Proposal Kelompok 1
Proposal Kelompok 1
PENDAHULUAN
Sebelum melakukan penelitian, diperlukan hal-hal penting yang digunakan sebagai dasar
dalam pelaksanaannya. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang mengapa
permasalahan ini diangkat, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan
penelitian, asumsi, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang
Aktivitas pemindahan beban secara manual atau Manual Material Handling (MMH)
merupakan suatu aktivitas kerja yang masih banyak dijumpai dalam dunia industri. Banyak
industri maju yang sudah menggunakan mesin sebagai alat bantu untuk memindahkan
material. Namun, dalam kenyataannya masih diperlukan pemindahan material secara manual.
Hal ini berkaitan dengan berbagai kelebihan pengangkatan secara manual atau manual
material handling. Akan tetapi jika penerapan pengangkatan secara manual tidak dilakukan
secara ergonomis maka akan mengakibatkan cidera atau low back pain. Hal tersebut dapat
merugikan pekerja maupun perusahaan sehingga produktivitas dalam bekerja pun akan
menurun.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (Accident Fact, 1990), cidera
tulang belakang atau yang disebut juga dengan low back pain merupakan salah satu yang
paling umum terjadi (22% dari seluruh kecelakaan kerja yang terjadi) dan yang paling banyak
membutuhkan biaya pengobatan. Salah satu penyebab cideranya adalah overload yang
dipikul oleh tulang belakang dan overload ini disebabkan oleh pekerjaan yang mengangkat
barang.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap manual
material handling. Pertanyaan dasar saat mengevaluasi pekerjaan pengangkatan secara
manual adalah berapa banyak pekerja yang dibutuhkan untuk mengangkat, menurunkan,
mendorong, menarik atau membawa suatu benda (Snook, 2006). Physicophysical table
adalah metode yang berguna untuk menjawab pertanyaan tersebut.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut.
1. Masih munculnya keluhan kelelahan pada tulang belakang pada pekerja .
perhitungan
jumlah
pekerja
menggunakan
Snooks
Psychophysical Table.
3. Mampu memberi rekomendasi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai Ergonomi, Manual Material Handling,
Muskuloskeletal Disorders (MSDs) dan Physicophysical Table
1.8 Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam)
dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek - aspek manusia dalam lingkungan
kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di
dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan
lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja
dengan manusianya (Nurmianto, 2004).
Apabila ingin meningkatkan kemampuan manusia untuk melakukan tugas, maka
beberapa hal di sekitar lingkungan alam manusia seperti peralatan, lingkungan fisik, posisi
gerak (kerja) perlu direvisi atau dimodifikasi atau redesain atau didesain disesuaikan dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan kemampuan tubuh yang meningkat secara
optimal, maka tugas kerja yang dapat diselesaikan juga akan meningkat. Sebaliknya, apabila
lingkungan alam sekitar termasuk peralatan yang tidak sesuai dengan kemampuan alamiah
tubuh manusia, maka akan boros penggunaan energi dalam tubuh, cepat lelah, hasil tidak
optimal bahkan mencelakakan.
Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang paling serasi
antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja. Tujuan utama
ergonomi ada empat (Santoso, 2004; Notoatmodjo, 2003), yaitu:
1. Memaksimalkan efisiensi karyawan.
2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Menganjurkan agar bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat.
4. Memaksimalkan bentuk kerja.
Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools),
bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem
pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (access ways), pintu
(doors), jendela (windows) dan lain lain.
b. Desain pekerjaan pada suatu organisasi.
Misalnya : penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja
(shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain lain.
c. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja.
Misalnya : desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada
sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual
(visual display unit station). Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan
visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi
kelelahan kerja, desain suatu peletakan 1 instrumen dan sistem pengendalian agar
didapat optimasi dalam proses transfer informasi dan lain lain.
1.9 Manual Material Handling
2.2.1 Definisi Manual Material Handling
Berikut ini merupakan beberapa definisi manual material handling:
a. U.S Department of Labor mendefinisikan Manual Material Handling (MMH) sebagai
kegiatan meraih, memegang, menggenggam, memutar, atau pekerjaan lainnya yang
menggunakan tangan.
b. National Institute of Occupational Safety and Health mendefinisikannya sebagai suatu
aktivitas dengan menggunakan pergerakan tangan pekerja untuk mengangkat, mengisi,
mengosongkan, meletakkan atau membawa (NIOSH, 2007).
c. OSHA (1997) menyebutkan bahwa MMH meliputi semua pekerjaan memindahkan
material menggunakan tangan dengan cara mengangkat, menurunkan, membawa,
mendorong, menarik, menggeser, ataupun menyusun material. Dalam OH & S (2003)
dikatakan bahwa MMH tidak hanya berarti mengangkat atau membawa sesuatu saja,
namun MMH meliputi aktivitas mendorong, menggapai, memegang, dan tindakan ringan
yang berulang.
Kegiatan mengangkat dan mengangkut banyak terdapat dilingkungan pertanian,
perkebunan, pasar dan sektor perekonomian lainnya. Di kehidupan sehari-hari kita juga dapat
menemui adanya pekerjaan yang memindahkan secara manual seperti memindahkan pasien
di Rumah Sakit, memindahkan kotak atau peti, dan lain sebagainya.
Pemindahan material secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomi maka
menimbulkan terjadinya kecelakaan saat bekerja. Kecelakaan saat bekerja dapat merusak
jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan atau biasa disebut over
exertion lifting and carrying. Beberapa parameter yang perlu diperhatikan untuk pemindahan
material secara manual yaitu sebagai berikut:
a. Beban yang harus diangkat.
b. Perbandingan antara berat beban dan orangnya.
c. Jarak horizontal dari beban terhadap orangnya.
d. Ukuran beban yang akan diangkat
2.2.2 Batasan Beban
Batasan angkat di Indonesia ditetapkan melalui peraturan menteri tenaga kerja
transmigrasi dan koperasi NO.PER 01/MEN/1978 tentang kesehatan dan keselamatan dalam
penebangan dan pengangkutan kayu.
Tabel 2.1 Angkat menurut peraturan menteri tenaga kerja transmigrasi dan koperasi
No. 01 tahun 1978
Dewasa
Tenaga Kerja Muda
Laki-laki
Wanita
Laki-laki
Wanita
Aktifitas Mengangkat
(Kg)
(Kg)
(Kg)
(Kg)
Hanya mengangkat sekali40
10
15
10-12
kali
Terus-menerus
15-18
10
10-15
6-9
dan
kemampuan
menggenggam
menurun.
Biasanya
terjadi
pada
typist(Humantech, 1989,1995)
c. Buristis, yaitu rongga yang berisi cairan pelumas sendi membengkak dan inflamasi
sehingga menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak (Bridger, 2003)
d. Epicondylitis, yaitu inflamasi pada otot dan jaringan penghubung yang berada di sekitar
siku karena adanya rotasi dan putaran yang terlalu sering. Biasanya sering terjadi pada
petenis (Bridger, 2003)
e. Sprain dan strains terjadi saat ligamen atau otot terlalu tertekan karena adanya postur
yang memberi beban terhadap tubuh (Bridger, 2003)
f. Ganglion Cyst, yaitu benjolan di bawah kulit yang disebabkan karena akumulasi cairan
pada lapisan tendon. Ini biasanya ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan
(Humantech, 1989, 1995)
g. Tendinitis, yaitu inflamasi pada tendon biasanya terjadi pada tangan dan pergelangan
tangan karena pekerjaan menggunakan postur yang tidak biasa secara terus menerus
(Bridger, 2003)
h. Tenosynovitis, terjadi karena adanya inflamasi tendon dan pelapisanya dengan
pembengkakan pada pergelangan tangan aktivitas yang berlebihan pada tendon yang
disebabkan oleh beban dan pergerakan yang berulang (Pulat, 1997)
i. Trigger Finger, yaitu keadaan kaku dan gemetar pada jari karena gerakan berulang dan
penggunaan yang berlebihan dari jari, ibu jari atau pergelangan tangan yang terus
menerus (Bridger, 2003)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
1. Measuring Tape
2. Voice Recorder
3. Alat timbangan
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan dua metode dalam pengumpulan data.
Adapun metode praktek yang digunakan adalah sebagai berikut:
1
Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan
mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan suatu
kegiatan.