Anda di halaman 1dari 8

Contoh Soal Menentukan Harga Pokok Produksi

Metode Harga Pokok Proses Tanpa Memperhitungkan


Persediaan Produk Dalam Proses Awal

Untuk memberikan pemahaman penggunaan metode harga pokok proses


dalam pengumpulan biaya produksi maka diilustrasikan pada penggunaan metode
harga pokok proses yang belum memperhitungkan dampak adanya persediaan
produk dalam proses awal dengan metode harga pokok proses yang diterapkan
dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen
produksi.
Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode
harga pokok proses, berikut ini diuraikan contoh metode harga pokok proses yang
diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen
produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk dalam proses awal
periode.
Contoh dalam metode ini adalah:
PT Pupuk Kaltim mengolah produknya secara massa melalui satu departemen
produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Maret 2016 adalah:
Data Produksi dan Biaya PT Pupuk Kaltim Bulan Maret 2016
Biaya Bahan Baku

Rp 11.000.000,-

Biaya Bahan Penolong

Rp 22.000.000,-

Biaya Tenaga Kerja

Rp 29.400.000,-

Biaya Overhead Pabrik

Rp 36.800.000,-

Total Biaya Produksi

Rp 99.200.000,-

Jumlah Produk yang dihasilkan selama bulan Maret 2016 adalah:


Produk jadi

4.000 kg

Produk dalam proses

1.500 kg

Dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut:


a. Biaya bahan baku sudah terpakai 100%.
b. Biaya bahan penolong sudah terpakai 100%
c. Biaya tenaga kerja sudah terpakai 60%
d. Biaya overhead pabrik sudah terpakai 40%
Sedangkan data untuk perhitungan harga pokok produksi per satuan:
Data Produksi Maret 2016
Masuk ke dalam proses

5.500 kg

Produk jadi

4.000 kg

Produk dalam proses

1.500 kg

Selanjutnya adalah bagaimana menghitung harga pokok produk jadi yang


ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada
akhir bulan belum selesai diproduksi. Untuk tujuan tersebut perlu dilakukan
penghitungan biaya produksi per satuan yang dikeluarkan dalam bulan Maret
2016. Hasil perhitungan ini kemudian dikalikan dengan kuantitas produk jadi dan
akan dihasilkan informasi harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
Untuk menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir
periode, biaya produksi per satuan tersebut dikalikan dengan kuantitas persediaan

produk dalam proses, dengan memperhitungkan tingkat penyelesaian persediaan


produk dalam proses tersebut.
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan oleh perusahaan
tersebut, perlu dihitung unit ekuivalensi bulan Maret 2016 dengan cara
perhitungan sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam bulan Maret 2016 tersebut dapat
menghasilkan 4.000 kg produk jadi dan 1.500 kg persediaan produk dalam
proses dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku sebesar 100%. Hal ini
berarti bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 11.000.000 tersebut telah
digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 4.000 kg dan 1.500 kg
(1.500 x 100%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit
ekuivalensi biaya bahan baku adalah 5.500 kg, yang dihitung sebagai berikut :
4.000 + (100% x 1.500) = 5.500 kg.
2. Biaya bahan penolong yang dikeluarkan dalam bulan Maret 2016 sebesar Rp
22.000.000 tersebut dapat menghasilkan 4.000 kg produk jadi dan 1.500 kg
persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya bahan
penolong sebesar 100%. Hal ini berarti bahwa biaya bahan penolong tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 4.000 kg dan 1.500
kg (1.500 x 100%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit
ekuivalensi biaya bahan penolong adalah 5.500 kg, yang dihitung sebagai
berikut : 4.000 + (100% x 1.500) = 5.500 kg.
3. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bulan Maret 2016 sebesar Rp
29.400.000 tersebut dapat menghasilkan 4.000 kg produk jadi dan 1.500 kg

persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya tenaga


kerja sebesar 60%. Hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja tersebut telah
digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 4.000 kg dan 900 kg
(1.500 x 60%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit
ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah 4.900 kg, yang dihitung sebagai berikut:
4.000 + (60% x 1.500)= 4.900 kg
4. Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam bulan Maret 2016 sebesar Rp
36.800.000 tersebut dapat menghasilkan 4.000 kg produk jadi dan 1.500 kg
persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya overhead
pabrik sebesar 40%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead pabrik tersebut
telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 4.000 kg dan 600
kg (1.500 x 40%) persediaan produk dalam proses. Dengan demikian unit
ekuivalensi biaya bahan penolong adalah 4.600 kg, yang dihitung sebagai
berikut : 4.000 + (40% x 1.500)= 4.600 kg
Perhitungan biaya produksi per kilogram produk yang diproduksi dalam
bulan Maret 2016 dilakukan dengan membagi tiap unsur biaya produksi (biaya
bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik) seperti pada perhitungan sebagai berikut:
Perhitungan Harga Pokok Produksi Barang Jadi
Unsur

Total Biaya

Ekuivalensi

Biaya per satuan

Biaya Produksi

(2)

(3)

Produk

(1)

(2) / (3)

Biaya bahan baku

11.000.000

5.500

2.000

Biaya bahan penolong

22.000.000

5.500

4.000

Biaya tenaga kerja

29.400.000

4.900

6.000

Biaya overhead pabrik

36.800.000

4.600

8.000

Total

99.200.000

20.000

Maka, harga pokok produksi barang jadi:


20.000 x 4000 = 80.000.000
Setelah biaya produksi per satuan dihitung, harga pokok produksi jadi yang
ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses dihitung
sebagai berikut:
Perhitungan Harga Pokok Produksi Barang Jadi dan Barang Dalam Proses
HPP barang jadi:

80.000.000

4.000 x 20.000
HPP barang dalam proses:
BBB : 100% x 1.500 x 2.000

3.000.000

BBP : 100% x 1.500 x 4.000

6.000.000

BTK : 60% x 1.500 x 6.000

5.400.000

BOHP : 40% x 1.500 x 8.000

4.800.000
19.200.000

Jumlah Biaya Produksi


Bulan Maret 2016

99.200.000

Catatan:
BBB = biaya bahan baku
BBP = biaya bahan penolong
BTK = biaya tenaga kerja
BOHP = biaya overhead pabrik

Selanjutnya adalah membuat laporan biaya produksi sebagai berikut:


PT Pupuk Kaltim
Laporan Biaya Produksi Bulan Maret 2016
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses
Produk jadi yang di transfer ke gudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah Produk yang dihasilkan
Biaya yang dibebaskan dalam
bulan Maret 2016
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Perhitungan Biaya
HPP yang di transfer ke gudang
4.000 kg x 20.000
HPP dalam proses akhir
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik

5.500 kg
4.000 kg
1.500 kg
5.500 kg

Total
11.000.000
22.000.000
29.400.000
36.800.000
99.200.000

Per kg
2.000
4.000
6.000
8.000
20.000
80.000.000

3.000.000
6.000.000
5.400.000
4.800.000
19.200.000

Jumlah Biaya produksi dalam


bulan Maret 2016

99.200.000

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi


Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya produksi, biaya
produksi yang terjadi dalam bulan maret 2016, dicatat dalam jurnal berikut ini:
1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku

11.000.000
11.000.000

2. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:


Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong

22.000.000

Persediaan Bahan Penolong

22.000.000

3. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja:


Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja

29.400.000

Gaji dan Upah

29.400.000

4. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik:


Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik

36.800.000

Biaya Overhead Pabrik Dibebankan

36.800.000

5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk barang jadi:


Persediaan Barang Jadi

80.000.000

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku

8.000.000

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong

16.000.000

Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja

24.000.000

Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik

32.000.000

6. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk barang dalam proses akhir:
Persediaan Barang Dalam Proses

19.200.000

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku

3.000.000

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Penolong

6.000.000

Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja

5.400.000

Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik

4.800.000

Nama

: Fian Metal Angga P.

NIM

: 2012020129

Kelas

: Manajemen Semester 4 B2

Referensi:
Horngren, Charles Sinaga / Foster, George / Sinaga, Marinus. 2006. Akuntansi
Biaya : Suatu Pendekatan Manajerial Jilid 1. Jakarta: Erlanggga
RA Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Buku 1. Yogyakarta: BPFE
Supawi Pawenang. 2016. Modul Akuntansi Biaya. Surakarta: Uniba

Anda mungkin juga menyukai