Kelompok F7 :
Ketua
Sekertaris F
Sekertaris D
Anggota
Abstrak
Genetika adalah cabang biologi yang berurusan dengan hederitas dan variasi. Unit unit hederiter yang
ditransmisikan dari suatu generasi ke generasi berikutnya disebut gen. Gregor Mendel mempublikasikan hasil
penelitian genetiknnya pada kacang ercis di tahun 1866, dan karenanya meletakkan dasar genetika modern.
Dalam perkembangannya menghasilkan hukum hukum genetika yang disebut hukum mendel I dan hukum
mendel II. Hukum mendel membuktikan bahwa setiap spesies , hanya dapat menurunkan keturunannya dari
hasil perkawinan dari jenis spesies yang sama. Bertolak dari kasus Abnormalisasi pembekuan dapat memiliki
asal yang bersifat herediter atau didapat. Hal ini berkaitan dengan Mutasi yang merupakan perubahan permanen
pada DNA; mutasi dalam sel sel benih akan ditransmisikan menjadi progeni (dan menyebabkan penyakit
hederiter). sintesis protein berjalan dengan baik maka seseorang tidak akan mendapatkan sebuah penyakit,
kecuali dalam tubuhnya terjadi sebuah mutasi yang mengakibatkan abnormalnya tubuh sang penderita, atau
penderita merupakan karier dari penurunan penyakit. sehingga silsillah nenek moyang (pedigree) harus
dilakukan untuk melihat pewarisan penyakit berdasarkan diagram silsilah.
Kata kunci : Genetika , hederitas
Abstract
Genetics is the branch of biology that deals with hederitas and variations . Unit - the unit hederiter transmitted
from one generation to the next is called a gene . Gregor Mendel published the results of research on peas
genetiknnya in 1866, and thus laid the foundation of modern genetics . In development produces the law - the
law called the law of genetics that Mendel Mendel law I and II . Mendel 's Law proves that every species , can
only degrade the offspring of the marriage of the same species . Departing from freezing Abnormalization cases
may have origins that are hereditary or acquired . It is associated with mutations are permanent changes in the
DNA ; mutations in the cell - the cell will be transmitted into the progeny seed ( and cause disease hederiter ) .
protein synthesis goes well then the person will not get a disease , unless a mutation occurs in the body resulting
in severe abnormalities in the body of the patient , or the patient are carriers of the disease decline . so silsillah
ancestors ( pedigree ) should be made to see the inheritance of disease based on pedigree charts .
keywords : genetics , hederitas
Pendahuluan
Gregor Mendel mempublikasikan hasil penelitian genetiknnya pada kacang ercis di tahun
1866, dan karenanya meletakkan dasar genetika modern. Dalam naskah kerjanya, mendel
mengajukan sejumlah prinsip dasar genetika. Salah satu yang dikenal saat ini adalah hukum
segregasi. Mendel dinyatakan sebagai orang pertama yang mengajukan model dimana masing
- masing induk mengandung dua salinan unit pewarisan (yang sekaarang disebut gen) bagi
masing masing sifat; akan tetapi dari kedua gen (sebuah alel) yang ditransmisikan melalui
gamet keturunannya. Sebagai contoh : tumbuhan yang memiliki dua bentuk alelik gen bagi
bentuk polong yang bulat dan yang satu bagi polong yang keriput, akan mentransmisikan
hanya satu dari kedua alel tersebut melalui gamet ke keturunanya. 1
Dalam perkembangannya menghasilkan hukum hukum genetika yang disebut hukum
mendel I dan hukum mendel II dengan isinya sebagai berikut :
1. Hukum Mendel I : Hukum Segregasi
Alela memissah (segregasi) satu dari yang lain selama pembentukan gamet dan
diwariskan secara rambang ke dalam gamet gamet yang sama jumlahnya. Sebagai
dasar segregasi satu pasang alela terletak pada lokus yang sama dari kromosom
homolog. Kromosom homolog ini memisah secara bebas pada anafase I dari meosis
dan tersebar kedalam gamet gamet yang berbeda. Hukum ini ddibuktikan dengan
percobaan persilangan monohibrid (persilangan dengan satu tanda beda) yang
menghasilkan kesimpulan bahwa,
a. Galur murni akan menampilkan sifat sifat dominan (alel AA) maupun sifat
sifat resesif (alel aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilang, F1 akan
mempunyai kedua macam alel (Aa) tetapi menampakan sifat dominan (apabila
dominan lengkap).
b. Individu heterozigot (F1) menghasilkan gamet gamet setengahnya mempunyai
alela dominan A dan setengahnya lagi mempunyai alela resesif a.
c. Dengan rekombinasi antara gamet gamet secara rambang, populasi F2
menampilkan sifat sifat dominan dan resesif dengan nisbah (perbandingan) yang
dapat diramalkan. Nisbah fenotip yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa).
Nisbah genotip yaitu 1 genotip lengkap (AA) : 2 Hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap
(aa).
Prinsip segregasi (hukum Mendel I)
Segregasi bentuk biji pada kacang kapri :
Tetua
: P1 : biji bulat dominan
x
P2 : biji bulat keriput (resesif)
Homozigot
Homozigot
BB
bb
Gamet
:
B
b
F1
:
Bb
Gamet
:
B dan b
(antar F1 disilang jadi F2)
F2
:
BB,Bb,Bb,bb
Nisbah genotip: BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1
Nisbah Fenotip: Bulat : keriput = 3:1
2. Hukum mendel II : hukum pengelompokan secara bebas
Pasangan gen berbeda yang sedang segregasi akan memisah dan mengelompok secara
bebas. Hukum ini dibuktikan dengan percobaan persilangan dengan dua atau lebih
tanda beda atau sifat yang dapat dikenal menghasilkan kesimpulan antara lain :
a. Faktor (alela) yang mengatur karakter yang berbeda (dua atau lebih sifat yang
dapat dikenal) memisah secara bebas ketika terbentuk gamet.
b. Apabila dua pasang gen yang tidak bertaut terdapat dalam hibrida, nisbah fenotip
pada F2 adalah : 9:3:3:1
c. Uji silang hibrida menghasilkan nisbah : 1:1:1:1
d. Makin banyak jumlah gen (pasangan alel) makin banyak jumlah kelas fenotip dan
genotip pada F2
e. Metoda garis cabang dalam analisis genetik menyederhanakan penentuan kelas
kelas fenotip dan genotipe.
Persilangan dua sifat beda (Dihibrid)
Tetua :
P1 : Biji bulat
x
P2 : biji Keriput
Warna Kuning (dominan) Homozigot
Warna hijau (resesif) Heterosigot
BBKK
bbkk
Gamet : BK
x
bk
F1
: Bb
x
Kk
Gamet : BK,Bk,bK,bk
Antar F1 disilang menjadi F2
F2
: BBKK, BBKk,BbKK,BbKk,BBKk,BBkk,BbKk,Bbkk
BbKK,BbKk,bbKK,bbKk,BbKk,Bbkk, bbKk,bbkk
Nisbah genotip :
1 BBKK , 1 BBkk, 2 BBKk, 4 BbKk, 2 Bbkk , 1 bbKK, 1 bbkk
Bulat kuning : Bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
9
3
3
1
Hukum mendel membuktikan bahwa setiap spesies , hanya dapat menurunkan
keturunannya dari hasil perkawinan dari jenis spesies yang sama , artinya tidak
pernah kera kawin dengan orang hutan atau gorila, dan tidak pernah kera menjadi
gorila apalagi manusia. 2.
Faktor Pembekuan Darah
Proses pembekuan darah terjadi karena adanya beberapa faktor, dan gangguan
pada proses pembekuan darah juga terjadi karena beberapa faktor baik secara
genetik, komponen dalam pembekuan dan konsumsi atas komponen
pembekuan. Dalam proses pembekuan darah dibutuhkan sejumlah protein
yang kemudian akan disintesis menjadi plasma darah. Selanjutnya plasma
darah dan trombosit lah yang berperan dalam proses pembekuan darah, plasma
darah akan mencegah infeksi saat luka dan trombosit akan berfungsi dalam
hemostasis dan perbaikan pembuluh darah yang robek.3
Faktor-faktor pembekuan darah dinyatakan dalam angka romawi nomor I hingga XIII.4
Nomor
I
Nama
Fibrogen
II
Protombin
III
Tromboplastin
IV
Ion kalsium
trombin
Ion anorganik dalam plasma, didapat dari
makanan dan tulang; diperlukan dalam
VI
VII
intrinsik
Fungsinya dipercaya sama dengan fungsi
Prokonvertin
faktor V
Protein plasma (globulin) yang disintesis
dalam hati; diperlukan dalam mekanisme
VIII
Faktor antihemofilik
intrinsik
Protein plasma (enzim) yang disintesis dalam
hati (memerlukan vitamin K); berfungsi
IX
Plasma tromboplastin
Faktor struart-power
mekanisme intrinsik
Protein plasma yang disintesis dalam hati
(memerlukan vitamin K); berfungsi dalam
XI
Faktor hegamen
XII
XIII
Koagulasi Darah
Pembekuan darah adalah perubahan bentuk darah dari bentuk cair menjadi jel padat.
Pembekuan darah merupakan mekanisme homeostatic tubuh yang sangat penting untuk
menghentikan pendarahan pada luka yang besar.4
Proses pembekuan darah merupakan suatu proses yang kompleks, melalui beberapa tahap dan
melibatkan banyak faktor pembekuan darah. Ada 12 faktor yang terlibat pada proses
pembekuan darah. Faktor-faktor tersebut menggunakan simbol dengan menggunakan angka
romawi yang menunjukan urutan-urutan penemuannya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor I ( fibrinogen ) merupakan protein yang larut dengan berat molekul 3.3 x 105.
Dengan pengaruh trombin, fibrinogen diubah menjadi fibrin (protein tidak larut).
2. Faktor II ( protrombin ) merupakan bentuk tidak aktif dari trombin.
3. Faktor III ( tromboplastin ) disebut juga faktor jaringan, berfungsi mengubah
protrombin menjadi trombin. Perubahan ini juga dipengaruho oleh faktor yang lain
eperti faktor VII, faktor X, ion kalsium dan fosfolipida.
4. Faktor IV ( ion kalsium = Ca++ ), sangat penting dalam pembekuan activator
protombin dan pembekuan fibrin. Tanpa ion kalsium pembekuan darah tidak akan
terjadi.
5. Faktor V ( faktor labil, proakselerin,Ac-globulin ), diperlukan untuk mengubah
protombin menjadi trombin dengan pengaruh faktor jaringan atau faktor plasma.
6. Faktor VII ( faktor stabil, otoprotrombinll, prokonvertin, SPCA ), diperlukan untuk
pembekuan antifaktor protrombin oleh ekstrak jaringan.
7. Faktor VIII ( faktor antihemofili A, globulinantihemofilian/AHG ), diperlukan untuk
pembekuan antifaktor protrombin dari komponen darah.
8. Faktor IX ( faktor christmast, faktor antihemofili B, PTC ), diperlukan untuk
pembekuan aktivator protrombin komponen darah.
9. Faktor X (faktor Stuart-Power), terdapat dalam plasma maupun serum.
10. Faktor XI(faktor antihemofili C, PTA), diperlukan untuk pembentukan aktivator
protrombin dari komponen darah.
11. Faktor XII(faktor Hageman), terdapat dalam plasma maupun serum.
12. Faktor XIII (faktor penstabil fibrin), menyebabkan polimerisasi fibrin yang larut
menjadi fibrin yang tidak larut.
Pembekuan darah terjadi dari reaksi biokimia khusus. Setiap hasil reaksi merupakan enzim
yang mengkatalis reaksi berikutnya. Enzim akhir yang dihasilkan adalah thrombin. Sekali
dibentuk, trobin dengan cepat mengubah fibrinogen (protein plasma larut) menjadi fibrin.
Pembekuan darah dipicu oleh galur intrinsik dan ektrinsik. Galur intrinsik bertumpu pada
komponen-komponen pembeku yang ada di dalam beberapa bentuk aktif maupun prekursor.
Galur ekstrinsik memerlukan pembentukan faktor jaringan yang dihasilkan oleh jaringan
yang rusak, bila masuk ke dalam darah dapat memicu reaksi pembekuan darah. Dua galur ini
berhubungan erat misalnya nampak pada bagian penting langkah akhir galur intrinsik yang
dipicu oleh penggiatan faktor Hageman juga dikenal sebagai faktor pembekuan darah ke XII.
Penggiatan faktor XII terjadi bila faktor tersebut berhubungan dengan permukaan bermuatan
negatif seperti ditunjukkan oleh serabut-serabut kolagen dan membran keping darah.
Keadaan ini terjadi bila pembuluh darah luka. Kemudian faktor Hageman aktif memulai dua
reaksi. Pertama ia mengubah prekallikrein suatu enzim plasma tak aktif ke dalam bentuk
aktifnya yaitu kallikrein. Enzim aktif ini menggiatkan molekul Hageman tak aktif lain untuk
menghasilkan molekul aktif tambahan. Dalam cara ini, umpan balik positif dengan cepat
meningkatkan jumlah molekul faktor Hageman aktif. Aksi kedua dari faktor Hageman aktif
adalah untuk mengubah plasma thromboplastin antecendent (PTA=factor XI) tak aktif
menjadi bentuk aktif (faktor XIa). Enzim aktif ini kemudian mengubah protein plasma tak
aktif berikutnya ke bentuk aktifnya. Ia mengubah plasma thromboplastin component
(PTC=factor IX) ke PTC aktif (faktor IXa). Langkah akhir galur intrinsik adalah perubahan
Stuart-Power factor (faktor X) menjadi bentuk aktifnya (faktor Xa). Galur ekstrinsik juga
dapat menghasilkan molekul faktor X aktif, tetapi galur ini memakai sistem penghasil enzim
yang berbeda. Faktor VII plasma juga disebut serum prothrombin conversion accelerator
(SPCA) ada dalam plasma darah dengan konsentrasi rendah. Bila faktor VII bergabung
dengan tromboplastin jaringan maka faktor VII akan menjadi enzim aktif seperti pada faktor
X yang berubah menjadi bentuk aktif (Xa). Tromboplastin jaringan terdiri dari suatu protein
yang disebut apoprotein III dan suatu campuran fosfolipid. Bila jaringan dirusak maka
apoprotein III dan fosfolipid dapat masuk ke plasma dan mengaktifkan SPCA. Sekali SPCA
diaktifkan dan faktor Xa dihasilkan, Xa sendiri dapat melanjutkan aktivasi SPCA dalam
mekanisme umpan balik positif. Juga sekali pembekuan darah dimulai, SPCA aktif dapat
ditopang oleh bentuk aktif faktor Hageman (XIIa). Produksi Stuart-Power factor aktif (Xa)
mengakhiri tahap pertama skema pembekuan darah. Tahap ini kemudian dilanjutkan pada
tahap kedua dan ketiga. Tahap kedua melibatkan perubahan protein protrombin tak aktif
menjadi enzim aktif, thrombin. Protrombin adalah suatu glikoprotein yang terdiri dari rantai
polipeptida tunggal dengan BM 72.000 dijumpai pada tingkat antara 70-150g/ml dalam
plasma. Enzim Xa pertama menyerang suatu linkage Arg-Thr yang memisahkan protrombin
menjadi 2 fragmen tetapi tetap dihubungkan melalui ikatan nonkovalen. Serangan kedua
adalah pada linkage Arg-Ile yang sekarang menghasilkan suatu molekul thrombin 2 rantai
aktif. Enzin Xa memerlukan faktor Va (juga disebut proaccelerin), fosfolipid, dan ion kalsium
bagi laju maksimal produksi thrombin. Tahap ketiga melibatkan perubahan fibrinogen
menjadi fibrin dan polimerisasi dari monomer fibrin berikutnya untuk membentuk benangbenang fibrin beranyam tak larut. Jaring fibrin yang asli agak lemah, sebab benang fibrin
menyatu sangat longgar. Oleh sebab itu zat kimia yang mempautkan secara cepat antara
benang yang berdekatan akan menguatkan dan menstabilkan jaring bekuan. Proses perpautan
ini dikatalisis oleh suatu faktor pembeku yang dikenal sebagai faktor VIII (faktof penstabil
fibrin) yang secara normal ada dalam plasma dalam keadaan inaktif.
Selain mutasi titik, terdapat pula inersi dan delesi. Inersi dan delesi merupakan penambahan
dan pengurangan satu atau lebih basa nukleotida pada suatu gen. Suatu DNA dibaca sebaga
rangkaian kodon saat translasi, maka inersi atau delesi dapat mengubah kerangka baca.
Mutasi yang kemudian terjadi adalah jumlah nukleotida yang dimasukkan atau dihilangkan
bukan kelipatan tiga, hal ini disebut dengan mutasi pergeseran kerangaka (frame shift
mutation). Jika pada tingkatan kromosom, delesi diartikan sebagai kondisi ketika fragmen
kromosom patah dan hilang saat pembelahan sel. Dan jika fragmen yang patah tersebut
melekat kembali pada kromosom asalnya tetapi dalam kondisi terbalik disebut dengan inersi.
Albinisme
Phenylketomuria
Bisutuli (DDEE atau DdEe (normal))
Alkaptonuria
Kretinisme
Avery,Macleod dan McCarty pada tahun 1944.mereka menunjukan dengan genotipe kapsil
suatu pneumokokus dapat dikirimkan ke pneumokokus lainnya dengan memasukan DNA
murni dari kokus pertama ke kokus dua.
Sifat kimiawi pada DNA monomerik adalah deoksiadenilat, deoksiguanilat,
deosistidilat dan timidilat. Unit ini akan membuat DNA menjadi bentik polimerik oleh
jembatan 35-fosfodiester sehingga membentuk rantai tunggal. Menurut hasil pengamatan
Chargraff dengan menggunakan difraksi sinar X menemukan bahwa di dalam molekul DNA
terdapat konsentrasi nukleotida deoksiadenosin(A) setara dengan nukleotida timidin (T),
sedangkan konsentrasi deoksiguanosin (G) setara dengan deoksisitidin (C).11
Bentuk umum DNA bersifat kinan ( berlawanan dengan kidal), karena arahputaran
heliks ganda sesuai dengan putaran jam. DNA mempunyai ikatan fosfodiester dan ikatan
hidrogen. Ikatan fosfodiester merupakan ikatan yang menyambung basa nukleotida yang
diatas dan dibawahnya sehingga terjadilah satu rangkaian tunggal. Sedangkan,Ikatan
hidrogen merupakan ikatan yang menyambung basa nukleotida satu dengan basa nukleotida
lainnya sehingga terbentuklah heliks ganda. Ikatan fosfodiester dapat diuraikan secara
hidrolisis
bahan
kimia
atas
dengan
enzimatik
oleh
famili
nuklease
seperti:
deoksiribonuklease untuk DNA dan Ribonuklease untuk RNA.rantai nukleotida yang posisi
dalam disebut endonuklease sedangkan eksonuklease merupakan nukleotida yang membuang
satu atau dua ujung rantainya.
DNA membentuk heliks ganda yang mengelilingi sumbu bersama yang disebut sumbu
simetri. DNA mempunyai celah antar ruang diantar dua heliks yaitu celah mayor (lebar) dan
celah minor (sempit).12
Tahapan Sintesis DNA eukariotik
DNA eukariotik berhubungan dengan protein dasar yang berikatan kuat yang disebut
histon. histon bertugas sebagai menyusun DNA menjadi unit unit struktural dasar yang
disebut nukleosom yang menyerupai manik manik pada seuntas benang. Kemudian akan
menyusun dan memadatkan menjadi struktur lebih kompleks. Histon akan menjadi
kromosom yang dapat dipisahkan selama pembelahan sel.12
Histon mempunyai 5 kelas yaitu : H1,H2A,H2B,H3,H4.histon mempunyai kandungan
Arginin dan lisin. Histon bermuatan positif, karena bermuatan positif membentuk ikatan ion
dengan DNA yang bermuatan negatif.12
Perbaikan DNA
Walaupun ketelitian proofreading diberlakukan selama sintesis DNA, mismatch dapat
terjadi termasuk pemasangan basa yang salah atau insersi salah satu hingga beberapa
nukleotida. DNA dapat denaturasi ,Penyebab denaturasi DNA berupa bahan kimia (asam
nitrosa) atau radiasi seperti sinar ultra violet.jika terjadi denaturasi pada DNA secara terus
menerus akan terjadi mutasi permanen yang menyebabkan hilangnya kendali pada sel yang
bermutasi dan menyebabkan kanker.12
Mekanisme perbaikan DNA
Ketika terjadi mismatch, protein akan memgenali dan membuang nukleotida tersebut.
Ini terjadi sekitar satu dari seribu nukleotida yang termetilasi oleh residu adenin.metilasi ini
tidak dilakukan segera setelah sintesis, sehingga DNA baru disintesis akan mengalami
hipermetilasi(untai induk termetilisasi).4ketika untai baru yang mengandung mismatch
dikenali oleh endonuklease membentuk torehan pada untai mismatch dan basa yang
mismatch tersebut dibuang . celah tersebut akan diisi dengan di sintesis DNA polimerase dan
akan disambungkan dengan DNA ligase.12
Perbaikan dengan eksisi basa
Depurinisasi DNA yang terjadi secara spontan karena labilitas termal ikatan N-glikosida
purin,terjadi di kecepatan 5000 10000/sel/hari pada suhu 37 0C. N-glikolase merupakan
enzim yang digunakan untuk mengenali basa abnormal di dalam DNA dan mengeluarkan
nukleotida dari DNA tersebut.5
Kromosom Kelamin
Dikenal beragam pola ekspresi kelamin pada makhluk hidup, dan salah satu
diantaranya adalah pola ekspresi kelamin kromosomal, yang menentukan ekspresi kelamin
adalah gen. Pada pola ekspresi kelamin kromosomal ini, dikenal adanya perangkat kromosom
kelamin. Pengkajian berbagai hal tentang kromosom dilakukan semata-mata karena berbagai
fenomena genetic maupun evolusioner, sudah diketahui terkait dengan gen-gen pada
kromosom kelamin, bahkan diharapkan pengkajian ini akan semakin memantapkan kesadaran
kita bahwa yang bertanggung jawab atas fenotip kelamin apapun adalah gen.13
Pewarisan Sifat yang Terpaut dalam Kromosom Seks
Gen yang bertempat pada kromosom seks disebut gen terpaut seks. Sifat gen yang
terpaut dalam seks sifatnya bergabung dengan jenis kelamin tertentu dan diwariskan bersama
kromosom seks. Umumnya gen terpaut seks terdapat pada kromosom X, tetapi ada juga yang
terpaut pada kromosom Y.13
Sebagian besar gen yang terpaut kelamin pada hewan-hewan jantan heterogamete
terletak
pada kromosom X. Beberapa hewan dapat memiliki sejumlah kecil gen pada
kromosom kelamin Y selalu hanya diwariskan dari ayah dan terekspresi pad semua anak lakilaki (stansfield, 1983).13
Kelainan Dan Penyakit Karena Alel Resesif Tertaut Kromosom Sex Y
Gen tertaut kromosom Y merupakan gen tertaut kelamin sempurna, artinya
kelainannya hanya terjadi pada laki laki.
Hypertrichosis
Hypertrichosis merupakan sifat keturunan berupa tumbuhnya rambut di bagian
tertentu dari daun telinga, wajah dan anggota tubuh lainnya. Penyebab adalah gen-gen resesif
(h) yang terpaut pada kromosom Y. Penyakit ini hanya dimiliki oleh laki-laki.
Weebed Toes
Disebabkan oleh gen resesif wt sehingga tumbuh kulit diantara tangan atau kaki mirip
dengan kaki katak atau burung air. Alel dominan Wt menentukan keadaan normal.13
Hystrixgravier
Gen resesif hg menyebabkan pertumbuhan rambut panjang dan kaku dipermukaan tubuh,
sehingga terlihat menyerupai hewan landak yang tubuhnya berduri. Alel dominan Hg
menentukan pertumbuhan rambut normal.7,8
Kelainan Genetik Karena Aberasi Kromosom
Sindrom Jacobs (47, XYY atau 44A + XYY)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XYY).Kelainan ini
ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965 dengan ciri ciri pria bertubuh normal,
berperawakan tinggi, bersifat antisosial, perilaku kasar dan agresif, wajah menakutkan,
memperlihatkan watak kriminal, IQ dibawah normal.7-9
Sindrom Down (47,XY + 21 dan 47,XX + 21 )
Penderita mengalami kelebihan satu autosom pada kromosom nomor 21 dan dapat
terjadi pada laki laki dan perempuan. Kelainan ini ditemukan J. Langdon Down pada tahun
1866 dengan ciri ciri tinggi badan sekitar 120 cm, kepala lebar dan pendek, bibir tebal,
lidah besar dan menjulur, liur selalu menetes, jari pendek dan gemuk terutama kelingking,
telapak tangan tebal, mata sempit miring kesamping, gigi kecil kecil dan jarang, IQ rendah,
umumnya steril.7-9
Sindrom Klinefelter (47, XXY atau 44A + XXY)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin (XXY).Kelainan ini
ditemukan oleh H.F. Klinefelter tahun 1942. Penderita berjenis kelamin laki laki tetapi
cenderung bersifat kewanitaan, testis mengecil dan mandul , payudara membesar, dada
sempit, pinggul lebar, rambut badan tidak tumbuh, tubuhnya cenderung tinggi (lengan dan
kakinya panjang), mental terbelakang.7-9
Sindrom Turner (45,XO atau 44A + X)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan hanya 1 kromosom kelamin yaitu X.Kelainan
ini ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1938. Penderita Sindrom Turner berkelamin wanita,
namun tidak memiliki ovarium, alat kelamin bagian dalam terlambat perkembangannya
(infatil) dan tidak sempurna, steril, kedua puting susu berjarak melebar, payudara tidak
berkembang, badan cenderung pendek (kurang lebih 120 cm), dada lebar , leher pendek,
mempunyai gelambir pada leher, dan mengalami keterbelakangan mental.7-9
Sindrom Edward (47,XY + 18 dan 47, XX + 18)
Penderita mengalami trisomi atau kelebihan satu Autosom nomor 18. Ciri ciri
penderita adalah memiliki kelainan pada alat tubuh telinga dan rahang bawah kedudukannya
rendah, mulut kecil, mental terbelakang, tulang dada pendek, umumnya hanya mencapai
umur 6 bulan saja.7-9
Sindrom Patau (47,XY + 13 dan 47, XX + 13)
Penderita mempunyai 45 Autosom, sehingga disebut trisomi. Trisomi dapat terjadi
pada kromosom nomor 13, 14 atau 15. Ciri ciri penderita kepala kecil, mata kecil, sumbing
celah langit langit, tuli, polidaktili, mempunyai kelainan otak, jantung, ginjal dan usus serta
pertumbuhan mentalnya terbelakang. Biasanya penderita meninggal pada usia kurang dari 1
tahun.7-9
Sindrom Cri du chat
Anak yang dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5 ini mempunyai mental
terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan penampakan wajah yang tidak biasa, dan
memiliki tangisan yang suaranya seperti suara kucing. Penderita biasanya meninggal ketika
masih bayi atau anak anak.7-9
Mutasi
Mutasi Gen
Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation). Mutasi ini terjadi karena
adanya perubahan struktur gen (DNA). akibatnya asam amino yang dikodekan berubah
sehingga terbentuk protein yang salah.9
Ada beberapa macam jenis mutasi gen, antara lain sebagai berikut:
Gambar 3.Substitusi9
1. Delesi
2. Addisi
: penambahan satu atau beberapa basa nitrogen (sering disebut juga insersi)
3. Substitusi : pertukaran pasangan basa nitrogen. Bila pertukaran terjadi antar pasangan
basa nitrogen purin-pirimidin dengan purin-pirimidin yang lain disebut transisi.
Misalnya pasangan AT digantikan pasangan GS. Bila pertukaran terjadi antar
juga dilakukan secara eksperimental dengan induksi bahan kimia atau radiasi. Perubahan ini
umumnya dapat dilihat pada sel selama mitosis atau miosis.9
Beberapa hal yang menyebabkan perubahan struktur kromosom adalah sebagai berikut:9
a) Delesi : hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung gen karena patah
d) Inversi : sebagian segmen kromosom patah, lalu patahan tersebut tersambung kembali
tetapi dengan posisi terbalik. Ada dua macam inversi, yaitu inversi perisentrik bila
peristiwa inversi melibatkan perubahan posisi sentromer. Bila peristiwa inversi tidak
melibatkan perubahan posisi sentromer disebut inversi parasentrik.
Mutasi Alami (Mutasi Spontan) : yaitu mutasi yang disebabkan oleh alam, misalnya
oleh:
sinar kosmis (foton, positron, proton) yang berasal dari angkasa luar
sesuatu yang tak jelas dalam metabolisme sehingga terjadi kekeliruan dalam sintesis
bahan genetis
radiasi ionisasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin terkandung dalam
jaringan lewat makanan atau minuman yang kena pencemaran radioaktif
Mutasi alam sangan jarang terjadi dan bila terjadi adalah secara kebetulan, amat
lambat tetapi pasti. Penelitian mengenai mutasi ini sangat sulit karena terjadinya sangat
jarang dan lambat.9
2.
Mutasi Buatan (Induksi) : mutasi yang sengaja dilakukan manusia untuk tujuan
tertentu. Mutasi buatan dapat disebabkan oleh beberapa mutagen, diantaranya adalah:14
a.
Partikel yang dapat mengionisasi (netron, elektron, proton, partikel alva, dan ion-ion
berat)
b.
c.
Kolkisin, digitonin
Bahan Biologi
Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom. Virus campak dan cacar juga
dapat menimbulkan aberasi. Diduga ada banyak jenis kanker dan tumor yang disebabkan
karena inveksi virus.
Penutup
Pada skenario F si anak menderita hemofilia yaitu gangguan koagulasi herediter ( darah sukar
membeku) disebabkan oleh mutasi gen pada faktor VIII dan faktor IX, keduanya terletak
pada kromosom X ( resesif terkait X) dengan tidak adanya protein yang diperlukan untuk
penggumpalan darah atau kalaupun ada kadarnya rendah sekali. Kedua faktor tersebut
merupakan faktor untuk pemecah trombosit menjadi trombokinase pada proses pembekuan
darah.
Daftar Pustaka
1. Stansfied W. Genetika. Safitri A, editor. Jakarta: Penerbit PT Gelora Aksara
Pratama;2006(4).h.21-3.
2. Verma PS, Aggarwal VK. Genetics. New Delhi: S Chand; 2007.h.75-81
3. Mitchell. Dasar patologis penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktera;2008(7).
h.381 3,100 -1.
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.225-6
5. http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/sel-danbiomolekuler/penyakit-autosomal-dominan/
:http://arisharyanto.staff.ugm.ac.id/index1.php?
subaction=showfull&id=1222141421&archive=&start_from=&ucat=&
10. Pearce,Evelyn.Anatomi
Fisiologi
untuk
Paramedis.Jakarta
:
PT
Gramedia;2010.h.288.
11. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW.Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta :
EGC; 2009. p. 30-5.
12. Champe PC,Harvey RA,Ferrier DR.Biokimia ulasan bergambar. Edisi 3.
Jakarta : EGC;2010. p. 34-47
13. Yuwono T. Biologi molekular. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama;
2008.h.101-3
14. Marks DB, Marks DA, Smith MC. Biokimia kedokteran dasar-sebuah
pendekatan klinis.Jakarta: EGC; 2003.h.164-8