Anda di halaman 1dari 2

BAB III

EFEK LOKAL OBAT


EFEK OBAT PADA MEMBRAN DAN KULIT MUKOSA
PRINSIP
Zat-zat yang dapat menggugurkan bulu bekerja dengan cara memecah ikatan S-S
pada keratin kulit sehingga bulu mudah rusak dan gugur. Zat-zat korosis bekerja
dengan cara oksidasi, mengendapkan protein kulit, sehingga kuit atau membrane
mukosa akan rusak.
Fenol dalam berbagai pelarut akan menunjukkan efek obat local yang bebeda pula,
Karena koefisien partisi yang berbeda-beda dalam berbagai pelarut, zat-zat yang
bersifat astringen bekerja dengan cara mengkoagulasi protein, sehingga
permeabilitas sel-sel pada kulit yang dikenainnya akan menajdi turun, dengan
akibat menurunnya sensitifitas di bagian tersebut.
Prosedur
1. Efek menggugurkan bulu
a. Tikus terleih dahulu dikorbankan, lalu diambil kulitnya, keudian kulit dibuat
potongan masing-masing 2,5 x 2,5 cm dan diletakkan diatas kertas saring.
b. Ke atas potongan-potongan kulit ini diteteskan larutan obat yang
digunakan (vit cream) cukup dioleskan.
c. Setelah beberapa menit dengan batang pengaduk dilihat apakah ada bulu
yang gugur.
2. Efek korosis
a. Tikus yang sudah dikorbankan ususnya diambil, dipotong-potong
sepanjang 5 cm letakkan di atas kertas saring yang lembab, kemudian
diteteskan cairan-cairan obat.
b. Setelah 15 menit, cairan yang berlebihan pada potongan usus diserap
dengan kertas saring
c. Potongan-potongan kulit tikus yang baru diambil, direndam selama 15
menit dalam cairan-cairan obat.
d. Potongan-potongan kulit tersebut kemudian dibilas dengan air dan cairan
yang berlebihan diserab dengan kertas saring.
3. Efek local fenol dalam berbagai pelarut
a. Beaker gelas telah disiapkan diisi dengan larutan-larutan fenol.
b. Serentak dicelupkan empat jari tangan selama 5 menit ke dalam wadah
kaca tersebut.
c. Bila jai terasa nyeri sebelum 5 menit, segera jari diangkat dan dibilas
dengan etanol
4. Efek astrigen.
Mulut dibilas/dikumur dengan larutan tannin 1%
Prosedur

1. Semua mencit dicoba dulu respon haffner (ekor mencit di jepit dan dilihat
angkat ekor atau menit bersuara) dan hanya dipilih hewan-hewan yang
member respon
haffner negative, artinya hewan mengangkat
ekor/bersuara.
2. Hewan-hewan dikelompokkan dan, ditimbang dan diberi tanda.
3. Mencit dimasukkan kedalam silinder (kotak penahan mencit) dan hanya
ekornya yang dikeluarkan. Jumlah silinder disesuaikan dengan jumlah
mencit dari sau kelompok.
4. Ekor mencit dijepit pada jarak 0.5 cm dari pangkal ekor. Manifestasi rasa
nyeri di tunjukkan dengan reflex gerak tubuh mencit atau dengan suara
kesakitan. Respon demikian dicatat sebgai haffner negative.
5. Pda waktu t=0, masing-masing mencit dari kelompok yang sama disuntik.
Prokain HCI divena ekor, kelompok control hanya suntik larutan
pembawanya dengan cara penyuntikan yang sama.
6. Setelah waktu t=0 menit, masing-masing mencit diperiksa respon haffner;
dan selanjutnya dilakukan hal yang sama pada t=15 dan 20 menit.
7. Hasil pengamatan dicatat dalam sebuah table.
8.

Anda mungkin juga menyukai