Jenis Sediaan
Jenis sediaan tumbuhan obat yang paling populer di kalangan masyarakat
selama ini adalah bentuk seduhan atau rebusan. Umumnya bentuk ini
dimaksudkan untuk langsung diminum. Selain itu sebenarnya masih banyak
sediaan-sediaan lain yang digunakan untuk mempersiapkan sediaan suatu
ramuan, baik untuk pengguna-an obat luar maupun diminum sebagai obat dalam.
Secara skematis, bentuk sediaan ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Adalah proses penyarian bahan alam menggunakan pelarut air, dengan cara
direbus selama 15 menit (infusa) atau 30 menit (dekokta), di mana waktu
mu-lai dihitung saat suhu telah mencapai 90C.
Jika tidak dinyatakan lain (bahan yang akan disari bukan berupa obat keras),
maka untuk setiap 100 bagian air digunakan 10 bagian simplisia (kadar
10%).
0,5%
Rempah-rempah Indonesia
5 %
KulitKina
6 %
0,5%
Bunga Arnica
4 %
0,5%
Daun Sena
4 %
Akar Senega
4 %
Maserasi
Sedangkan hasil "sari" yang diperoleh menurut istilah Farmakope disebut sebagai : Extract, yaitu apabila kandungan sarinya cukup pekat, dan Tinctura,
Bagi masyarakat awam, baik ekstrak (cair, kental, dan kering) maupun
tingtur, keduanya disebut sebagai "sari", bahkan bahan yang diperoleh
dengan jalan diperaspun disebut pula sebagai "sari" (misalnya sari buah).
Perkolasi
Perkolator skala
laboratorium
Penyarian dianggap sudah selesai apabila tetesan yang keluar tidak lagi
berwarna atau bening, atau bisa dilakukan uji se-
Herba Teh:
Sediaan berupa simplisia yang diserbuk tidak terlalu halus, dalam sebuah
kemasan berupa kertas tembus saring, ditujukan untuk dicelup dalam air
mendidih yang sudah diangkat. Cara penyiapan seperti halnya teh celup
Seduh
Adalah cara penyediaan obat tradisional dengan jalan menyiram bahan obat
dengan air mendidih, setelah dibiarkan beberapa saat, yaitu agak dingin,
bam diminum
Dalam proses ini, penyarian kandungan aktif akan terjadi selama bahan
jamu kontak dengan air panas, sampai airnya dingin.
untuk
pemakaian
obat
dalam,
maksud
keadaan segar dan dipersiapkan pada saat itu juga (recentur paratus),
sedangkan yang lain (parem, bedak, lulur) dapat dipersiapkan dalam bentuk
kering dan dapat disimpan, sehingga saat akan dipakai tinggal dilarutkan dalam
air atau pelarut yang sesuai (untuk parem, bedak dingin dan lulur) atau langsung
digunakan tanpa tambahan pelarut apapun (misalnya bedak)
Cara penyiapan :
Racikan dibuat dari bahan kering, dan diserbuk dengan derajad kehalusan
tertentu (yaitu dengan jalan diayak), kemudian dikemas sesuai dengan
bentuk yang dikehendaki, bisa bentuk serbuk halus (bedak) atau dalam
bentuk pellet yang telah dikeringkan (parem, bedak dingin dan lulur).
Kadang-kadang
juga
dikemas
dalam
botol
berbentuk
suspensi
Cekok:
setelah diperoleh massa yang lembek, lalu dibungkus sapu tangan atau kain
kasa (yang berfungsi sebagai penyaring).
Shampoo
Shampoo londho merang:
Dibuat dari batang atau tangkai padi (Oryza sativa L.).
Caranya adalah dengan membakar tangkai padi hingga menjadi abu, kemudian
abu tersebut direndam dalam air selama semalam, lalu airnya digunakan untuk
keramas.
Daun Mangkokan
Daun Gardenia
Daun Waru
Daun Bandotan
Obat Kompres
juga
dicampur
dengan
simplisia
yang
mengandung
Caranya
cukup merendam bagian yang akan dikompres dengan air yang masih
hangat dari rebusan simplisia atau menggunakan air rebusan yang lebih
panas sejauh mana kulit bisa menahan rasa panasnya.
Setelah selesai dikompres, bagian yang luka dibalut dengan verban supaya
terlindung dari infeksi bakteri atau kotoran lain.