Anda di halaman 1dari 41
PERATURAN MENTER! NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP. DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. 2009 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang: a bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 19 huruf ¢, Pasal 22 ayat (2) huruf d, dan Pasal 25 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 teniang Penataan Rua penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. reneana tata rauang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota harus memperhatikan day: dukung dan daya tampung lingkungan hidup: bahwa untuk memberikan acuan bagi para pihak yang berkepentingan dalam menginkorporasikan pertimba-ngan daya dukung lingkungan hidup terkail penyusunan renecana tata ruang dan cvaluasi pemanfaatan mang. diperlukan pedoman penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam penataan ruang wilayah; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu Menctapkan Peraturan Menter! Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hicdup Dalam Penataan Ruang wilayah; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tenlang Pengelalaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomar 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 3699); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemenntahan Dacrah {Lembaran Negara Republik Indoncsia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomar 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dacrah {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomar 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 4844); Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Peraturan Presiden Namor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas. Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Feraturcan Presiden Namer 94 Tahun 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan ; PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN PENENTUAN DAYA OUKUNG LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimalsud dengan: 9. in. dan makhluk hidup, termas perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikchidupan dan kesejahteraan manusia serta malhluk hidup lain. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penataan ruang adalah suatu tem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fangsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum semua tanda pengenal blosfir, atmosfir, tanah, geologi, timbulan {relief}. hidrologl. populasi tumbuhan, dan hewan, serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini, yang t fat manta atau mendaur, Kemampuan lahan adalah karakteristik lahan yang mencakup sifat-sifat tanah, topografi, drainase, dan kendisi lingkungan hidup lain untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada swatu hamparan lahan. Kesesuaian lahan adalah keeocokan suatu hamparan lahan untuk pemanfaatan maang tertentu, 10. Menteri adalah Menterl yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. Pagal 2 Peraturan Menten ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi para pihak yang berkepentingan dalam penyustinan reneana tata ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang. Pasal 3 Ruang lingkup peneniuan daya dukung lingkungan hidup dalam Penalaan ruang yang dialur dalam Peraturan Menteri ini meliputi: a. penentuan kemampuan lahan twtuk alokasi pemantaatan ruang: 6. perbandingan antara ketersediaan dan kebutulan lahan: dar ¢. perbandingan antara keterseciaan dan kebutuhan air. Pasal 4 Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah dacrah kabupaten/kota dalam melaksanakan penyusunan Reneana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tala ruang wilayah provinst, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota wajib memperhatikan daya dukung lingkungan hidup. a (2 Daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (U ditentukan berdasarkan pedoman penentuan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana tereantum dalam Lamplran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal S Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal :- 22 Mei 2009 MENTER! NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, teed RACHMAT WITOELAR Salinan sesuai dengan aslinya Deputi ¥ MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Tlyas Asaad Lampiran Peraturan Menterl Negara Lingkungan Hidup Noamer +17 Tahun 2009 Tanggal =; 22 Mei 2009 PEDOMAN PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH PENDAHULUAN Berdasarkan ketentuan Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 25 Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pemeriniah harus menylisun rencana tala ruang wilayalt nasional (RTRWN). pemerintah dacrah provinsi harus menyusun rencana tata ruang wilayah provinst (RTRW provinsl), dan pemerintah dacrah kabupaten harus menyusun reneana tata ruang wilayah kabupaten (RTRW kabupaten). dengan memperhatikan daya dukung Ingkungan hidup. Penyusunan rencana tata ruang wilayah yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan hidup. dapat menimbulkan permasalahan lingkungan hidup seperti banjir. longser dan kekeringan. Dalam upaya menangani permasalahan tersebut di atas, dan dalam rangka pelaksanaan penjelasan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu disusun Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah. Pedoman ini di samping digunakan untuk menentukan daya dukung lingkungan hidup wilayah juga dapat dimanfaatkan untuk, melakukan evaluas| pemanfaatan ruang sehingga setiap penggunaan lahan sesuai dengan kemampuan lahan. DASAR PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP Penentuan daya dukung lingkungan hidup dlakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk 5 mendukung keglalan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup, Besarnya kapasitas tersebut di tu tempat cdipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber yang ada di hamparan muang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan tidup dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesual. Daya dukung lingkungan hidup terbag! menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacin,) dan kapasilas tampung limbah (assimilarive capacity) (lihat Garmbar 1). Dalam pedoman Ini, telaahan daya dukung lingkungan hicup terbalas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, leratama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air dalam suatu mang /wilayah. Rualitas Hidup 1 Hasil t Kegintan pembanguaan Masukan Limbah/resida ‘Sumber daya alam Lingkungan bre-ah fos Kapasitas penyediaan Kapasitas sumber daya alam tampung limbah (Supportive capactiyl Daya Bukung fAssentiarive capactyt (Campy) copacityt Gambar 1 Daya Dukung Lingkungan Sebagal Dasar Permbangunan Berkelanjutan Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung pada kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan alr, penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam pedeman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: 1. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang. 2. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan 3. Perbundingan antara kelersediaan dan kebutuhan air. Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya, alokasi permanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan pemaniaatan ruang. Hasil penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah. Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus temperhatikan aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah. METODE PENENTUAN KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ALOKASI PEMANFAATAN RUANG Metode ini menjelaskan cara mengetahui alokasi pemanfaatan Tuang yang tepat berdasarkan kemampuan lahan untuk pertanian yang dikategorikan dalam bentuk kelas dan subkelas. Dengan metode ini dapat diketahui lahan yang sesuai untuk pertanian, Jahan yang harus dilindungi dan Jahan yang dapat digunakan untuk pemanfaatan lainnya. Pedoman ini mengatur alokasi pemanfaatan ruang dari aspek fisik Ishan. Sedangkan aspek Ininnya seperti keanekaragaman hayati, dipertimbangkan dengan memperhatikan kriteria kawasan lindung sesuai dengan peraturan perundang-undangan, A. Klasifikasi Kemampuan Lahan Kemampuan lahan macrupakan karakteristik laban yang mencakup sifat tanah [fisik dan kimia), topografi, drainase, dan kondisi lingkungan hidup lain, Berdasarkan karakteristik lahan tersebul, dapat dilakukan klasifikasi kemampuan lahan ke dalam tingkal kelas, sub Kelas, dan unit pengelolaan, Pengelompokan kemampuan lahan dilakukan untuk membantu dalam penggunaan dan interpretasi peta tanah. Kemampuan lahan sangat berkaitan dengan tingkat bahaya Kerusakan dan hambatan dalam mengelola lahan. Dengan demikian, apabila tingkat bahaya/risiko kerusakan dan hambatan penggunaan meningkat. spektrum penggunaan TANPANCAMAN MININGAAT, RESESCALI JIA FILA PENCSUNAAN BEREAN Gambar 2 Gambaran Hubungan Antara Kelas Kemampuan Lahan Dengan Intensitas, Spektrum dan Hambatan Penggunaan Tanah, B. Kemampuan Lahan dalam Tingkat Kelas. Lahan diklasifikasikan ke dalam 8 [delapan] kelas, yang ditancdal dengan huruf romawd | sampal dengan WII, Dua kelas pertama [kelas [ can kelas {1} merupakan lahan yang cocok untuk penggunaan pertanian dan 2 (cual kelas terakhir (Kelas VII dan kelas VI11) merupakan lahan yang harus dilindungi atau untuk fungs! kanservast. Kelas I sampal dengan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk berbagal pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan kelas U1] dan kelas IV masih dapat digunakan untuk pertanian. Keterangan. lebih rinck mengenai klasifikasi Kelas lahan dan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Klasifikasi Kemampuan Lahan dalam Tingkat Kelas Tein | Watteria Fenggunaan | (7. Rdnk mempunyal atau tanya sedikit | Pertanian: hambatan yang metibatast a, Tanamarn penggunaannya. Pertanian 2. Sesual untuk berbayad penggunaan, semusim. terutama pertantan 1b. Tanaman rumput 3. Karakterlsttk lalannya asstaura Laine c. Butane dar eager lopogralt hamplr dater - diatar, alam, ancaman crosi kecll, kedalaman efektit dalam, dralnase balk, mudah dinlab, Iapastias menahan alr balk, subur, Udtak tersancarn barn)ir. TT [3- Mempunyat bebcrapa hambatan aiaw | Pertanian: ancaman kerusakan yang mengurangi | a. Tanaman plllhan peaggunaannya alow semuskn. mererlukan tindakan konservast yang | b. Tanaran rumput. sedang. ¢. Padang 2 Pengeolaan perky hatl-hatd termasuk penggembalaan, | lindakan konservnst untuk menecgah | d. Hutan produksl, kerasakan, ¢. Hutan lindung. {, Cagar alam. 19 Hh [0.0 Mempunyat heberapa bambatan yang | t. Pertanian’ beral yang mengurangs pilihan a. Tanamen penggenaan lahan dan memerlukan semusicn. Undakan konservasl kimsus don ‘b. Tanaman yang | keduanya. iiertier tub 2. Mempunyal petithatas lebih berat dart penyolahian helas 1 dan fika dipergunakon untuk lanah. lanaman perlu pengelolnan tanah dan | ¢. Tancunan ‘Undakan kenservass lebth sulit rumput. ditcrapkan. a. Padang, 3. Hambatan pada angka | nicasatast rumput, lant penggunaan bag! tanaman © Hulton semusim, Waktu petuatahan. pilihan produksi tanaman atau kombdnasd dart Co Hutan ndung pemhatas tersebut. dan cngar alam. | 2. Non-pertanian, WW [) Hambalan dan aneaman kenisakan | 1. Pertanian: tanal leblh besar cart kelas Il, dan a, Tanaman pilihan lanaman jepa terbatas. semusim dan Ferlu pengelatann hati-at! untuk fanaman tanaman semusim, lindakan Pertanian pada konservasi lebih sult diterapkiin umumnaya. / b. ‘Tanaman rumput. Huan produaksl. 4. Padang penggembalaa 5. ©. Hutan lindung dan suka alarn. |. Non-perlanian. V1 Tidak terancam crosi tetapl L, Pertanian: smempunynl hambatan lain yang tidak | a. Tamaman mmdah untuk dihiiangkan, schingga runiput. membatas! pillhan penggunaannya. b. Padang 2 Mempunyal hambatan yang penggembalaa membatast pilihian macam nm enggunaan dan tanaman. ©. Hotan 3, Terletak pada topograll datar-hampir produksl, datar tetapl sering terlanda banjlr, a Hutan tindung berbatu atau tlm yang kurang dan sunka sesual, alam. Non-pertantan Vi) |. Mempunyal fakter penghambal berat__| 1. Pertanian ] uf menyebabkan pengeunaan tanah a, Tanaman | Ling lerbalas arena meerpunyal rientpul. Er nb kerusstki my idk dapat |, Padany dlihilangkam. penggemibalaa 2 Urumnya terletak pada lereny cura, n sthingga jika dipergumakain untuk Hautaare penggembalaan dan hutan prodikst prorhakst, arus dikelola dengan bath warble a. Mutan Wadang amenghindarl erost. ‘dan cagar alam, ms: 2. Now-pertanlan. Taktor penghambat dan | a, Padang romput aneaman beru yang Lidak dapat | b. Bulan produks! dihilangkan, karen, itu | pemanfaatannya hanes hersifat | onservnsi. Jka digumakan untae | parang rumput ata hutan produkt } wi | harus dbkikwkan penceguhan erat | =a ad ——— Schatknya diblarkan secara Wan @ Hotan lndurg Pembatas dan ancaman songat berat | &, Rekreas! alam. dan tidak niungkin —rilakukan | ¢, Cagar alam, lindakan konservasl sehingga perks diindunes van we . Kemampuan Lahan dalam Tingkat Subkelas. Kemampuan Jahan Kategori kelas dapat dibagi ke dalam kategori subkelas yang didasarkan pada jenis faktor penghambat atau ancaman dalam penggunaannya. Kategori subkelas hanya berlaku untuk kelas Il sampai dengan kelas VIE karena Jahan kelas [tidak mempunyad faktor penghambat. Kelas kemampuan lahan seperti tersebut di atas (kelas Il Sampai dengan kelas VIU) dapat dirinci ke dalam subkelas berdasarkan empat faktar penghambat, yaitu: 1, Kemuringan lereng (t) 2. Penghambat terhadap perakaran tanaman (3) 3. Tingkat crosi/bahaya eros [e) 4. Genangan air [Ww] i 12 Subkelas kemiringan lereng [t) terdapat paca lahan yang faktor lerenguya menjadi faktor penghambal utama. Kemiringan lereng. panjang lereag. dan bemtuk lereng sangat Mmempengaruli erosi, aliran permukaan dan kemucahan atau faktor penghambat terhadap usaha pertanian sehingga dapal menjadi petunjuk dalam penempatan lahannya ke calam subkelas ini_ Subkelas penghambal terhadap perakaran tanaman (5s) terdapat pada Jahan yang faktor kecalaman tanah sebagai penghambat terhadap perakaran tanaman: faktor lahan sepertl tanah yang dangkal, banyak batu-batuan, daya memegang air yang rendah, kesuburan rendah yang sulit diperbaikd, garam dan Na yang tinggi akan menjadi petunjul dalam mere kan Jahan tersebut ke dalant subkel Subkelas tingkat crosi/bahaya erosi (c] erasi terdapal pada lahan dimana erosi merupakan problem utama. Bahaya erosi dan eros! yang telah terjadi merupakan petunjuk untuk penempatan dalam subkelas ini. Subkelas genangan air/kelebihan air (w) terdapat pada lahan dimana kelebihan air merupakan faktor penghambat utama; drainase yang buruk, air tanah yang tingal, bahaya banjir merupakan faktor-faktor yang digunakan untuk peneniuan subkelas inl. Cara penamaan kelas dan subkelas dilakukan dengan menuliskan faktor penghambai di belakang angka kelas, contoh: lahan kelas Hl dengan laktor penghambal kelerengan (t) ditulls It. Jahan Kelas [I dengan faktor penghambat erosi (e} ditulis He, lahan kelas ll dengan faktor penghambat drainase (w) ditulis liw; dan lahan kelas IV dengan faktor penghambat perakaran tanaman karena kecalaman tanah (s) ditulis fs. Untule jelasnya dapat dithat pada Gambar 3. R Ie al Subkelas Gambar 3 Contoh Cara Penamaan Kelas Dan Sul Kelas Kemampuan Lahan Kemampuan Lahan pada Tingkat Unit Pengelolaan Kategori subkelas dibagi ke dalam kategori unit pengelolaan yang didasarkan pada intensilas faktor penghambat dalam Kategori subkelas, Dengan demikian, dalam kategori unit pengelolaan telah ciindikasikan kesamaan potensi dan hambatan/risiko schingga dapat dipakai untuk menentukan tipe pengelolaan atau teknik konservasi yang dibutulan, Kemampuan Jahan pada tingkat unit pengelolaan merberikan kelerangan yang Iebih spesiflk dan detil dari subkelas. Tingkat unit pengelolaan lahan dibert simbol dengan menambahkan angka di belakang simbol subkelas. Angka ini menunjukkan besarnya lingkat faktor penghambat yang ditunjulckan dalarr subkelas, misalnya Iw, Me,. vs, dan sebagainya. Penentuan Kemampuan lahan pada tingkat unit pengclolaan penting. terutama untuk melakukan evaluasi kecocokan penggunaan lahan Lint. Evaluasi kecocokan pengeunaan Jahan diperlukan sebagai masukan bagi revisi rencana tata ruang atau penggunaan lahan yang sudah ada. Klasifikasl pada kategori unit pengelolaan memperhitungkan faktor-faktor penghambat yang bersifat permancn atau sulit diubah seperti tekstur tanah, lereng permukaan, drainase, kedalaman efektif tanah, tingkat erost yang telah terjadi, Hat masami feat clay), batuan di alas perrmukaan tanah, ancaman banjir atau genangan air yang tetap. Faktor-faktor tersebut digolongkan berdasarkan besarnya intensitas faktor penghambat atau ancaman, sebagai berikut: 13 14 » Tekstur tana Tekstur tanah dikelompokkan ke dalam lima kelompok sebagai berikut: t, = halus: liat, liat berdebu. agak halus: liat berpasir, lempung Hat berdebu, lempung berliat. lempung liat berpasir. t, = sedang: debu, lempung berdebu, lempung, t, = agak kasar: lempung berpasir. Lo = ka: pusit berlempung, pus Permeabllitas Permeabilitas dikelompokkan scbagai berikut: Pp, = Jambat: < 0.5 cin/jam. Pp, = agak lambat: 0.5 - 2.0 cm/jam. Pp, = sedang: 2.0- 6.25 cm/jam, . Kedalaman sampal kerikil, pacas, plinthite (J) Kedalaman efektif dikelompokkan sebagai berikut k, dalam: > 90 em. k, = sedang: 90-50 em, k, dangkal: 50-25 cm. Kk, = sangat dangkal: < 25 cm. Lereng permukaan (I) Lereng permukaan dikelompokkan sebagai berikut: ,= (Ab = 0-3% — : datar. l= (B) = 3-8% — ; landai/berombak. i= (C) = 8-15% —: agak miring/bergelombang. 1, = (D) = 15-30% = muiring berbubit. 1,= (EF) = 30-45% :agak curam, 1, i = [F) = 45-65% : curam. {G) > 654% 1 SANgal curam. 5. Drainase lanal (dl Drainase tanah diklasilikasikan sebagai berikut: d,= baik: tanah mempunyai peredaran udara baik Seluruh profiltanah dari alas sampai lapisan bawal: berwarna terang yang seragam dan tidak terdapat bereak-bereak. ik batik: tanah mempunyat peredaran udara baik. Tidak terdapat bereak-bereal berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah, aye agak buruk: lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara balk, Tidak terdapat bercak-bercak benwarna Kuning, kelabu, atau coklat. Terdapat bercak-bercak pada saluran bagian lapisan bawah. buruk: bagian bawah lapisan atas [dekat permukaan] terdapat warna atau bercak-bercalk berwarna kelabu, coklat dan kekuningan, d,= sangat buruk: seluruh lapisan permukaan tanal berwama kelabu dan tanah bawah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak kelabu. coklat dan Kekuningan, 6. Erosi (e} Kerusakan oleh eros dikelompokkan sebagai berikut: e, = tidak ada erosi, ¢, = ringan: < 25% Inpisan atas hilang, @, = sedang: 25-75% lapisan atas hilang, < 25% lapisan bawah hilang. e, = berat: > 75% lapisan atas hilang. < 25% lapisan bawah hilang. @, = sangat berat: sampai lebih dari 25% lapisan bawah hilang, 7. Faklor-faktor ktrusus Faktor-fakter penghambat lain yang mungkin terjadi berupa batu-batuan dan bahaya banjir a, Batuan Bahan kasar dapat berada dalam lapisan tanah atau di permukaan tanah, Bahan kasar yang terdapat dalam lapisan 20 em atau dl bagian alas tanah yang berukurant lebih besar dart 2 mm dibedakan sebagai berilut: 1), Kerikil Kerlkil merupakan bahan kasar yang berdiameter lebih besar dari 2 mm sampai 7.5 mum jika berbentuk bulat atau sampal 15 cm sumbu panjang jika berbentuk gepeng, Kerikil di dalam lapisan 20 cm dikelompokkan sebagai beriket b, = tidak ada atau sedikit; 0-15% volume tanah. b, = sedang: 15-50% volume tanah. b, = banyak: 50-90% volume tanah, b, = sangal banyak: > 90% volume tanah. 2). Batuan kecil Batuan kecil merupakan bahan kasar atau batuan berdiameler 7.5 cm sampai 25 cm jika berbentuk bulat, alau sumbu panjangnya berukuran 15 cm sampai 40 cm jika berbentuk gepeng, Banyaknya batuan dikelompokkan sebagal berikut: b, = tidak ada atau sedikit: O-15% volume tanah sedang: 15-50% volume tanah. banyak: 50-90% volume tanah. = sangat banyak: > 90% volume lanah. b, b, by 3]. Batuan lepas [stone| Batuan lepas merupakan batuan yang bebas dan terletak dl alas permukaan tanah, berdiameter lebih besar dari 25 cm [berbentuk bulat) atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm (berbentuk gepeng). A). Penyeburant baluan lepas cli alas permukkaan tanah dikelompokan sebagai berikut: b, = tidak ada: kurang dari 0.01% luas arcal. b, = sedikit : 0.01%-3% permukaan lanah Lertutup. b, = sedang : 3%-15% permukaan tanah Lertulup. banyak = 15%-90% permukaan tanah tertutup. b, = sangat bany: tanah tertutup: tanah sama sekali digunakan untuk produksi pes lebih dari 90% permukaan idak dapat Batu terungkap [rock] Batuan terungkap merupakan batuan yang tersingkap di alas permukaan tanah, yang merupakan bagian dari satuan besar yang terbcnam di dalam tanah (batuan tertutupl. Penyebaran batuan tertutup dikelompokkan sebagai berikut ; b, = thdak ada: Kurang dari 2% permukaan tanal, tertutup. b, = sedikit : 2% - 10% permukaan tanah tertutup. b, = sedang: 10% - 50% permukaan tanah tertutup. b, = banyak : 50% - 90% permukaan tanah tertutup. b, = sangat banyak : lebih dari 804% permukaan tanah tertutup: tanah sama sekali tidak dapat digarap. Auncamein binngjiey geriangen Aneaman banjir ataa penggenangan dikelompokkan sebagai berilut: ©, = tidak pe lid dari hh: dalam periode sacu tahun tanah k pernah tertutup banjir untuk waktu lebib 4 jam. 5 kadang-kadang: banjir ¥ang menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam pericde kurang dart satu bulan. o, selama wakiu satu bulan chalara setahun tanah secara teratur tertutup banjir untuk jangka waktu lebih dari 24 jam os a, stlama waktu cnam bulan atau lebih tanah selalu dilanda banjir secara teralur yang larmanya I dari 24 jam. Kriteria Klasifikasi untuk masing-masing Kelas (ertera pada Tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi Kemampuan Laban pada Tingkat Unil Penyelolaan Jat tate } tf fugly ey Ck fie [os h Th Te te | afd [ds [ds [ae [er me fe Te [e [er] es [a [a i 18 < 6 Rerkil/batwan by ee Gl by 127 [et bs 7 Banyir Oa Tas [oe iC Tr per Perr bs atan: (*] : dapat mempunyal sebaran sifat fakior penghambat dart Kelas yang lebih rendah (“) > permukaan tanah selalu tergenang air E, Cara Penentuan Kemampuan Lahan Penentuan kemampuan lahan terutama cdilakukan untuk perencanaan ruang atau alokasi peranfaatan Tuang. Di bawah ini diberikan langkah penentuan kemampuan Jahan: 1. Siapkan peta sebagal berikut: a, Peta lereng. b. Peta tanah Peta erosi d. Peta drainase/genangan Siapkan peta dengan skala yang sama, Pela ¥: digunakan dapat berskala 1:250.000, 1:100.000, atau 1:50.000_ Untuk keperluan analisa dan uji silang deri data kelas dan subkelas, dipertukan juga cata/laporan yang memuat sifal-sifat biofisik wilayah, antara lain: tanah, topografi, iklim, hujan, dan genangan/cdrainase, 2. Lakukan tumpang tindih (overlay) peta lereng, peta tanah. pela erosi dan peta drainase/genangan untuk mendapatkan peta kemampuan lahan sebagalmana tersebut pada gambar 4. Tumpang tindih dapat dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) maupun secara manual. 20 Pete tania Gambar 4 Diagram Alir Pembuatan Peta Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Kelas 3, Darl overlay peta. ditapat kombinasi keermpat parameter diatas, sehingga dapat dilakukan identifikasl kelas lahan Besarnya hambatan yang ada untuk masing-masing parameter menentukan masuk ke dalam kelas dan subkelas mana lahan tersebut. Dari hasil identilikasi. dapat dideliniasi kelas dan subkelas kemampuan lahan. Sebagai contoh, lahan yang memiliki lereng datar clan tidak mempunyai hambatan dari paramater lainnya masuk ke dalam kelas , Contoh yang lebih rinci untuk mengicdentifikasi kelas dan subkelas lahan scbagaimana dijaharkan paca Tabel 3. Tabel 3° Contoh [dentifikasi Kelas dan Subkelas Lahan He __|___Faktur Pemtsatan Kode Hemuirnenn Lerers i L ee ee i te L 1 ot yatas Tana ie Pe t | Drninase (a da iL cs | weritul Banu [ul bs L = ] Radar] 20 | Anramzin Bungie In kadar 1 u tA | Salsnttas to) Beuas | L Kelas iat [sub Kens The Tolensi kemminpuan ohan Tags Dari contah label 3 dapat distmpulkan, kelas kemampuan lahan masuk dalam kategori Kelas [II dengan faktor penghambat kepekaan erosl (ke) dan drainase (dl. Apabila peta kemampuan lahan atau pela kemampuan tanah sudah ada, akan dapat memudahkan penentuan kelas lahan, karena sudah tidal perlu lagi dilakukan langkah tumpang tincih (overlay) peta. Namun demikian identifikasi dan delincas! kelas lahan tetap harus dilakukan, Cara E Evaluasi kesesuaian penggunaan Jahan dilakukan untuk revisi alokasi perm: ini. Evaluast kesesuatan pengaunaan Jahan dilakukan dengan membandingkan penggunaan lahan yang ada dengan hasil analisa kemampuan Jahan yang didapat pada buruf 2. aluasi Kesesuaian Penggunaan lahan Cara inelakukan evaluasi kesesuaian penggunaan Jahan: I. Siapkan peta kemampuan lahan seperti pada huraf D. 2. Siapkan peta penggunaan lahan yang berskala sama denifan peta kemampuan lahan pada angka 1. 3. Lakukan tumpang tincih (everlay) peta kemampuan lahan dengan peta penggunaan lahan (Gambar 4], untuk mendapatkan satuan lahan (wnit lahan] sepertl diilustrasikan pada Gambar 5 dan Gambar 6 Setiap satuan lahan dapat dideskripsikan sifatnya yang berkaltan dengan faktor penchambat maupun potensinya 21 untuk cdikembangkan pemanfaatan ruangnya dan ditentukan kesesualan penggunaannya (contoh pada Tabrl 4 dan Tabel 5). pemukitoan pertanlan | Peta Kemampuan Lahan brian | Penggunaan Lahan Gambar 5 Jlustrasi Peta Kemampuan Laban dan Penggunaan Lahan Kondisi I: Seandainya kelas kemampuan dan Penggunaan lahan sebagai berikut: [ecrmumeran | yom V7 ala 4 mk, | WW te E. Z ary 6s Huan) Gambar 6 Ilustrast Tumpang Tindih Peta Kemampuan Lahan Dan Penggunaan Lahan Untuk Menghasilkan Satuan Lahan Contoh Kendist f ‘ahel 40 Uraian Hasil Evahiasi Lahan untuk Contoh Kondlst f "1 Faktor Laas hun beat | hia Foomukiman | [3s Pertanian 75 scrwah a [an Pertanian Kemiringan | 180 | Cocok teystlan Tereny: ngbané#padi. | Innere. 1 Pechaakimaeh 20 | Cacok 5 MH Ip ky Perlanisun 180 Cocok, | teygalem | fg | G [Wisk | Fertanuain Tio | sayuran, lerer: anal min | Ji th Hatan. Kemiringan a Iereng; agak | _| mining _| 8 TV lake Thul Kemuiringiacy Lao Cocok, | lorenyg: apa mlrieu Kondisi il. Seandainya kelas & penggunaan Ishannys sbb: [pemwiiman| | pertensan| v | ul v4 t 4 fa] 3 Ww [vu 7 f | a 2 [24 [ron | Gambar 7 Oustrasi Tumpang Tindih Peta Kemampuan Lahan dan Fenggunaan Lahan untuk Menghasilkan Satuan Lahan Contoh Kondis! [I 24 Tabel 5 Ur: in Hasil Evahaasi Lahan Berdasarkan Contoh Kordisi 0 Penggunaan Fakir Cans Eraluast Re Laban | Penubinntat | tinal | Resesumian foro py Termukiman | Drainaer sang | G0 | Tidak cecak, uruk. gerangan perlis ditshat Van ts Trainee anisgnt | 130 aa | Inari wes portahankan | | terus-secirrees a) i many Taal ung pad Tle a Lankan Vane Wns pth | sangiat Wik) Pertanian | Keruirin fy) Jagunw/pad, | Jereng eurum 5 Tk) | Huran, Regsioman anit | seclang, [Haan ii Jereng euram. ann Tahaan ang tidak cocok dengan kemampuannya perlu Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian, pengauna ekomendasikan perubahan penggunaannya. atau dilerapkan teknologi sesual dengan syarat yang diperbakan olch lahan tersebut, sehingga lahan tidak rusak dan dapat digunakan secara lestari. Lahan yang, penggunaannya cocok dengan kemampuannya tidak perlu dijubah penggunaannya, Penggunaan lahan hutan yang Kelas kemampuannya cocok untuk peértanian dapat diubah menjadi lahan pertanian tetap! perubahannya harus sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan. Namun, apabila luas kawasan hutan di dacrah tersebut tidak mencapal 30%, pengsunaan lahan hutan harus dipertahankan. G. Conteh Peta Lereng, Peta Tingkat Erosi, Peta Kemampuan. Lahan dan Peta Penggunaan Lahan Berikut ini merupakan beberapa contoh peta terkait dengan penentuan kemampuan lahan dan evaluasi kesesuaian lahan, ne | eben ee 0 Spm ae a =e Gambar 8 Contoh peta lereng 25 Gambar 9 Contoh peta tingkat bahaya erosi Gambar 10 Contoh peta kemampuan lahan 27 28 Gambar 11 Contoh peta penggunaan lahan H. Penjclasan Sumber Data Data yang digunakan dalam penentuan kemampuan Jahan dan evaluasi kesesuaian lahan bisa dicapat dari beberapa sumber sebagai berikut: Tabel 6 Jenis dan Sumber Data ~ denis Data Suniber Bata Pusat Prowinst | Kabupaten/ _ | Kota [Peta Iereng, peta. | Bakosurtanal atau Puslit Tanal Departemen | tanah, peta erost dan | Pertanian Bikosunanal atau Badan Pertanalan | Nasional (BPN) atau Pustit Tanah Departemen Pertanian | Peta penggunaan: LAPAN. Bappeda Pravins | [tahan_ Kabupaten/Kota, Bakesur | IV. METODE PERBANDINGAN KETERSEDLAAN DAN KEHUTUHAN LAHAN Dalam Bab [V ini dijelaskan cara mengetahui daya dulcung lahan berdasarkan perbandingan antara ketersediaan dan kebutuh: n Jahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Dengan metoc int dapat diketahui gambaran unum apakah daya dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencukupi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut, sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa kelersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhl kebutuhan akan produksi hayati di wilayah terscbut, Hasil perhitungan dengan metode ini dapat dijadikan bahan masukan/pertimbangan dalam penyusunan rencana tata ruang dan cvaluasl pemanfaatan ruang. terkait dengan penyediaan procuk hayati secara berkelanjutan melalui upaya pemantfaatan ruang yang menjaga kelestarian fungsl lingkungan hidup. 30 30 AJ Fendekatan Penghitungan Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan seperti digambarkan dalam diagram di bawah ini. Poqeiae pended Gambar 12 Diagram Penentuan Daya Dukung Lahan Ketersediaan Jahan ditentukan berdasarkan data total preoduksi aktual setemmpat dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah terscbut. Untuk penjumlahan Ini digunakan harga sebagai faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. Sementara ltu. kebutuhan lahan dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak. Cara Penghitungan Penghitungan dilakukean dengan lahapan sebagal berlkut: 1. Penghitungan Ketersediaan (Supply) Lahan Rumus: EUP, x H) 1 x ——e ay Hb Pty, Keterangan: 5, P = Kelersediaan lahan (ha) s Produksi aktual tiap jenis komoditi [satuan lergantung kepada jenis komoditas) Komoditas yang diperhitungan melipuli pertanian, perkebunan, kehutanan. peternakan dan perikanan. Harga satuan ap jenis Komoditas (Rp/satuan] di tingkat produsen |, = Harga satuan beras (Rp/kg] di tingkat produsen Ptu= Produktivitas beras (kg/ha) Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang digunakan untuk menyetarakan produk non beras dengan beras adalah harga. Untuk memudahkan penghitungan, dapat digunakan eontoh tabel berikut ini dalam menghitung total nilai produkst (£(P x HJ}. Tabel 7 Contoh Penghitungan Nilai Produksi Total Ho Kamnxiiias. ~Predukal | Harga satuan | Wilal produket | iP wid wx Ht "Fadi dan palawia, antara | fate | a Pad | b,Jwumg, a. Mangpa. ‘b_Jerak. Bunh-buahan, _antara | fain: ‘Sayur meyur, anlara Iain! a. Bawnng merah Bb. Bawang patil, Tavaman —obul-abatan wntaza lain: a. Jahe- Lengua. juke! dag solara 32 2 a b. 7) Preduks! Sasa, aan ] | lun: edumal chit, usitarst | 7 Apart havipeirng Aya nis. i Eis HT Penghilungan Kebutuhan (Demand) Lahan Rumus: D.= Nx KHL, (2) Keterangan: D, = Total kebutuhan Jahan setara beras [ha] N = Jumlah penduduk [orang] KHL, = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk: a, Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktifitas beras lokal. b. Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton setara beras/ kapita/ tahun. e. Daerah yang tidak memiliki data produktvitas beras lokal, dapat menggunaan data rata-rata produktivitas beras nasional sebesar 2400 kg/ha/tahun. c. 3. Penentuan Status Daya Dukung Lahan Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (S.J dan kebutuban lahan [B,J. Bila S,>0,, daya dukung lahan dinyatakan surplus. Bila 5, < B.. daya dukung Jahan dinyatakan defisit atau paul. Sumber Data Data yang digunakan dalam penghitungan porbancingan kebutuhan dan ketersediaan lahan berasal darl bcberapa sumber data, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 8, Tabel 8 Jenis dan Sumber Data Jens Data Pusat ‘Kabupaten? Kota | Juminh Dale hasil susenas alnu sensu penduduk DPS dala | Lpendudite (Ni | Enaku Daerah Dalam Angka. [Produks! BPS Pusat: Dacrab dalam) Untuk | padi/beras. © Snbdit Siatisik | Angka (DDA) — | Kabupaten [pall frees) Tanaman * DDA Pangan Untuk Kota: | » Dirchtorat + Dinas terkoit Statistik, [Podukst non | Stalistiksekioral: [e Dats horlikuliura di dinas | padiieon pad) |= Duerab dalam Pertanian setempat | angka «Data perkebunan di dinas | Statistik teckait setempat pertanian » Stanetike perkebunan Slauuk perikanan Statistik peternakan Stavisttk, | kehutanan 33 34 heros Stmtistik harga predusen (harga dt tinekal petant atau ci Toki sumber komrodiimy) Statistik — | Ds kabupaten Statistie Harga Predusen setempat fh Jjenis komoeli Tolest) loka | Jka tidak ada, data harpa praduse walayah tersebrut bisa digunaken harga produsen wilayah di dekatnya, atau bisa didekact METODE PERBANDINGAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR Mctode ini menunjukan cara penghitungan daya dukung air di suatu wilayah, dengan mempertimbangkan keterscdiaan dan kebutuhan akan sumber daya air bagi penduduk yang hidup di wilayah jtu. Dengan metode ini, dapat diketahui secara umum apakah sumber daya air di suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan air di suatu wilayah tercukupi, sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan akan air, Guna memenuhi kebutuhan air, fungsi lingkungan yang terkait dengan sistem tata air harus dilestarikan. Hasil perhitungan dengan metode ini dapat dijadikan bahan masukan/pertimbangan dalam penyusunan rencana tata ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang dalam rangka penyediaan sumber daya air yang berkelanjutan. A. Pendekatan Penghitungan Penentuan daya dukung alr dilakukan dengan Membandingkan ketersediaan dan kebutuhan air seperti pada gambar 13 di bawah ini, eh setlap jens penggunaar iahas Daya lukune Gambar 13 Diagram Penentuan Daya Dukung Air Ketersediaan air ditemtukan dengan menggunakan metode kechsien limpasan berdasarkan informasi penegunaan lahan serta data curah hujan tahunan. Sementara (tu, kebutuhan air cihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak B. Cara Penghitungan Penghitungan dilakukan dengan tahapan sebagai berilut: 1. Pen an (Supply) Air Perhitungan dengan menggunakan Metode Koefisien Limpasan yang dimodifikasi dari metocde rasional, ghitungan Ketersedi Rumus: c Eic,x Als EA, (3) Ro = ER /m (4} So = 1OxCx RA (5) a5 a6 Keterangan 3, ketersediaan air (in3/laluun} koefisien limpasan tertimbar Koefisien limpasan pengaunaan lala t (hat Tabel a) luas penggunasa tshan i (Hal dari data BPS atau Daerah Dalam Angka, atau dari data Badan Pertanahan Nasional [BPN] Ro = rata-rata aljabar cural hujan tabunan wilayah (mm/tahunan) dari data BPS atau BMG atau dinas terkait sctempat. R= curah hujan tahunan pada stasiun i mm jumlah stasiun pengamatan curah hujan juas wilayah (ha) faktor konversi dari mm.ha menjadi m Al = =k a wu Tabel 8 Kocti: nn Limpasan Deakrips! permukann Kola, jalan aspal, alap genterg Kawasan industri Pemukiman cuit unit, periakoan [Komplcks perumahan villa 7 Taman. pemakaman sca Fekarangan tanah berat z. a Th 0.25 - 0,35 b, 2-7 0118 - 0.22 c. < 2% 13-017 Bekarangan (nih regan os oo8 8. : 010-015 Bed S08 0.05 - 0.10 c._ 20% _ eerie Lahan berat z ee: 5 ae [10 [Padang rumput : 1.05 1. | tahan budidaya pertanian 8.30 12. [Hutan produkest 18 Untuk memudahkan. penghitungan koefisten Ilmpasan leruimbang dapal menggunakan tahel 10 di bawal ini. Tabel 10 Contoh Penghitungan Koelisten Limpasan Tertimbang [_ 7 Koehisien TC XAL | No, | Destrips! permukaan Limpasan | Lahan | = SE [Cu LA ao i} Kala. jalan aspal. ats T LO | enter: t 07-018 | | 277 Rawasan incestr O5-09 | rg emukinnan 1 unit, ] |S | pertokoan: | | | (4. Déompleks perumahan a (76. Taman, pemakamun | Pekarangan lanes beri: 7 a. 57% 0.25 - 0.45, b. 2-74 018-022 { 2 2Ne. | 013-17 _ Pekarangan tanab ringan: Toe oo ae 0.10 - 0.15 0.05 - 0.10 a. oa0 10. 6.35 Es o,101 a 12. | 0,18 : - FG, AL C {koefisten fimpasan [SC XA) f tectimbang) [Stu » Penghitungon Kebutuhan (Demand) Air Rumus: D,= Nox KHL, (6) Keterangan: Dy, Total kebutuhan air (m*/tahun} N Jumlah penduduk (orang) 37 38 Catatan: Kebutuhan air untuk hidup layak 1600 m3 air/kapita/tahun, 2.x 800 mi air/kapita/stahun, dimana: 800 m3 airfkapita/tahun merupakan kebutuhan air untuk keperluan domestik dan untuk menghasilkan pangan {lihat Tabel 11 total kebutuhan air dan Tabel 12 tentang “Air Virtual” (kebutuhan air untuk menghasilkan satu satuan produk] di bawah inl. 2.0 merupakan faktor koreksi untuk memperhitungkan kebutuhan hidup layak yang mencakup kebutuhan pangan, domestik dan lainnya Kriteria WHO untuk kebutuhan air total scbesar 1000-2000 m*/orang/tahun Tabel 11 Total Kebutuhan Air | ‘Kebutuhan Setara Konsumsi Jumilah Air Bers a 120 ket/th | 324.00 m3/ih Air minum dan ramah | | Jampgt 120 1f h | 434,20 myth } U kg berisi 16 telor; | | Telor I 105.75 m/th Trg Jeruk = 5 bunh: Buah 1/5 ky Gap 3 hint 3.84 m2/th | Baging 0) 10 ke Shari __| [Salad S Kedelat 276.00_mi/th Total 77A.35 _e3/th a ‘Tabel 12 Air Virtual (kebutuhan air unk menghasilkan satu satuan produk| Produk Kebutuhan air ikgpadi 7 2700.00 Liter | 1 ky daging sapi __ | 2800-16000 heer Uke daging unggssjavam| 2800 ber [ke tetor #700 hiter 1 kg kentang 160 liner 1 hg Kedelai __ 2300 her 1 ke gancdum | 3200 beer | (1 bungkah roe 170 liver =f _ tkuleng soda 90 liter (Air minum din RT a. Penentuan Status Daya Dukung Air 120 hter sharif kapica Status days dukung air diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan air [S,!dan kebutuhan air (D,). Bila S, > 9, , dava dukung air dinyatakan surplus. Bila S, < D, , terlampaui, Sumber Data daya dukung air dinyatakan defisit atau Data yang digunakan dalam penghitungan perbandingan kebutuhan dan ketersediaan air berasal dari beberapa sumber dzta, yang dijelaskan pada Tabel 13 berikut ini. 39 Tabel 13 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Pusat Provinst 7 Rarbapaten/ Rota Jurilals Penduictuik iN) Data Hasil Susenas alvu Semsus Penduduk BPS dalam Buku Daeeah Dalam Angka Gurah hujan Rp ‘Statistik BDA DDA atau Binas Indonesia BMKGs selempat, hbila tien ada cinta DMKG, data dapat diperoleh dart dinns cerkait lokal sepert Dinas. Pertanian atau dinas lalnnva Luas wilayah (A) | BPS Tuas guna lahan | a. DDA Lad ‘bh. Buku Statistlk Luns Guna Lahan c. Data GPM J. Data RTRW Bappeda Previns!/Katuysiien/ Kou MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,. td RACHMAT WITOELAR Salinan sesual dengan aslinya Deputl ¥ MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd as Asaad. 40

Anda mungkin juga menyukai