Anda di halaman 1dari 67

Saat sekarang ini pemboran horizontal dapat

diklasifikasikan dalam tiga kategori yang


menggunakan build rate yang berbeda yaitu
pemboran horizontal dengan menggunakan short
radius, medium radius dan long radius (konvensional),
Lihat Gb. 1

Gb.1 Tipe Pembentukan Lubang Horisontal

Long Radius
Long radius atau konvensional sumur horizontal
mempunyai build- rate 2 - 6 /100 Ft dan build
radiusnya 1000 - 3000 ft. Sudut inklinasi pada
pemboran ini dapat mencapai 60. Pemboran long
radius mempunyai 3 bagian (phase) mulai dari
ujung kepala sumur sampai pada ujung sumur
bagian bawah.
1.Phase 1 adalah pemboran vertikal sampai KOP
(Kick of Point).
2.Phase 2, pemboran berarah dari KOP sampai
titik target, dan
3.phase 3 adalah pemboran yang mempunyai
arah horizontal. Ketiga phase tersebut dapat
dilihat dengan jelas pada gambar 2.

Perlengkapan yang biasa digunakan untuk mencegah


timbulnya masalah mekanik lubang sumurur dapat
mengikuti seperti yang ada di bawah ini dengan
pertimbangan-pertimbangan lithologi, perencanaan
sumur, logistik dan harga sewa rig yaitu :
1. Measurement While Drilling (MWD)
2. Steerable Motor
3. Sistem Rig Top Drive
4. Oil Base Mud
5. Logging dengan bantuan drill pipe
6. Gaya puntir RDM untuk coring
7. Stabilizer dengan bilah yang halus (smooth blades) dan tepinya
yang tajam,
dan/atau stabilizer yang tidak berputar untuk peralatan downhole
yang
berputar
8. Mechanical Drilling Jars
9. PDC Bits

Masalah yang ada hubungannya dengan sumur


horizontal long radius dapat digolongkan dalam dua
kelompok utama yaitu :
Pertama
Masalah karena kelengkungan lubang sumur yang besar
dan gaya berat yang dapat mengakibatkan gesekan (friksi),
penembusan lubang, kecenderungan akan melencengnya
sudut, macet diferential (differential sticking), macet
mekanik (mechanical sticking) dan mengendapnya cutting.
Kedua
Toleransi vertikal yang dihubungkan dengan jenis
penembusan daerah target, penilaian geologi reservoir, type
dan ketebalan reservoir dan yang lain yang berpengaruh
dengan perencanaan dan bentuk sumur horizontal.

Medium Radius
ARCO telah mengembangkan pemboran horizontal dengan
teknik medium radius dengan memodifikasi pemboran
berarah yang konvensional. Teknik pemboran ini biasa
digunakan untuk formasi yang mempunyai permeabilitas
rendah, reservoir rekahan dengan didasarkan apabila
pemboran ini cukup ekonomis.
Setelah suatu evaluasi tentang pemboran horizontal
dilakukan, maka ARCO pada tahun 1983 memulai proyek
pemboran horizontalnya dengan teknik lubang sumur dari
vertikal ke horizontal dengan jari-jari kelengkungan sumur
286 feet yang setara dengan kelengkungan medium radius
pada build rate 20 /100 ft, dan kemudian dapat di bor
sepanjang 1000 ft ke arah lateral. Proyek ini cukup berhasil
tetapi perkembangannya menghendaki penggunaan
peralatan pemboran yang tidak standar (baru).

Gaya puntir yang tinggi diberikan oleh motor dengan


susunan Bent Housing di atas bantalan stabilizer dan
Bent Sub di bawah Dump Valve dan di bawah String
stabilizer. Jari-jari kelengkungan dapat dikontrol dengan
merubah ukuran motor dan ukuran lubang bor yang telah
ditetapkan.
Medium radius menggunakan peralatan survey, MWD,
dan steering yang konvensional. Peralatan ini dapat
memberikan gambaran arah dan data survey dari phase
build up. Pembuatan build pertama-tama dimulai dari
Whipstock atau semen plug sampai batas target. Build
dapat juga dibuat pada lubang terbuka tetapi dapat
menimbulkan masalah dalam pembentukan laju
perubahan sudut dari lintasan yang akan dibentuk (lihat
gambar 3).

Medium Radius Angle Building Assembly

Downhole motor digunakan pada saat akan


membor lubang ke arah horizontal.
Downhole motor mempunyai 2 sambungan
miring stabilizer bent housing. Bagian
horizontal ini dapat juga di bor dengan
menggunakan rotary drilling.

Short Radius
Keberhasilan pemboran horizontal dengan cara
short radius biasanya menggunakan beberapa hal
seperti di bawah ini :
Laju perubahan sudut (build rate) 1.5 - 3 /ft
Drill collar yang mempunyai sambungan fleksibel
Downhole Motor
Pada tahun tujuh puluhan ARCO dan Texas Estern
Corp. memperlihatkan lebih jauh tentang
kemungkinan dilakukannya pemboran lubang
horizontal di lapan-gan.

Sistem pemboran yang lama seperti knuckle joint


yang terletak di atas near bit stabilizer atau reamer
masih digunakan. Whipstock digunakan untuk
pemben-tukan sudut awal yang dikehendaki.
Near bit stabilizer (stabilizer yang terletak dekat bit)
atau reamer berfungsi sebagai penumpu (pendulum)
yang dapat mengarahkan bit agar bisa diarahkan
sesuai dengan lintasan kurva yang diren-canakan.
Sistem pemboran terdiri dari perlengkapan
pemboran yang tidak ber-putar, drill pipe yang
fleksibel, dan stabilizer.

Penggunaan komponen-komponen sistem untuk


membelokkan lubang vertikal ini disesuaikan dengan
program pemboran yang berupa kurva dan sudut belok
yang diinginkan. Peralatannya terdiri dari dua bagian
yaitu :

1. Pipa yang fleksibel, pipa ini berfungsi


untuk meneruskan gaya puntir yang berasal
dari drillstring yang diputar pada permukaan
menuju bit.
2. Shell fleksibel yang tidak berputar, berfungsi untuk
melengkungkan pipa fleksibel di atas. Gaya berat
menuju bit juga diteruskan melalui shell ini oleh gaya
dorong bearing yang terletak pada bagian atas dan
bawah bagian elemen ini. Shell yang tidak berputar ini
dapat bekerja karena mempunyai sebuah kopling yang
terletak di atas trust bearing.

KEUNTUNGAN MASING-MASING TIPE PEMBORAN

BUILD CURVE DESIGN


Adanya bagian pertambahan sudut menimbulkan
persoalan dalam pemboran, masalah yang timbul
berhubungan erat dengan efek friksi, gravitasi dan
pe-ngangkatan cutting serta karakteristik formasi
yang akan ditembus ditambah dengan kegagalan
mekanis peralatan yang digunakan dalam pemboran
berlangsung.
Penggambaran bagian pertambahan sudut
dilakukan dengan metoda radius of curvature.
Metoda ini menganggap segmen-segmen lubang
bor berupa suatu lingkaran yang menyinggung dua
titik survey yang mempunyai sudut kemiringan
tertentu. Perumusan yang dipergunakan dalam
perancangan ini adalah sebagai berikut ini :

Interval perhitungan disesuaikan dengan laju


pertambahan sudut, yaitu 100 ft. Hasil perhitungan
tiap bagian lubang digambarkan dalam bentuk
proyeksi vertikal dan horizontal, yang selanjutnya
dijadikan pembanding hasil perhitungan data survey
operasi pemboran di lapangan.

Tipe desain lintasan lubang bor, terdiri


dari:
Single build curve design adalah cara
pembentukkan build up rate dengan satu
lengkungan dengan build rate yang konstan dan
dengan menggunakan jari-jari kelengkungan
sumur yang konstan (lihat gambar 7 ).

B = BUILD RATE (DEG/1000)

Contoh 1 :
True vertical target (TVD) suatu pemboran 8000 ft, dengan BUR yang
direncanakan sebesar 18.3/100 ft. BUR minimum dan maksimum
yang
diperbolehkan adalah 17.^/100 ft dan 19.3/WO ft, dengan sudut
target
horizontal sebesar 93 . Tentukanlah :
a. Berapa radius lengkungan lintasan lubang bor (R).
b. Berapa displacement sampai EOC, (D).
c. Berapa TVD pada lengkungan, (H).
d. Pada kedalaman berapa posisi kick of point (KOP).
e. Berapa beda TVD dengan BUR minimum.
f. Berapa beda TVD dengan BUR maksimum.

Simple Tangent Build Curve


Simple tangent build curve adalah cara pembentukan
bagian pertambahan sudut dengan melalui beberapa
fasa, yaitu :
1. Lengkungan pertama, dengan laju pertambahan
sudut dan jari-jari kelengkungan sudut tertentu, yang
kemudian dilanjutkan dengan,
2. Bagian tangential, yaitu bagian/seksi dengan
kemiringan yang konstan, dan
3. Bagian lengkungan kedua dengan laju pertambahan
sudut dan jari kelengkungan lubang bor tertentu yang
sama.
Besarnya pertambahan sudut serta jari-jari untuk
lengkungan pertama dan kedua besarnya sama. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar 5 sampai gambar 8.

Simple Tangent Build Curve

Complex Tangent Build Curve


Adalah suatu cara pembentukan bagian pertambahan
sudut yang hampir sama dengan metoda Single
Tangent Build Curve, tetapi pada type ini laju
pertambahan sudut dan jari-jari lengkungan lubang
bor fasa pertama dan kedua besarnya berbeda. (lihat
gambar 9 )
Dalam merubah BUR dari suatu alat BHA yang mempunyai
BUR tertentu dapat dilakukan dengan cara memutar pipa
pemboran ke kiri atau ke kanan yang biasa disebut dengan
Tool Face Angel (O). Besarnya tool face angel tersebut
tergantung dari besarnya build rate total (Bt) dan build rate
yang direncanakan (Bv), seperti terlihat dalam persamaan
berikut:

Bv
ArcCos

Bt

Akibat adanya perputaran alat maka akan


diperoleh suatu perubahan azimuth (Az) dengan
besarnya Dog-leg (DL) yang lebih besar dari
pertambahan sudut inklinasi.

Bt
DL
( 2 1 )
Bv

Complex Tangent Build Curve

Contoh 2 :
Suatu pemboran sumur horizontal dengan TVD target sebesar 9000
ft membentuk bagian tangensial dengan sudut 50 dan panjang
120 ft, dengan sudut target 90 .BUR alat yang digunakan sebesar
8 sampai 9.5/100 ft. Tentukan :
a. Desain lengkungan dengan BUR 8/100 ft, tentukan KOP dan D.
b. Jika BUR pada lengkungan pertama 9.5/100 ft berapa panjang
tangensial yang harus dibor.

Ideal Build Curve


Ideal build curve adaiah metoda pembentukan
daerah pertambahan sudut dengan
menggunakan satu lengkungan yang mulus,
tetapi dengan laju pertambahan sudut dan jari
kelengkungan sumur yang berbeda (lihat gambar
10).

CosDL Cos1Cos 2
Az ArcCos

Sin

Sin

1
2

dimana :
.
DL = Dog leg yang terbentuk (derajat)
1 = Sudut inklinasi awal (derajat)
2 = Sudut inklinasi akhir (derajat)
Az = Azimuth yang terbentuk

Ideal Build Curve

Contoh 3:
Suatu pemboran horizontal dengan kedalaman target 9000 ft
dengan BUR
pertama sebesar 8/100 ft, panjang bagian tangensial sebesar
120 ft dengan sudut kemiringan 50. Sedangkan BUR kedua
sebesar 6.5/100 ft.
Tentukan :
a. Berapa besar KOP
b. Berapa sudut tool-face
c. Berapa sudut azimuth di EOC
d. Berapa total dog leg di lengkungan ke dua

Contoh 4:
Suatu perencanaan pemboran akan menggunakan model ideal
build curve yaitu dengan BUR lengkungan pertama dari
kemiringan 0 sampai 30 sebesar 10/100ft dan BUR lengkungan
kedua dari kemiringan 30 sampai 90 sebesar 8.5/100ft.
Tentukan :
a. Berapa BUR minimum sebenarnya yang dapat dipakai
b. Bila BUR pertama dicoba 9.6/100 ft, berapa BUR kedua
c. Berapa sudut tool face yang harus dilakukan pada kasus no. b

Bottom Hole Assembly (BHA)


Bottom hole assembly (BHA) adalah serangkaian
kombinasi peralatan bawah permukaan yang
dipasang pada rangkaian drill string sehingga
diperoleh suatu performansi yang baik dalam
membentuk kemiringan atau arah dari lintasan
lubang bor.
Susunan BHA dapat terdiri dari : bit, reamer,
peralatan survey, drill collar, non-magnetik drill
collar, down hole motor, bent-sub, heavy wall
drillpipe (HWDP), jars dengan pola susunan
tertentu mengikuti prinsip-prinsip fulcrum,
pendulum atau stabilisasi.

Prinsip ini berhubungan erat dengan pengaturan


jarak dari titik tangensial (titik sentuh peralatan
dengan dinding sumur yang terdekat dengan bit)
terhadap bit. Pengaturan itu dilakukan dengan
menempatkan stabilizer pada jarak tertentu dari bit.
Metoda trial & error serta modifikasi yang
disesuaikan dengan kondisi formasi yang ditembus,
merupakan cara yang cocok dalam menentukan pola
susunan BHA, karena pola untuk suatu daerah
belum tentu cocok untuk daerah operasi lainya.
Prinsip fulcrum menunjukkan penempatan stabilizer
dekat bit akan memperkecil jarak titik tangential
dari bit. Ketika ada pembebanan, stabilizer akan
menjadi titik tumpu peralatan dan memberikan efek
menggeser pada arah bit sehingga memperbesar
sudut kemiringan, seperti terlihat pada gambar 11.
Pengaturan jarak penempatan dan ukuran stabilizer
dapat diiakukan untuk mengatur laju pertambahan
sudut disamping pembebanan pada bit.

Gambar 11 Prinsip Fulcrum

Sebaliknya prinsip pendulum memperlihatkan bila


jarak titik tangential diperbesar dengan
menempatkan stabilizer lebih jauh dari bit, maka
gaya gravitasi cenderung menarik bit ke arah sumbu
vertikal lubang.
Efek ini menyebabkan sudut kemiringan mengecil.
Gambar 12 memperlihatkan prinsip pendulum. Jarak
dan ukuran stabilizer digunakan untuk mengatur
penurunan sudut kemiringan lubang bor.

Gambar 12 Prinsip Pendulum

Prinsip stabilisasi digunakan untuk


mempertahankan sudut kemiringan lubang bor
yang telah dicapai.
Hal ini dapat dicapai dengan pola susunan BHA
yang kekar untuk mengimbangi pembebanan dan
titik tangential, perhatikan gambar 13.

Gambar 13 Prinsip Stabilisasi

Peralatan
Downhole Drilling Motor (DHDM)

DHDM adalah motor yang digunakan untuk


menggerakkan bit. Peng-gunaan motor ini mempunyai
keuntungan, antara lain : mengurangi penggunaan
daya di permukaan, mengurangi ketergantungan
operator terhadap karakteristik mekanis rangkaian
drill string, dan pengunaannya relatif ekonomis
dibandingkan dengan pemboran konvensional.
Penggerak utama dari motor ini adalah aliran fluida
lumpur pemboran dipompakan dari permukaan
menuju motor melalui drill string. Lumpur tersebut
menggerakkan mekanisme motor. Dari mekan-isme
motor, DHDM dibagi menjadi dua jenis yaitu : turbine
motor dan positive displacement motor (RDM).

Turbine motor, terdiri dari rangkaian sudu-sudu


yang dipasang 45 -50 derajat dari arah rotasi.
Sudu-sudu tersebut menghasilkan gaya centrifugal
hasil dari energi mekanik fluida. Karena diameter
turbin cukup kecil, motor harus berputar dengan
kecepatan tinggi, se-hingga motor ini cocok untuk
digabung dengan PDC atau diamond bit.
Positve displacement motor, digerakkan oleh
pompa moineqau dengan rotor berbentuk
helicoidal yang berperan sebagai rotor tersekat di
dalam stator. Jika fluida dialirkan, rotor akan
berputar untuk memberikan jalan kepada fluida
untuk mengalir. Rotor bergerak karena ada
perbedaan tekanan di dalam motor yang
dihasilkan oleh lumpur (gambar 14).

Positive Displacement

Steerable System
Steerable system adalah sistem pemboran yang dapat
dikontrol arah pemborannya secara langsung ketika
melakukan pemboran. Sistem ini meliputi bit, benthousing, DHM, MWD dan stabilizer yang sudah
merupakan kombinasi BHA.
Pemboran dengan steerable system dapat
menggunakan dua cara yaitu :
a. Sliding mode
b. Rotary mode
Sliding mode adalah mengebor dengan
menggunakan DHDM sebagai penggerak bit. Cara ini
dilakukan jika akan melakukan perubahan arah
pemboran. Rotary mode adalah mengebor dengan
menggunakan DHDM dan rotary table, untuk
menggerakkan bit. Cara ini dilakukan jika akan
membor lubang denga arah tidak berubah

Gambar 15 Steerable Sistem

Drill Collar
1. Articulated Drill Collar (ADC) adalah drill collar
dengan sistem fleksibel joint. Drill collar jenis ini
biasanya digunakan untuk pemboran type short
radius.
2. Non Magnetic Drill Collar (NMDC), sering disebut
dengan MONEL collar, hal ini disebabkan NMDC
sering terbuat dari stainless steel. Monel terdiri
dari 70 % nikel dan 30 % tembaga. Fungsi dari
NMDC adalah tempat penempatan peralatanperala-tan survey, sehingga dengan
menggunakan NMDC akan memberikan atau
tidak mengganggu orientasi magnet bumi
sehingga dapat dibaca dengan baik oleh
peralatan survey.

Pemilihan Konfigurasi
Pembentukan
Build Up Rate (BUR)
Pengaturan posisi motor dan stabilizer serta besar
sudut bent- housing dan bent-sub, akan
memberikan efek pada pembentukan besar build
rate yang ingin dicapai.
Persamaan-persamaan berikut dipergunakan untuk
menentukan besar build rate suatu kombinasi BHA.

B'
B1
B2
S1
S2

= Sudut equivalen untuk single bent-sub (derajat)


= Sudut stabilizer 1 (derajat)
= Sudut stabilizer 2 (derajat)
= Jarak terkecil stabilizer 1 dengan lubang bor (in)
= Jarak terkecil stabilizer 2 dengan lubang bor (in)

untuk penentuan pemilihan konfigurasi untuk pembentukan


build up rate dari suatu type peralatan dapat
mempergunakan beberapa persamaan yang telah
diturunkan seperti berikut ini.
Untuk memperjelas pemahaman masing-masing
geometry type motor yang digunakan perhatikan
gambar-gambardari masing-masing type
tersebut(gambar 16, 17, 18, 19)

GEOMETRI MOTOR TIPE 1


Merupakan suatu rangkaian motor pembelok dimana
bent- housing dengan menggunakan stabilizer yang
ditempatkan pada posisi be-lokan/lengkungan dan
bagian atas motor, ( gambar 16). Jumlah stabilizer pada
type motor ini ada sebanyak 2 buah. Sedangkan build
rate yang terbentuk tergantung pada ekivalen sudut
stabilizer yang ditempatkan pada belokan tadi.
Disamping itu ditentukan juga oleh jarak dari stabilizer
yang ditempatkan di puncak belokan ke bit dan ke
stabilizer kedua. Persamaan yang digunakan untuk
menentukan sudut ekivalen.

Contoh 5:
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", bent-housing
yang dipergunakan selama pemboran mempunyai
sudut 1 1/2 . Clearance antara lubang dan stabilizer,
S1 = 1/8" dengan jarak 5' dari bit dan S2 =1/8" dengan
jarak 15' dari bit. Tentukan build up rate yang
terbentuk ?

GEOMETRI MOTOR TIPE 2


Pada prinsipnya sama dengan type # 1.
Perbedaannya terletak pada penempatan stabilizer
pertama (gambar 17), yaitu ditempatkan di antara
bit dengan bent-housing. Efek dari penempatan ini
berpengaruh pada sudut ekivalen yang dibentuk
oleh stabilizer pertama ini. Makin jauh penempatan
stabilizer pertama dari bent-housing makin kecil
sudut ekivalen yang terbentuk. Persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut:

Contoh 6:
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", bent-housing yang
dipergunakan selama pemboran mempunyai sudut 1 1/2
dengan jarak bent 8 3/4' dari bit. Clearance antara
lubang dan stabilizer, S1 - 1/8" dengan jarak 5' dari bit
dan S2 = 1/8" dengan jarak 25' dari bit.
Tentukan build up rate yang terbentuk ?

GEOMETRI MOTOR TIPE 3


Motor jenis ini terdiri dari bent-housing dan bentsub serta dua buah stabilizer (gambar 18).
Stabilizer pertama ditempatkan di antara bit
dengan puncak bent-housing. Sedangkan bent-sub
ditempatkan diantara keduanya (bagian atas)
dengan motor.
Untuk menentukan sudut ekivalent pada
stabilizer pertama, dipen-garuhi oleh jarak
penempatan stabilizer pertama dan stabilizer
kedua terhadap bit, bent-housing dan bent-sub.

Contoh 7:
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", benthousing yang dipergunakan selama pemboran
mempunyai sudut 2 1/2 dengan jarak bent
12' dari bit, sedangkan bent-sub mempunyai
besar sudut 3 1/2 dengan jarak 28' dari bit.
Clearance antara lubang dan stabilizer, S1 =
1/8" dengan jarak 5' dari bit dan S2 =1/8"
dengan jarak 36' dari bit. Tentukan build up
rate yang terbentuk ?

GEOMETRI MOTOR TIPE 4


Type motor ini sama dengan motor type #3.
Perbedaannya hanya antara stabilizer pertama
dengan bit ditambah lagi sebuah bent-sub, yang
fungsinya sebagai pengarah (gambar 19). Dengan
penambahan ini akan mempengaruhi sudut
ekivalen pada stabilizer petama.Sudut ekivalen
ditentukan dari persamaan :

Contoh 8 :
Diketahui diameter lubang bor 8 1/2", tilted
drive bushing 2 1/2 dengan jarak 5' dari bit,
bent-housing yang dipergunakan selama
pemboran mem-punyai sudut 3 1/2 dengan
jarak bent 18' dari bit, sedangkan bent-sub
mempunyai besar sudut 3 dengan jarak 33'
dari bit. Clearance antara lubang dan stabilizer,
S1 = 1/8" dengan jarak 1T dari bit dan S2 =1/8"
dengan jarak 43' dari bit. Tentukan build up rate
yang terbentuk ?

Contoh BHA Design


Beberapa type BHA untuk beberapa jenis pemboran
horizontal dapat dilihat seperti berikut ini :
ANGLE BUILDING 9-7/8"
Component OD (inch) Length (feet)
Bit 9-7/80.90
Steerable RDM 6-3/421.19
Pony Collar 78.17
Integral Blade Stab.9-3/44.46
MWDMonel 6-1/429.24
MWDPulser 6-1/46.45
Monel Drill Collar 6-5/1629.55
Drill Collar 6-3/8184.42
Heavy Weight DC 4-1/2902.86
Drill Pipe 4-1/2 ke permukaan

ANGLE BUILDING 6-1/2"


Component OD (inch) Length (feet)
PDC Bit 6-1/2 0.80
Steerable PDM 4-3/4 18.88
Non-Magnetic Stab 6 5.25
MWDMonel 4-3/431.11
MWDPulser Sub 5 3.35
Float Sub 5-3/8 1.35
Flex. Non-Mag Collar 4-3/4 62.21
Nipple Sub 5-1/4 1.78
Heavy Weight DC
3-1/2
1748.51
Drill Collar
4-3/4
448.21
Heavy Weight DC
3-1/2
1265.32
Drill Pipe
3-1/2
ke permukaan

SHORT DIRECTIONAL 6-1/2"


Component OD (inch) Length (feet)
Bit 6-1/2 0.60
Directional RDM 4-3/4 10.37
1-1/2 Degree Bent Sub 4-3/4 1.34
MWDMonel4-3/431.11
MWDPulserSub53.35
Float Sub 5-3/8 1.35
Flex. Non-Mag.Collars 4-3/4 62.21
Nipple Sub 5-1/4 1.78
Heavy-Weight DC 3-1/2 1748.51
Drill collars 4-3/4 448.21
Heavy-Weight DC 3-1/2 1265.32
Drill pipe 3-1/2 ke permukaan

LATERAL REACH 6-1/2"


Component OD inch Length (feet)
PDC Bit 6-1/2 0.80
Steerable RDM 4-3/4 18.90
Pony Collar 4-3/4 6.79
Integral Blade Stabilizer 6-3/8 2.92
MWDMonel 4-3/4 31.11
MWD Pulser Sub 5 3.35
Float Sub 5-3/8 1.35
Flex. Non-Mag. Collars 4-3/4 62.21
Nipple Sub 5-1/4 1.78
Heavy-Weight DC3-1/2 2923.10
Drill Collars 4-3/4 448.21
Heavy-weight DC 3-1/290.73
Drill Pipe 3-1/2 ke permukaan

The End

Anda mungkin juga menyukai