Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
VSAT (dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari Very Small Aperture
Terminal) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk
piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk
menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk
dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap
ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada
di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang
dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan
mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
Teknologi VSAT pertama kali dikenal di Amerika Serikat pada awal tahun 1980-an.
VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculannya bankbank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM
(Automated Teller Machine).
Arsitektur Jaringan VSAT terdiri dari :
1. Ground Segment (segmen bumi), yang terbagi menjadi :
Satelit
Merupakan alat di orbit bumi khusus untuk menerima/ menghantar maklumat
secara nirkabel, berkomunikasi melalui frekuensi radio.
Menggunakan Satelit Telkom 2 (Indonesia) digunakan untuk Depdagri, dengan
teknologi C band yang lebih tahan dengan cuaca di Indonesia (berhubungan
dengan masalah curah hujan yang cukup tinggi di Indonesia). Menggunakan
Komunikasi 2 arah, menerima dan menghantar isyarat. Daerah yang dipasang
VSAT dikenali sebagai remote terminal, dikawal oleh hub station. Semua isyarat
dari satelit dikirim ke hub terlebih dahulu sebelum dikirim kembali ke terminal
remote lain, yaitu Propinsi / Kabupaten.
Keseluruhan jaringan VSAT ini dimonitor dan dikendalikan oleh suatu Network
Management System (NMS) yang berlokasi di Hub Network Operations Center (NOC).
Dewasa ini, VSAT telah digunakan di lebih dari 120 negara dengan lebih dari
500.000 terminal terpasang. Solusi komunikasi hemat biaya yang ditawarkan VSAT
menjadi pilihan berbagai sektor industri yang seringkali menghadapi kenyataan bahwa
adopsi teknologi akan diikuti dengan kebutuhan biaya yang lebih tinggi.
Teknologi ini sesuai bagi pengguna yang membutuhkan komunikasi dan jaringan
independen yang menghubungkan sejumlah tempat yang terpisah secara geografis.
Jaringan VSAT adalah layanan tambahan dari penyedia jasa satelit untuk mendukung
aplikasi Internet, data, LAN, suara dan faksimili seta VOIP. VSAT sesuai dengan kebutuhan
jaringan komunikasi publik maupun private.
Secara umum, sistem ini bekerja pada frekuensi Ku-band dan C-band. Ku-band
digunakan di Eropa and Amerika Utara menggunakan antena VSAT ukuran kecil. C-band
banyak digunakan di Asia, Afrika dan Amerika Latin, membutuhkan antena yang lebih
besar.
Aplikasi VSAT Receive Only
Teknologi broadcast maupun multicast sesuai bagi kebutuhan content provider. Beberapa
contoh aplikasi :
1. Stock market & news broadcasting
2. Training dan distance learning
3. Distribusi financial trends & analisis
4. Memperkenalkan produk baru pada lokasi pasar yang terpisah secara geografis
5. Update data pasar, berita dan katalog (harga)
6. Distribusi video dan TV programs
7. Distribusi music ke toko & area publik
8. Relay iklan ke papan elektronik di toko retail
Delay transmisi
VSAT Point-to-Point
VSAT Point-to-Point menggunakan teknologi Single Channel per Carrier. Konfigurasi ini
umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan kanal yang relatif besar dan
transmission delay yang relatif kecil. SCPC biasa digunakan sebagai backbone pada
komunikasi antar kantor pusat dan pabrik atau kantor cabang besar. Di samping untuk
data komunikasi juga digunakan untuk saluran telepon. Contoh penggunaan konfigurasi
ini adalah backbone pada jaringan selular, perusahaan minyak, pertambangan dan lain
lain.
VSAT Point-to-Multipoint
VSAT Point-to-Multipoint menggunakan teknologi TDM/TDMA. Teknologi ini pada
umumnya digunakan pada korporasi yang mempunyai data center terpusat, dengan
karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang besar (dari Kantor Pusat) dan
inbound data yang kecil. Pengiriman data harus melalui Hub atau stasiun pusat
Konfigurasi STAR
Konfigurasi STAR merupakan pengembangan dari teknologi TDM/TDMA dengan
Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar
frekuensinya dari 3,4 GHz sampai dengan 4,2 GHz.
Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan
antena atau dish VSAT berkisar antara 0,6 3,8 meter. Ukuran dish sebanding
dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.
Antena VSAT
Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan
penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan
antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas
sebuah larik komponen pasif microwave.
a. Feedhorn
Feedhorn atau yang biasa disebut OMT (Ortho Mode Transduser) berfungsi
untuk menerima sinyal yang dipantulkan oleh permukaan reflektor ketika
receive dan pada waktu transmit berfungsi menyebarkan seluruh sinyal ke
seluruh permukaan reflektor.
b. CPR
Berfungsi untuk meneruskan sinyal Up Link RF carrier ke feedhorn yang
langsung disebarkan ke seluruh permukaan antena.
c. TRF
TRF (Transmit Reject Filter) merupakan waveguide dengan LPF (Low Pass Filter)
yang letaknya berdekatan dengan LNA / LNB / LNC Fungsinya yaitu agar sinyal
receive tidak terganggu oleh sinyal transmit dan juga meredam noise sekecil
mungkin dari sinyal yang diterimanya.
d. LNB, LNA (Receiver)
LNB (Low Noise Block Up) bekerja pada frekuensi C-band (3,4 4,2 GHz). LNA
hanya dapat melakukan penguatan saja pada frekuensi C-band yang
diterimanya, sedangkan LNB selain penguatan dia juga dapat melakukan down
conversion dari C-band ke L-band (950 1950 MHz) menggunakan LO (Local
Oscilator) dan juga sebagai penerima sinyal informasi dari satelit. Perangkat ini
juga sering disebut sebagai Receiver (Rx).
2. ODU (Out Door Unit)
Merupakan perangkat VSAT yang dipasang diluar ruangan, umumnya dipasang di
antena (terpisah dari control room). Bisa berupa Converter, LNA, LNC, BUC, SSPA,
dan lain-lain. Tapi umumnya kita menyebut ODU itu adalah Converter. Converter
bekerja pada frequency RF (5,8 - 6,7 GHz untuk C-Band), fungsi utama dari
Converter yaitu mengkonversi sinyal IF (Intermediate Frequency) dari modem
Satelit untuk kemudian menjadi sinyal RF (Radio Frequency) lalu dikuatkan, dan
dipancarkan ke Satelit. Kenapa harus dirubah jadi sinyal RF dahulu?
Alasan pertama, karena sinyal RF memampu menjangkau jarak yang jauh dan tidak
rentan gangguan, jarak 36.000 KM ke Satelit terdapat banyak hambatan, mulai dari
cuaca, suhu, interferensi, dan sebagainya.
-
ODU
(Converter)
umumnya
terdiri
dari
Local
Oscilator
yang
berguna
Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus
memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang
cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi
antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz).
6. Solid State Power Amplifier (SSPA)
SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada
jarak yang jauh. Setelah frekuensi awal IF di konversi melalui perangkat Converter
menuju RF, output yang dihasilkan masih terlalu kecil, SSPA ini merupakan
penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan
penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde GHz.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band
frekuensi 5,8 GHz sampai dengan 6,7 GHz dari Ground Communication Equipment
(GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan
menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.
7. Up / Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu
sebagai up converter dan sebagai down converter.
1. Up Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau
sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz
menjadi sinyal RF Up link
(5,8 6,7 GHz).
2. Down Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,4 MHz 4,2 MHz)
menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70
MHz.
Pada proses modulasi sinyal data masuk melalui port Interface kemudian
diteruskan ke bagian Digital to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal
analog I dan sinyal Q. Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude yang
sama tetapi memiliki fase yang berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter
kemudian dicampur dengan sinyal IF dari sinthesizer sehingga dihasilkan
sinyal IF termodulasi. Sinyal IF kemudian dikuatkan dan diatur powernya
oleh bagian TX control dan kemudian diteruskan ke port IF Output di
bagian belakang modem.
b. Demodulator
Demodulator menerima sinyal dari RFT dalam range frekuensi IF dan
melakukan demodulasi pada sinyal untuk memisahkan user traffic signal
dari carrier.
2. INVERTER
Inverter adalah suatu alat yang berfungsi untuk merubah tegang DC menjadi
tegangan AC, dimana frekuensi dari tegangan tersebut dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Inverter yang memberikan daya pada frekuensi yang dapat diubahubah bagi sistem pengerak motor AC biasanya merupakan inverter 3-fasa. Suatu
batere dapat disiapkan pada bis arus DC untuk dipergunakan sebagai cadangan
bila sumber tegangan AC yang diberikan terputus. Inverter biasa digunakan untuk
memberi power kepada komponen ODU Maupun IDU seperti RFT dan Modem
Satelit. Untuk kebutuhan power dari beberapa komponen disesuaikan dengan
kapasitas Inverter.
Beberapa merek Inverter adalah ICA, PASCAL, SANYO DENKI dan beberapa
kapasitas Inverter adalah 1 KVA, 2 KVA, 3 KVA.
SATELIT
Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit
ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi.
Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner
secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas permukaan bumi. Oleh karenanya
disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama
sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
penempatan
satelit
secara
bersama-sama
dilakukan
secara
menyebar.
Penempatan satelit secara bersama-sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir
sekitar 30 km. Interferensisinyal dari penempatan satelit bersamaan dicegah dengan
menggunakan polarisasi ortogonal. Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi
dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari antena. Sinyal
dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya.
Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit,
mengatur
peluncuran,
dan
memimpin
tes
awal
dalam
orbit
dan
kemudian
Fungsi utama satelit dikerjakan oleh transponder. Ada beberapa transponder atau
repeater dalam badan satelit. Transponder ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
Penerima sinyal
Transponder menerima sinyal yang di uplink oleh VSAT atau Hub.
Translasi frekuensi
Frekuensi dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda,
dikenal sebagai frekuensi downlink. Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak
ada feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait.
Penguatan
Transponder juga menguatkan sinyal downlink.
Sejumlah transponder menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit
untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas 12
transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi vertikal. Tiap
transponder memiliki bandwith 40 MHz.
Jenis band frekuensi Satelit sebagai berikut:
Frequency Band
Uplink (GHz)
Downlink (GHz)
C-Band
Ext- C-Band
Ku-Band
Pada komunikasi VSAT ada yang disebut Up link dan Down link.
-
Down link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .
Keunggulan
Kekurangan
tetangga
dan
terrestrial
microwave
Rentan dari redaman hujan
Anatomi Satelit