A.
metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah
senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur
molekul senyawa analit.
Kromatografi
gas-spektrometer
massa
(GC-MS)
adalah
metode
yang
B.
bergabung menjadi satu kesatuan rangkaian yang sering disebut dengan GCMS.
Secara umum rangkaian GCMS :
a.
Gas pembawa (carrier gas) pada kromatografi gas sangatlah penting. Gas yang
dapat digunakan pada dasarnya haruslah inert, kering, dan bebas oksigen. Kondisi
seperti ini dibutuhkan karena gas pembawa ini dapat saja bereaksi dan dapat
mempengaruhi gas yang akan dipelajari atau diidentifikasi.
b.
Control System
Berfungsi mengontrol tekanan dan laju fase gerak yang masuk ke kolom dan
kecil
sampel
yang
akan
dianalisis
diinjeksikan
pada
mesin
Oven
Oven digunakan untuk memanaskan column pada temperature tertentu sehingga
mempermudah proses pemisahan komponen sample. Biasanya oven memiliki
jangkauan suhu 30oC 320oC.
e.
Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Ada beberapa bentuk kolom,
1) Packed column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel coil dengan panjang
1 5 m dan diameter kira-kira 5 mm.
2) Capillary column, umumnya terbuat dari purified silicate glass dengan panjang 10100 m dan diameter kira-kira 250 mm. Beberapa jenis stationary phase yang sering
digunakan:
Inorganic atau polymer packing untuk sample bersifat small gaseous species.
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube
panjang dan tipis berisi material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase diam
yang berikatan dengan pada bagian terdalam permukaannya. Ada tiga hal yang dapat
berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran yang diinjeksikan pada kolom:
2.
a.
Sumber Ion
Setelah analit melalui kolom kapiler, ia akan diionisasi. Ionisasi pada spektroskopi
massa yang terintegrasi dengan GC ada dua, yakni Electron Impact ionization (EI) atau
Chemical Ionization (CI), yang lebih jauh lagi terbagi menjadi negatif (NCI) dan positif
(PCI). Berikutnya akan dijelaskan ionisasi EI. Ketika analit keluar dari kolom kapiler, ia
akan diionisasi oleh elektron dari filamen tungsten yang diberi tegangan listrik. Ionisasi
terjadi bukan karena tumbukan elektron dan molekul, tapi karena interaksi medan
elektron dan molekul, ketika berdekatan. Hal tersebut menyebabkan satu elektron lepas,
sehingga terbetuk ion molekular M+, yang memiliki massa sama dengan molekul netral,
tetapi bermuatan lebih positif. Adapun perbandingan massa fragmen tersebut dengan
muatannya disebut mass to charge ratio yang disimbolkan M/Z. Ion yang terbentuk
akan didorong ke quadrupoles atau mass filter. Quadrupoles berupa empat
elektromagnet.
Setelah melewati rangkaian gas kromatografi, sampel gas yang akan diuji
dilanjutkan melalui rangkaian spekstroskopi massa. Molekul-molekul yang melewati
sumber ion ini diserang oleh elektron, dan dipecah menjadi ionion positifnya. Tahap ini
sangatlah penting karena untuk melewati filter, partikel-partikel sampel haruslah
bermuatan.
b.
Filter
Selama ion melui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini melalui rangkaian
Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan
lebih mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.
Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup
dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu
menghentikan kondensasi dalam detektor.
Detektor terdiri atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron Multiplier (EM)
detector. Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas. Elektron kemudian
menuju kutub yang lebih positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika elektron menyinggung
sisi EM, maka akan lebih banyak lagi elektron yang terlepas, menyebabkan sebuah
arus/aliran. Kemudian sinyal arus dibuat oleh detektor proporsional terhadap jumlah ion
yang menuju detektor.
d.
Recorder
Berfungsi merekam hasil dan mencetaknya pada sebuah grafik. Hasil detektor
akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu senyawa
dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati
kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu
mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah
menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
3.
Komputer
Data dari spekrometri masa dikirim ke computer dan diplot dalam sebuah grafik
C.
organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian
dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran. Dalam
beberapa situasi, GC dapat membantu dalam mengidentifikasi sebuah senyawa
kompleks.
Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau "mobile phase") adalah sebuah
operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti
gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau
polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau
logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi
gas disebut gas chromatograph (atau "aerograph", "gas pemisah").
2.
Kombinasi GCMS
Saat GC dikombinasikan dengan MS, akan didapatkan sebuah metode analisis
instrumen,
memisahkannya
menjadi
komponen
tinggal
dan
langsung
dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut.
Pada spektra GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak senyawa, yaitu
terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut. Berdasarkan data
waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui senyawa apa saja yang
ada dalam sampel.
Selanjutnya adalah dengan memasukkan senyawa yang diduga tersebut ke dalam
instrumen spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan karena salah satu kegunaan dari
kromatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu sampel.
Setelah itu, didapat hasil dari spektra spektroskopi massa pada grafik yang berbeda.
Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam instrumen
GC/MS adalah tak lain hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra GC, informasi
terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap senyawa dalam sampel.
Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh informasi mengenai massa molekul relatif
dari senyawa sampel tersbut.
Tahap-tahap suatu rancangan penelitian GC/MS:
1.
Sample preparation
2.
Derivatisation
3.
Injeksi
Menginjeksikan campuran larutan ke kolom GC lewat heated injection port.
GC/MS kurang cocok untuk analisa senyawa labil pada suhu tinggi karena akan
terdekomposisi pada awal pemisahan.
4.
GC separation
Campuran dibawa gas pembawa (biasanya Helium) dengan laju alir tertentu
MS detector
Aspek kualitatif : lebih dari 275.000 spektra massa dari senyawa yang tidak
Scanning
Spektra massa dicatat secara reguler dalam interval 0,5-1 detik selama
pemisahan GC dan disimpan dalam sistem instrumen data untuk digunakan dalam
analisis. Spektra massa berupa fingerprint ini dapat dibandingkan dengan acuan.
D.
Karakteristik Analisis
1.
Limitasi/Batasan
Secara umum, penggunaan metode GC-MS hanya terbatas untuk senyawa
dengan tekanan uap berkisar10-10 torr. Kebanyakan senyawa dengan tekanan lebih
rendah hanya dapat dianalisis jika senyawa tersebut merupakan senyawa turunan
(contoh , trimetilsili eter). Penentuan penentuan gugus fungsional pada cincin aromatic
masih sulit. Untuk senyawa isomer tidak dapat dibedakan oleh spketometer (sebagai
contoh : naftalena vs azulena), tapi dapat dipisahkan dengan kromatograpi.
2.
0,1 100 ng dari setiap komponen mungkin dibutuhkan agar sesuai jumlah yang
diinjeksikan.
3.
pada konformasi molekuler ekstrak; namun biasanya NMR lebih rendah sensivitasnya
sebesar 2-4.
4.
Sampel
Keadaan sampel harus dalam keadaan larutan untuk diijeksikan ke dalam kromatografi.
Pelarut
harus
bersifat
volatile
dan
organic
(sebagai
contoh
heksana
atau
Informasi analitikal
GC-MS digunakan untuk identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif dari komponen
individual dalam senyawa campuran kompleks. Terdapat perbedaan strategi analisis
data untuk aplikasi keduanya.
6.
a.
c.
Pemisahan fisik terjadi didalam kolom yang jenisnya banyak sekali, panjang dan
Banyak sekali macam detektor yang dapat dipakai pada kromatografi gas (saat ini
dikenal 13 macam detektor) dan respons detektor adalah proporsional dengan jumlah
tiap komponen yang keluar dari kolom.
e.
f.
contohnya GC/FT-IR/MS.
g.
h.
i.
a.
b.
jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat
gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan
kecuali jika ada metode lain.
c.
Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
Daftar Pustaka
Fowlis, Ian A.,1998. Gas Chromatography Analytical Chemistry by Open Learning. John
Wiley & Sons Ltd: Chichester.
Pavia, Donald L., Gary M. Lampman, George S. Kritz, Randall G. Engel
(2006). Introduction to Organic Laboratory Techniques (4th Ed.). Thomson
Brooks/Cole. pp. 797817.
Skoog, Douglas A., Donald M. West, F. James Holler. 1991. Fundamental of Analytical
Chemistry. Seventh Edition. New York: Saunders College Publishing.
Hites. Ronald. Gas Chromatography Mass Spectrometry. School of Public and
Enviromental Affairs and Departement of Chemstry. Indiana Universitas
Khopkar, S.H. 1985. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia (UIPress) : Indonesia
Skoog, Douglas A., West, Donald M., dan Holler, F.James. 1996. Analytical Chemistry.
Saunders College Publishing : Amerika.
Shalahuddin,
Iqbal.
2012.
Mengenal
Kromatografi
Gas.
http://iqshalahuddin.wordpress.com/2012/03/15/mengenal-kromatografi-gas/
(diakses 27 november 2012).
Skoog, Douglas A., West, Donald M., dan Holler, F.James. 1996. Analytical Chemistry.
Saunders College Publishing : Amerika.