Lamp Permen DDL
Lamp Permen DDL
Limbah/residu
Lingkungan
Kapasitas penyediaan
sumber daya alam
(Supportive capacity)
Gambar 1
Kapasitas
tampung limbah
Daya Dukung
(Carrying capacity)
(Assimilative capacity)
II
Kriteria
1. Tidak mempunyai atau hanya sedikit
hambatan
yang
membatasi
penggunaannya.
2. Sesuai untuk berbagai penggunaan,
terutama pertanian.
3. Karakteristik lahannya antara lain:
topografi hampir datar - datar,
ancaman erosi kecil, kedalaman efektif
dalam, drainase baik, mudah diolah,
kapasitas menahan air baik, subur,
tidak terancam banjir.
1. Mempunyai beberapa hambatan atau
ancaman kerusakan yang mengurangi
pilihan
penggunaannya
atau
memerlukan tindakan konservasi yang
Penggunaan
Pertanian:
a. Tanaman pertanian
semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan dan cagar
alam.
Pertanian:
a. Tanaman semusim.
b. Tanaman rumput.
c. Padang
III
IV
VI
sedang.
2. Pengelolaan perlu hati-hati termasuk
tindakan konservasi untuk mencegah
kerusakan.
1. Mempunyai beberapa hambatan yang
berat
yang
mengurangi
pilihan
penggunaan lahan dan memerlukan
tindakan konservasi khusus dan
keduanya.
2. Mempunyai pembatas lebih berat dari
kelas II dan jika dipergunakan untuk
tanaman perlu pengelolaan tanah dan
tindakan
konservasi
lebih
sulit
diterapkan.
3. Hambatan pada angka I membatasi
lama penggunaan bagi tanaman
semusim, waktu pengolahan, pilihan
tanaman
atau
kombinasi
dari
pembatas tersebut.
1. Hambatan dan ancaman kerusakan
tanah lebih besar dari kelas III, dan
pilihan tanaman juga terbatas.
2. Perlu pengelolaan hati-hati untuk
tanaman
semusim,
tindakan
konservasi lebih sulit diterapkan.
1. Tidak
terancam
erosi
tetapi
mempunyai hambatan lain yang tidak
mudah untuk dihilangkan, sehingga
membatasi pilihan penggunaannya.
2. Mempunyai
hambatan
yang
membatasi
pilihan
macam
penggunaan dan tanaman.
3. Terletak pada topografi datar-hampir
datar tetapi sering terlanda banjir,
berbatu atau iklim yang kurang
sesuai.
1. Mempunyai faktor penghambat berat
yang menyebabkan penggunaan tanah
sangat terbatas karena mempunyai
ancaman kerusakan yang tidak dapat
dihilangkan.
2. Umumnya terletak pada lereng curam,
sehingga jika dipergunakan untuk
penggembalaan dan hutan produksi
harus dikelola dengan baik untuk
menghindari erosi.
penggembalaan.
d. Hutan produksi.
e. Hutan lindung.
f. Cagar alam.
1. Pertanian:
a. Tanaman
semusim.
b. Tanaman yang
memerlukan
pengolahan
tanah.
c. Tanaman
rumput.
d. Padang rumput.
e. Hutan produksi.
f. Hutan lindung
dan cagar alam.
2. Non-pertanian.
1. Pertanian:
a. Tanaman
semusim dan
tanaman
pertanian pada
umumnya.
b. Tanaman
rumput.
c. Hutan produksi.
d. Padang
penggembalaan.
e. Hutan lindung
dan suaka alam.
2. Non-pertanian.
1. Pertanian:
a. Tanaman
rumput.
b. Padang
penggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung
dan suaka alam.
2. Non-pertanian
1. Pertanian:
a. Tanaman
rumput.
b. Padang
penggembalaan.
c. Hutan produksi.
d. Hutan lindung
dan cagar alam.
2. Non-pertanian.
VII
VIII
a. Padang rumput.
b. Hutan produksi.
a. Hutan lindung.
b. Rekreasi alam.
c. Cagar alam.
10
II
III
VI
VII
VIII
t2/t3
t2/t3
t1/t4
t1/t4
t1/t4
t1/t4
(*)
(*)
(*)
(*)
(*)
(*)
(*)
(*)
t5
t5
L0
l1
l2
l3
(*)
l4
l5
L6
3. Drainase
d0/d1
d2
d3
d4
(**)
(*)
(*)
(*)
4. Kedalaman efektif
kO
kO
k1
k2
(*)
K3
(*)
(*)
5. Keadaan erosi
eO
e1
e1
e2
(*)
e3
e4
(*)
6. Kerikil/batuan
bO
bO
bO
b1
b2
(*)
( *)
b3
7. Banjir
o0
o1
o2
o3
o4
(*)
(*)
(*)
IV
11
Peta lereng
Peta erosi
Peta tanah
Peta Kemampuan
Lahan
Peta drainase
12
No Sampel
Faktor Pembatas
Data
0-2 %
lo
0,49
KE5
III
Kode
Kemampuan
Lahan
SR
e0
> 90 cm
Geluh
Berlempung
k0
t2
Lempung
t1
Agak lambat
P2
Drainase (d)
Agak jelek
d3
III
Kerikil/Batu (b)
Tanpa
Kadangkadang
b0
o1
II
Bebas
g0
10
11
Salinitas (g)
Kelas
Sub Kelas
Potensi kemampuan
lahan
I
III
III ke, d
Tinggi
13
pemukiman
II
III
IV
pertanian
hutan
Peta Kemampuan Lahan
Penggunaan Lahan
14
pemukiman
I
IIIk1
pertanian
II
1
4
IV 2
2
5
7
8
Hutan
Gambar 6
Kelas
Kemampuan
Lahan
I
I
Penggunaan
Lahan
II l1
III l2 k1
III l2 k1
IV l3 k2
II l1
Hutan.
IV l3 k2
Hutan.
Permukiman.
Pertanian
sawah.
Pertanian
tegalan
jagung/padi.
Permukiman.
Pertanian
tegalan
jagung/ padi.
Pertanian
sayuran.
Faktor
Penghambat
Luas
(ha)
Evaluasi
Kesesuaian
25
75
Cocok.
Cocok.
Kemiringan
lereng:
landai.
Kemiringan
lereng: agak
miring.
Kemiringan
lereng: agak
miring.
Kemiringan
lereng: agak
miring.
Kemiringan
lereng: agak
miring.
Kemiringan
lereng: agak
miring.
180
Cocok.
20
Cocok.
180
Cocok.
110
Cocok.
20
Cocok.
180
Cocok.
15
pemukiman
III
IV
VII
pertanian
2
4
6
7
Hutan
Kelas
Kemampuan
Lahan
V o4 d5
Penggunaan
Lahan
Faktor
Penghambat
Luas
(ha)
V o4 d5
Permukiman.
Drainase sangat
buruk,
genangan terusmenerus.
Drainase sangat
buruk,
genangan terusmenerus.
Kedalaman
tanah sedang
Kedalaman
tanah dangkal.
Kemiringan
lereng curum.
Kedalaman
tanah sedang.
60
Tidak cocok,
perlu diubah.
140
170
Tidak cocok,
pertahankan
sebagai cagar
alam.
Cocok.
III k1
IV k2
VII l5
III k1
Pertanian
jagung/padi.
Pertanian
jagung/padi.
Pertanian
jagung/padi.
Hutan.
170
Cocok.
VII l5
Hutan.
Pertanian
rawa lebak.
Kemiringan
lereng curam.
30
30
170
Evaluasi
Kesesuaian
Tidak cocok
perlu diubah.
Cocok, dapat
diubah menjadi
lahan
pertanian
kurang intensif.
Cocok,
pertahankan
sebagai hutan.
16
17
435000
440000
445000
Sriwulan
Tanjung mas
450000
4 Km
Terboyo kulon
Trimulyo
Terboyo wetan
Semarang utara
Sayung
Tambak rejo
Kemijen
9230000
9230000
Banjar dowo
Muktiharjo lor
Genuksari
Kalisari
Karangroto
Kaligawe
Genuk
Gebang sari
Kudu Sayung
Rejomulyo
Mlati baru Sawahbesar
Mlati harjo
Semarang timur
Jetaksari
Muktiharjo kidul
Bugangan
Kebon agung
Bangetayu kulon
Gayamsari
Rejosari
Sambirejo
Sarirejo
Sembungharjo
Tlogosari wetan
Tlogosari kulon
Siwalan
Karang turi
Karang tempel
Wringinjajar
Bangetayu wetan
Penggaron lor
Tlogomulyo
Pandean lamper
Kalicari
Gayamsari
Peterongan
Pendurungan tengah
Palebon
Lamper lor
Semarang selatan
Jamus
Pedurungan
9225000
Jomblang
Jatingaleh
Karangrejo
Pedurungsn kidul
Kedungmundu
Tandang
Candisari
Plamongansari
Karanganyar
Sambiroto
Jangli
Tinjomoyo
Kabupaten Demak
Sendangmulyo
Ngesrep
Tembalang
Batursari
Mranggen
Kebonbatur
Mangunharjo
9220000
9220000
9225000
Lamper tengah
Lamper kidul
Tembalang
Sumurboto
Bulusan
Meteseh
Pedalangan
Srondol wetan
Banyumanik
Padangsari
Kramas
Rowosari
Banyumanik
Gedawang
Jabungan
Banyumeneng
9215000
9215000
Kalikayen
Pudakpayung
420000
Mluweh
440000
460000
Kawengen
U
9240000
Kabupaten Semarang
K A B.
420000
E M
A R
E M
A K
440000
460000
Leyanan
Beji
435000
9220000
Gondoriyo
K A B. D
440000
445000
9210000
9210000
9220000
Kalongan
K A B.
Ungaran
Kalirejo
9240000
Bandarajo
Susukan
450000
Legenda :
Sungai
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Batas Desa
Jalan Propinsi
Jalan Kabupaten
Jalan Lokal
Jalan kereta
19
20
21
H.
Sumber Data
Provinsi
Kabupaten/
Kota
Bakosurtanal atau Puslit Tanah Departemen
Pertanian
Bakosurtanal atau Badan Pertanahan
Nasional (BPN) atau Puslit Tanah Departemen
Pertanian
LAPAN, Bappeda Provinsi dan
Kabupaten/Kota, Bakosurtanal
22
Populasi penduduk
Total produksi
aktual seluruh
komoditas setempat
Ketersediaan
lahan
Kebutuhan
lahan
(Pi x Hi)
SL =___________
Hb
1
X ____
Ptvb
(1)
Keterangan:
SL = Ketersediaan lahan (ha)
Pi = Produksi aktual tiap jenis komoditi (satuan tergantung
kepada jenis komoditas)
Komoditas yang diperhitungan meliputi pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
Hi = Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/satuan) di
tingkat produsen
Hb = Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat produsen
Ptvb= Produktivitas beras (kg/ha)
Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang digunakan
untuk menyetarakan produk non beras dengan beras adalah
harga.
23
3
4
7
8
9
10
Komoditas
Produksi
(Pi)
Harga satuan
(Hi)
Nilai produksi
(Pi x Hi)
{ (Pi x Hi) }
(2)
Keterangan:
DL
= Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N
= Jumlah penduduk (orang)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan
hidup layak per penduduk:
24
Produksi non
padi (non padi)
Sumber Data
Provinsi
Kabupaten/
Kota
25
Harga beras
(Hb)
Harga: (Hi)
Statistik
peternakan
Statistik
kehutanan
Statistik harga
Produsen
Statistik harga
produsen
(secara prinsip
menggunakan data
harga produsen,
tergantung pada
jenis komoditi
lokal)
26
Koefisien limpasan
untuk setiap jenis
penggunaan lahan
Populasi penduduk
Ketersediaan
Air
Kebutuhan
Air
C = (ci x Ai) / Ai
R = Ri / m
SA = 10 x C x R x A
(3)
(4)
(5)
Keterangan:
SA = ketersediaan air (m3/tahun)
C = koefisien limpasan tertimbang
Ci = Koefisien limpasan penggunaan lahan i (lihat Tabel 9)
Ai = luas penggunaan lahan i (ha) dari data BPS atau Daerah
Dalam Angka, atau dari data Badan Pertanahan
Nasional (BPN)
R = rata-rata aljabar curah hujan tahunan wilayah
(mm/tahunan) dari data BPS atau BMG atau dinas
terkait setempat.
Ri = curah hujan tahunan pada stasiun i
m = jumlah stasiun pengamatan curah hujan
A = luas wilayah (ha)
10 = faktor konversi dari mm.ha menjadi m3
27
8.
9.
10.
11.
12.
Deskripsi permukaan
Kota, jalan aspal, atap genteng
Kawasan industri
Pemukiman multi unit, pertokoan
Kompleks perumahan
Villa
Taman, pemakaman
Pekarangan tanah berat:
a. > 7 %
b. 2 7%
c. < 2%
Pekarangan tanah ringan:
a. > 7 %
b. 2 7%
c. < 2%
Lahan berat
Padang rumput
Lahan budidaya pertanian
Hutan produksi
Ci
0,7 0,9
0,5 0,9
0,6 0,7
0,4 0,6
0,3 0,5
0,1 0,3
0,25 0,35
0,18 0,22
0,13 0,17
0,15 0,2
0,10 - 0,15
0,05 0,10
0,40
0,35
0,30
0,18
8.
9.
10.
11.
12.
Contoh
Penghitungan
Tertimbang
Deskripsi permukaan
Kota, jalan aspal, atap
genteng
Kawasan industri
Permukiman multi unit,
pertokoan
Kompleks perumahan
Villa
Taman, pemakaman
Pekarangan tanah berat:
a. > 7 %
b. 2 7%
c. < 2%
Pekarangan tanah ringan:
a. > 7 %
b. 2 7%
c. < 2%
Lahan berat
Padang rumput
Lahan budidaya pertanian
Hutan produksi
C (koefisien limpasan
tertimbang)
Koefisien
Koefisien
Limpasan
(Ci)
Limpasan
Luas
Lahan
(Ai)
(Ci XAi)
(Ai)
(Ci XAi)
(Ci XAi) /
(Ai)
0,7 0,9
0,5 0,9
0,6 0,7
0,4 0,6
0,3 0,5
0,1 0,3
0,25 0,35
0,18 0,22
0,13 0,17
0,15 0,2
0,10 - 0,15
0,05 - 0,10
0,40
0,35
0,30
0,18
28
(6)
Keterangan:
DA
= Total kebutuhan air (m3/tahun)
N
= Jumlah penduduk (orang)
KHLA = Kebutuhan air untuk hidup layak
= 1600 m3 air/kapita/tahun,
= 2 x 800 m3 air/kapita/tahun, dimana:
800 m3 air/kapita/tahun merupakan kebutuhan
air untuk keperluan domestik dan untuk
menghasilkan pangan (lihat Tabel 11
total
kebutuhan air dan Tabel 12 tentang Air Virtual
(kebutuhan air untuk menghasilkan satu satuan
produk) di bawah ini.
2.0
merupakan
faktor
koreksi
untuk
memperhitungkan kebutuhan hidup layak yang
mencakup kebutuhan pangan, domestik dan
lainnya.
Catatan:
Jumlah
120 kg/th
120 l/ h
1 kg berisi 16 telor;
1 butir/hari
1kg jeruk = 5 buah;
1/5 kg tiap 3 hari
1/10 kg/5hari
Kebutuhan Setara
Air
324.00 m3/th
43.20 m3/th
105.75 m3/th
3.84 m3/th
20.16 m3/th
5.40 m3/th
276.00 m3/th
778.35 m3/th
29
Kebutuhan air
1 kg padi
2700-4000 liter
1 kg daging sapi
2900-16000 liter
1 kg daging unggas(ayam)
2800 liter
1 kg telor
4700 liter
1 kg kentang
160 liter
1 kg kedelai
2300 liter
1 kg gandum
1200 liter
1 bongkah roti
170 liter
1 kaleng soda
90 liter
120 liter/hari/kapita
Sumber Data
Provinsi
Kabupaten/Kota
30
(Ai)
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi V MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,
ttd
Ilyas Asaad
31