DAERAH GORONTALO
RESOR GORONTALO
DALMAS
SATUAN SABHARA POLRES GORONTALO
I.
PENDAHULUAN
1.
Umum :
a. Tugas fungsi Dalmas Sat. Sabhara merupakan tugas umum yang bersifat preventif
pada bidang Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli, Pengamanan dalam
penyampaian Hak pendapat di muka umum ( Unras ), Negosiasi Sar Terbatas,
TPTKP, Tipiring, Pembinaan bantuan Satwa untuk kepentingan Perlindungan,
Pengayoman dan Pelayanan Masyarakat.
b. Fungsi Dalmas Sat. Sabhara Polres Gorontalo dan satuan wilayah jajaran Polsek
Polres Gorontalo bertekad memberikan Pelayanan, Pengamanan secara umum
terhadap seluruh rangkaian kegiatan masyarakat.
2.
Dasar :
Arahan Wakapolda Gorontalo Selaku Ketua Tim Pengarah RBP tanggal 4 April 2011
agar menghimpun data HTCK dan SOP Satker.
d . Surat biasa Kapolda Gorontalo Nomor : B/ 1078 / IV/ 2011 tanggal 4 April 2011
Perihal permintaan HTCK dan SOP Satker.
- 2 3.
4.
Ruang Lingkup
Standard Operasional Prosedur Fungsi Sat. Sabhara dalam pelaksanaan
pengamanan kegiatan masyarakat untuk melayani pengamanan secara umum,
personil, material kegiatan dan lingkungan kegiatan.
5.
Tata Urut
I. Pendahuluan
II. Pengertian
III. Standarisasi Fungsi Satuan Sabhara
IV. Langkah dan Tindakan
V. Komando Pengendalian
VI. Penutup
II.
PENGERTIAN PENGERTIAN
Adapun hal hal yang perlu di perhatikan maupun dipahami
a. pengamanan adalah suatu upaya atau tindakan yang dilakukan untuk memelihara dan menjaga
situsi dan kondisi yang aman dari ancaman atau perbuatan yang dapat menimbulkan
kekacauan.
b. Personil adalah seseorang atau lebih yang terlibat dalam pengamanan.
c.
Material adalah suatu benda cair, padat maupun gas dengan berbagai bentuk yang digunakan
sebagai sarana dan prasarana dalam kegiatan pengamanan.
d. LIngkungan adalah area yang digunakan baik sebagai akomodasi, kantor, pos, tempat parkir
kendaraan maupun gedung sarana perbandingan, yang ada diwilayah lainnya yang digunakan
dalam menunjang pelaksanaan pengamanan.
e. Kegiatan adalah suatu pergerakan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan kendaraan maupun dengan jalan kaki.
f.
g. Petunjuk keamanan adalah suatu sarana yang dapat digunakan berupa : nomor HP/Telepon
maupun
pertolongan.
h. Penanggulangan adalah rangkaian kegiatan atau proses / cara dalam mengantisipasi atau
menghadapi suatu kejadian.
i.
Acara pimpinan adalah waktu yang digunakan pimpinan memberikan instruksi maupun arahan
kepada anggota agar mengerti tata cara yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tugas.
- 3 j.
Situasi hijau adalah situasi dimana masa dalam situasi tertib dan teratur.
k. Situasi kuning adalah kondisi dimana massa pengunjuk rasa mulai tidak mengindahkan
himbauan petugas dan melakukan perbuatan melanggar peraturan yang ada.
l.
Situasi merah adalah kondisi massa pengunjuk rasa sudah melakukan tindakan melawan
hukum dalam bentuk pengancaman, pencurian, pembakaran, penganiayaan berat, teror,
intimidasi, panyanderaan dan lain sebagainya.
m. Lintas ganti adalah peralihan kendali dari satuan Dalmas ke satuan PHH Brimob Polri
berdasarkan perkembangan situasi dilapangan karena adanya perubahan situasi dari kuning
menjadi situasi merah.
n. Kodal Taktis adalah komando dan pengendalian secara Taktis oleh kesatuan kewilayahan
setempat yang berwenang mengatur segala tindakan pasukan dilapangan pada lokasi unjuk rasa
atau areal tertentu sesuatu dengan laporan intelijen atau situasi dilapangan.
o. Kodal Taktis adalah komando pengendalian secara teknis oleh komando kompi / pasdal yang
bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan tugas semua anggota yang menjadi tanggung jawab
dilapangan.
p. Kerumunan massa adalah kegiatan massa yang timbul karena direncanakan ataupun tidak
rencanakan.
q. Kerusuhan massa adalah keadaan kacau yang disebabkan oleh massa yang berkumpul
kemudian melakukan pelanggaran hukum sehingga mengganggu ketertiban umum.
r.
Kejahatan Massa adalah suatu kerusuhan yang ditimbulkan oleh massa yang tidak
mengindahkan hukum dan melakukan tindakan anarkis serta telah dimulainya upaya nyata
untuk menjatuhkan jalannya suatu kegiatan masyarakat.
s.
Pengendalian massa dari sudut pandang Polri adalah suatu kegiatan memberikan perlindungan
pengayoman dan pelayanan terhadap sekelompok masyarakat yang sedang menyampaikan
pendapat dan aspirasinya dimuka umum guna mencegah masuknya pihak tertentu atau
provokator.
t.
Serangan fhisik adalah setiap usaha atau perbuatan yang bertujuan merusak dan membuat
sehingga tidak dapat layak pakai lagi.
u. Tindakan anarkis bentuk pelanggaran hukum yang sudah mengarah membahayakan keamanan
dan ketertiban masyarakat yang perlu dilakukan tindakan secara cepat, tepat, tegas dengan
mengedepankan HAM.
v. Anarki menurut bahasa Indonesia adalah tidak ada tata tertib, tidak ada pemerintahan suasana
kacau balau.
w. Anarkis adalah orang yang melakukan tindakan anarki.
III.
Susunan peralatan dan perlengkapan Peleton Dalmas Awal Fungsi Satuan Sabhara antara lain :
1). Bus
1 unit
2). Truck
1 unit
1 unit
4). Megaphone
1 unit
1 unit
1 roll
1 unit
1 unit
2). Truck
1 unit
22 unit
4). Megaphone
1 unit
1 unit
- unit
1 unit
1 unit
2 unit
2 unit
35 unit
35 unit
30 unit
14). Tameng
30 unit
15). Tongkat T
30 unit
3 unit
2). Truck
3 unit
3 unit
4). Megaphone
3 unit
5 unit
5 unit
3 roll
1 unit
1 unit
1 unit
Susunan peralatan dan perlengkapan Kompi Dalmas Lanjut Fungsi satuan Sabhara antara lain :
1). Bus
3 unit
2). Truck
3 unit
1 unit
4). Megaphone
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
2 unit
2 unit
35 unit
35 unit
30 unit
14). Tameng
30 unit
15). Tongkat T
30 unit
16). Jeef
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2 Unit
IV.
7. Tahap Persiapan.
a.
Eskalatif : Di mana perubahan tingkat bahaya Fhisik akan bergeser dan berubah dari
tingkat bahaya yang ringan sampai kepada bahaya yang berat.
b.
Eksplosif : Serangan Fhisik dengan tingkat bahaya yang berat akan muncul secara tiba
tiba.
Setelah Tindakan Prefentip Gagal maka, lakukanTindakan Perlawanan Fhisik, Tindakan Refresif
digunakan dengan memberikan peringatan terlebih dahulu baik merupakan Intruksi maupun
denagan cara tembakan ke atas, namun apabial hal tersebut juga tidak di indahkan maka
lakukan Tindakan keras dengan menenbakkan gas air mata untuk memecah konsentrasi Massa.
g. Melakukan upaya penangkapan dan pembubaran pelaku penyerangan setela para pelaku
ditangkap perlakukan secara hukum hindari tindakan yang dapat terpublikasi kamera wartawan
agar tindakan kita terjag kerahasiaannya bahkan fungsi kameramen dilaksanakan sebagai upaya
contra informasi masyarakat agar setiap tindakan kita tidak di nilai negatif.
- 8 h. Kumpulkan para pelaku, barang bukti, selanjutnya apabila pelakunya adalah oknum anggota TNI
atau lainnya segera laporkan kepada atasan DANPOM TNI agar permasalahannya segera dapat
diatasi secepat mungkin.
i.
Tutup Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk sementara waktu dengan memperketat penjagaan
sambil menunggu perkembangan lebih kondusif.
10.
Tahap Pengakhiran
Melaksanakan konsolidasi secara keseluruhan berupa :
a. Melakukan Inventarisir dan penilaian kerugian Personil yang timbul akibat benturan Fhisik baik
terhadap Personil Polri maupun oleh pihak lain khususnya para pelaku guna langkah
Penyelidikan lebih lanjut.
b. Kembalikan Moril dan Materil seta b eban Fhysikologis Anggota untuk menormalisasi
pelaksanaan tugas selanjutnya.
c.
d. Lakukan Penggalanagan dan Penerangan kepada Masyarakat untuk memperbaiki image dan
merebut Opini yang baik.
e. Melaksanakan koordinasi denagn satuan samping dan atuan atas untuk mencegah terulangnya
kejadian serupa di tempat atau pada kesempatan yang lain.
V.
Serangan Fhysik yang dilakukan terhadsap sarana dan prasarana material maupun Personil
di areal keributan dilaporkan kepada Komandan Pasdal / Kabag Ops selanjutnya kepada
Kapolres.
Apabila Komandan pengendali tidak berada di tempat maka, kendali di ambil alih oleh
Pewira Pengawas atau Personil yang senior.
d. Penggunaan Pasukan Bantuan mengacu kepada perintah Kapolda lewat Kapolres kepada
Kabag Ops selaku pemegang kendali kegiatan Pengamanan di lapangan.
13. Tehnis
a. Penyiapan kekuatan dilakukan atas Perintah dan Petunjuk Kapolres, Ancaman yang akan
terjadi, kekuatan yang di kerahkan, peralatan atau Alut dan Alsus yang ada.
b. Para Personil yang di Tugaskan untuk melaksanakan Tugas agar senantiasa memperhatikan
Eskalasi Ancaman yang akan terjadi.
c. Prosedur tindakan mengacu kepada ketentuan Hukum yang berlaku dan dalam hal
Penanganan Aksi Penyerangan di lokasi kegiata
d. Sedangakan penggunaan Prosedur Tehnis di lapangan khususnya dalam melakukan
Penindakan, dilaksanakan dengan mempedomani PERKAP NO. 16 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengendalian Massa.
- 9 -
VI.
PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur ( SOP ) tentang pengatuaran ini dibuat, untuk dijadikan
pedoman oleh pelaksana dilapangan khususnya Anggota Sat. Sabhara jajaran Polres Gorontalo, agar
dalam melaksanakan tugas lebuh mampu secara tepat, benar dan mantap sesuai yang di amanatkan
oleh undang-undang.
Limboto,
Januari 2016
a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR GORONTALO
KASAT SABHARA
TTD
EVENDY ABDUL, S.AP, M.Si
AJUN KOMISARIS POLISI NRP 69100080