Anda di halaman 1dari 5

Aulia Syafika S.

P
1506682890
MPKT A (E)

Ringkasan Buku Ajar 1 MPKT-A


1. Kekuatan dan keutamaan karakter
Pembentukan karakter memang menjadi salah satu kunci dari kemajuan dan
pembangunan bangsa.Pembentukan karakter juga merupakan isu penting dalam
pendidikan mengingat tujuan pendidikan adalah pembentukan watak atau karakter
(Santoso,1979). Karakter bukan kepribadian meskipun mereka erat.Kepribadian
manusia adalah kesatuan yang teratur dengan unsur-unsur yang berkaitan satu sama
lain.Menurut Alport (1937) kepribadian manusia itu dinamis,yang artinya terus
berkembang dan terhenti pada satu titik.
Berikut ini 24 kekuatan karakter yang tercakup dalam 6 kategori keutamaan
yang sejauh ini sudah dikembangkan oleh manusia :
Kebijaksanaan dan Pengetahuan Ada lima kekuatan yang tercakup dalam
keutamaan ini, yaitu kreativitas, keingintahuan mencakup minat, keterbukaan
pikiran,cinta pembelajaran,dan kekuatan perspektif.
Kemanusiaan dan cinta, merupakan keutamaan yang mencakup kemampuan
interpersonal dan bagaimana menjalin pertemanan dengan orang lain.
Kesatriaan (courage) merupakan kekuatan emosional yang melibatkan kemauan
kuat untuk mencapai suatu tujuan
Keadilan (justice) ada tiga kekuatan, yakni Kewarganegaraan mencakup tanggung
jawab sosial, loyalitas dan kesiapan kerja dalam tim, kesetaraan,kepemimpinan.
Pengelolaan diri (temperance) adalah keutamaan untuk melindungi diri dari segala
akibat buruk.
Transendensi merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia
dengan seluruh alam semesta tercakup kekuatan penghargaan terhadap keindahan dan
syukur harapan mencakup optimisme, dan kekuatan menikmati hidup.
Seligman (2004) menyebutkan tiga kebahagiaan, yaitu memiliki makna dari
semua tindakan yang dilakukan, mengetahui kekuatan tertinggi, dan menggunakan
kekuatan tertinggi untuk melayani sesuatu yang dipercayai sebagai hal yang lebih
besar dari diri sendiri.

Aulia Syafika S.P


1506682890
MPKT A (E)
2. Filsafat
Filsafat ilmu berkaitan dengan asumsi, fondasi, metode, dan implikasi dari
ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu juga mempertimbangkan masalah yang berlaku untuk
ilmu tertentu. Kata filsafat pertama kali ditemukan dalam tulisan sejarawan Yunani
Kuno, Herodotus (484-424 SM). Kata berfilsafat di situ mengindikasikan bahwa
Solon mencari pengetahuan untuk pengetahuan semata.
Filsafat secara sistematis dibagi menjadi 3 besar,yaitu:
Ontologi, didefinisikan sebagai studi filosofis tentang hakikat ada
(being), eksistensi, atau realitas, serta kategori dasar keberadaan dan

hubungan mereka.
Epistimologi, cabang filsafat yang mengkaji teori-teori tentang

sumber-sumber, hakikat, dan batas-batas pengetahuan.


Axiologi,mengkaji pengalaman dan penghayatan dari perilaku-perilaku

manusia.
Ada beberapa aliran yang cukup berpengaruh dalam sejarah perkembangan
filsafat,yaitu: Rasionalisme (pengetahuan bersumber dari akal), Empirisme
(pengalaman sumber pengetahuan), Kritisme , Idealisme (pengetahuan proses
mental),Vitalisme (menusia berbeda dengan benda mati) ,dan Fenomenologi ( gejalagejala).

3. Dasar-dasar logika
Logika dapat diartikan sebagai kajian tentang prinsip, hukum, metode, dan
cara berpikir yang benar untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Logika, di
samping etika, dapat dipahami sebagai asas pengaturan alam dan isinya yang
dikembangkan manusia. Kita dapat menggunakan kategori yang kita anggap sesuai
dengan kebutuhan kita dalam mencari pengetahuan, tetapi kita harus konsisten dan
dalam menggunakannya.
Term adalah tanda

untuk

menyatakan

suatu

ide

sesuai

dengan

pakay.Sedangkan,definisi adalah pernyataan yang menerangkan hakikat suatu


hal.Penguraian akan term disebut divisi.Divisi adalah uraian suatu keseluruhan ke
dalam bagian-bagian berdasarkan suatu kesamaan karakteristik tertentu.
Penalaran adalah penarikan kesimpulan berdasarkan alasan-asalan yang
relevan. Alasan-alasan itu dapat berupa bukti, data, informasi akurat, atau penjelasan
tentang hubungan antara beberapa hal. Fungsi akal manusia adalah mencapai

Aulia Syafika S.P


1506682890
MPKT A (E)
kebenaran. Untuk dapat memperoleh pengetahuan yang benar tentang hal-hal yang
tidak dapat dibuktikan dengan penyimpulan langsung atau indera, kita perlu
membandingkan ide-ide.
Ada dua jenis penaralan, yaitu deduksi atau penalaran deduktif dan dan
induksi atau penalaran induktif . Deduksi adalah bentuk argumen yang
kesimpulannya niscaya mengikuti premis-premisnya. Bentuk deduksi yang paling
umum digunakan adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan. Silogisme adalah jenis argumen logis yang kesimpulannya diturunkan
dari dua proposisi umum (premis) yang berbentuk prosisi kategoris. Silogisme tunduk
kepada delapan hukum yang masing-masing diterapkan berikut ini :

Hukum 1
Hukum 2

kesimpulan jika dalam premis hanya bersifat pertikular.


Hukum 3
: Term tengah tidak boleh muncul dalam kesimpulan.
Hukum 4
: Term tengah harus digunakan sebagai proposisi universal dalam

premis-premis, setidak-tidaknya satu kali.


Hukum 5
: Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan juga afirmatif.
Hukum 6
: Tidak boleh kedua premis negatif, setidaknya salah satu harus

afirmatif.
Hukum 7

salah satu premis partikular, kesimpulan harus partikular.


Hukum 8
: Tidak boleh kedua premis partikular, setidaknya salah satu harus

: Silogisme hanya mengandung tiga term.


: Term mayor atau term minor tidak boleh menjadi universal dalam

: Kalau salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif. Kalau

universal.
Argumen induktif

atau induktif dapat dipahami sebagai hipotesis yang

mengandung risiko dan ketidakpastian. Kesalahan umum dalam penalaran induktif :


1.

Menilai penalaran induktif dengan standar deduktif

2.

Kesalahan generalisasi. Melingkupi generalisasi yang terburu-buru (terjadi jika kita


menarik kesimpulan umum dari data yang tidak lengkap), dan kesalahan kecelakaan
(terjadi ketika suatu prinsip salah diterapkan dalam suatu situasi).

3.

Kesalahan penggunaan bukti secara salah.

4.

Kesalahan statistikal. Meliputi kesalahan sampel yang bias, kesalahan sampel yang
terlalu kecil, dan kesalahan penjudi.

Aulia Syafika S.P


1506682890
5.

MPKT A (E)
Kesalahan kausal. Meliputi kesalahan yang mengacakan sebab-akibat, mengabaikan
penyebab bersama, dan mengacaukan penyebab yang necessary condition sufficient
condition.

6.

Kesalahan analogi. Terjadi ketika seseorang memberikan perumpamaan yang tidak


sesuai dan menyesatkan argumennya.

4. Dasar-dasar etika
Etika merupakan refleksi filosofis atas moral, sedangkan moralistas
merupakan kepercayaan atau perilaku tentag baik dan buruk.Dalam pengertian yang
terakhir ini, etika adalah cabang ilmu filsafat yang menyelidiki suatu sistem prinsip
moral. Tidak heran jika etika disebut juga filsafat atas moral. Etika punya fokus
tentang bagaimana kita mendefinisikan sesuatu itu baik atau tidak. Lain halnya
dengan moralitas berasal dari kata Latin "moralis" yang berarti

"tata cara",

"karakter", atau "perilaku yang tepat" (Pritchard, 2012, 1).


Etika membahas persoalan moral pada situasi tertentu dengan pendekatan
tertentu pula. Sedang moralitas tergantung pada pilihan individu, keyakinan atau
agama dalam menentukan hal yang benar atau salah, baik atau buruk.
Terdapat 4 bidang utama etika,yaitu :
Etika normatif adalah sebuah studi tindakan atau keputusan etis yang

berfokus pada prinsip-prinsip yang seharusnya dari tindakan yang baik.


Etika terapan merupakan sebuah penerapan teori-teori etika secara
lebih spesifik kepada topik-topik kontroversial baik pada domain privat
atau publik seperti perang, hak-hak binatang, hukuman mati dan lain-

lain
Etika deskriptif merupakan sebuah studi tentang apa yang dianggap

'etis' oleh individu atau masyarakat


Metaetika berhubungan dengan sifat penilaian moral.

Terdapat 2 cara untuk melihat kualitas pernyataan etika, yaitu : Realisme Etis jika
seseorang mengatakan suatu hal adalah salah, maka dianggap bahwa kesalahan terletak pada
kualitasnya dan kesalahan tersebut harus bersifat independen (dikenal juga dengan
absolutisme etis) dan Non-Realisme adalah manusia yang menciptakan kebenaran etis
(Callcut, 2009, 46). Gagasan ini juga sangat terkait dengan relativisme etis yang

Aulia Syafika S.P


1506682890
MPKT A (E)
menghormati keragaman budaya dan tindakan manusia dalam merespon situasi yang
berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai