Anda di halaman 1dari 8

Tugas Pengganti UAS

Geologi Mineral Logam

Endapan Fe (Magnetit)

Disusun Oleh :
Muchammad Dani Satria

21100112130062

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
JANUARI 2016

Pendahuluan
Besi merupakan unsur logam yang sangat dibutuhkan oleh manusia dari dulu
hingga sekarang. Mineral bijih penghasil besi antara lain adalah magnetit, hematit,
ilmenit, limonit, siderit, goethite, dan lepidokrosit. Mineral-mineral ini terbentuk
dari berbagai macam proses geologi seperti pembekuan magma, hidrotermal,
sedimentasi, dan metamorfisme.
Magnetit sebagai salah satu bijih besi merupakan mineral yang banyak
ditemui dalam batuan. Magnetit (Fe3O4) merupakan mineral oksida yang memiliki
komposisi 72.36% besi dan 27.64% oksigen. Magnetit berwarna abu-abu gelap
hingga hitam, dengan specific gravity 5.16 5.18. Penciri dari magnetit adalah
memiliki sifat kemagnetan yang kuat. Sifat kemagnetan ini menjadi sangat berguna
dalam eksplorasi dengan metode magnetik dan proses pembuatan konsentrat
dengan metode magnetic separation. Magentit terkadang dapat mengandung unsur
titanium dalam jumlah kecil, apabila kandungan titaniumnya mencapai 2-15%
maka disebut dengan titanoferous magnetite.

Magnetit (abu-abu gelap) dan kalkopirit (kuning keemasan)

Magnetit dapat terbentuk melalui berbagai macam proses. Tipe endapan


magnetit antara lain adalah endapan magmatik, endapan hidrotermal, endapan
skarn, sedimentary-hosted deposit, dan endapan rombakan pantai (placer).
Endapan besi magmatik berasal dari large igneous province atau lebih dikenal
dengan flood basalts seperti di Bushveld Complex, Afrika Selatan.

Endapan besi hidrotermal sering berasosiasi dengan tembaga dan emas sehingga
disebut Iron oxide-copper-(gold) deposit (IOCG).
Endapan besi pada batuan sedimen lebih dikenal dengan istilah Banded Iron
Formation (BIF), yang berasosiasi dengan batuan Prekambrium. BIF merupakan
endapan penghasil besi utama di dunia.
Endapan besi placer terbentuk dari rombakan batuan yang mengandung Fe dan
terendapkan di pantai. Contohnya adalah endapan pasir besi yang ada di pantai
selatan Yogyakarta.
Dalam tulisan ini akan dibahas endapan besi (magnetit) yang berasal dari
endapan skarn (calcic iron skarn). Endapan skarn merupakan endapan yang
terbentuk dari proses metasomatisme kontak akibat intrusi batuan beku pada batuan
karbonat. Proses metasomatisme adalah proses pertukaran unsur-unsur dari magma
yang mengintrusi dengan unsur-unsur pada batuan samping. Endapan skarn besi
merupakan endapan skarn terbesar dan skarn selalu berkaitan dengan pembentukan
bijih besi (iron ore).

Tatanan Tektonik (Tectonic Setting)


Skarn besi dapat terbentuk dari dua macam tatanan tektonik yang berbeda.
Calsic magnetite skarn terbentuk pada tatanan tektonik busur kepulauan yang
berasosiasi dengan intrusi magma yang relatif mafik seperti diorit dan diabas.
Sedangkan magnesian magnetite skarn terbentuk pada tatanan tektonik sabuk
orogenik di sepanjang tepi benua dan berasosiasi dengan pluton felsik pada batuan
samping berupa dolomit.
Pada calsic magnetite skarn, busur kepulauan memungkinkan adanya batuan
karbonat seperti batugamping, batupasir, greywacke, dan dolomit. Kemudian
intrusi yang relatif mafik menjadi penyuplai unsur Fe. Contoh endapan skarn
magnetit jenis ini ada di Shinyama, Jepang, dan Daquiri, Kuba. Sedangkan pada
magnesian magnetite skarn, unsur magnesium berasal dari dolomit dan pluton
sebagai penyuplai unsur besi (Fe). Contoh endapan skarn magnetit magnesian
adalah di Cornwall, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Proses Pembentukan (Genesis)


Pembentukan skarn besi (magnetit) terjadi sebagaimana proses terbentuknya
skarn pada umumnya. Skarn dapat terbentuk akibat proses metasomatisme kontak
antara intrusi dengan batuan karbonat yang diterobos. Proses metasomatisme
adalah proses pertukaran unsur-unsur Ca dan Mg dari batuan karbonat dengan Si,
Al, dan Fe yang berasal dari larutan sisa magma.
Pada proses pembentukan skarn terjadi 2 tahap yaitu skarn prograde dan skarn
retrograde.
Skarn prograde adalah skarn yang terbentuk pada suhu yang tinggi dan terjadi
pada fase awal. Skarn prograde memiliki mineral-mineral penciri seperti garnet
dan klinopiroksen.
Skarn retrograde adalah skarn yang terbentuk pada suhu yang rendah dan terjadi
pada tahap akhir. Minerla penciri dari skarn retrograde adalah amfibol, epidot,
klorit, dan serpentin.
Dalam pembentukan skarn juga dikenal istilah endoskarn dan eksoskarn.
Endoskarn adalah skarn yang terbentuk di dalam atau batas batuan intrusi,
sedangkan eksoskarn terbentuk pada batuan karbonat di sekitar tubuh intrusi.
Alterasi batuan samping juga terjadi pada skarn magnetit Ca. Alterasi pada skarn
ini melibatkan perkembangan endoskarn yang ekstensif yang dicirikan dengan
mineral albit, ortoklas, epidot, kuarsa, dan scapolite.

Model endapan skarn, endoskarn dan eksoskarn

Produk (Mineral Bijih)


Produk mineral bijih pada skarn besi umumnya berupa mineral magnetit
(Fe3O4). Bijih magnetit skarn terdiri dari lapisan magnetit ataupun berbentuk lensa.
Tubuh bijih terletak berasosiasi dengan zona garnet atau pada batugamping dekat
dengan zona skarn. Bijih magnetit bisa berupa urat atau lapisan monomineral, dan
bisa juga laminasi-laminasi yang kaya akan magnetit yang berselingan dengan
mineral pengotor.
Produk mineral pada skarn magnetit Ca terdiri dari :
Prograde : garnet grossular dan andradite, piroksen
Retrograde : amfibol, klorit, epidot
Bijih : magnetit, kalkopirit, kobalit, pirhotit
Sedangkan produk mineral pada skarn magnetit Mg terdiri dari :
Prograde : forsterit, kalsit, spinel, diopsid, magnetit, apatit
Retrograde : amfibol, humit, serpentinit, klorit, kondrodit
Bijih : magnetit, pirit, kalkopirit, sfalerit, pirhotit, dan arsenopirit

Contoh Endapan :
Endapan Skarn Besi-Tembaga Shinyama, Tambang Kamaishi, Jepang
Endapan skarn di Tambang Kamaishi, Shinyama, Jepang merupakan jenis
skarn besi-tembaga. Secara tatanan tektoniknya, endapan ini berada pada busur
kepulauan. Skarn Shinyama terbentuk pada batas kontak batugamping berumur
Karbon yang diterobos oleh diorite-diorit porfir berumur Kapur. Berdasarkan
materi yang telah dibahas sebelumnya maka skarn ini termasuk skarn magnetit Ca.
Skarn Shinyama menunjukkan urutan zona dari batugamping ke batuan beku
sebagai berikut :
Batugamping skarn klinopiroksen skarn garnet skarn garnet-klinopiroksen
skarn epidot-klinopiroksen skarn epidot-amfibol skarn plagioklas-amfibol
diorit-diorit porfir

Kondisi mineralogi dan letak mineralisasi pada skarn Shinyama digambarkan


dalam diagram berikut

batugamping
eksoskarn

diorit-diorit porfir
endoskarn
Skarn
Skarn
DioritBatuSkarn
Skarn Skarn garnet- Skarn epidotepidot- plagioklas- diorit
gamping klinopiroksen garnet klinopiroksen klinopiroksen
amfibol
amfibol
porfir
Bijih
Bijih besi-tembaga
tembaga

Pengurangan Al2O3
Kenaikan klinopiroksen hedenbergite
Kenaikan garnet andradit

Pengurangan CaO

Mineral bijih pada skarn Shinyama juga mengalami pengurutan zona yang
parallel dengan zona skarn yang terbentuk. Zona-zona tersebut terdiri dari:
(i) Kalkopirit-pirhotit-cubanite-magnetit
(ii) Kalkopirit-pirhotit-magnetit
(iii) Magnetit-kalkopirit-pirhotit-pirit
Zona (i) dan (ii) berada pada tubuh bijih tembaga sedangkan zona (iii) berada pada
tubuh bijih besi-tembaga.
Mineral-mineral penciri skarn dan mineral bijih pada skarn ini terbentuk
berdasarkan urutan berikut :
Mineral-mineral skarn > magnetit (Fe3O4) > pirhotit (Fe(1-x)S) > kalkopirit
(CuFeS2) dan cubanite (CuFe2S3) > pirit (FeS2)

Metode Penambangan
Telah disebutkan sebelumnya bahwa magnetit memiliki sifat kemagnetan
yang tinggi. Terkait hal tersebut, dalam eksplorasi anomali kemagnetan yang kuat
bisa menjadi petunjuk keberadaan endapan magnetit. Namun sifat anomali ini dapat
terganggu bila endapan terletak cukup dalam atau mineral magnetit tersebut telah
mengalami perubahan menjadi hematit. Pada daerah yang mengalami pelapukan
tinggi, singkapan limonit, besi hidroksida, gossan besi silfat, lempung, dan batuan

karbonat yang berasosiasi dengan endapan ini dapat diidentifikasi dengan citra
landsat. Metode geofisika lain juga dapat digunakan dalam tahap eksplorasi seperti
elektormagnet, induced polarization (IP), dan survei resistivitas batuan. Selain itu
tentu dalam eksplorasi dibutuhkan survei geologi seperti pemetaan batuan,
pemetaan daerah alterasi, hingga delineasi distribusi endapan skarn.
Pada umumnya endapan skarn magnetit ditambang dengan metode tambang
terbuka (open pit mining). Metode ini merupakan metode dengan biaya yang
rendah. Penggunaan metode tambang terbuak dilakukan selama rasio batuan
penutupnya lebih kecil dibandingkan dengan mineral bijihnya. Hampir semua
tambang bijih besi besar di dunia menggunakan metode tambang terbuka, dengan
pengecualian beberapa tambang di Eropa.

Open Pit di Labrador City, Canada

Ketika rasio pengupasan batuan penutup menjadi lebih besar, metode


tambang bawah tanah (underground mining) bisa jadi pilihan. Akan tetapi metode
ini memakan biaya operasi yang lebih tinggi. Dibutuhkan banyak modal untuk
membangun fasilitas, instrumen, dan juga pekerja yang lebih ahli. Selain itu
produksi bijih besi per hari dari tambang bawah tanah lebih sedikit dibandingkan
dengan metode tambang terbuka.

DAFTAR PUSTAKA
Hammarstrom, Jane M., Ted G. Theodore, et. al. 1986. Fe Skarn Deposits. PDF
download from : http://pubs.usgs.gov/of/1995/ofr-95-0831/CHAP13.pdf
Idrus, Arifudin. 2005. Geologi Mineral Bijih : Iron-Mn-Al Deposit. PDF dari
Laboratorium Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi, FT-UGM
Poveromo, J. J. 1999. Ironmaking Volume. The AISE Steel Foundation, Pittsburgh,
Pennsylvania
Uchida, Etsuo and J. Toshimichi Iiyama. 1982. Physicochemical study of skarn
formation in the Shinyama iron-copper ore deposit of the Kamaishi Mine,
northeastern Japan. Economic Geology, July 1982, v. 77, p.809-822

Anda mungkin juga menyukai