2.
3.
4.
5.
Parameter
Media perakaran
a. kedalaman
efektif
b. kelas besar butir
pada zone
perakaran (030cm)
Si
mbol
s
S1
S2
Kelas kesesuaian
S3
N1
>100 cm
>75 cm
>50 cm
>25 cm
Berliat,
berdebu
halus,
berlempung
halus
Berliat,
berdebu
halus dan
kasar,
berlempung
halus
Berliat,
berdebu
halus dan
kasar,
berlempung
halus dan
kasar
Berliat,
berdebu
halus dan
kasar,
berlempung
halus dan
kasar
berpasir
(bukan
kuarsa)
<5%
<25%
<50%
<75%
Tinggi
Tinggi,seda
ng
Reaksi tanah
lapisan atas (0-30
cm) (pH)
6,0-7,0
4,5-7,5
Tinggi,
sedang,
rendah, dan
sangat
rendah
4,0-8,0
Tinggi,
sedang,
rendah, dan
sangat
rendah
3,5-8,5
Toksisitas
a. kejenuhan-Al
b. Kedalaman pirit
Lereng dan keadaan
c. batu-batuan
dipermukaan
tanah
Kesuburan tanah
permukaan tanah
N2
Sala
h
satu
sifat
tida
k
me
men
uhi
syar
at
N1
<80%
>100 cm
<3%
<80%
>75 cm
<3%
<80%
>50 cm
<8%
100%
> 25 cm
<15%
Lahan di Indonesia yang berpotensi untuk pertanian lahan kering maupun lahan
basah cukup luas. Namun lahan tersedia untuk perluasan areal pertanian secara spasial
dan akurat belum banyak diketahui. Perhitungan lahan tersedia dengan cara
membandingkan data potensi lahan hasil pemetaan sumberdaya lahan, dengan data
penggunaan lahan dari Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya kekurangakuratan di
lapangan, karena membandingkan dua data yang berbeda, yaitu data spasial dan data
tabular. Sejak beberapa tahun terakhir dengan pesatnya perkembangan teknologi
penginderaan jauh yang didukung oleh kemajuan penyediaan data citra satelit, manfaat
dan peranan data dan teknologi ini perlu dioptimalkan dalam menghitung lahan tersedia
untuk perluasan areal pertanian. Hasil penelitian pewilayahan komoditas dan ketersediaan
lahan pertanian di Sumatera Barat, Riau dan Jambi pada tahun 2002 dengan cara
membandingkan data potensi lahan hasil pemetaan sumberdaya lahan dan data
penggunaan lahan hasil analisis dari citra satelit memberikan gambaran secara spasial
yang lebih akurat untuk perluasan areal pertanian baik untuk tanaman pangan maupun
tanaman tahunan. Cara ini sangat efektif untuk menjawab kebutuhan lahan untuk
perluasan areal pertanian, karena lokasi dari lahan-lahan yang potensial dan tersedia
dapat diketahui lebih akurat sesuai lokasinya (Ritung dan Hidayat, 2007).
Sistem evaluasi lahan yang digunakan di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, Bogor adalah Automated Land
Evaluation System atau ALES. ALES merupakan suatu perangkat lunak yang diisi dengan
batasan sifat tanah yang dikehendaki tanaman dan dapat dimodifikasi sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan tentang evaluasi lahan. ALES mencocokkan antara kualitas
dan sifat-sifat lahan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan berdasarkan persyaratan
tumbuh tanaman (Djaenudin et al., 2003).
Kakao merupakan tanaman yang masuk ke dalam keluarga Sterculiaceae.
Tanaman kakao menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Oleh karena itu, tanaman
ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman Caulifloris. Tanaman ini diambil buahnya
yang dapat diolah menjadi produk yang disebut coklat (Siregar, 1993).
Daerah utama pertanaman kakao adalah hutan hujan tropis di Amerika Tengah,
tepatnya pada wilayah 180 LU- 150 LS. Daerah-daerah dari selatan Meksiko sampai ke
Bolivia dan Brazil adalah tempat-tempat tanaman kakao tumbuh sebagai tanaman liar.
DAFTAR PUSTAKA
Djaenudin, D., M. H. Subagyo, dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis untuk Komoditas
Pertanian Edisi Pertama tahun 2003 ISBN 979-9474-25-6. Balai Penelitian Tanah,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Isnawan, B. H. 2000. Harga harian komoditi. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah 6 (2) : 25-30.
Kramer, P. J. and T. T. Kozlowski. 1960. Physiology of Trees. Tata mc. Graw Hill Book
Co., Inc., New York Toronto-London.
Notohadiprawiro, T. 2006. Pertanian dalam Konteks Tataguna
<http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/pdf>. Diakses tanggal 7 April 2008.
Lahan.
Ritung, S. dan A. Hidayat. 2007. Potensi dan ketersediaan lahan untuk pengembangan
pertanian melalui pendekatan citra satelit. Jurnal Sumber Daya Lahan Pertanian V
(5) : 20-22.
Siregar, T. 1993. Budidaya, Pengolahan, Dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya,
Jakarta.