MPKT A
MPKT A
P
1506682890
MPKT A (E)
hubungan mereka.
Epistimologi, cabang filsafat yang mengkaji teori-teori tentang
manusia.
Ada beberapa aliran yang cukup berpengaruh dalam sejarah perkembangan
filsafat,yaitu: Rasionalisme (pengetahuan bersumber dari akal), Empirisme
(pengalaman sumber pengetahuan), Kritisme , Idealisme (pengetahuan proses
mental),Vitalisme (menusia berbeda dengan benda mati) ,dan Fenomenologi ( gejalagejala).
3. Dasar-dasar logika
Logika dapat diartikan sebagai kajian tentang prinsip, hukum, metode, dan
cara berpikir yang benar untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Logika, di
samping etika, dapat dipahami sebagai asas pengaturan alam dan isinya yang
dikembangkan manusia. Kita dapat menggunakan kategori yang kita anggap sesuai
dengan kebutuhan kita dalam mencari pengetahuan, tetapi kita harus konsisten dan
dalam menggunakannya.
Term adalah tanda
untuk
menyatakan
suatu
ide
sesuai
dengan
Hukum 1
Hukum 2
afirmatif.
Hukum 7
universal.
Argumen induktif
2.
3.
4.
Kesalahan statistikal. Meliputi kesalahan sampel yang bias, kesalahan sampel yang
terlalu kecil, dan kesalahan penjudi.
MPKT A (E)
Kesalahan kausal. Meliputi kesalahan yang mengacakan sebab-akibat, mengabaikan
penyebab bersama, dan mengacaukan penyebab yang necessary condition sufficient
condition.
6.
4. Dasar-dasar etika
Etika merupakan refleksi filosofis atas moral, sedangkan moralistas
merupakan kepercayaan atau perilaku tentag baik dan buruk.Dalam pengertian yang
terakhir ini, etika adalah cabang ilmu filsafat yang menyelidiki suatu sistem prinsip
moral. Tidak heran jika etika disebut juga filsafat atas moral. Etika punya fokus
tentang bagaimana kita mendefinisikan sesuatu itu baik atau tidak. Lain halnya
dengan moralitas berasal dari kata Latin "moralis" yang berarti
"tata cara",
lain
Etika deskriptif merupakan sebuah studi tentang apa yang dianggap
Terdapat 2 cara untuk melihat kualitas pernyataan etika, yaitu : Realisme Etis jika
seseorang mengatakan suatu hal adalah salah, maka dianggap bahwa kesalahan terletak pada
kualitasnya dan kesalahan tersebut harus bersifat independen (dikenal juga dengan
absolutisme etis) dan Non-Realisme adalah manusia yang menciptakan kebenaran etis
(Callcut, 2009, 46). Gagasan ini juga sangat terkait dengan relativisme etis yang