Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NO. DOKUMEN
SOP/LANTAS/RES-GTO/01
NO. REVISI
00
TANGGAL TERBIT:
DIBUAT OLEH
KANIT LAKA
TTD
HALAMAN
1-8
2016
DIPERIKSA OLEH
KASAT LANTAS
DISAHKAN OLEH
KAPOLRES GORONTALO
TTD
TTD
1.
TUJUAN
Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan kecelakaan lalu lintas
ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi anggota lalu lintas khususnya unit laka
lantas dalam rangka penanganan kecelakaan lalu lintas, Polri khususnya unit laka lantas
diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memantapkan perannya dalam memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dalam
pelaksanaan tugas dilapangan tidak ada keragu-raguan dalam melakukan penanganan laka
lantas guna terwujudnya pelayanan prima dijalan terutama pada saat terjadinya kecelakaan
lalu lintas lintas di jalan.
2
2.
3.
PEDOMAN/ACUAN
2.1
Undang-Undang No.8 tahun 1981 tentang KUHAP (pasal 221 s/d 216).
2.2
2.3
Undang- Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan.
2.4
PENGERTIAN
3.1
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan
korban manusia atau kerugian harta.
3.2
Penyidikan laka lantas yaitu cepat dalam penanganan laka lantas, cepat menolong
korban dan amankan barang bukti.
3.3
Korban mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan lalu
lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari ( Pasal 93 ayat 3 PP 43
th.1993).
3.4
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukan untuk lalu lintas jalan umum.
3.5
Jalan khusus adalah jalan selain daripada jalan umum (jalan inspeksi, pengairan,
minyak dan perkebunan,pertambangan,kehutanan, dan jl.komplek).
3.6
Ranmor adalah kendaraan yang digerakkan dengan peralatan tekhnik yang berada
pada kendaraan itu.
3.7
TKP adalah tempat dimana suatu kecelakaan lalu lintas terjadi dengan segala akibat
yang ditimbulkan serta tempat-tempat lain dimana korban atau barang bukti
sehubungan dengan kecelakaan lalu lintas diketemukan.
3.8
Penanganan TKP laka lantas adalah kegiatan dan tindakan kepolisian di TKP laka
lantas yang dilakukan oleh penyelidik atau penyidik
4.
3.9
Tindakan pertama di TKP kecelakaan lalu lintas adalah tindakan kepolisian yang
diharuskan dilakukan segera setelah terjadinya suatu kecelakaan lalu
lintas,
dalam bentuk penutupan dan pengamanan TKP untuk kepentingan penyidikan
selanjutnya dan mencegah terjadinya kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas lain
di TKP tersebut serta terciptanya keamanan bagi petugas,korban dan barang bukti
serta pemakai jalan lainnya.
3.10
Alat
4.1
Alat perlengkapan yang digunakan dalam penanganan TKP kecelakaan lalu lintas
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.1.5
kotak P2GD
alat tulis dan klip board untuk membuat sketsa/gambar TKP
Alata pengukur jarak (meteran) dan alat-alat untuk membuat tandatanda dipermukaan jalan.
alat pemecah kaca
alat pemotong sabuk pengaman
alat pemotong rangka kendaraan bermotor
4.1.6
4.1.7
4.1.8
4
4.1.9
4.1.10
4.1.11
4.1.12
4.1.13
4.1.14
4.1.15
4.1.16
5.
Prosedur Pelaksanaan
5.1
Tahap persiapan
5.1.1 Personil
Terdiri dari anggota Polantas minimal 2 orang dan anggota Sabhara 2 orang
serta unsur bantuan tekhnis
5.1.2 kendaraan
Persiapkan kendaraan dan alat komunikasi untuk kecepatan bertindak dan
memelihara hubungan petugas dengan markas kesatuan, selanjutnya
adakan pengecekan kembali terhadap peralatan kendaraan seperti rem,
lampu rotator, ban lampu-lampu, sirine serta pealatan lain yang dianggap
penting
5.1.3 Segera hubungi instansi terkait bilamana diperlukan seperti ambulance,
pemadam kebakaran mobil derek dll.
5.1.4 Setelah persiapan selesai maka langkah selanjutnya memberikan app pada
petugas yang akan ke TKP mengenai peristiwa kecelakaan lalu lintas itu
sendiri, pembagian tugas dan lain-lain.
5.2
Tahap pelaksanaan
5.2.1 Mendatangi TKP kecelakaan lalu lintas
a.
tentukan rute yang terpendek dengan memperhatikan situasi lalu
lintas
b.
bergerak dengan cepat tetapi tetap memperhatikan keselamatan
c.
apabila situasi lalu lintas padat dan melewati persimpangan agar
menggunakan sirene dan rotator
d.
upayakan seminimal mungkin melakukan pelanggaran lalu lintas
5
e.
f.
6
b)
Daftar isi berkas perkara
c)
Resume
d)
Laporan polisi
2). Berita acara pemeriksaan di tkp
1). Surat pemberitahuan di mulainya penyidikan
2). Bap saksi
3). Bap / surat keterangan saksi / ahli
4). Berita acara penyumpahan saksi / ahli
5).
Bap tersangka
6). Surat perintah penyitaan barang bukti
7). Berita acara penyitaan barang bukti
8). Surat panggilan
9). Surat perintah penangkapan
10). Surat perintah penahanan
11). Berita acara rekontruksi
12). Berita acara penangkapan
13). Berita acara pengembalian barang bukti
14). Berita acara pembungkusan dan penegelan barang bukti
15). Surat perintah penangguhan penahanan
16). Surat perintah pengalihan jenis penahanan
17). Surat permintaan perpanjangan penahanan kepada kepala
kejaksaan negeri
18). Surat permintaan perpanjangan penahanan kepada ketua
pengadilan negeri
19). Surat permintaan perpanjangan penahanan
20). Surat permintaan ijin penetapan penyitaan barang bukti pada
ketua pengadilan negeri
(3). Kelengkapan administrasi penyidikan bentuk buku register meliputi :
1). Buku register laporan polisi
2). Buku register kejahatan / pelanggaran
3). Buku register surat panggilan
4). Buku register surat perintah penangkapan
5). Buku register surat perintah penyitaan
6). Buku register surat perintah tugas
7). Buku register tahanan
8). Buku register berkas perkara
9). Buku register barang bukti
10). Buku register pencarian orang dan kendaraan
7
11). Buku register permintaan VER
12). Jurnal kecelakaan lalu lintas
13). Daftar recidivist
6. Pengawasan dan pengendalian
1. Pengawasan
a.
b.
c.
d.
e.
2. Pengendalian
a.
b.
c.
7.
PENUTUP
1.
2.
3.
Ketentuan perubahan dan berlakunya Standard Operation Procedur ini ada pada Dit
Lantas Polda Gorontalo yang pelaksanaan dan pembinaan / bimbingan teknis
dilakukan oleh Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Gorontalo.
Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan prosedur Ur Langgar yang telah
ada dan tidak bertentangan dengan Petunjuk Pelaksanaan ini tetap berlaku
sebagaimana mestinya.
Buku Standard Operation Procedure (SOP) berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Gorontalo
2016