Bab 1-5
Bab 1-5
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, maka penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui
penerbitan
faktur
pajak
sebelum
dan
sesudah
Bagi Perusahaan
Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pembaca sehingga pembaca dapat
pengetahuan mengenai penerbitan faktur pajak dengan menggunakan e-Faktur.
1.4.3
Bagi Penulis
1.4.4
Dapat menambah mitra kerja dalam bentuk kerja sama dengan berbagai instansi
perusahaan dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
pembangunan,
uang
dikeluarkan
dari
tabungan
Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana unutk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
Pajak (JKP) atau oleh Ditjen Bea dan Cukai karena import BKP. Faktur pajak wajib
dibuat oleh setiap perusahaan kena pajak, karena terdapat beberapa fungsi penting
yaitu:
1. Bukti pungutan bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak.
2. Sebagai bukti pembayaran PPN yang dilakukan oleh pembeli Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak.
3. Sebagai sarana mengkreditkan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang
membeli Barang Kena Pajak.
4. Bukti pungutan Pajak (PPN atau PPnBM) karena impor BKP yang digunakan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Meihat dari fungsinya, sebagai pengurang jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
yang seharusnya disetor oleh Penjual Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak
(JKP), Faktur Pajak banyak disalahgunakan, diantaranya adalah Penerbitan Faktur
Pajak oleh Wajib Pajak non Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang tidak berhak
menerbitkan, faktur pajak fiktif, faktur pajak ganda, dan sebagainya. Banyak pihak
yang dirugikan oleh penyalahgunaan Faktur Pajak itu, maka untuk mengatasi
penyalahgunaan Faktur Pajak tersebut, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) meluncurkan
elektronik faktur pajak.
Terhitung 1 April 2013, Peraturan Direktur Jendral Pajak yang terbaru akan mulai
berlaku. PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan,
10
Keuangan
Nomor
73/PMK.03/2012
tentang
Jangka
Waktu
11
Apabila Pengusaha Kena Pajak memenuhi syarat tersebut di atas, Kantor Pelayanan
Pajak akan menerbitkan surat pemberitahuan Kode Aktivasi, yang kemudian dikirm
melalui pos dan amplop tertutup ke alamat Pengusaha Kena Pajak. Kantor Pelayanan
Pajak kemudian mengirimkan password melalui surat elektronik (email) ke alamat
email Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan yang dicantumkan dalam surat
permohonan Kode Aktivasi dan Password tersebut. Apabila Pengusaha Kena Pajak
perlu memastikan agar seluruh poin dalam permohonan di isi secara lengkap dan
benar. Apabila Pengusaha Kena Pajak tidak memenuhi syarat-syarat tersebut tidak
akan diberikan Kode Aktivasi dan Password.
Pengusaha Kena Pajak yang tidak memenuhi syarat dan/atau karena sesuatu hal surat
pemberitahuan Kode Aktivasi dan surat pemberitahan penolakan tidak diterima oleh
PKP dan kembali pos, Kantor Pelayanan Pajak akan memberitahukan informasi
tersebut melalui surat elektronik (email) ke alamat PKP yang dicantumkan dalam
surat permohonan Kode Aktivasi dan Password. Pengusaha Kena Pajak yang tidak
memenuhi syarat dapat mengajukan permohonan kode aktivasi kembali setelah
memenuhi syarat di atas dan/atau telah menyampaikan surat pemberitahuan
perubahan alamat ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan prosedur pemberitahuan
perubahan alamat.
Setelah Pengusaha Kena Pajak memperoleh Kode Aktivasi dan Password, barulah
Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permintaan Penerbitan Nomor Seri Faktur
Pajak dengan syarat Pengusaha Kena Pajak telah melaporkan SPT masa PPN untuk 3
masa pajak terakhir yang telah jatuh tempo, secara berturut-turut pada tanggal
12
13
b. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak
atau penerima Jasa Kena Pajak.
c. Jenis Barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan
d.
e.
f.
g.
harga.
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut.
Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
14
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Sumber Data
Data-data tersebut terkumpul melalui:
a. Wawancara
Pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara dengan pihak
perusahaan khususnya yang berkaitan dengan prosedur perpajakan.
b. Dokumentasi
15
16
17
18
Saat ini, wilayah kerja Perseroan meliputi 3 (tiga) Provinsi yang terdiri dari 10 Unit
di Provinsi Lampung, 10 Unit Usaha di Provinsi Sumatera Selatan, dan 5 Unit di
Provinsi Bengkulu. Sejak awal, PT Perkebunan Nusantara VII didirikan untuk ambil
bagian dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Pembangunan
Nasional pada umumnya serta sub-sektor perkebunan pada khususnya. Ini semua
bertujuan untuk menjalankan usaha di bidang agribisnis dan agroindustri, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan
3.3.2 Bidang Usaha
PT Perkebunan Nusantara VII bergerak di bidang usaha agribisnis perkebunan
dengan komoditi karet, kelapa sawit, teh, dan tebu. Usaha ditumbuhkan untuk
mengembangkan operasi berbasis bisnis yang mengarah ke integrasi vertikal.
Kebun yang dikelola tersebut meliputi kebun karet, kelapa sawi, teh, dan tebu.
Kecuali teh, kebun tersebut dikelola dengan menggunakan akema inti-plasma.
Dengan skema ini, PT Perkebunan Nusantara memiliki kebun inti, sedangkan
masyarakat ikut berpartisipasi memiliki dan mengelola kebun plasma.
3.3.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
PT Perkebunan Nusantara VII menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa
sawit, teh, dan tebu yang tangguh serta berkarakter global.
19
Tangguh:
Memiliki daya saing prima, melalui peningkatan produktivitas, mutu, skala ekonomi
usaha dan dukungan industri hilir.
Karakter Global:
Mempunyai karakteristik perusahaan berkelas dunia dengan proses bisnis dan kinerja
yang prima serta menghasilkan produk yang berstandar internasional.
Misi:
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan
menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta
ramah lingkungan.
2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet,
kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan.
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi.
4. Membangun tata kelola usaha yang efektif.
5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya
saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.
3.3.4 Tujuan Perusahaan
Sesuai dengan Akte Perusahaan, tujuan dari Perusahaan yang akan dicapai dalam
lima tahun ke depan adalah:
20
21
Wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara VII tersebar di tiga provinsi yang terdiri atas
6 Distrik dengan 25 Unit. Masing-masing distrik dikepalai General Manager dan
masing-masing Unit dikepalai Manajer Unit. Secara struktural Direksi membawahi
General Manager dan Manajer Unit. Organisasi di kantor pusat terdiri atas 13 bagian
yang masing-masing dikepalai seorang Kepala Bagian.
Berikut fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang ada pada PT Perkebunan
Nusantara VII adalah:
1. Direktur Utama
2. Direktur Produksi
3. Direktur Sumber Daya Manusia & Umum
4. Direktur Keuangan
5. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
6. Bagian Satuan Pengawasan Intern
7. Bagian Tanaman
8. Bagian Teknik dan Pengolahan
9. Bagian Sumber Daya Manusia
10. Bagian Hukum dan Regulasi
11. Bagian Umum dan PKBL
12. Bagian Keuangan
13. Bagian Akuntansi
14. Bagian Logistik
15. Bagian Pemasaran
16. Bagian Pengkajian dan Pengembangan
17. Bagian Teknologi Informasi, Komunikasi & Kooporate
18. Sekretariat Perusahaan
3.4 Tempat dan Waktu Praktik Kerja Lapangan
1. Tempat PKL
: PT Perkebunan Nusantara VII Bandar Lampung
2. Waktu PKL
: Dimulai dari tanggal 07 Juli 2015 sampai dengan
Tanggal 04 September 2015
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Peredaran usaha Wajib Pajak telah melebihi batasan dari pengusaha kecil.
Persyaratan untuk dapat melakukan transaksi, baik kepada bendaharawan
23
24
Adanya Kontrak
Penjualan
Pembayaran
Penjualan
Diterbitkan Faktur
Pajak
Diterbitkan DD
25
Ketentuan sebelum menggunakan e-Faktur atau Faktur Pajak Kertas sebagai berikut:
26
1. Format/Lay Out
Bebas tidak ditentukan dan dapat mengikuti contoh di lampiran PER-24/PJ/2012.
2. Tanda Tangan
Tanda tangan basah diatas Faktur Pajak Kertas.
3. Bentuk dan Lembar
Diwajibkan berbentuk kertas dan jumlah lembar diatur.
4. PKP yang membuat
Yang membuat adalah seluruh PKP
5. Jenis Transaksi
Jenis transaksi yang dilakukan adalah penyerahan seluruh.
6. Prosedur Lapor/Upload dan Persetujuan DJP
Faktur Pajak Kertas dilaporkan ke DJP dengan cara upload dan mendapat
persetujuan dari DJP.
7. Mata Uang
Mata uang yang digunakan adalah Rupiah dan Dollar.
8. Pelaporan SPT PPN
Pelaporan SPT PPN yang digunakan menggunakan aplikasi tersendiri.
4.2.2 Penerbitan Sesudah Menggunakan e-Faktur
Berikut merupakan langkah yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan
e-Faktur:
Langkah 1: Melengkapi Form dan Persyaratan
A. Menyiapkan Surat Permohonan Sertifikat Elektronik
27
tersebut.
WNA: Paspor asli, KITAS/KITAP asli, beserta photocopy kedua dokumen
tersebut.
Pas Foto WNI/WNA terbaru yang disimpan kedalam CD.
Asli SPT Tahunan Badan dan Bukti Penerimaan Surat atau Tanda Terima
Pelaporan SPT.
Surat Pemohonan Kode Aktivasi dan Password harus diisi dengan lengkap
berdasarkan
peraturan
Menteri
Keuangan
No.
PMK-
73/PMK.03/2012.
Langkah 2: Pergi ke Kantor Pelayanan Pajak (sesuai dengan tempat PKP terdaftar)
28
Langkah 3: Aktivasi
PKP wajib membawa surat penyetujuan aktivasi dan password yang dikirim
oleh DJP beserta lembaran surat Permintaan Aktivasi Akun PKP ke Kantor
Pelayanan Pajak. Aktivasi akun akan selesai pada hari itu juga.
Surat Permintaan Aktivasi Akun PKP harus sesuai dengan lampiran IE
Peraturan.
Langkah 4: e-Nofa
29
http://svc.efaktur.pajak.go.id/installer/EFaktur_Windows_32bit.zip
Aplikasi e-Faktur Windows 64 bit:
http://svc.efaktur.pajak.go.id/installer/EFaktur _Windows_64bit.zip
Aplikasi e-Faktur Linux 32 bit:
http://svc.efaktur.pajak.go.id/installer/EFaktur_Lin32.zip
Aplikasi e-Faktur Linux 64 bit:
http://svc.efaktur.pajak.go.id/installer/EFaktur_Lin64.zip
Aplikasi e-Faktur Machinthos 64 bit:
http://svc.efaktur.pajak.go.id/installer/EFaktur_Mac64.zip
Contoh e-Faktur
30
31
1. Format/Lay Out
Ditentukan oleh aplikasi/sistem yang ditentukan dan atau disediakan oleh DJP.
2. Tanda tangan
Tanda tangan elektronik yang berbentuk QR code.
3. Bentuk dan Lembar
Bentuk dan lembar yang digunakan tidak diwajibkan untuk dicetak dalam bentuk
kertas.
4. PKP yang membuat
PKP yang membuat adalah PKP yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
5. Jenis Transaksi
Jenis transaksi yang dilakukan yaitu hanya penyerahan BKP JKP saja.
6. Prosedur Lapor/Upload dan Persetujuan DJP
e-Faktur dilaporkan ke DJP dengan cara upload dan kemudian mendapat
persetujuan dari DJP.
7. Mata Uang
Mata uang yang digunakan adalah Rupiah (Selain rupiah, dikonversi ke Rupiah
dengan menggunakan kurs Menteri Keuangan pada saat pembuatan e-Faktur).
8. Pelaporan SPT PPN
Menggunakan aplikasi yang sama dengan aplikasi pembuatan e-Faktur.
32
harga.
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut.
Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
33
keterangan yang lengkap, jelas dan benar, Perusahaan dapat membuat e-Faktur
pengganti melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau
disediakan Direktorat Jenderal Pajak.
7. Atas hasil cetak dan atas data e-Faktur yang rusak atau hilang, Perusahaan dapat
mencetak ulang melalui aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan dapat
mengajukan permintaan data e-Faktur ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor
Pelayanan Pajak dengan menyampaikan surat Permintaan data e-Faktur
sebagaimana diatur dalam Lampiran.
8. Dalam hal terjadi keadaan tertentu yang menyebabkan Perusahaan tidak dapat
membuat e-Faktur, Perusahaan diperkenankan untuk membuat Faktur Pajak
berbentuk kertas (hardcopy).
4.4 Pengaruh Penerapan Aplikasi e-Faktur terhadap PT Perkebunan Nusantara
VII
Sejak diterapkannya penggunaan aplikasi e-Faktur, sebagai pihak penjual perusahaan
dapat mengambil keuntungan sebagai berikut:
1. Faktur Pajak elektronik tidak lagi menggunakan tanda tangan basah, melainkan
dengan menggunakan tanda tangan elektronik yang berbentuk QR code, sehingga
proses penerbitan faktur pajak lebih mudah.
2. e-Faktur tidak harus dicetak sehingga mengurangi biaya kertas, biaya cetak, dan
biaya penyimpanan.
34
3. Aplikasi e-Faktur sekaligus pembuatan SPT Masa PPN sehingga perusahaan tidak
perlu lagi membuatnya.
4. Untuk meminta nomor seri faktur pajak dapat dilakukan melalui website Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) sehingga tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
35
5.1 Simpulan
Faktur Pajak adalah sebuah dokumen yang sangat penting untuk penjual karena
merupakan bukti otentik telah memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari pihak
pembeli. Sedangkan bagi pembeli, dengan adanya faktur pajak maka PKP dapat
mengkreditkan atau mengurangi PPN yang harus dibayar. Dalam menjalankan
penerapan aplikasi e-Faktur dalam penerbitan faktur pajak, PT Perkebunan Nusantara
telah berjalan dengan baik.
Secara garis besar penerbitannya telah sesuai dengan Peraturan Direktorat Jendral
Pajak Nomor Per-16/PJ/2014 dan Peraturan Kementrian Keuangan Republik
Indonesia yaitu tentang bentuk, ukuran, tata cara, pembetulan atau penggantian, dan
tata cara pembatalan faktur pajak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil praktek kerja dan kesimpulan yang disimpulkan penulis, maka ada
beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi
perusahaan yaitu untuk menghindari sanksi administrasi, sebaiknya PT Perkebunan
Nusantara VII menambah staf urusan pajak sehingga apabila ada kesalahan faktur
pajak meskipun dibuat oleh rekanan dapat dengan mudah diketahui pada saat
menginput data dan dapat segera dikembalikan untuk dilakukan perbaikan.
36