PENDAHULUAN
Tahapan 2
Pada uji klinis tahapan 2, digunakan manusia
sebagai subyek penelitian. Berdasarkan
tujuannya tahapan ini dapat dibagi menjadi 4
fase, yaitu:
Fase I
Bertujuan untuk meneliti keamanan serta
toleransi pengobatan dengan mengikut
sertakan 20 100 orang subyek penelitian.
Fase II
Bertujuan untuk meneliti sistem atau dosis
pengobatan yang paling efektif, biasanya
dilaksanakan dengan mengikut sertakan
sebanyak 100 200 subyek penelitian
Fase
III
Bertujuan mengevaluasi obat atau cara
pengobatan baru dibandingkan dengan
pengobatan yang telah ada (Pengobatan
standar). Uji klinis yang banyak dilakukan
termasuk dalam fase ini. Baku emas uji klinis
fase III adalah uji klinis acak terkontrol.
Fase IV
Bertujuan mengevaluasi obat baru yang telah
dipakai di masyarakat dalam jangka waktu
yang relatif lama (5 tahun atau lebih). Fase ini
penting karena terdapat kemungkinan efek
samping obat timbul setelah lebih banyak
pemakai. Fase ini disebut juga sebagai uji
klinis pascapasar (post marketing)
2.
KELOMPOK
PERLAKUAN
SUBYEK
PENELITIAN
EFEK ?
KELOMPOK
KONTROL
EFEK ?
KELOMPOK
PERLAKUAN
SUBYEK
EFEK?
KELOMPOK
PERLAKUAN
EFEK?
KELOMPOK
KONTROL
EFEK?
KELOMPOK
KONTROL
EFEK?
LANGKAH LANGKAH
PELAKSANAAN DALAM UJI KLINIS
Terdapat 8 langkah dalam uji klinis, yaitu :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
2. Menentukan desain uji klinis yang sesuai
3. Menetapkan subyek penelitian
4. Mengukur variabel data dasar
5. Melakukan randomisasi
6. Melaksanakan perlakuan
7. Mengukur variabel efek
8. Menganalisa data
1. Menetapkan pertanyaan
penelitian dan hipotesis
Menuangkan desain uji klinis yang samarsamar menjadi menjadi rencana kegiatan
yang nyata tidak mudah, bahkan sangat
kompleks. Konsep awal yang berisi skema
umum,
memerlukan
penjabaran
lebih
spesifik. Rumusan masalah serta hipotesis
yang sesuai harus dituliskan, dengan
memperlihatkan hubungan antar variabel
yang diteliti.
2.
Menentukan Desain
3. Menetapkan Subyek
Penelitian
a. Menetapkan Populasi terjangkau
Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target
yang merupakan sumber subyek yang akan diteliti.
Karakteristik subyek harus sesuai dengan pertanyaan
penelitian dan efek yang diamati.
b. Menentukan Kriteria Pemilihan = Elegibility Criteria
Kriteria ini harus dijelaskan secara rinci sejak awal
perencanaan., oleh karena penting untuk menyusun
desain penelitian, pemilihan subyek, dan untuk
generalisasi ke dalam populasi. Kriteria pemilihan
terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi .
Kriteria
4. Melakukan Pengukuran
Variabel Data Dasar
Selain identitas pasien, sebelum dilakukan
randomisasi perlu pula dicatat data
demografis, klinis, dan laboratorium yang
relevan dengan pertanyaan penelitian. Data
klinis seperti umur, jenis kelamin, diagnosis,
dan lain-lain yang relevan dengan prognosis
harus dicatat, antara lain untuk melihat
kesetaraan pelbagai variabel di antara
kelompok setelah dlakukan randomisasi.
5.
Melakukan Randomisasi
Randomisasi
Randomization)
Sederhana
(Simple
Randomisasi Blok
Untuk menghindari ketidak seimbangan, dapat
dilakukan cara rando,isasi blok. Cara ini bertujuan
untuk membuat setiap kelompok mempunyai jumlah
subyek yang sebanding pada suatu saaat.
Randomisasi
dalam
Strata
(Stratified
Randomization)
Bila pada uji klinis terdapat faktor prognosis penting
yang akan mempengaruhi hasil penelitian, maka
perlu dilakukan stratifikasi prognosis. Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh sub kelompok (strata)
yang lebih homogen. Randomisasi dilakukan pada
setiap strata secara terpisah, kemudian subyek
terpilih digabungkan kembali dalam kelompok yang
sesuai. Cara melakukan randomisasi harus ditulis
baik pada usulan maupun pada laporan penelitian.
6.
Melakukan Intervensi
Jenis Ketersamaran
Uji klinis terbuka (openTrial).
Desain ini
seringkali dilakukan untuk
penelitian
pendahuluan,
yang
akan
dilanjutkan dengan desain acak tersama
berganda, atau apabila secara teknis
ketersamaran tidak mungkin dilaksanakan
(misal
studi
untuk
membandingkan
mastektomi sederhana plus radiasi dengan
mastektomi radial pada pengobatan kanker
payudara).
7.
8.
Menganalisis Data
Analisis data uji klinis harus dilaksanakan
dengan menggunakan uji statistik yang
sesuai, yang sudah ditulis dalam usulan
penelitian. Uji hipotesis yang akan digunakan
harus
pula
ditetapkan
sewaktu
merencanakan uji klinis.
Hal-hal yang perlu dipikirkan untuk uji
hipotesis adalah skala pengukuran, distribusi
sampel, besar sampel, jumlah kelompok,
serta jumlah variabel.