NO. REVISI
00
HALAMAN
1/11
M. YUDI SETIAWAN
IPDA NRP 78040043
1.
Tujuan
Disusunnya Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyelidikan Intelijen bertujuan untuk
memberikan gambaran secara umum tentang penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pokok
penyelidikan sebagai salah satu fungsi intelijen di lingkungan Polri sekaligus untuk
menyamakan persepsi dan tindakan dari para pelaksana di lapangan serta memberikan
pedoman kepada Anggota Operasional dalam penyelenggara penyelidikan Intelijen secara
terarah, terencana sehingga pelaksanaan tugas penyelidikan dapat berdaya dan berhasil
guna.
2.
Pedoman/Acuan
2.1
2.2
Undang undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang undang Hukum
Acara Pidana.
2.3
Skep Kapolri No. Pol. : Skep / 37 / I / 2005 tanggal 31 Januari 2005 tentang
Pedoman Intelijen Keamanan di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2.4
Panduan Teknis atas Skep Kapolri No. Pol. : Skep / 412 / VI / 2005 tanggal 23 Juni
2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyelidikan Intelijen Keamanan.
3.
2.5
Perkap Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 23 September 2010 tentang Susunan
Organisasi dan tata kerja pada tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor.
2.6
Rencana Kerja Satuan Intelijen Keamanan Polres Gorontalo Kota Tahun 2016.
Pengertian
Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) ini yang dimaksud dengan :
4.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Alat
4.1
Buku Harian
Peta Situasi
Lembaran Kerja
Alat Penyelidikan seperti Camera Foto Digytal, Tape Recorder, Handy camp,
Camera tersembunyi
5.
4.2
4.3
PELAKSANAAN
5.1
5.2
untuk
menemukan
dan
5.1.1 Sasaran yang bersifat Umum, yaitu yang berkaitan dengan Faktor Korelatif
Kriminogen (FKK), Police Hazard dan Ancaman Faktual, meliputi:
5.1.1.1
5.1.1.2
5.1.1.3
Sumberdaya
Alam.
Sasaran
mengenai
perkebunan,
pertambangan, perikanan, serta hasil bumi dan laut lainnya.
5.1.1.4
5.1.1.5
5.1.1.6
5.1.1.7
5.4
5.5
5.4.1.1
5.4.1.2
5.4.1.3
5.7.
Cara pelaksanaan
Macam Baket yang dibutuhkan
Siapa yang akan ditugaskan untuk melakukan penyelidikan
Jangka waktu penyelidikan.
5.8.
Tahap pengolahan
yaitu kegiatan-kegiatan untuk menghasilkan produk intelijen dari bahan-bahan
keterangan/informasi yang telah dikumpulkan. Tahapan proses pengolahan yaitu :
5.8.1 Pencatatan, dilakukan secara sistematis dan kronologis terhadap baket, agar
mudah dan cepat dapat dipelajari untuk penyajian kembali apabila sewaktuwaktu diperlukan. Pencatatan yang harus disediakan berupa buku harian, peta
situasi dan lembaran kerja.
5.8.2 Penilaian, yaitu penentuan ukuran kepercayaan terhadap sumber informasi
dan ukuran kebenaran dari isi informasi dengan menggunakan neraca
penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan jalan memperbandingankan
baik yang berasal dari sumber yang sama maupun dari sumber yang lainnya.
Adapun Cara penilaian baket:
Penelitian terhadap sumber maupun isi baket melalui proses pertanyaanpertanyaan (checklist), dimaksudkan untuk memudahkan penentuan ukuran
kepercayaan terhadap baket tersebut.
5.8.2.1 tindakan-tindakan dalam melakukan kegunaan baket:
- Apakah baket/informasi itu diperlukan atau apakah ia merupakan
persoalan-persoalan baru?
- Apakah baket/informasi itu segera berguna? Kalau ya untuk
siapa?
- Apakah baket/informasi itu berguna untuk waktu yang akan
datang?
- Apakah baket / informasi itu berguna bagi kesatuan sendiri,
kesatuan atasan, kesatuan kesamping atau kesatuan bawahan?
5.8.2.2
5.8.2.3
Tindakan ketiga, meneliti kebenaran isi baket, dengan pertanyaanpertanyaan sebagai berikut:
- Apakah yang dilaporkan itu dapat diterima akal?
- Apakah baket itu diyakinkan kebenarannya oleh baket-baket
lainnya dari berbagai sumber?
- Sampai dimana isi baket itu sesuai dengan baket yang sudah
ada?
- Adakah kemungkinan bahwa baket itu berasal dari satu tangan
dan sengaja disampaikan melalui berbagai saluran untuk tujuan
penyesatan-penyesatan.
5.8.3 Penafsiran, yaitu menentukan arti dan kegunaan baket dihubungkan dengan
baket-baket lainnya yang telah ada. Penafsiran dilakukan dengan cara
mempersamakan, memcocokkan dan memperbandingkan, baket yang baru
diterima dengan baket yang telah ada.
5.8.4 Kesimpulan. Dalam menarik suatu kesimpulan dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung (induksi, deduksi dan komulatif). Penarikan
kesimpulan melalui tahap analisa, tahap integrasi dan konklusi.
5.9
Tahap Penyajian
Produk intelijen yang telah dihasilkan harus disampaikan kepada alamat yang
tepat dan waktu yang tepat. Penyajian produk intelijen memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan, a) apakah isi produk intelijen tersebut berguna
dikemudian hari; b) apakah produk intelijen itu berguna untuk kesatuan atasan,
samping atau bawahan.
Di dalam penyajian, cara dan bentuk penyajian produk intelijen disesuaikan
dengan urgensi, tingkat kerahasiaan, kecepatan, ketepatan dan keamanan. Produk
intelijen yang isinya segera berguna bagi si pemakai intelijen atau isinya mengenai
persoalan khusus yang memerlukan perhatian atau perlakuan segera bagi si
pemakai, maka penyampaiannya dilakukan secara insidentil dalam bentuk :
-
laporan informasi
Atensi Report (Atrap)
Laporan Khusus (Lapsus)
Memo Intelijen
Laporan khusus harian.
Laporan tahunan
Perkiraan intelijen.
perwira intelijen
kurir
Sarana komunikasi intelijen.
6.1.2
6.1.2.2
6.1.3
6.1.4
Temuan sendiri.
-
6.1.4.2
10
6.2
Pola Dasar Pelaksanaan Operasional Unit Intelijen terdiri dari tujuh (7)
langkah dengan urutan sebagai berikut :
6.2.1.1
6.2.1.2
6.2.1.3
6.2.1.4
6.2.1.5
6.2.1.6
6.2.1.7
Tahap Indikasi :
-
6.2.2.2
Tahap Deteksi
Penyelidikan diarahkan untuk
tidaknya kejahatan berjaringan.
mengetahui
ada
atau
11
6.2.2.3
6.2.2.4
6.2.2.5
Tahap Penindakan.
-
12
7)
6.
pelaku
PENUTUP
Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat sebagai pedoman dan bahan
acuan anggota Satuan Intelkam Polres Gorontalo dalam pelaksanaan tugas di bidang
Operasional guna tercapainya prinsip-prinsip Penyelidikan secara Profesional, sesuai
kebutuhan, pengawasan, transparan, akuntabel dengan tidak mengabaikan aspek
keamanan (security internal), serta tertib administrasi.