda mungkin juga menyukai