PT. DUTARAYA
DINAMETRO
Nama Pekerjaan
Lokasi
Satuan Kerja
Balai Besar Wilayah
: Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20BTT 22c dan BTT 22- BTT 27, dan BTT 38-43 (3 km) dan
T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km) Kab. Subang
: Kabupaten Subang
: Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Citarum
Sungai Citarum
: 2015
Tahun Anggaran
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27,
dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km)
Kab. Subang
PT. DUTARAYA
Adapun metode
DINAMETRO
pelaksanaan
pelaksanaan pekerjaan.
proyek
ini
meliputi
beberapa
tahap
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27,
dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km)
Kab. Subang
B. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22BTT 27, dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km) Kab.
Subang meliputi pekerjaan dengan urutan kerja sebagai berikut :
I.
(SPMK) II.
lain :
1.
2.
3.
4.
III.
General Item, antara
lain :
1.
Mobilisasi Alat
2.
Survey, Pengukuran/Uitzet, dan Marking/Bouwplank
3.
Kistdam/Dewatering
4.
Papan Nama Proyek
5.
Pelaporan dan Dokumentasi
IV.
Pekerjaan Tanah, antara
lain :
1.
Stripping
2.
Galian Tanah dengan Alat Berat Jarak Buangan 0 1 km (dirapihkan dan
diratakan)
3.
Galian Tanah dengan Alat Berat Jarak Buangan 1 3 km (dirapihkan dan
diratakan)
4.
Galian Tanah dengan Alat Berat Jarak Buangan 3 5 km (dirapihkan dan
diratakan)
5.
Galian Tanah dengan
diratakan)
6.
Galian Tanah dengan
diratakan)
7.
Galian Tanah dengan
8.
Timbunan Tanah dari
dipadatkan)
9.
Timbunan Tanah dari
dipadatkan)
10.
Timbunan Tanah dari
dipadatkan)
11.
Timbunan Tanah dari
dipadatkan)
12.
Timbunan Tanah dari
dipadatkan)
V.
VI.
VII.
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27,
dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km)
Kab. Subang
X.
XI.
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27,
dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km)
Kab. Subang
FLOW CHART
MULAI
Dokumen Kontrak+ Gambar Tender
Pekerjaan Normalisasi
Saluran Induk Tarum Timur
Stripping
Pembuatan Kistdam
Pekerjaan Pembetonan
Pembongkaran
Ki d
SELESAI
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27,
dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km)
Kab. Subang
PEKERJAAN
1.
Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini terdiri dari Pembongkaran dan pembuangan segala sesuatu
yang
ada
diatas permukaan tanah meliputi pembersihan semua pohon,
tebangan pohon, pecahan benda, semak belukar dan semua bahan yang tidak
dikehendaki.
Selama jangka waktu kegiatan pembangunan semua daerah disekitar jalur harus
dibersihkan dari
bahan-bahan yang tak terpakai, puing, dan sampah yang disebabkan oleh
kegiatan pembangunan dan bahan itu harus dibuang kecuali ada ketentuan lain
dari Direksi. Kontraktor harus menjaga lapangan dalam keadaan rapi dan teratur
sepanjang waktu.
2.
3.
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27,
dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km)
Kab. Subang
Normalisasi Saluran Induk Tarum Timur BTT 20-BTT 22c dan BTT 22-BTT 27,
dan BTT 38-43 (3 km) dan T 47-BTT 50 dan BTT 52-BTT 53 (6 km)
Kab. Subang
4.
II.
1.
GENERAL
ITEM
Mobilisasi
Peralatan dan material akan dimobilisasi ke lokasi pekerjaan dengan
penempatan stock pile material di tempat yang aman disisi lokasi pekerjaan.
Untuk direksikeet dan barak kerja akan ditempatkan di dekat lokasi pekerjaan.
Seluruh fasilitas lapangan akan dimobilisasi bersamaan dengan seluruh personil
kontraktor.
Selama masa mobilisasi pihak Kontraktor akan melakukan koordinasi dan
meminta ijin lokasi dengan masyarakat setempat, sebagai pencegahan terhadap
polusi, mobilisasi material dan suara bising yang timbul selama masa pekerjaan.
Peralatan yang akan dimobilisasi antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
2.
Bulldozer
Excavator Standar
Excavator Long Arm
Vibro Roller
Stamper
6.
7.
8.
9.
10.
Concrete Mixer
Concrete Vibrator
Water Pump
Ponton
Dump Truck
b.
Pekerjaan
Pengukuran/Uitzet
Pengukuran dan pematokan daerah batas pekerjaan dan ketinggiannya
untuk perencanaan dan pembuatan gambar kerja (shop drawing) sebagai
acuan lapangan,
dengan
berpedoman pada dokumen tender dengan
menyesuaikan kondisi di lapangan, jika terjadi perubahan- perubahan dilakukan
asistensi ke direksi lapangan.
c.
Pekerjaan
Marking/Bouwplank
Pemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan kayu kelas 2
dengan tiang dari dolken dia. 7-10 cm, jarak tiang berkisar antara 2 meter.
Permukaan bagian atas dibuat rata/Waterpass. Pada titik As rencana dipasang
tanda-tanda dari paku, dan setelah dilakukan pengecekan kembali bersama
direksi lapangan/konsultan pengawas, atas kebenarannya dari semua ukuran
segera diberi tanda dengan cat merah.
Pekerjaan Pengukuran (setting out) akan dilaksanakan untuk
mengetahui :
1.
Batas - batas
pekerjaan
2. Posisi bangunan yang
ada.
3. Menentukan elevasi dan koordinat konstruksi yang akan
dikerjakan.
Pelaksanaan
pekerjaan :
Tim pengukuran yang bertugas untuk mengecek gambar yang ada dan
membuat data awal.
Data awal akan dipakai dalam pembuatan Shop Drawing untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
- Pengecekan titik-titik referensi (existing BM) dengan theodolite dan waterpass
sehingga dapat diketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang sesungguhnya
lalu dibandingkan dengan data- data titik BM dalam gambar untuk
mengatahui apakah BM tersebut masih baik atau sudah rusak.
Pembuatan/pemasangan BM permanent di tempat yang aman dan mudah
terlihat agar tidak
terganggu
selama
masa
pekerjaan.
- Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan team pengukuran yang dikoordinir
oleh seorang surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya.
Alat yang digunakan adalah Theodolite dan Waterpass lengkap dengan baak
ukur allumunium panjang 4 m.
Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan comments atau approval.
Untuk selanjutnya data hasil pengukuran/survey lapangan tersebut dapat dipakai
sebagai bahan untuk menyiapkan rekayasa engineering, dan perhitungan
volume MC-0, serta sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan fsik.
3.
Kistdam/Dewatering
Kistdam dibuat untuk menahan air sementara agar lokasi pekerjaan dapat
dikeringkan. Kisdam dapat dibuat dari cerucuk, dan bahan yang dapat ditimbun
untuk mengelakkan air. Penimbunan dilakukan dengan Excavator. Setelah
kistdam selesai dibuat untuk seterusnya lokasi pekerjaan dikeringkan dengan
menyedot air menggunakan pompa air.
4.
5.
Stripping
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping)
adalah pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik:
rumput, akar-akaran maupun bahan non-organik dan membuang material hasil
kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan atau lokasi lain. Pengupasan lapisan
tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan gambar
kerja kecuali bila ditentukan lain oleh Pengguna Jasa. Kami sebelum melaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa
tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi
pembuangan material hasil kupasan. Sebelum timbunan dilaksanakan, stripping
dahulu permukaan humus/top soil agar tidak terjadi settlement,
Pekerjaan
stripping membuang top soil yang jelek, agar timbunan tidak mengalami
penurunan.
Metode
pelaksanaan :
- Survey dan setting
out
Tentukan batas batas
pekerjaan
Penyiapan lahan
disposal
- Pembongkaran, pengupasan, pengangkutan, dan pembuangan ke
disposal area.
Alat yang digunakan Bulldozer, Dump
Truck.
Untuk perapihan dan pekerjaan minor dilakukan dengan
tenaga manusia
Bulldozer
2.
-
Galian
Jarak
Jarak
Jarak
Jarak
Jarak
3.
Pekerjaan galian dianggap selesai setelah di cek hasil galian tersebut sesuai
dengan ukuran yang ditetapkan digambar.
Buangan tanah hasil galian dikondisikan ditempat aman dari pekerjaan
selanjutnya.
4.
-
Timbunan,
Gelaran,
dan
Beton K-175
Sistem pencampuran beton dibuat dengan site mix yaitu dengan campuran yang
dipakai sesuai dengan mutu dan kekuatan dari gambar rencana yang ada,
dan dengan uji dan tes yang mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara pelaksanakan :
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan yang berkaitan dengan
pengecoran telah di setujui oleh Direksi.
Permukaan cetakan harus bersih dari kotoran kotoran.
Setelah beton dituangkan dalam cetakan segera dipadatkan dengan alat
penggetar secara merata.
Jika ada penyambungan tulangan pada bagian tertentu harus dikonsultasikan
dengan Direksi
Cara pengujian beton :
Pengujian mutu dilakukan berdasarkan ketentuan yang ada dalam SNI, PUBI, &
NI-2
Uji kerucut beton untuk mutu adukan harus dilaksanakan berdasarkan pasal 4.4
NI-2
Uji kubus beton untuk mengetahui tekanan karakteristik beton, harus
dilakukan berdasarkan pasal 4.5. NI 2
BAGAN ALIR PEKERJAAN BETON :
2.
Bekisting Expose
Cara pembuatan dan pembukaan Bekisting :
Cetakan dibentuk menyesuaikan dengan bentuk beton yang akan dicor.
Bahan yang dipakai lembaran multiplek 9 mm atau dari papan yang diserut
halus
Cetakan permukaan harus dilapisi oil form guna menghasilkan permukaan
beton yang halus dan rata
Pembongkaran bekisting dari beton harus seijin direksi.
Kayu penguat harus ditempatkan disudut dari cetakan untuk menghasilkan
tepi tepi yang melereng pada permukaan beton yang selalu kelihatan.
3.
V.
PEKERJAAN PASANGAN
BATU
1.
2.
Siaran Camp. 1 : 2
Pekerjaan Siaran Camp. 1 Pc : 2 Psr ini dilaksanakan pada tembok bagian
luar/yang terlihat, sebelum pelaksanaan kegiatan dimuali celah ruang antara batu
dan batu jarak rata-rata 2 Cm dikorek terlebih dahulu dibersihkan dari adukan
yang terkorek dengan cara disiram air.
Celah ruang antara batu tersebut disiar dengan menggunakan adukan spesi
Camp. 1 Pc : 2 Psr. Pada bagian siar tegak maupun arah mendatar, tidak bleh
harus melebihi dua permukaan batu, karena akan mengurangi estetika yang
baik.
3.
Plesteran Camp. 1 : 3
Pekerjaan Plesteran ini dilaksanakan pada tembok bagian permukaan top
atas, pinggul ujung pasangan atau bagian-bagian yang memang perlu untuk di
plester.
Pintu Sorong
- Ukuran b = 0,40
Gigi)
- Ukuran b = 0,50
Gigi)
- Ukuran b = 0,60
Gigi)
- Ukuran b = 0,70
Gigi)
- Ukuran b = 0,80
Gigi)
- Ukuran b = 0,90
Gigi)
- Ukuran b = 1,00
Gigi)
2.
Patok Kilometer
Cara Pelaksanaannya :
o Patok Kilometer terbuat dari beton bertulang K 175 ditandai dengan nomor
dan informasi tentang kilometer Saluran Induk Tarum Timur seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
o Patok Kilometer dipasang setiap 1.000 m di atas tanah setelah pekerjaan
konstruksi selesai.
o Patok Kilometer ditempatkan di lokasi yang tidak mudah terganggu dan
atas persetujuan
Direksi
Pekerjaan.
3.
Patok
Hektometer
Cara Pelaksanaannya :
o Patok Hektometer terbuat dari beton bertulang K 175 ditandai dengan nomor
dan informasi tentang hectometer Saluran Induk Tarum Timur seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
Manajemen Mutu
Dalam usaha untuk memenuhi tuntutan mutu maka akan ditunjuk seorang petugas
sebagai pengendali mutu. Pengendalian mutu merupakan salah satu langkah
untuk pencapaian sasaran akhir perusahaan dalam menyelesaikan setiap proyek
yang ditangani yaitu Biaya Hemat, Mutu Cermat, dan Waktu Tepat. Perusahaan
sudah menerapkan standar pengendalian mutu dalam bagian alir pengendalian
mutu
terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam
keselamatan kerja. Unit K-3 mempunyai tugas antara lain untuk :
a.
Mengawasi kebersihan
daerah kerja
b.
Mengawasi penggunaan sarana keselamatan pekerja (helm, safety
belt, sepatu , dll)
c.
Mengawasi sarana keselamatan kerja (perlengkapan P3K, pemadam api,
bak sampah, dll)
d.
Menandai daerah bahaya
kecelakaan kerja
e.
Melakukan tindakan pertolongan pertama jika terjadi
kecelakaan
Cara
pelaksanaan :
Pada lokasi pekerjaan disediakan peralatan K3, seperti kotak P3K dan
APAR (Alat
Pemadam Api Ringan), dan ditempatkan pada tempat yang mudah
dijangkau.
Setiap orang baik personil, tenaga kerja maupun tamu yang berkunjung ke
lokasi pekerjaan wajib menggunakan perangkat keselamatan, seperti
pelindung kepala dan pelindung kaki.
Setiap area berbahaya yang terdapat di lokasi pekerjaan harus diberi
tanda peringatan.
Pada pintu gerbang atau akses menuju jalan raya diberi tanda TEMPAT
KELUAR / MASUK KENDARAAN PROYEK untuk memperingatkan kendaraan
lain yang sedang melintas.
Untuk pengaturan lalu lintas maka disediakan rambu dan tanda
peringatan,
traffic
cone, light cone, serta ditempatkan personil untuk
mengatur lalu lintas yang dilengkapi peralatan keselamatan, seperti jaket,
lampu.
IX. PEKERJAAN
AKHIR
1.
2.
Demobilisasi
Setelah seluruh pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan diterima oleh Direksi
maka pekerjaan terakhir yang dilakukan adalah melakukan pembersihan akhir di
seluruh lokasi pekerjaan dengan melakukan demobilisasi bahan (yang sisa) dan
peralatan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 1 minggu.