Long Radius
Long radius atau konvensional sumur horizontal
mempunyai build- rate 2 - 6 /100 Ft dan build
radiusnya 1000 - 3000 ft. Sudut inklinasi pada
pemboran ini dapat mencapai 60. Pemboran long
radius mempunyai 3 bagian (phase) mulai dari
ujung kepala sumur sampai pada ujung sumur
bagian bawah.
1.Phase 1 adalah pemboran vertikal sampai KOP
(Kick of Point).
2.Phase 2, pemboran berarah dari KOP sampai
titik target, dan
3.phase 3 adalah pemboran yang mempunyai
arah horizontal. Ketiga phase tersebut dapat
dilihat dengan jelas pada gambar 2.
Medium Radius
ARCO telah mengembangkan pemboran horizontal dengan
teknik medium radius dengan memodifikasi pemboran
berarah yang konvensional. Teknik pemboran ini biasa
digunakan untuk formasi yang mempunyai permeabilitas
rendah, reservoir rekahan dengan didasarkan apabila
pemboran ini cukup ekonomis.
Setelah suatu evaluasi tentang pemboran horizontal
dilakukan, maka ARCO pada tahun 1983 memulai proyek
pemboran horizontalnya dengan teknik lubang sumur dari
vertikal ke horizontal dengan jari-jari kelengkungan sumur
286 feet yang setara dengan kelengkungan medium radius
pada build rate 20 /100 ft, dan kemudian dapat di bor
sepanjang 1000 ft ke arah lateral. Proyek ini cukup berhasil
tetapi perkembangannya menghendaki penggunaan
peralatan pemboran yang tidak standar (baru).
Short Radius
Keberhasilan pemboran horizontal dengan cara
short radius biasanya menggunakan beberapa hal
seperti di bawah ini :
Laju perubahan sudut (build rate) 1.5 - 3 /ft
Drill collar yang mempunyai sambungan fleksibel
Downhole Motor
Pada tahun tujuh puluhan ARCO dan Texas Estern
Corp. memperlihatkan lebih jauh tentang
kemungkinan dilakukannya pemboran lubang
horizontal di lapan-gan.
Contoh 1 :
True vertical target (TVD) suatu pemboran 8000 ft, dengan BUR yang
direncanakan sebesar 18.3/100 ft. BUR minimum dan maksimum
yang
diperbolehkan adalah 17.^/100 ft dan 19.3/WO ft, dengan sudut
target
horizontal sebesar 93 . Tentukanlah :
a. Berapa radius lengkungan lintasan lubang bor (R).
b. Berapa displacement sampai EOC, (D).
c. Berapa TVD pada lengkungan, (H).
d. Pada kedalaman berapa posisi kick of point (KOP).
e. Berapa beda TVD dengan BUR minimum.
f. Berapa beda TVD dengan BUR maksimum.
Bv
ArcCos
Bt
Bt
DL
( 2 1 )
Bv
Contoh 2 :
Suatu pemboran sumur horizontal dengan TVD target sebesar 9000
ft membentuk bagian tangensial dengan sudut 50 dan panjang
120 ft, dengan sudut target 90 .BUR alat yang digunakan sebesar
8 sampai 9.5/100 ft. Tentukan :
a. Desain lengkungan dengan BUR 8/100 ft, tentukan KOP dan D.
b. Jika BUR pada lengkungan pertama 9.5/100 ft berapa panjang
tangensial yang harus dibor.
CosDL Cos1Cos 2
Az ArcCos
Sin
Sin
1
2
dimana :
.
DL = Dog leg yang terbentuk (derajat)
1 = Sudut inklinasi awal (derajat)
2 = Sudut inklinasi akhir (derajat)
Az = Azimuth yang terbentuk
Contoh 3:
Suatu pemboran horizontal dengan kedalaman target 9000 ft
dengan BUR
pertama sebesar 8/100 ft, panjang bagian tangensial sebesar
120 ft dengan sudut kemiringan 50. Sedangkan BUR kedua
sebesar 6.5/100 ft.
Tentukan :
a. Berapa besar KOP
b. Berapa sudut tool-face
c. Berapa sudut azimuth di EOC
d. Berapa total dog leg di lengkungan ke dua
Contoh 4:
Suatu perencanaan pemboran akan menggunakan model ideal
build curve yaitu dengan BUR lengkungan pertama dari
kemiringan 0 sampai 30 sebesar 10/100ft dan BUR lengkungan
kedua dari kemiringan 30 sampai 90 sebesar 8.5/100ft.
Tentukan :
a. Berapa BUR minimum sebenarnya yang dapat dipakai
b. Bila BUR pertama dicoba 9.6/100 ft, berapa BUR kedua
c. Berapa sudut tool face yang harus dilakukan pada kasus no. b
Peralatan
Downhole Drilling Motor (DHDM)
Positive Displacement
Steerable System
Steerable system adalah sistem pemboran yang dapat
dikontrol arah pemborannya secara langsung ketika
melakukan pemboran. Sistem ini meliputi bit, benthousing, DHM, MWD dan stabilizer yang sudah
merupakan kombinasi BHA.
Pemboran dengan steerable system dapat
menggunakan dua cara yaitu :
a. Sliding mode
b. Rotary mode
Sliding mode adalah mengebor dengan
menggunakan DHDM sebagai penggerak bit. Cara ini
dilakukan jika akan melakukan perubahan arah
pemboran. Rotary mode adalah mengebor dengan
menggunakan DHDM dan rotary table, untuk
menggerakkan bit. Cara ini dilakukan jika akan
membor lubang denga arah tidak berubah
Drill Collar
1. Articulated Drill Collar (ADC) adalah drill collar
dengan sistem fleksibel joint. Drill collar jenis ini
biasanya digunakan untuk pemboran type short
radius.
2. Non Magnetic Drill Collar (NMDC), sering disebut
dengan MONEL collar, hal ini disebabkan NMDC
sering terbuat dari stainless steel. Monel terdiri
dari 70 % nikel dan 30 % tembaga. Fungsi dari
NMDC adalah tempat penempatan peralatanperala-tan survey, sehingga dengan
menggunakan NMDC akan memberikan atau
tidak mengganggu orientasi magnet bumi
sehingga dapat dibaca dengan baik oleh
peralatan survey.
Pemilihan Konfigurasi
Pembentukan
Build Up Rate (BUR)
Pengaturan posisi motor dan stabilizer serta besar
sudut bent- housing dan bent-sub, akan
memberikan efek pada pembentukan besar build
rate yang ingin dicapai.
Persamaan-persamaan berikut dipergunakan untuk
menentukan besar build rate suatu kombinasi BHA.
B'
B1
B2
S1
S2
Contoh 5:
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", bent-housing
yang dipergunakan selama pemboran mempunyai
sudut 1 1/2 . Clearance antara lubang dan stabilizer,
S1 = 1/8" dengan jarak 5' dari bit dan S2 =1/8" dengan
jarak 15' dari bit. Tentukan build up rate yang
terbentuk ?
Contoh 6:
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", bent-housing yang
dipergunakan selama pemboran mempunyai sudut 1 1/2
dengan jarak bent 8 3/4' dari bit. Clearance antara
lubang dan stabilizer, S1 - 1/8" dengan jarak 5' dari bit
dan S2 = 1/8" dengan jarak 25' dari bit.
Tentukan build up rate yang terbentuk ?
Contoh 7:
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", benthousing yang dipergunakan selama pemboran
mempunyai sudut 2 1/2 dengan jarak bent
12' dari bit, sedangkan bent-sub mempunyai
besar sudut 3 1/2 dengan jarak 28' dari bit.
Clearance antara lubang dan stabilizer, S1 =
1/8" dengan jarak 5' dari bit dan S2 =1/8"
dengan jarak 36' dari bit. Tentukan build up
rate yang terbentuk ?
Contoh 8 :
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", tilted
drive bushing 2 1/2 dengan jarak 5' dari bit,
bent-housing yang dipergunakan selama
pemboran mem-punyai sudut 3 1/2 dengan
jarak bent 18' dari bit, sedangkan bent-sub
mempunyai besar sudut 3 dengan jarak 33'
dari bit. Clearance antara lubang dan stabilizer,
S1 = 1/8" dengan jarak 1T dari bit dan S2 =1/8"
dengan jarak 43' dari bit. Tentukan build up rate
yang terbentuk ?
The End