Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KASUS 2 :
KASUS 3 :
Cybersquatting adalah mendaftar, menjual atau
menggunakan nama domain dengan maksud
mengambil keuntungan dari merek dagang atau
nama orang lain. Umumnya mengacu pada
praktek membeli nama domain yang menggunakan
nama-nama bisnis yang sudah ada atau
nama orang orang terkenal dengan maksud
untuk menjual nama untuk keuntungan bagi
bisnis mereka . Contoh kasus cybersquatting,
Carlos Slim, orang terkaya di dunia itu pun kurang
sigap dalam mengelola brandingnya di internet,
sampai domainnya diserobot orang lain. Beruntung
kasusnya bisa digolongkan cybersquat sehingga
domain carlosslim.com bisa diambil alih. Modusnya
memperdagangkan popularitas perusahaan dan keyword
Carlos Slim dengan cara menjual iklan Google kepada
para pesaingnya. Penyelesaian kasus ini adalah
dengan menggunakan prosedur Anticybersquatting
Consumer Protection Act (ACPA), memberi hak
untuk pemilik merek dagang untuk menuntut
sebuah cybersquatter di pengadilan federal dan
mentransfer nama domain kembali ke pemilik
merek dagang. Dalam beberapa kasus, cybersquatter
KASUS 4 :
Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah
pencurian dokumen terjadi saat utusan khusus
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang
dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa
berkunjung di Korea Selatan. Kunjungan tersebut
antara lain, guna melakukan pembicaraan kerja
sama jangka pendek dan jangka panjang di bidang
pertahanan. Delegasi Indonesia beranggota 50 orang
berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama
ekonomi, termasuk kemungkinan pembelian jet
tempur latih supersonik T-50 Golden Eagle buatan
Korsel dan sistem persenjataan lain seperti pesawat
latih jet supersonik, tank tempur utama K2 Black
Panther dan rudal portabel permukaan ke udara.
Ini disebabkan karena Korea dalam persaingan
sengit dengan Yak-130, jet latih Rusia. Sedangkan
anggota DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I)
menyatakan, berdasar informasi dari Kemhan, data
yang diduga dicuri merupakan rencana kerja sama
pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara
Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan sedang